• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan Jakarta Selatan. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive karena SMA Ragunan merupakan sekolah pembinaan atlet yang memiliki fasilitas asrama sehingga terdapat penyelenggaraan makanan.

Cara Pengambilan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswa yang terdaftar di SMA Ragunan Jakarta Selatan. Siswa-siswa ini adalah calon atlet Indonesia yang sedang menerima pendidikan dan pembinaan. Contoh ditentukan secara purposive sampling dengan kriteria atau persyaratan bahwa contoh merupakan siswa SMA Ragunan Jakarta Selatan. Contoh merupakan siswa yang menerima pendidikan dan pembinaan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) dan juga dari Pemerintah DKI Jakarta di cabang taekwondo. Selain itu contoh tidak mengalami cidera dan tidak mempunyai masalah dengan pihak-pihak tertentu terutama institusi sekolah. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh jumlah contoh adalah 24 atlet taekwondo dari keseluruhan jumlah 33 atlet taekwondo dan semua contoh digunakan dalam penelitian ini.sembilan orang atlet drop out karena tidak memenuhi kriteria.Empat orang atlet bukan merupakan siswa SMA Ragunan, dan lima orang atlet tidak melakukan latihan secara rutin dan tidak melakukan tes kebugaran yang seharusnya dilakukan. Oleh karena itu dari 33 populasi yang ada, terpilih 24 orang yang dijadikan sebagai contoh.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan contoh dan menyebarkan kuesioner, serta melalui hasil test kebugaran (balke) yang dilakukan. Data primer ini meliputi data karakteristik contoh, data pengetahuan gizi, antropometri (berat badan dan tinggi badan), konsumsi pangan, dan tingkat kebugaran yang berupa hasil test balke (lihat Tabel 4). Data sekunder yang dibutuhkan meliputi gambaran umum sekolah tempat penelitian yaitu SMA Ragunan Jakarta Selatan, jumlah siswa untuk atlet taekwondo di SMA Ragunan Jakarta Selatan.

Tabel 4 Jenis dan cara pengumpulan data penelitian

No Jenis data Variabel Cara pengumpulan data

1 Karakteristik contoh

Antropometri contoh dan status gizi Jenis kelamin Usia Suku Keadaan sosial ekonomi keluarga Berat Badan Tinggi badan IMT/U Wawancara langsung dengan contoh

Berat badan diukur

dengan menggunakan timbangan injak

Tinggi badan diukur dengan menggunakan

microtouise dengan

ketelitian 0.1 cm IMT/U dihitung dengan

menggunakan WHO

anthroplus 2007

2 Pengetahuan gizi Pertanyaan

mengenai gizi dan gizi olahraga

Wawancara langsung

dengan contoh

3 Konsumsi pangan Kebiasaan makan

Konsumsi makan

Wawancara langsung

dengan responden

dengan menggunakan metode recall 2x 24 jam

4 Tingkat kebugaran Nilai VO2 max Hasil Tes Balke

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian olah secara statistik. Tahapan pengolahan data dimulai dari pengkodean (coding), pemasukan data (entry), pengecekan ulang (claening), dan analisis data. Tahapan pengkodean (coding) dilakukan dengan cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Kemudian data dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ada (entry). Setelah itu, dilakukan pengecekan ulang (cleaning) untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam pemasukan data. Tahapan terakhir adalah analisis data yang diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell 2007 dan Statistical Program Social Sciences (SPSS) versi 19.0. Hubungan antar variabel diuji dengan menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman.

Data karakteristik contoh diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan pertanyaan yang ada pada kuesioner. Data karakteristik ini pada akhirnya akan memberikan gambaran mengenai contoh.

Data antropometri contoh yang diukur berupa data tinggi badan dan berat badan yang digunakan untuk mengukur data status gizi dengan menggunakan IMT/U. Data berat badan diperoleh dengan melakukan penimbangan langsung

dengan menggunakan timbangan injak Bathroom Scale. Data tinggi badan diperoleh dengan mengukur tinggi badan secara langsung dengan menggunakan microtouise dengan skala pengukuran 0.1 cm. Data status gizi ditentukan berdasarkan data yang diperoleh yaitu usia contoh, berat badan, dan tinggi badan dengan parameter Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dengan menggunakan software WHO anthroplus 2007. Nilai indeks massa tubuh menurut IMT/U disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Kategori status gizi menuru IMT/U

Status gizi Kategori

Kurus -3 SD ≤ Z-score ≤ -2SD Normal -2 SD ≤ Z-score ≤ +1 SD At risk +1 SD ≤ Z-score ≤ +2 SD Gemuk +2 SD ≤ Z-score ≤+3 Obese Z-score ≥ +3 SD Sumber: Depkes 1996

Data pengetahuan gizi contoh yang diperoleh dengan memberikan keusioner sebanyak 25 pertanyaan tentang pangan dan gizi dinilai dengan cara jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0 sehingga total nilai sebesar 25. Persentase hasil dari nilai pengetahuan gizi contoh dibandingkan dengan persentase skor berdasarkan Khomsan (2000) yaitu rendah jika kurang dari 60% (<60%), sedang jika 60-80%, dan tinggi jka lebih dari 80% (>80%).

