• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Waktu dan Tempat

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilaksanakan pada

bulan Maret-Agustus 2013. Pada tahap awal, dilakukan adaptasi Macaca

fascicularis sebagai hewan coba, kultivasi biomassa probiotik E. faecium IS-

27526 serta menyiapkan pakan selama pengujian. Pemeliharaan dan perlakuan serta pengukuran berat badan, profil lipid dan CRP monyet ekor panjang dilakukan di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Lodaya Bogor. Aktivasi dan kultivasi probiotik dilakukan di laboratorium Mikrobiologi PAU IPB serta Fakultas Teknobiologi Universitas Atmajaya. Pembuatan pakan monyet dilaksanakan di PT. Carmelitha Lestari Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan antara lain yaitu kultur E. faecium IS-27526, bahan-

bahan kultivasi probiotik (MRSBroth, yeast extract, glukosa, KH2PO4, K2HPO4,

C2H3NaO2, (NH4)2HPO4, MgSO4, MnSO4, agar, Potato Dextrose Agar (PDA), VRBA, MRSA, susu skim) dan bahan pembuatan pakan (tepung daging, tepung kepala lele dan minyak ikan lele, tepung ubi jalar, isolat kedelai, butter, telur dan gula). Minyak ikan yang digunakan telah melalui proses pemurnian terlebih dahulu. Bahan yang digunakan untuk pengambilan darah dan analisis profil lipid adalah sampel plasma darah dan reagen test dari PT. Rajawali Nusindo.

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah peralatan untuk kultivasi

biomassa probiotik dan analisis mikrobiologi meliputi; shaker-incubator,

fermentor, laminar flow, inkubator, autoklaf, mikropipet, bunsen, tabung reaksi,

timbangan, cawan petri, centrifuge. Untuk pembuatan pakan diperlukan hand-

blender, sendok, timbangan digital, panci. Pengukuran berat badan menggunakan

timbangan digital. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan darah jarum suntik, tabung EDTA, alkohol dan plester. Alat untuk analisis profil lipid adalah pipet mikro, eppendorf, sentrifuge dan alat analisis darah.

Jumlah dan cara pengambilan sampel

Setiap perlakuan menggunakan 3 ekor monyet (unit percobaan), sehingga keseluruhan menggunakan 9 ekor monyet. Pengambilan sampel 9 ekor digunakan rumus Federer yaitu :

(T-1) (n-1) > 15  (3-1) (n-1) > 15 (3-1) (n-1) > 15  2n > 15+2 = 17 n = 9

Seharusnya jumlah sampel setiap kelompok adalah 9 ekor sehingga jumlah keseluruhan hewan coba 27 ekor. Akan tetapi yang dilakukan pada penelitian hanya sepertiga dari jumlah seharusnya yaitu 3 ekor tiap kelompok (9 ekor jumlah

keseluruhan) sehingga dikategorikan pilot study. Pengelompokan MEP dilakukan

secara acak sehingga rata-rata berat badan antar kelompok cenderung sama.

Alur Penelitian

Penelitian ini fokus pada penggunaan produk pakan fungsional dari tepung

dan minyak ikan lele dan probiotik pada monyet ekor panjang (Macaca

fascicularis). Hewan yang digunakan dalam penelitian ini 9 ekor monyet ekor

panjang betina usia tua (10-15 tahun, ditentukan berdasarkan dentisi) hasil penangkaran Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-Institut Pertanian Bogor (PSSP LPPM-IPB) dengan bobot

badan berkisar antara 2–4 kg. Parameter yang diamati adalah perubahan BB,

profil lipid, dan CRP. Kadar lipid darah yang diukur meliputi kadar kolesterol

total, trigliserida, HDL dan LDL. Seluruh monyet ekor panjang (Macaca

fascicularis) yang digunakan bebas dari penyakit tuberkulosis dan simian

retrovirus (SRV). Seluruh perlakuan yang melibatkan hewan percobaan dilakukan

berdasarkan Ethical Clearance yang telah ditentukan dan disetujui Komisi

Kesejahteraan Hewan Laboratorium PSSP IPB (ACUC) dengan nomor P.01.13- IR. Alur penelitian disajikan pada Gambar 6. Tahap penelitian terdiri dari tiga bagian, yaitu masa persiapan bahan intervensi, masa adaptasi dan masa perlakuan.

