• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) tepatnya di Kota Balige. Kabupaten Tobasa ini berada di titik 2006’- 2045’ LU dan 98010’- 99035’ BT. Motto Kota Balige ini adalah Tappakna do Rantosna, Rimni

Tahi do Gogona. Luas Kota Balige ini 3.124,40 km2 dengan jumlah penduduknya 168.596 orang (tahun 2005). Alasan peneliti memilih kota ini karena di kota ini peneliti mempunyai banyak kenalan untuk memperoleh data. Pencarian data dilakukan berdasarkan faktor keakraban hubungan antara peneliti dan informan.

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2009. Untuk memperoleh data-data yang menggambarkan penggunaan prefiks oleh masyarakat Balige adalah dengan cara menyimak pembicaraan mereka dan ikut serta dalam percakapannya.

Batas wilayah Kota Balige ini adalah sebagai berikut : Sebelah utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.

Sebelah selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humban Hasundutan. Sebelah barat : Kabupaten Samosir dan Danau Toba.

Sebelah timur : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kumpulan sumber data yang akan diteliti. Dalam

benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat di Kota Balige yaitu 168.596 orang. Karena sumber datanya terlalu banyak, tidak mungkin dikaji atau dianalisis secara menyeluruh. Untuk itu peneliti harus mengambil beberapa sampel dari sekian populasi yang tersedia.

Sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang dapat mewakili seluruh populasi (Ritonga, 2005 : 134). Dengan meneliti sebagian dari populasi, kita mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Jadi, sampel adalah bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar (KBBI, 2005 : 991).

Pengambilan sampel ini hanya sebagian dari jumlah populasi di atas yaitu sekitar sepuluh sampai lima belas orang. Pengambilan sampel ini berdasarkan kemampuan narasumber memberikan data yang diperlukan kepada peneliti.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data lisan dan data tulisan. Metode dan teknik pengumpulan data yang sesuai perlu diperhatikan. Di dalam penelitian ini metode yang penulis pakai adalah metode cakap dan metode simak.

Metode cakap adalah metode yang berupa percakapan dan terjadi kontak antara peneliti selaku peneliti dengan penutur selaku narasumber. Metode ini menggunakan teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya yaitu dengan teknik pancing, sedangkan teknik lanjutannya dengan teknik cakap semuka. Teknik pancing merupakan percakapan yang dilakukan dengan cara pemancingan.

Teknik pancing ini harus memperhatikan faktor keakraban hubungan antara peneliti dan informan sebelum dilakukan kegiatan pemancingan data. Si peneliti harus cerdik agar dapat memancing kemauan seseorang untuk berbicara dengan menggunakan bahasa Batak Toba, untuk mempermudah mendapatkan informasi. Teknik cakap semuka dilakukan dengan percakapan langsung, tatap muka, atau bersemuka; jadi lisan. Percakapan langsung harus dikenali oleh si peneliti dan diarahkan sesuai dengan kepentingannya, untuk memeperoleh data selengkap- lengkapnya (Sudaryanto, 1993 : 137).

Metode simak adalah metode yang dilakukan dengan menyimak pengguna bahasa. Metode ini menggunakan teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya yaitu dengan teknik sadap, sedangkan teknik lanjutannya dengan teknik simak libat cakap. Penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Peneliti harus cerdik menyimak apa yang diucapkan oleh si penutur satu orang maupun banyak orang. Teknik simak libat cakap dapat dilakukan pertama-tama dengan berpartisipasi dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan. Jadi, si peneliti terlibat langsung dalam dialog.

Menurut Nazir (1988 : 111), untuk mendapatkan data tulisan digunakan studi pustaka yakni dengan mencari buku-buku yang menjadi sumber data yang berhubungan dengan objek kajian (dalam hal ini data-data yang berkaitan dengan prefiks). Untuk memperkuat kebenaran dari data yang diperoleh maka harus menggunakan metode kepustakaan.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam penganalisisan data, metode yang digunakan memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun metode yang digunakan, yaitu metode padan dan metode agih.

Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993 : 13). Metode padan menggunakan daya pilah yang bersifat mental, yaitu kemampuan mental peneliti untuk menentukan data-data dan mengolahnya dengan menggunakan teknik pilah unsur penentu. Untuk mengetahui makna prefiks digunakan teknik referensial yang berfungsi untuk menentukan referen sebuah kata, yaitu dengan cara membandingkan referen sifat dengan hal pokok berdasarkan daya pilah yang dimiliki oleh peneliti dan daya pilah yang melekat pada referen tersebut. Misalnya bentuk /mar-/ pada marmotor ‘mengendarai’ dan

marobuk ‘berambut’ berasal dari bentuk dasar yang berkelas nomina motor

‘mobil’ dan obuk ‘rambut’. Untuk mengetahui kapan prefiks itu bermakna ‘mengendarai’ dan ‘mempunyai’ harus mengacu kepada bendanya, atau dengan melihat komponen arti bentuk dasar yang dilekati oleh prefiks tersebut. Dapat diketahui bahwa makna ‘mengendarai’ terjadi apabila bentuk dasar yang berkelas nomina itu mengacu kepada jenis kendaraan, dan makna mempunyai terjadi apabila bentuk dasar yang berkelas nomina itu mengacu kepada jenis anggota tubuh.

Metode agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik yang digunakan adalah teknik ganti. Teknik ganti

digunakan untuk mengganti unsur tertentu yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud.

Untuk mengetahui morfofonemik dalam bahasa Indonesia digunakan teknik ganti.

Contoh :

/ber-/ + runding → berunding /ber-/ + diskusi → berdiskusi

Begitu juga dalam bahasa Batak Toba, untuk mengetahui morfofonemik dalam bahasa Batak Toba maka digunakan teknik ganti.

Contoh :

/par-/ + rimas ‘marah’ → parrimas ‘pemarah’ /par-/ + muruk ‘marah’ → parmuruk ‘pemarah’ /maN-/ + tanom ‘tanam’ → mananom ‘menanam’ /maN-/ + suan ‘tanam’ → manuan ‘menanam’

Dokumen terkait