• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Penelitian Perlakuan

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Jenis hormon yang digunakan adalah 17a- metiltestosteron dengan empat level dosis yang diinjeksikan dengan cara implant. Adapun dosis yang digunakan yaitu 50, 100, dan 150 µg/kg bobot tubuh ikan dan hormon LHRH-a sebanyak 25 µg/kg bobot tubuh ikan, serta satu perlakuan dengan pelet tanpa hormon sebagai kontrol (placebo), dengan perlakuan sebagai berikut :.

Perlakuan I : dosis 17a- metiltestosteron 0 µg + LHRH-a 0 µg (kontrol) Perlakuan II : dosis 17a- metiltestosteron 50 µg + LHRH-a 25 µg Perlakuan III : dosis 17a- metiltestosteron 100 µg + LHRH-a 25 µg Perlakuan IV : dosis 17a- metiltestosteron 150 µg + LHRH-a 25 µg

Sampel

Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah calon induk ikan belida (Notopterus chitala) berukuran antara 0,2-0,3 kg dengan panjang antara 20-35 cm (Lampiran 1) yang berasal dari petani pengumpul d i daerah Depok, Jawa Barat. Jumlah ikan yang digunakan sebanyak 26 ekor. Untuk melihat kondisi awal telur ikan maka dilakukan dengan cara dibedah.

Waktu

Implantasi dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan dosis adalah dosis perlakuan dalam satu bulan. Untuk mengetahui respons dari masing- masing perlakuan terhadap konsentrasi hormon estradiol-17β dan testosteron dalam plasma darah maka dilakukan pengambilan sampel setiap 10 hari selama empat bulan.

Variabel yang D itera

Bobot ikan, diameter telur, kandungan testosteron serta estradiol-17ß dalam plasma darah.

PertumbuhanGonadik

Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad secara kuantitatif dilakukan pengukuran indeks gonad somatik (IGS). IGS ditentukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Effendie (1997), yaitu ;

Wt

IGS = --- x 100% W

dengan :

IGS = indeks gonad somatik (%) Wt = bobot gonad (g)

W = bobot ikan (g)

Bahan Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah calon induk ikan belida betina mempunya i ukuran berat 0,2 – 0,3 kg sebanyak 26 ekor.

Pelet Implant

Hormon yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17a- metiltestosteron, produksi Argent Chemical Company St. Louis, USA. Hormon analog Luteinizing Hormon Releasing Hormon (LHRH-a) buatan Argent Laboratories Inc. Philipine. Kedua hormon tersebut kemudian dibuat dalam bentuk pelet atau butiran berdiameter 1 mm dan panjang 3 mm dengan menggunakan campuran bahan-bahan kimia yang terdiri atas tepung kolesterol, larutan alkohol 50% dan mentega coklat.

Pakan

Pakan yang akan digunakan adalah ikan segar dan ikan hidup denga n pemberian secara ad libitum. Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari.

Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati serta metode pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.

16

Tabel 3. Variabel dan alat ukur yang digunakan

No Parameter Alat/cara pengukuran

1 Profil hormon Radioimunoassay (RIA)

2 Diameter telur Mikroskop dengan micrometer

3 O2 terlarut DO meter

4 Suhu Termometer

5 pH pH meter

6 Amoniak Spektrofotometer

7 Alkalinitas Titrasi jingga metal

8 Bobot ikan Timbangan

Pengukuran Konsentrasi Hormon dalam Darah

Prosedur pengukuran konsentrasi hormon estradiol-17ß dan testosteron dalam darah dilakukan denga n cara sebagai berikut :

Pengambilan sampel darah dilakukan pada bagian pangkal ekor sebanyak 1 ml (Lampiran 2) dengan menggunakan spuit yang berheparin, kemud ian dimasukkan ke dalam tabung polietilen dan disentrifuse selama 5 menit pada kecepatan 10.000 rpm. Selanjutnya plasma darah diambil dan dimasukkan ke dalam tabung polietilen baru. Kandungan hormon estradiol-17β dan testosteron pada plasma diukur dengan mempergunakan Radio Immuno Assay. Alat dan cara kerja radio immuno assay seperti pada Lampiran 3 dan 4.

Persiapan Ikan Uji

Ikan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah calon induk ikan belida yang dibeli dari petani dan telah diadaptasikan. Berat rata-rata calon induk ikan belida adalah antara 0,2 – 0,3 kg sebanyak 26 ekor. Ikan yang telah diseleksi kemudian dimasukan ke dalam akuarium pemeliharaan. Masing-masing akuarium diisi satu ekor ikan yang mewakili satu unit percobaan. Pakan yang diberikan adalah ikan segar dan ikan hidup.