Persiapan bahan

Persiapan bahan intervensi terbagi atas beberapa tahap antara lain: pembuatan biomassa probiotik E.faecium IS-27526, uji viabilitas probiotik, dan pembuatan pakan untuk hewan coba.

1. Persiapan stok probiotik

Probiotik yang digunakan pada penelitian adalah strain E. faecium IS-27526

yang diisolasi dari dadiah, susu fermentasi asal Sumatera Barat. Biomassa probiotik digunakan sebagai stok kultur yang akan dicampurkan pada pakan. Pembuatan stok probiotik dimulai dari tahap aktivasi dan kultivasi menggunakan medium MRS-Broth, fermentasi dalam fermentor 10 liter selama 22 jam pada suhu 370C pada kondisi anaerobik. Hasil kultivasi selanjutnya di sentrifus pada

suhu 40C selama 20 menit untuk memperoleh biomassa E. faecium IS-27526.

Biomassa kemudian dipindahkan ke falcon tube dan dibekukan dengan N2 cair

kemudian disimpan dalam freezer. Diagram alir pembuatan stok biomassa

probiotik disertakan pada Lampiran 1.

2. Uji Viabilitas Probiotik

Analisis mikrobiologi dilakukan untuk mengetahui viabilitas probiotik dan cemaran. Analisis viabilitas juga dilakukan setiap 2 minggu selama penelitian untuk mengetahui kelayakan jumlah bakteri probiotik yang dicampurkan pada pakan. Cara kerja uji mikrobiologi diuraikan pada Lampiran 2.

3. Pembuatan pakan untuk hewan coba

Pakan yang diberian pada penelitian ini adalah pakan aterogenik. Tujuan pemberian pakan aterogenik untuk memicu kondisi tidak normal pada profil lipid

dan CRP MEP sehingga dapat dilihat pengaruh minyak ikan dan probiotik dalam melakukan proteksi. Masing-masing perlakuan diberikan pakan aterogenik (tepung kuning telur) 0,1% (20 gram). Formula dasar yang digunakan adalah modifikasi formula biskuit yang diperkaya tepung ikan lele dan isolat protein formula terbaik hasil formulasi Kusharto et al. (2012). Berikut komposisi pakan ketiga jenis perlakuan (Tabel 7).

Tabel 7 Komposisi pakan formulasi

Jenis Bahan Jumlah bahan (gram)

Pakan A1 Pakan A2 Pakan A3

Gula 125 125 125

Telur 50 50 50

Tepung Kepala Ikan Lele - 7.5 7.5

Tepung Badan Ikan Lele 25 17.5 17.5

Tepung Kedelai 50 50 50

Tepung Terigu 75 75 75

Tepung Ubi Jalar 75 75 75

Butter (BOS) 150 150 75

Minyak Ikan Lele - - 75

Tepung kuning telur 20 20 20

Probiotik - 108 cfu/g 108 cfu/g

Ket: (-) tidak diberikan.

Pada komposisi pakan formulasi di atas terdapat perbedaan pakan A1, A2 dan A3 pada tepung kepala ikan lele, minyak ikan lele dan probiotik yang diberikan. Pada pakan A1 tidak diberikan penambahan tepung kepala ikan lele. Tepung kepala ikan lele mengandung mineral yang tinggi terutama kalsium, sehingga diharapkan dapat melihat efek pemberian tepung kepala terhadap kalsium darah MEP yang pada penelitian ini tidak diamati. Pada pakan A2 dilakukan penambahan probiotik, sedangkan pada pakan A3 dilakukan penambahan probiotik dan minyak ikan lele. Minyak ikan lele diberikan sebagai substitusi terhadap butter.

Masa adaptasi

Tahap persiapan pada penelitian utama adalah menyiapkan hewan coba. Hal yang pertama dilakukan adalah mengkarantina hewan selama 45 hari untuk memberikan waktu adaptasi. Hewan yang diujicobakan didatangkan dengan terlebih dahulu telah di ovariektomi. Tujuan ovariektomi adalah menghentikan fase bulanan pada MEP sehingga menjadi simulasi wanita lanjut usia (menopause) pada manusia. Hewan dikandangan dalam kandang individu yang ditempatkan pada posisi agar antar individu berinteraksi secara audiovisual. Minum diberikan

ad libitum dan makanan berupa pakan perlakuan diberikan 120 kal/kg bobot

badan/hari.

Kandang yang digunakan adalah kandang individu stainless steel (squeeze

back cage) untuk mempermudah dalam pemeliharaan dan pengendalian. Kandang

harus dibuat dengan konstruksi yang kuat untuk mencegah kerusakan disebabkan monyet itu sendiri. Jenis kandang perlu dilengkapi tempat peristirahatan yang agak tinggi dengan bentuk memadai memberi keleluasaan hewan coba untuk

bergerak (Sajuthi 1993). Kandang dengan ukuran 0,6 x 0,6 x 0,9 m dapat dilihat dalam Gambar 5.

Gambar 5 Kandang individu hewan coba

Peletakan kandang dibuat dalam bentuk satu sama lain individu masih dapat saling melihat dan mendengar. Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988) hewan coba tidak boleh dikandangkan sendirian dan terpencil karena akan menimbulkan suatu bentuk cekaman yang mengganggu proses tingkah laku dan fisiologi normal. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum berupa mangkuk yang terbuat dari logam anti karat dan air minum

disediakan ad libitum, ditempatkan pada ruang tertutup dan bersih serta dilengkapi

dengan lampu, keran air, selang air, alat kebersihan dan house fan.

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) betina usia tua pada saat

adaptasi kandang diberikan pakan komersial buatan Bangkok dengan merk

dagang monkey chow sebanyak 50-80 g/hari. Monkey chow berbentuk pakan

padat, kering dan agak keras dengan kandungan energi dan protein yang tinggi. Setelah adaptasi kandang selama 30 hari, dilakukan adaptasi pakan dimana pakan

monkey chow dikombinasikan dengan pakan intervensi.

Masa perlakuan

Pada masa perlakuan, ketiga kelompok hewan akan diberi pakan yang berbeda. Kelompok pertama diberikan pakan kontrol/standar. Pakan standar

merupakan pakan dengan komposisi formula terpilih dari penelitian Kusharto et

al. 2012). Kelompok ke dua akan diberikan pakan tepung lele dengan probiotik.

Kelompok ke tiga diberikan pakan tepung lele yang ditambah dengan minyak ikan lele dan probiotik.

A1 = pakan standar

A2 = pakan standar + probiotik

A3 = pakan standar + probiotik + minyak lele

Pakan diberikan dalam bentuk pelet sebanyak 100 gram/hari diberikan dua kali untuk pagi dan siang. Pertimbangan jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan energi monyet ekor panjang 120 Kalori/kg BB (Bennet et al. 1996). Pada masa perlakuan dilakukan penimbangan berat badan (BB), pengambilan darah untuk menganalisis profil lipid dan CRP MEP.

Metode Pengukuran Parameter

Hewan disedasi pada awal penelitian dan setiap 4 minggu dengan ketamin HCl 10% (10 mg/kg bobot badan) secara intramuskuler untuk tujuan penimbangan dan pengambilan sampel darah. Bobot badan ditimbang dengan timbangan digital. Darah diambil dari vena femoralis sebanyak 3 ml dalam tabung dengan antikoagulan EDTA. Alat yang digunakan adalah alat analisis darah merek

Nihon Kohden Celltax. Sampel darah digunakan untuk analisis kolesterol plasma

(mg/dL), trigliserida (mg/dL), kolesterol HDL (mg/dL), dan kolesterol LDL (mg/dL). Pengukuran total kolesterol plasma, trigliserida, kolesterol HDL dan kolesterol LDL menggunakan prinsip enzimatik kolorimetrik.

Pengukuran kadar kolesterol total

Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan dengan uji kolorimetrik

enzimatis dengan metode CHOD-PAP menggunakan test kit yang dikeluarkan PT.

Rajawali Nusindo. Kolesterol ditentukan setelah proses hidrolisis dan oksidasi

secara enzimatis. Indikator quinoneimine terbentuk dari hasil reaksi antara

hidrogen peroksida dan 4-aminophenezone dengan adanya fenol dan perosidase. Prinsip reaksi:

Kolesterol ester + H20 kolesterol + asam lemak Kolesterol + O2 kolesterol-3-one + H202

2H2O2 + 4-aminophenazone + phenol quinoneimine + 4H20 dimana:

CHE = kolesterol esterase CHO = kolesterol oksidase Konten dan komposisi reagen:

R1 4x100 ml reagen enzim

Buffer fosfat (pH 6.5) 100 mmol/l

4-aminophenazone 0.25 mmol/l Fenol 5 mmol/l Peroksidase > 5 KU/l Kolesterolesterase > 150 U/I Kolesteroloksidase > 100 U/I Natrium Azide 0.05 % 2 3 ml Standar

Kolesterol 200 mg/dl atau 5.17 mmol/l Pengukuran

Panjang gelombang 500 nm, Hg 546 nm

Suhu 250C atau 370C

Prinsip Membandingkan sampel dengan blanko.

CHE CHO

Tabel 8 Skema pengukuran kadar kolesterol total

Pipetkan ke kuvet Blanko Sampel/Standar

Sampel/standar R1 - 1000 µl 10 µl 1000 µl

Campurkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 250C atau 5 menit pada suhu

370C. Lakukan pengukuran absorban sampel/standar bandingkan dengan blanko.

Hasil akan keluar secara otomatis dalam satuan mg/dl.

Pengukuran kadar kolesterol HDL

Pengukuran kadar kolesterol HDL menggunakan test kit kolesterol merek,

dari PT Rajawali Nusindo. Kilomikron, VLDL (very low density lipoprotein) dan

LDL (low density lipoprotein) diendapkan dengan penambahan asam

fosfotungstat dan magnesium klorida. Sesudah dilakukan sentrifugasi, cairan supernatan yang mengandung fraksi HDL digunakan untuk analisis kolesterol HDL dengan test kit kolesterol.

Konten, komposisi reagen:

R1 4x80 ml bahan endapan

Asam fosfotungstat 0.55 mmol/l Magnesium klorida 25.00 mmol/l

2 Standar kolesterol

Kolestero 50.00 mg/dl

atau 1.29 mmol/l

Persiapan reagen

1. Endapan untuk semi-mikro assays

Cairkan bahan pada R1 dengan 20 ml air destilata atau 4 botol R1 dengan 1 bagian air destilata (4+1).

Tabel 9 Skema pengukuran I kadar HDL Kolesterol

Pipetkan ke kuvet Makro Semi-mikro

Sampel R1 (Tanpa pencampuran) R1 (dengan pencampuran) 500 µl 1000 µl --- 200 µl --- 500 µl Campurkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang. Sentrifus selama 2 menit pada 10000 g, atau 10 menit pada 4000 g.

Setelah dilakukan sentrifugasi pisahkan supernatan dari endapan dan lanjutkan untuk pengukuran dengan test kit kolesterol.

2. Penetapan kolesterol-HDL

Tabel 10 Skema pengukuran II kadar HDL Kolesterol

Pipetkan ke kuvet Blanko Standar Sampel

Air Destilata Standar Supernatan HDL 100 µl --- --- 1000 µl --- 100 µl --- 1000 µl --- --- 100 µl 1000 µl

Campurkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 370C atau 10 menit pada suhu

250C. Ukur absorbansi sampel dan standar bandingkan dengan blanko. Hasil

Pengukuran kadar trigliserida

Pengukuran kadar trigliserida dilakukan dengan uji kolorimetrik enzimatis dengan metode GPO-PAP menggunakan test kit dikeluarkan oleh PT Rajawali Nusindo. Trigliserida ditentukan setelah hidrolisis enzimatis dengan lipase. Indikator quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroksida, 4-aminoantipyren dan 4-klorofenol dibawah pengaruh katalisis dari peroksidase.

Prinsip reaksi:

Trigliserida gliserol + asam lemak

Gliserol + ATP gliserol-3-fosfat + ADP Gliserol-3-fosfat O2 dihidroksiaseton-fosfat + H202

H2O2 + 4-aminoantypirene + 4-klorofenol quinoneimine + HCl + 2H20

Konten, komposisis reagen:

R1 4x100 reagen enzim

Larutan buffer :

Buffer pH 7.5 50 mmol/l

4-klorofenol 5 mmol/l

4-aminoantipirine 0.25 mmol/l

Ion magnesium 4.5 mmol/l

ATP 2 mmol/l

Lipase ≥ 1.3 U/ml

Peroksidase ≥ 0.5 U/ml

Gliserol Kinase ≥0.4 U/ml

Gliserol-3-fosfat oksidase 0.05 mmol/l

2 3 ml standar Trigliserida 200 mg/dl atau 2.28 mmol/l Pengukuran Panjang gelombang 500 nm, Hg 546 nm Suhu 250C atau 370C

Prinsip Bandingkan sampel dengan blanko.

Tabel 11 Skema pengukuran kadar Trigliserida

Pipetkan ke kuvet Blanko Sampel/Standar

Sampel/standar R1 - 1000 µl 10 µl 1000 µl

Campurkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 250C atau 5 menit pada suhu

370C. Lakukan pengukuran absorban sampel/standar bandingkan dengan blanko.

Hasil akan keluar secara otomatis dalam satuan mg/dl. Lipase

GK

GPO

Penetapan Kadar Kolesterol LDL

Kadar kolesterol LDL dihitung dari konsentrasi kolesterol total, kolesterol HDL dan Trigliserida dengan menggunakan persamaan berikut:

Kolesterol LDL= Total Kolesterol - HDL - Trigliserida mg/dl 5

Pengukuran CRP

Tujuan analisis CRP adalah untuk mengetahui adanya infeksi kerusakan jaringan atau inflamasi. CRP merupakan protein khusus yang disintesis hati sebagai respon terhadap peradangan yang terjadi pada pembuluh darah. Metode yang digunakan pada uji ini adalah metode kualitatif. Prinsip pengujian adalah aglutinasi pasif terbalik dimana latex dilapisi antibodi CRP dan yang dideteksi adalah antigen CRP dalam serum dengan kadar tinggi, aglutinasi terlihat dalam 2 menit.

Bahan : Serum

Reagen : Latex (suspense polysterin latex)

Cara kerja : Masukkan 50 mikro liter serum ke dalam test slide, tambahkan

satu tetes suspense, campurkan suspense dengan cara digoyang. Putar test slide selama dua menit lihat aglutinasi yang terjadi. Interpretasi hasil:

Hasil positif = aglutinasi kasar; positif lemah= aglutinasi halus; hasil negatif = tidak ada aglutinasi.

Gambar 6 Alur tahap penelitian

Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Faktorial (RAF) dengan 2 faktor yaitu faktor A (jenis pakan) dan faktor B (lama waktu intervensi).

Model matematika dari rancangan ini adalah:

Yijk = µ + Ai+ Bj + ABij + єijk

Keterangan:

Yijk : Pengamatan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k

µ : Rataan umum

Ai : Pengaruh faktor A pada taraf ke-i

Bj : Pengaruh faktor B pada taraf ke-j

Abij : Interaksi antara Faktor A dengan Faktor B

Pembuatan stok

biomassa E. faecium

IS-27526

Pembuatan pakan lele ditambah minyak dan

probiotik Masa Adaptasi

Macaca fascicularis

selama 45 hari

Pemberian pakan

pada Macaca selama

90 hari

Penimbangan berat badan pada titik 0,30,60 dan 90 hari Pengambilan darah untuk mengukur: 1. Profil lipid 2. CRP Pada titik 0, 30, 60 dan 90 hari. Pengujian viabilitas dan kemurnian probiotik setiap minggu selama 90 hari.

Analisis Data

Analisis mikrobiologi probiotik, konsumsi dan CRP ditabulasi dan disajikan secara deskriptif, pengaruh perlakuan terhadap berat badan dan profil lipid monyet ekor panjang dianalisis dengan uji statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Analisis statistik dilakukan pada masing-masing parameter pengamatan, yaitu total berat badan, kolesterol, LDL, trigliserida dan HDL monyet ekor panjang sesuai dengan titik pengamatan. Jika terdapat hubungan dan pengaruh yang nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.

Dokumen terkait