Kandungan Bahan Kering Silase Pakan Komplit berbasis Limbah Jagung Hasil analisis kandungan bahan kering dari silase pakan komplit berbasis limbah jagung yang di fermentasi menggunakan berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama fermentasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Persentase kandungan bahan kering silase pakan komplit berbasis limbah jagung (Zea mays).
Probiotik „‟MOIYL‟‟ Lama Fermentasi (Hari) Rataan L1 (7) L2 (14) L3 (21)
A0 (Tanpa MOIYL) 46.84AA 45.35AA 44.28AB 45.49 A1 (1% Probiotik MOIYL) 42.46BA 44.12AA 34.17BB 40.25 A2 (3% Probiotik MOIYL) 41.23BA 39.36BA 32.96BB 37.85 A3 (5% Probiotik MOIYL) 38.59AC 36.61AC 31.58BA 35.59
Rataan 42.28 41.36 35.74
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01)
Hasil analisis keragaman (Lampiran 4) menunjukkan bahwa adanya interaksi antara penambahan berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama fermentasi yang berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap kandungan bahan kering silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung. Hal ini menunjukkan adanya sinergi positif antara berbagai dosis probiotik MOIYL dan lama fermentasi dalam meningkatkan kualitas kandungan bahan kering silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung.
Rata-rata bahan kering silase yang dihasilkan selama proses fermentasi silase pakan komplit dengan penambahan berbagai dosis probiotik MOIYL dan lama fermentasi yang berbeda dapat digambarkan dalam histogram 1 berikut ini :
0
Dari gambar histogram di atas dapat dilihat bahwa penambahan berbagai dosis Probiotik MOIYL dan lamanya waktu fermentasi menunjukkan adanya penurunan bahan kering pada silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung. Semakin lama waktu fermentasi dan semakin tinggi dosis penambahan probiotik MOIYL maka akan semakin rendah pula bahan kering yang terkandung pada silase. Terbukti pada perlakuan A3L3 (5% MOIYL dan 21 hari fermentasi) memiliki kandungan bahan kering terendah yaitu 31.58% jika dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
Silase yang baik, memiliki kadar air hijauan sebesar 60%–70%. Hal ini dimaksudkan agar kandungan karbohidrat terlarut air bahan tinggi, sehingga BAL dapat tumbuh dengan baik menghindari pertumbuhan jamur dan mikroba merugikan yang dapat menurunkan protein kasar (PK) selama ensilasi (Nishino et al., 2003). Peningkatan level aditif diduga memacu aktivitas mikroba dalam mengolah karbohidrat menjadi gluksosa dengan cara melepaskan panas dan uap air fermentasi sehingga menyebabkan produksi air juga meningkat. Semakin tinggi air yang dihasilkan selama ensilase, maka kehilangan BK semakin meningkat.
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mugiawati (2013) yang menunjukkan bahwa penambahan jenis additive dan penambahan bakteri asam laktat yang lebih banyak akan menghasilkan kadar air yang lebih banyak pula, karena bakteri asam laktat dapat memecah ikatan karbohidrat untuk diubah menjadi glukosa, uap air dan panas.
Kandungan Protein Kasar Silase Pakan Komplit berbasis Limbah Jagung Hasil analisis kandungan protein kasar dari silase pakan komplit berbasis limbah jagung yang di fermentasi menggunakan berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama fermentasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 8 berikut :
Tabel 8. Persentase kandungan Protein Kasar Silase Pakan Komplit Berbasis Limbah Jagung (Zea Mays).
Probiotik„‟MOIYL‟‟ Lama Fermentasi (Hari) Rataan L1 (7) L2 (14) L3 (21)
A0 (Tanpa MOIYL) 6.76aa 7.69aa 7.32aa 7.25
A1 (1% Probiotik MOIYL) 7.73ba 8.77aa 8.24ab 8.24 A2 (3% Probiotik MOIYL) 8.65ba 9.20ab 8.56bc 8.78 A3 (5% Probiotik MOIYL) 8.49ba 8.10ab 7.43ab 7.88
Rataan 7.90 8.44 7.79
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang berbeda nyata (P<0.05)
Hasil analisis keragaman (Lampiran 5) menunjukkan adanya interaksi yang nyata (P<0.05) antara perlakuan pemberian berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama fermentasi terhadap kandungan protein kasar silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung.