Kondisi awal gonad dari ikan yang digunakan diketahui dengan cara membedah 2 ekor ikan sampel (Lampiran 5). Jumlah sampel ikan tiap-tiap perlakuan adalah satu ekor mewakili satu perlakuan.

Pelet Implant Berhormo n

Pelet implant berhormon yang akan digunakan dirancang oleh Cholik et al. (1990) (Lampiran 6).

Wadah Pemeliharaan

Wadah penelitian yang akan digunakan untuk pemeliharaan ikan adalah akuarium dengan ukuran 60 x 40 x 40 cm yang dilengkapi dengan sistem resirkulasi dan ditutup dengan plastik berwarna gelap serta suhu dipertahankan antara 28–31 0C. Jumlah akuarium yang digunakan sebanyak 24 buah. Setiap akuarium diisi ikan sebanyak satu ekor yang mewakili satu unit ulangan dalam percobaan. Pada akuarium ditempatkan juga paralon dengan diameter 4 inci sepanjang 20 cm sebagai tempat berlindung ikan.

Tabel 4. Parameter kualitas air rata-rata wadah selama percobaan Parameter Suhu pH O2 CO2 Alk NH3 No Wadah Waktu (°C) - (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) 1 Ak1 Pagi 26,9 6,72 4,59 6,40 17,13 0,325 Siang 28,9 6,70 4,09 6,03 18,53 0,323 2 Ak2 Pagi 27,5 6,63 4,91 6,38 15,80 0,329 Siang 28,1 6,62 4,87 6,32 16,97 0,320 3 Ak3 Pagi 27,5 6,64 4,91 5,98 15,15 0,248 Siang 27,9 6,69 4,77 6,06 17,70 0,305 4 Ak4 Pagi 27,4 6,63 4,84 6,77 16,23 0,313 Siang 28,8 5,98 4,45 6,78 11,81 0,140 5 F1 Pagi 27,6 6,64 4,94 7,02 16,55 0,307 Siang 28,1 6,69 4,78 6,77 17,19 0,302 6 F2 Pagi 27,4 6,66 4,82 6,60 16,60 0,333 Siang 28,1 6,61 4,67 8,00 17,01 0,324 Pemberian Pakan

Selama penelitian ikan yang dipelihara diberi pakan pakan ikan segar dua kali sehari secara ad libitum. Pemberian pakan dilakukan yaitu pagi dan sore.

18

Sampling

Untuk melihat perkembangan ikan yang dipelihara dilakukan sampling setiap 10 hari sekali. Sampling yang dilakukan meliputi penimbangan bobot ikan, pengambilan sampel darah untuk analisa profil hormon.

Implantasi Hormon

Implantasi pelet berhormon dilakukan setiap satu bulan sekali secara intramuscular dengan pelet yang sudah mengandung hormon 17a- metiltestosteron dan LHRH-a (Lampiran 7). Dosis implan adalah dosis perlakuan selama satu bulan.

Pengumpulan Data Bobot Tubuh

Bobot tubuh diukur dengan menggunakan timbangan. Penimbangan dilakukan pada awal penelitian, setiap sepuluh hari sampai akhir penelitian. Penimbangan dilakukan pada semua perlakuan dan ulangan.

Telu r

Perkembangan telur dilakukan pengamatan setiap dua bulan sekali pada setiap perlakuan diambil contoh sebanyak satu ekor untuk dibedah dan dilihat kondisi telurnya. Kemudian diukur diameternya di bawah mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer pada pembesaran 40 kali, selanjutnya dilakukan sebaran frekuensi berdasarkan kelas ukuran diameter telur yang dibagi menjadi beberapa kelas ukuran. Jumlah telur yang diambil dan diukur diameternya minimal 30 butir pengambilan telur sebanyak tiga tempat yaitu depan tengah dan belakang. Untuk melihat posisi inti telur dilakukan dengan histologi.

Darah

Kandungan hormon testosteron dan estradiol-17ß dalam plasma darah diukur pada awal penelitian sebelum diberi perlakuan, selanjutnya diukur setiap 10 hari sekali selama penelitian Pengambilan contoh darah dilakukan pada semua unit percobaan, dengan volume darah yang diambil sebanyak 1 ml tiap ekor. Pengambilan darah dilakukan pada bagian belakang diatas sirip anal.

Analisa Data

Untuk mengetahui pengaruh pemberian hormone 17a- metiltestosteron dan LHRH-a terhadap konsentrasi hormon testosteron dan estradiol-17ß di dalam plasma darah, rata-rata diameter telur dan IGS dilakukan uji analisis (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 99% dan 95%. Sedangka n perkembangan gonad pada setiap perlakuan dianalisis secara deskriptif.

Dokumen terkait