• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Februari 2010.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih 6 varietas jagung turunan pertama hasil selfing dari penelitian sebelumnya sebagai objek pengamatan, pupuk (Urea, KCl, TSP) sebagai pupuk dasar, amplop cokelat, plastik transparan dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Adapun alat-alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah lahan, gembor untuk menyiram tanaman, meteran untuk mengukur lahan dan tinggi tanaman, timbangan analitik untuk menimbang bobot biji, kalkulator untuk menghitung data dan alat tulis untuk mencatat data serta alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 6 varietas jagung hasil selfing turunan pertama yaitu:

V1 : Harapan V4 : Sukmaraga V2 : Sadewa V5 : Antasena V3 : Bisma V6 : Kalingga

Jumlah ulangan : 4 ulangan Jumlah plot dalam blok : 6 plot Jumlah plot : 24 plot Jumlah tanaman perplot : 3 tanaman Jarak tanaman : 70 cm X 20 cm Jumlah tanaman sampel per plot : 3 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 72 tanaman Luas plot : 100 X 100 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier aditif sebagai berikut :

ij j i ij =µ+α +β +ε Υ i = 1,2,3,4 j = 1,2,3,4,5,6 Dimana : ij

Υ : hasil pengamatan perlakuan ke-i dalam ulangan ke-j

µ : nilai rata-rata i

α : efek ulangan ke-i j

β : efek perlakukan ke-j ij

ε : error dari blok ke-i varietas ke-j

Data hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf α = 5%.

Keragaman Genetik

Keragaman dihitung setelah terlebih dahulu menghitung varians fenotip (σ2

f) dan varians genotip (σ2

g). Untuk menghitung varians fenotip (σ2

f) dan varians genotip (σ2

g) disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Model sidik ragam dan nilai kuadrat tengah

Sumber Keragaman Db JK KT Estimulasi Kuadrat Tengah Blok b-1 JKB KTB σ2e + g σ2

b Genotip g-1 JKG KTG σ2e + b σ2

g Error (b-1)(g-1) JKE KTE σ2

e

Total Bg-1 JKT

Dari hasil analisis varians genotip dan varians genotip didapat Koefisien Varians Genotip (KVG) dan Koefisien Varians Fenotip (KVF) dengan menggunakan rumus : KVG = x g 2 σ x 100 % σ2 g = r KTE KTG KVF = x p 2 σ x 100% σ2 v = KTE σ2 p = σ2 g + σ2

e dimana x = rataan populasi

Menurut Murdaningsih dkk (1990) Koefisien Varians Genotip (KVG) yang telah diperoleh dari keseluruhan sifat agronomi dapat diklasifikasikan dari yang rendah, tinggi dan sangat tinggi.

Kriteria rendah < 25% dari KVG yang terbesar Kriteria sedang ≥ 25% - ≤ 50% dari KVG yang terbesar Kriteria tinggi ≥ 50% - ≤ 75% dari KVG yang terbesar

Kriteria sangat tinggi ≥75% dari KVG yang terbesar Heritabilitas

Untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan merupakan keragaman fenotip disebabkan lingkungan atau genotip, maka digunakan heritabilitas

h2 = σ2 g/σ2

f Dimana :

h2 : nilai duga heritabilitas

σ2 g : Varian genotip σ2 f : Varian fenotip σ2 e : Varians lingkungan σ2 f : σ2 g + σ2 e sedangkan σ2 e = KTE

Kriteria nilai heritabilitas menurut Stansfield (2005) adalah : heritabilitas tinggi > 0,5

heritabilitas sedang = 0,2 – 0,5 heritabilitas rendah < 0,2

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan

Lahan yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sampah, lalu dilakukan pembuatan plot percobaan berukuran 100cm X 100cm, jarak antar plot 50 cm dan jarak antar blok 50 cm yang berfungsi sebagai drainase. Tanah diolah dengan kedalaman olah ± 20 cm.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam pada lahan penelitian. Setiap plot dibuat lubang tanam sebanyak 6 lubang tanam. Setiap lubang tanam ditanami 2 benih perlubang tanam. Kemudian lubang tanam ditutup dengah tanah top soil.

Pemupukan

Pupuk urea diberikan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanaman (MST) dengan dosis pupuk urea 3,75g/tanaman, pupuk KCl dan TSP diberikan pada saat tanaman 3 MST dengan dosis pupuk KCl 1,87g/tanaman dan TSP1,87 g/tanaman.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Penjarangan dilakukan dengan cara memotong salah satu tanaman sehingga pada setiap lubang tanam hanya terdapat satu tanaman.

Penyungkupan

Penyungkupan dilakukan pada saat alat kelamin jantan (serbuk sari)/ malai dan alat kelamin betina (putik)/tongkol muncul. Penyungkupan dilakukan dengan cara menyungkup alat kelamin jantan dengan amplop yang dapat menampung serbuk sari, dan alat kelamin betina dengan menggunakan plastik transparan dan setelah selesai persilangan dan masa reseptif bunga telah berakhir maka sungkup dibuka kembali.

Selfing

Dilakukan setelah bunga jantan dan betina sudah memasuki masa reseptif, yaitu bunga jantan menyerbuki bunga betina pada tanaman itu sendiri. Penyerbukan dilakukan dengan mengumpulkan serbuk sari pada amplop coklat yang telah disediakan dan kemudian serbuk sari tersebut diletakkan pada bunga betina (silk) dan setelah itu silk ditutup kembali dengan plastik transparan dan setelah masa reseptif bunga betina berakhir maka plastik pembungkus dibuka. Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, atau sesuai dengan kondisi lingkungan. Penyiraman dilakukan agar kondisi air pada lahan penelitian tetap berada pada kondisi yang cukup untuk tanaman.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk menghindari persaingan antara gulma dan tanaman. Penyiangan gulma dilakukan secara manual atau menggunakan cangkul.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC dengan dosis 0,5 cc/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 1 cc/liter air.

Panen

Panen dilakukan dengan mengambil tongkol jagung dengan menggunakan tangan. Adapun kriteria panennya adalah rambut tongkol telah berwarna hitam dan bila biji ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas.

Pengamatan parameter Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar sampai dengan ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 2 MST sampai muncul bunga jantan.

Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka sempurna. Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 2 MST hingga muncul bunga jantan.

Kelengkungan Daun

Kelengkungan daun merupakan nisbah antara panjang daun dengan jarak antara ujung daun hingga pangkal daun dalam keadaan melengkung yang dinyatakan dengan : a/b

b= jarak antara ujung daun hingga pangkal daun dalam posisi melengkung

Umur Keluar Bunga Jantan (hari)

Umur berbunga jantan diamati pada saat keluar bunga jantan pada tanaman sampel. Kriteria yang digunakan adalah terbukanya daun bendera pembungkus malai.

Umur Keluar Bunga Betina (hari)

Umur berbunga betina diamati pada saat keluar bunga betina pada tanaman sampel yaitu keluarnya silk dari tongkol.

Jumlah Daun di Atas Tongkol

Jumlah daun di atas tongkol dihitung dengan menghitung jumlah daun yang berada diatas tongkol utama.

Umur Panen (hari)

Umur panen dihitung mulai dari dilakukannya pemanenan pertama sampai pemanenan terakhir pada setiap tanaman sampel

Laju Pengisian Biji (g/hari)

Laju pengisian biji dihitung dengan membagi bobot biji tiap tongkol dari tanaman sampel dengan selisih antar umur panen dan umur keluar rambut.

berat biji (g) LPB =

Umur Panen (hari) – Umur Keluar Rambut (hari)

Jumlah Biji per Tongkol (biji)

Berat Biji per Tongkol (g)

Berat biji per tongkol dari tanaman sampel ditimbang setelah biji dipipil dan dikeringkan.

Berat 100 biji (g)

Berat 100 biji ditimbang setelah biji dikeringkan dan dipipil dari tongkol sampel dan diambil 100 biji secara acak.

Dokumen terkait