Rata-rata tinggi protein kasar silase yang dihasilkan selama proses fermentasi dengan penambahan berbagai dosisi MOIYL dan lama fermentasi yang berbeda dapat dilihat gambar histogram 2 berikut ini :
0
Dari gambar histogram diatas dapat dilihat bahwa protein kasar silase pakan komplit yang ditambahkan berbagai dosis probiotik MOIYL mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan probiotik MOIYL. Peningkatan kandungan protein kasar menunjukkan bahwa dosis berkolerasi positif dengan kandungan substrat. Kandungan protein kasar tertinggi terdapat pada pada perlakuan A2L2 (3% dosis MOIYL dan lama fermentasi 14 hari) yaitu 9.20% dan kandungan protein kasar terendah terdapat pada perlakuan A0L1 (0% dosis MOIYL dan lama fermentasi 7 hari) yaitu 6.76%.
Penambahan inokulum bakteri asam laktat terbukti mampu meningkatkan kadar protein kasar pada silase limbah tanaman jagung (Zea Mays). Meningkatnya kandungan protein kasar dikarenakan bakteri asam laktat itu sendiri sebenarnya merupakan sumber protein, sehingga pada saat ensilase bakteri akan melepaskan binding protein yang kemudian dikoneversi menjadi Protein Available. Hal ini
sejalan dengan pernyataan Yunilas et al (2014) yang menyatakan bahwa peningkatan kadungan protein kasar disebabkan mikroba dapat menggunakan jaringan substrat untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan mikroba yang tinggi dapat menghasilkan kandungan protein kasar yang tinggi, juga dikarenakan jarigan komposisi tubuh mikroba itu sendiri adalah protein.
Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Islamiyati (2013) yang menyimpulkan bahwa inkubasi jerami jagung yang diinokulasi fungi Trichoderma sp selama 2 minggu (14 hari) dapat meningkatkan kandungan
protein kasar serta menurunkan bahan organik.
Peningkatan kadar protein kasar mengalami puncak peningkatan pada lama fermentasi 14 hari lalu menurun pada lama fermentasi 21 hari. Terjadinya puncak peningkatan protein kasar diduga karena jumlah gula atau karbohidrat terlarut yang terkandung dalam silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung pada lama fermentasi 14 hari cukup tinggi sehingga digunakan sebagai sumber energi bagi mikroba untuk bertumbuh dan berkembang. Dengan bertambahnya jumlah mikroba maka protein yang dihasilkan pun akan meningkat sesuai dengan pendapat Singh (2009) yang menerangkan bahwa sifat penting dari mikroba bakteri asam laktat adalah kemampuannya untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat dan bakteri tersebut merupakan penyumbang protein asal mikroba.
Penurunan kandungan protein kasar yang terjadi pada lama fermentasi 21 hari diduga karena semakin tinggi dosis probiotik MOIYL sebagai aditif maka aktivitas mikroba semakin tinggi, sehingga terjadi kompetisi antar mikroba dalam memanfaatkan kandungan nutrisi yang terdapat didalam substrat untuk bertahan hidup (Mutmainnah dkk, 2015). Sejalan dengan pernyataan Hamdat (2010) bahwa mikroba yang masih hidup didalam pertumbuhannya menggunakan zat makanan yang ada dalam media sehingga semakin lama fermentasi maka suplai zat makanan yang ada dalam media semakin berkurang yang kemudian menyebabkan pertumbuhan mikroba menjadi tidak optimal seiring dengan lamanya waktu
fermentasi. Pertumbuhan mikroba yang tidak optimal menyebabkan peningkatan kandungan protein kasar yang terjadi juga menjadi tidak optimal.