Data konsumsi pangan yang diperoleh dari hasilwawancara langsung dengan responden dengan menggunakan metode recall 2x 24 jamkemudian dikonversikan untuk menentukan zat gizi contoh yatu energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Data konsumsi pangan dihitung dengan menggunakan software nutrisurvey dan dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 2004).

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan:

KGij = Kandungan zat gizi –i dalam bahan makanan –j Bj = Berat makanan –j yang dikonsumsi

Gij = Kandungan zat gizi –i dalam 100 gram BDD bahan makanan –j BDDj = Bagian yang dapat dimakan dalam bahan makanan –j

Untuk menentukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) contoh digunakan rumus:

AKGI = (Ba/Bs) x AKG Keterangan:

AKGI = Angka kecukupan gizi contoh Ba = Berat badan aktual sehat (kg) Bs = Berat badan standar (kg)

AKG = Angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan Widya Karya Nasioanal Pangan dan Gizi (WKNPG 2004).

Kecukupan energi contoh diacu berdasarkan formula dari WKNPG tahun 2004 (Hardinsyah & Tambunan 2004). Data konsumsi pangan yang dieroleh dikonversikan untuk menentukan zat gizi contoh yang terdiri dari energi, protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zatbesi (Fe), vitamin A, dan Vitamin C dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Data tingkat kebugaran didapatkan dari pengukuran VO2 max, tingkat intensitas olahraga (skala borg), dan denyut jantung maksimum

Untuk vitamin dan mineral dihitung langsung dengan menggunakan angka kecukupan tanpa menggunakan AKGI. Selanjutnya tingkat kecukupan energi dan protein diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan menggunakan rumus.

TKG = (K/AKGI) x 100 TKG = Tingkat kecukupan zat gizi

K = Konsumsi zat gizi

AKGI = Angka kecukupan gizi contoh

Untuk menentukan kecukupan energi contoh digunakan formula WKNPG tahun 2004 (Hardinsyah dan Tambunan 2004). Formula yang digunakan yaitu.

Proses Estimasi AKE Remaja

AKE = (88.5 – 61.9U) + 26.7B (Akf) + 903TB + 25 AKE = Angka kecukupan energi (kkal)

U = Usia (tahun) B = Berat badan (kg)

%VO2 max = [((Jarak total yang ditempuh/15) – 133) x 0.172] + 33.3

Akf = Angka Kegiatan Fisik (untuk remaja sangat aktif) laki laki 1.42 dan wanita 1.31

TB = Tinggi badan (m)

Data tingkat kebugaran diperoleh dari pengukuran nilai VO2max. Data nilai VO2max yang diperoleh merupakan data primer yang dengan menggunakan data hasil Tes Balke contoh. Tes Balke dilakukan dengan cara contoh berlari terus menerus tanpa henti selama selang waktu 15 menit. Setelahselesai melakukan tes dihitung jarak yang telah ditempuh oleh contoh selama berlari 15 menit. Hasil perhitungan jarak tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan software perhitungan Tes Balke (Balke VO2 max calculator). Hasilperhitungan jarak yang telah ditempuh contoh juga dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.

Uji Statistik yang digunakan pada penelitian ini antara lain

1. Hubungan antara pengetahuan gizi contoh dengan tingkat kecukupan energy diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson

2. Hubungan antara usia contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson

3. Hubungan antara tinggi badan contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson

4. Hubungan antara berat badan contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson

5. Uji beda antara Nilai VO2 Max atlet laki-laki dengan atlet perempuan diuji dengan uji beda Independent Sample test

6. Hubungan antara status energi contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Spearman

7. Hubungan antara tingkat kecukupan gizi contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson

Definisi Operasional

Contoh adalah siswa SMA Ragunan Jakarta Selatan kelas I, II, III, yang merupakan atlet taekwondo.

Atlet adalah siswa yang memiliki keahlian di bidang olahraga taekwondo dan memiliki prestasi di bidang olahraga taekwondo.

Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan konsumsi dari rata-rata zat gizi makro maupun zat gizi mikro terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2004) yang dinyatakan dalam persen.

Konsumsi gizi adalah jumlah zat gizi yang dikonsumsi tubuh setelah mengonsumsi pangan.

Konsumsi pangan adalah jumlah pangan tunggal atau beragam yang dikonsumsi oleh contoh.

Antropometri adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian status gizi secara langsung yaitu tinggi badan, berat badan.

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh contoh yang diakibatkan oleh konsumsi, absorbs, dan penggunaan zat gizi yang ditentukan melalui Indek Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan dikelompokkan menjadi 5 kategori: Kurus= -3SD≤Z-score≤-2SD, Normal= -2SD≤Z-score≤+1SD, At Risk= +1SD≤Z-score≤+2SD, Gemuk= +2SD≤Z-score≤+3SD, Obesitas= Z-score >+3SD.

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani atau kebugaran fisik.

Pengetahuan gizi contoh adalah pengetahuan gizi contoh yang diukur dengan cara menanyakan pertanyaan mengenai gizi secara umum dan pertanyaan mengenai gizi atlet.

Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-haritanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait