• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dilaksanakan mulai dari bulan Juni sampai Agustus 2017. Penelitian tahap pertama yaitu proses pembuatan silase pakan komplit berbahan dasar limbah jagung yang bertempat di Laboratorium Biologi Ternak Universitas Sumatera Utara. Penelitian tahap kedua yaitu analisa kandungan nutrisi (analisis proksimat) di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Dipenogoro, Semarang.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Bagian pertama adalah hijauan yang terdiri atas limbah tanaman jagung (batang dan daun tanaman jagung). Bagian kedua adalah konsentrat yang terdiri dari dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kedelai dan tepung ikan. Bagian ketiga adalah aditif yang terdiri dari molasses, mineral, urea dan juga probiotik MOIYL.

Dan bagian keempat adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses analisis proksimat.

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin chopper, alat press hidrolik, baskom, plastik untuk silo berdiameter 25cm, timbangan, serta alat-alat laboratorium untuk menganalisis kandungan Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Lemak Kasar (LK), Serat Kasar (SK), dan Abu.

Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam peneltian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 4x3 dengan 3 ulangan. Adapun susunan nya adalah sebagai berikut :

Faktor A = berbagai dosis probiotik MOIYL.

A0 = Tanpa probiotik MOIYL A1 = 1% probiotik MOIYL A2 = 3% probiotik MOIYL A3 = 5% probiotik MOIYL Faktor B = Lama inkubasi (fermentasi)

L1 = 7 hari fermentasi L2 = 14 hari fermentasi L3 = 21 hari fermentasi

Adapun ulangan di dapatkan dari rumus : a.b (r-1) ≥ 15 3.4 (r-1) ≥ 15 12r – 4 ≥ 15 12r ≥ 15 + 4 r ≥ 20 / 12

r ≥ 1,58 r ≥ 2 = 3 Adapun metode linier yang digunakan adalah

Yij = μ + αі + βi + εijk

Keterangan :

Yij = Hasil pengamatan yang diperoleh kombinasi perlakuan penambahan inokulum ke-Idan lama penyimpanan ke-j

μ = Rata – rata nilai sesungguhnya

αi = Pengaruh perlakuan dosis inokulum ke - i βi = Pengaruh lama penyimpanan ke – j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi perlakuan ke – i dan ke - j

ԑijk = Pengaruh galat perlakuan ke – i dan ke – j pada satuan percobaan

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama yaitu tahap pembuatan Probiotik Moiyl dan tahap kedua yaitu pembuatan silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung yang difermentasi dengan menggunakan probiotik MOIYL hingga pengujian kandungan nutrisi (analisis proksimat) silase tersebut.

Tahap Pertama (pembuatan Probiotik MOIYL)

Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pembuatan probiotik MOIYL adalah sebagai berikut ;

1. Mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam proses pembuatan probiotik MOIYL) menggunakan beberapa bahan antara lain dengan air steril 1,5 liter sebagai pelarut, dedak padi sebanyak 3 %, urea 1%, pupuk SP 36 0,5 %, tepung ikan 1%, terasi 0,5%, gula merah 1,5%, molases 1,5%, inokulum campur 10 %.

2. Semua bahan dimasukkan kedalam jerigen ukuran 5 liter, dilakukan pengguncangan agar semua bahan tercampur, lalu ditutup menggunakan plastik dan diikat karet gelang.

3. Melakukan pengecekan terhadap probiotik MOIYL tersebut mulai dari hari ke 1 (pertama) hingga hari ke 7 (tujuh). Apabila plastik mengembang dan jerigen mulai menggembung maka bisa dikatakan bahwa proses fermentasi telah terjadi dan terdapat gas didalamnya atau mikroorganisme yang akan diaktifkan bekerja. Maka dari itu, tutup jerigen harus di buka untuk membuang gas yang ada didalam jerigen setiap harinya. Untuk menghindari jerigen yang semakin lama semakin menggembung.

4. Probiotik MOIYL siap digunakan setelah masa fermentasi 7 hari (1 minggu).

Tahap kedua Pembuatan silase pakan komplit berbasis limbah jagung

Tahap-tahap yang dilakukan pada proses pembuatan silase adalah sebagai berikut;

1. Mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan silase pakan komplit. Seperti limbah tanaman jagung, konsentrat yang terdiri dari bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung ikan, dedak padi, molases, urea, mineral serta Probiotik MOIYL yang akan digunakan. Dan juga sedikit air untuk melarutkan molases. Berikut susunan bahan pakan pembuatan silase pakan komplit yang dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Susunan Bahan Pakan Pembuatan Silase Pakan Komplit

Laboratorium Ilmu Nutrisi danPakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2001), f).

Laboratorium Ilmu Makanan Ternak JurusanPeternakan FP USU, Medan (2000), dan g).

Puastuti dan Mathius (2008).

2. Limbah tanaman jagung yang telah dipanen jagungnya, di ambil 10 cm dari permukaan tanah. Kemudian di chopper dengan ukuran 3 – 5 cm. Setelah itu, di angin anginkan sebentar untuk mengurangi kadar air limbah tanaman jagung tersebut. Timbang semua bahan seperti limbah jagung, dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepungikan, urea, mineral dan molases.

Limbah jagung dimasukkan kedalam plastik, lalu ditambahkan dengan pakan tambahan seperti, dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung ikan, urea, mineral dan molases.

3. Menambahkan probiotik MOIYL kedalam plastik silo yang telah berisikan semua bahan (limbah tanaman jagung, dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung ikan, urea, mineral dan molasses) dengan dosis 0 %, 1%, 3%

dan 5% sesuai perlakuan. Diaduk hingga merata lalu diikat, kemudian dilapisi dengan plastik kedua untuk mencegah kebocoran selama proses fermentasi.

Kemudian sampel diifermentasi selama waktu sesuai perlakuan (7 hari, 14 hari, dan 21 hari).

4. Limbah tanaman jagung yang sudah menjadi silase kemudian di uji kandungan nutrisi nya dengan melakukan pengujian Analisis Proksimat yang bertujuan untuk mengetahui kandungan Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Lemak Kasar (LK), Serat Kasar (SK), dan Abu.

Parameter Penelitian

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kandungan nutrisi silase pakan komplit yang berbasis limbah tanaman jagung (batang dan daun) yang difermentasi dengan menggunakan mikroorganisme lokal (Probiotik MOIYL) berdasarkan analisis proksimat sebagai berikut :

1) Kadar Air atau Bahan Kering (BK)

Sampel seberat 1-2 gr diletakkan dalam cawan yang sudah ditimbang beratnya. Lalu dimasukkan kedalam ovendengan suhu 105 oC selama kurang lebih 3 jam. Setelah itu sampel di dinginkan didalam desikator selama 1 jam lalu ditimbang. Penimbangan tersebut dilakukan sebanyak tiga kali dengan selang waktu 1 jam sekali dan kemudian di rata-ratakan untuk mendapatkan hasil yang konstan. Bahan kering dihitung dengan menggunakan rumus :

(Berat C + S sebelum oven) – (Berat C + S setelah di oven)

% KA = x100%

Berat sampel awal

% BK = 100% - % KA

Keterangan : KA = Kadar Air BK = Bahan Kering C = Cawan porselin S = Sampel

2) Protein Kasar (PK)

Dalam pengujian kandungan protein kasar terdapat tiga tahap yang dilakukan yaitu ;

a. Tahap destruksi

Sampel ditimbang seberat 0.05 gr. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 1 gr selenium, 2.5 ml H2S04 dan 3 tetes H2O2. Bahan-bahan yang telah dicampurkan di destruksi hingga bening, pengatur panas pada alat destruksi diputar dengan skala 2 hingga mencapai skala 10. Sampel yang telah di destruksi kemudian diencerkan menggunakan H2O (aquades) sebanyak 50 ml dan dikocok. Kemudian dimasukkan kedalam botol kjehdahl sebanyak 10 ml.

b. Tahap destilasi

Pada tabung kjehdahl yang berisi 10 ml sampel tersebut kemudian ditambahkan penolphtalen 3 tetes dan NaOH 50% sampai larutan menjadi merah.

Pada erlemenyer dimasukkan asam borax (H3BO3) 3% sebanyak 5 ml, kemudian ditambahkan cairan aquades sebanyak 25 ml serta indicator mix 2 tetes. Kedua tabung yang telah berisi larutan tersebut di pasangkan pada alat destilasi kejhdahl kemudian di destialasi hingga larutan erlemenyer bertambah menjadi 150 ml dan destilasi dihentikan kemudian erlemnyer dikeluarkan untuk di titrasi.

c. Tahap titrasi

Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan HCl 0.1 N sampai warna larutan erlemenyer berubah warna menjadi pink dan dihitung dengan blanko (0.05). Perhitungan kadar protein adalah sebagai berikut :

Volume HCl x N HCl x 14,01 x 6,25 x FP

% Protein = x 100%

Berat sampel

Keterangan : FP = Faktor Pengenceran 3) Serat Kasar (SK)

Prinsip dari analisis serat kasar yaitu ekstraksi, contoh dengan menggunakan asam dan basa untuk memisahkan serat kasar dan bahan lainnya.

Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan atau pertanian setelah diperlakukan dengan asam dan alkali mendidih yang terdiri dari selulosa dengan sedikit lignin dan pentose. Sampel yang akan diukur dihaluskan terlebih dahulu sehingga dapat melalui saringan diameter 1 mm dan diaduk merata.

Sebanyak 1 gr sampel dimasukkan ke dalam beaker glass, kemudian ditambahkan 150 ml H2SO4 1,25% yang mendidih dan didihkan selama 30 menit dan sekali-sekali digoyang-goyang. Kemudian dipasang corong penghisap yang telah dilapisi kertas saring ke vacump pump, kemudian rebusan sampel dituangkan dan membiarkan air rebusan diserap habis. Setelah itu dicuci dengan air panas 100 ml, diambil sampel dan dimasukkan ampasnya ke dalam beaker glass dan ditamabahkan 150 ml NaOH 1,25%. Kemudian direbus denga skala tinggi sampai mendidih kemudian diturunkan skala perebusannya dan dibiarkan selama 30 menit.

Kemudian dipasang corong penghisap yang telah dilapisi kertas saring ke vacump pump. Dituang rebusan sampel dan biarkan rebusan air diserap habis,

setelah itu dicuci dengan air panas 100 ml, ethanol 20 ml dan terakhir dengan diethyl ether 20 ml. Diambil residu sampel beserta kertas saringnya dan

dimasukkan kedalam cawan porselin. Cawan porselin dimasukkan ke dalam oven 105 oC selama 12 jam. Kemudian dimasukkan kedalam desikator lebih kurang 1 jam lalu ditimbang. Setelah itu dipijarkan ke dalam tanur dengan suhu 600 oC

selama 8 jam sampai putih (menjadi abu). Kemudian dimasukkan kembali ke dalam desikator selama 1 jam lalu ditimbang. Kadar serat kasar dapat diperoleh nilainya dengan rumus sebagai berikut :

B – (A+C)

% Serat Kasar = X 100%

Berat sampel

Keterangan : A = Berat kertas saring (gr)

B = Berat kertas saring + berat sampel (gr) C = Berat Abu (gr)

4) Lemak Kasar (LK)

Sampel seberat 2 gr dimasukkan ke dalam kertas saring dan dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah di timbang berat tetapnya dan disambungkan dengan tabung soxhlet. Labu lemak dimasukkan ke dalam esktraktor tabung soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak. Tabung ekstraksi dipasangkan pada alat destilasi soxhlet, lalu dipanaskan pada suhu 40 oC dengan menggunakan pemanas listrik selama 16 jam. Pelarut lemak yang ada didalam labu destilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi, pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan hingga tidak kembali ke dalam labu, selanjutnya labu lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 oC, setelah itu labu didinginkan dalam desikator. Perhitungan kadar lemak dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

C - B

% Kadar Lemak = X 100%

A

Keterangan : A = Berat sampel (gr)

B = Berat labu lemak tanpa lemak (gr) C = Berat labu lemak dengan lemak (gr) 5) Kadar Abu

Sampel seberat 2 gr dimasukkan ke dalam cawan porselin yang sudah ditimbang beratnya. Kemudian cawan porselin yang berisikan sampel dimasukkan ke dalam tanur yang bersuhu 600 oC selama 8 jam hingga proses pengabuan sempurna. Setelah lebih kurang 8 jam dan sampel telah menjadi abu, sampel dikeluarkan dari tanur dan didinginkan di dalam desikator selama 1 jam. Sampel ditimbang sebanyak 3 kali masing-masing setiap 1 jam sekali dan dirata-ratakan untuk mendapatkan hasil yang konstan. Kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

(Berat C + S setelah tanur) – (Berat C kosong)

% KAb = X 100%

Berat sampel awal

Keterangan : KAb = Kadar Abu C = Cawan porselin S = Sampel bahan Analisis Data

Data yang diperoleh dari analisis proksimat kemudian dilakukan uji sidik ragam (ANOVA). Jika perlakuan memperlihatkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan (Gasprez, 1994).

30

Dokumen terkait