Kandungan Serat Kasar Silase Pakan Komplit berbasis Limbah Jagung Kandungan serat kasar dari silase pakan komplit berbasis limbah jagung yang di fermentasi menggunakan berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama fermentasi yang berbeda dapat dilihat pada tabel 9 berikut :
Tabel 9. Persentase kandungan Serat Kasar Silase Pakan Komplit Berbasis Limbah Jagung (Zea Mays).
Probiotik „‟MOIYL‟‟ Lama Fermentasi (Hari)
L1 (7) L2 (14) L3 (21) Rataan A0 (Tanpa MOIYL) 14.98 13.33 15.59 14.63tn A1 (1% Probiotik MOIYL) 15.32 12.94 15.25 14.50tn A2 (3% Probiotik MOIYL) 14.28 11.47 15.20 13.65tn A3 (5% Probiotik MOIYL) 13.04 12.31 16.30 13.88tn
Rataan 14.41B 12.51A 15.58B
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yangsama menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0.01)
Hasil analisis keragaman (Lampiran 6) menunjukkan bahwa tidak adanya interaksi antara perlakuan penambahan berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama nya waktu fermentasi (P>0.05) terhadap kandungan serat kasar silase pakan komplit berbasis limbah jagung. Penambahan berbagai dosis probitoik MOIYL tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan kandungan serat kasar silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung (P>0.05), akan tetapi lama fermentasi menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01).
Rata-rata presentase serat kasar silase yang dihasilkan selama proses fermentasi dengan penambahan berbagai dosis Probiotik MOIYL dan lama fermentasi yang berbeda dapat digambarkan dalam histogram berikut ini :
0
Dari gambar histogram dapat dilihat bahwa terjadi trend penurunan serat kasar pada lama fermentasi 14 hari dan meningkat kembali pada lama fermentasi 21 hari.
Penurunan kandungan serat kasar selama proses fermentasi pada silase pakan komplit disebabkan karena terjadinya penguraian yang dilakukan oleh mikroba selama proses fermentasi. Mikroba yang saling bersinergi mempercepat terjadi pelonggaran ikatan lignoselulosa akibat terjadinya peningkatan aktivitas enzim yang dihasilkan selama proses fermentasi. Sejalan dengan pernyataan Yunilas et al. (2013), yang menyatakan bahwa penurunan kandungan serat kasar yang terjadi dikarenakan aktifitas mikroba selama proses fermentasi yang menghasilkan berbagai macam enzim seperti enzim selulosa, enzim xilanase, dan juga enzim pendegradasi lignin yang saling bersinergi dalam mendegradasi serat.
Proses fermentasi silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung (Zea Mays) telah mencapai titik optimal pada lama fermentasi 14 hari sehingga
pada lama inkubasi 21 hari tidak terjadi penurunan kandungan serat kasar yang berarti mikroba telah mencapai perkembangan yang optimal dengan substrat yang tersedia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Advena (2014), bahwa lama
inkubasi silase pakan lengkap menggunakan probiotik menunjukkan terjadinya penurunan kandungan serat kasar pada inkubasi selama 15 hari.
Bakteri asam laktat akan menghentikan pertumbuhannya akibat kehabisan gula untuk berlangsungnya proses fermentasi. Kemungkinan bakteri telah memasuki fase stabil (stationary phase). Pada fase ini jumlah bakteri cenderung konstan karena kandungan nutrien pada substrat mulai berkurang. Jumlah bakteri asam laktat sangat berpengaruh nyata terhadap penurunan serat kasar dari silase pakan komplit. Jika jumlah bakteri asam laktat kecil, maka gula-gula sederhana yang dikonversi ke asam organik pun akan kecil sehingga kemampuan asam organik dalam mendegradasi komponen serat terutama selulosa dan hemiselulosa menjadi lebih kecil (Pratiwi dkk. 2015).
Kandungan Lemak Kasar Silase Pakan Komplit berbasis Limbah Jagung Hasil analisis kandungan lemak kasar dari silase pakan komplit berbasis limbah jagung yang di fermentasi menggunakan berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama fermentasi yang berbeda dapat dilihat pada tabel 10 berikut :
Tabel 10. Persentase kandungan Lemak Kasar Silase Pakan Komplit Berbasis Limbah Jagung (Zea Mays).
Probiotik „‟MOIYL‟‟ Lama Fermentasi (Hari) Rataan L1 (7) L2 (14) L3 (21)
A0 (Tanpa MOIYL) 1.20aa 1.83ab 1.95aa 1.66 A1 (1% Probiotik MOIYL) 1.37ba 1.75ba 1.63aa 1.58 A2 (3% Probiotik MOIYL) 1.61ba 2.36bb 2.49ab 2.15 A3 (5% Probiotik MOIYL) 0.37ba 0.58ca 1.58bb 0.84
Rataan 1.14 1.63 1.91
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda yang nyata (P <0.05)
Hasil analisis keragaman (Lampiran 7) menunjukkan adanya interaksi yang nyata (P<0.05) antara penambahan berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama fermentasi terhadap kandungan lemak kasar silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung.
Rata-rata presentase kadar lemak kasar silase pakan komplit berbasis limbah jagung yang difermentasi dengan berbagai dosis penambahan MOIYL dan berbagai lama waktu fermentasi dapat digambarkan dalam histogram berikut ini :
0
Dari gambar histogram diatas dapat dilihat bahwa kandungan lemak kasar tertinggi terdapat pada A2L3 (3% MOIYL dengan lama fermentasi 21 hari), yaitu 2.490%. Dan kandungan lemak kasar terendah terdapat pada A3L1 (5% MOIYL dengan lama fermentasi 7 hari), yaitu sebesar 0.370%.
Meningkatnya kandungan lemak kasar mengindikasikan adanya sintesis asam lemak didalam limbah jagung tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Hafizh (2016) yang menunjukkan kandungan lemak kasar compled feed berbahan dasar ampas sagu pada pemeraman 0 hari yaitu 1.84% dan kemudian meningkat pada pemeraman 7 hari yaitu 2.27%. Peningkatan kandungan lemak terjadi karena adanya sintesis asam lemak di dalam ampas sagu tersebut. Hasil penguraian
karbohidrat dalam proses fementasi dapat menghasilkan asam–asam lemak, sehingga kadar lemak dalam bahan yang difermentasi dapat meningkat.
Dari gambar histogram diatas dapat dilihat juga terjadi penurunan kandungan lemak kasar yang kemungkinan disebabkan oleh terpecahnya ikatan kompleks menjadi trigliserida menjadi ikatan-ikatan yang lebih sederhana antara lain dalam bentuk asam lemak dan alkohol. Hal ini sesuai dengan pendapat Amrullah (2003) bahwa kandungan lemak kasar dari bahan pakan terdiri dari ester gliserol, asam-asam lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak sehingga mudah menguap.
Lemak sangat penting dalam makanan, dimana lemak dibutuhkan sebagai sumber asam-asam lemak esensial dan sebagai sumber energi. Karena kadar energinya tinggi, maka lemak dapat menambahkan energi makanan tanpa menambah volume terlalu banyak (Tillman, et all, 1991).Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Bobot energi yang dihasilkan per gram lemak adalah 2,25 kali lebih besar daripada karbohidrat dan protein. 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kalori (Suharjo dan Clara, 1992) Kandungan Abu Silase Pakan Komplit berbasis Limbah Jagung
Hasil analisis kandungan kadar abu dari silase pakan komplit berbasis limbah jagung yang di fermentasi dengan menggunakan probiotik MOIYL dengan lama fermentasi dan dosis probiotik yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 11 berikut :
Tabel 11. Persentase kandungan Kadar Abu Silase Pakan Komplit Berbasis Limbah Jagung (Zea Mays).
Probiotik „‟MOIYL‟‟ Lama Fermentasi (Hari) Rataan L1 (7) L2 (14) L3 (21)
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05)
Hasil analisis keragaman (lampiran 8) menunjukkan bahwa adanya interaksi yang nyata (P<0.05) antara penambahan berbagai dosis probiotik MOIYL dengan lama fermentasi terhadap kadar abu silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung.
Rata-rata persentase kadar abu silase pakan komplit berbasis limbah jagung yang difermentasi dengan berbagai dosis penambahan MOIYL dan berbagai lama waktu fermentasi dapat digambarkan dalam histogram berikut ini
:
Berdasarkan gambar histogram diatas dapat dilihat bahwa perlakuan penambahan berbagai dosis Probiotik MOIL dengan berbagai lama waktu fermentasi mengalami peningkatan dan penurunan kadar abu. Kadar abu terendah
terdapat pada perlakuan A3L2 yaitu 4,55% dan kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan A3L1 yaitu 5.91%.
Penurunan kadar abu yang terjadi dikarenakan dalam proses fermentasi ensilase akan terjadi penurunan bahan organik akibat dari aktivitas mikroba dalam mendegradasi bahan organik (subsrat). Penurunan kadar abu yang terjadi mengidientifikasikan bahwa mikroba tidak begitu aktif dalam mendegradasi bahan organik sehingga menyebabkan peningkatan bahan organik pada perlakuan A3L2. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Setyowati et al. (2014) yang menyatakan bahwa semakin sedikit bahan organik yang terdegradasi, maka relatif semakin sedikit juga terjadinya penurunan kadar abu secara proporsional, sebaliknya semakin banyak bahan organik yang terdegradasi maka relatif semakin banyak juga terjadinya peningkatan kadar abu secara proporsional.
Penurunan kadar abu juga mengidentifikasikan terjadinya peningkatan kandungan bahan organik substrat. Bahan organik mengandung zat-zat makanan yang cukup penting, yaitu protein, lemak dan karbohidrat serta vitamin. Oleh karena itu, kehilangan bahan organik berarti akan kehilangan juga zat-zat nutrien yang cukup penting. Menurut Church dan Pond (1995), dipandang dari segi nutrisi jumlah besarnya kadar abu tidak begitu penting, namun dalam analisis proksimat data abu diperlukan untuk menghitung atau mengukur nilai BETN (bahan ekstrak tanpa N).
Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Analisis Proksimat
Rekapitulasi rata-rata hasil analisis proksimat silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung yang difermentasi menggunakan Probitik Moiyl dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :
Tabel 12. Hasil Rekapitulasi Rata-Rata Analisis Proksimat
Perlakuan Kadar Air Protein Kasar Serat Kasar Lemak Kasar Kadar Abu
A0L1 46.84 6.76 14.98 1.20 5.70
A1L1 42.46 7.73 15.32 1.37 4.84
A2L1 41.23 8.65 14.28 1.61 5.58
A3L1 38.59 8.49 13.04 0.37 5.91
A0L2 45.35 7.69 13.33 1.83 5.09
A1L2 44.12 8.77 12.94 1.75 4.78
A2L2 39.36 9.20 11.47 2.36 5.37
A3L2 36.61 8.10 12.31 0.58 4.55
A0L3 44.28 7.32 15.59 1.95 5.29
A1L3 34.17 8.24 15.25 1.63 4.74
A2L3 32.96 8.56 15.20 2.49 4.86
A3L3 31.58 7.06 16.30 1.58 5.32
43
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penambahan berbagai dosis probiotik MOIYL berpengaruh nyata terhadap bahan kering, protein kasar, lemak kasar dan abu, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap serat kasar silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung
2. Hasil terbaik dari silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung dalam penelitian ini didapatkan pada perlakuan dengan penggunaan probiotik MOIYL sebesar 3% dan lama fermentasi 14 hari.
Saran
1. Bagi para akdemisi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata antara penambahan berbagai dosis Probiotik MOIYL dengan berbagai lama waktu fermentasi terhadap kandungan serat kasar silase. Maka masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut bagi yang ingin melanjutkannya.
2. Bagi para peternak
Pemanfaatan silase pakan komplit berbasis limbah tanaman jagung dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternatif bagi ternak khususnya ternak ruminansia.
44