• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.Adapun pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu ”.Objek penelitian dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sistem informasi kepuasan pengguna pada PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk Cabang Surabaya, yang berlokasi di wilayah Surabaya bagian timur. Penelitian ini dilakukan survey menggunakan kuesioner terhadap pegawai bagian pengguna komputer di BTN wilayah Surabaya timur sesuai dengan tujuan penelitian.

3.2 Definisi Oper asional dan Pengukur a n Var iabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut. Penelitian ini menggunakan empat variabel yang terdiri dari tiga variabel lepas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Variabel dependen adalah niat responden untuk Kepuasan Penggunaan Sistem Informasi, sedangkan variabel independen adalah : 1) Kemampuan Personal SI, 2) Pendidikan dan pelatihan Pengguna, dan 3) Ukuran Organisasi. Adapun definisi dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:

3.2.1 Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna sistem informasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pemakai sistem informasi terhadap sistem dan output yang dihasilkan. Kuesioner untuk mengukur kepuasan pengguna dalam penelitian ini diadopsi dari kuesioner yang disusun oleh Doll dan Torkzadeh (1988). Path Diagram untuk variabel kepuasan pengguna dalam penelitian disingkat USAT. Indikator untuk variabel kepuasan pengguna ini terdiri dari 6 item pertanyaan. Dalam penelitian ini untuk mengukur kepuasan pengguna pada karyawan menggunakan data primer yang didapatkan melalui kuesioner. Skala yang digunakan menggunakan semantik diferensial. Semantik diferensial adalah skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan bagian sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.

3.2.2 Kemampua n Per sonal SI

Kemampuan personal adalah kemampuan yang di miliki oleh setiap individu atau seseorang, dan setiap individu pasti memiliki suatu kemampuan masing – masing, kemampuan dapat di dapatkan jika kita banyak belajar untuk menguasai suatu pengetahuan.

beberapa contoh kemampuan personal yaitu : 1. Mempunyai sifat selalu ingin menang/optimis. 2. Berkomunikasi secara efektif.

3. Punya kepercayaan diri.

4. Tunjukkan kemampuan kreativitas Anda. 5. Bisa menerima dan belajar dari kritik. 6. Bisa memotivasi diri dan lingkungan. 7. Bisa menjadi multitask person. 8. Dapat melihat jauh ke depan.

Indikator untuk variabel kemampuan personal ini terdiri dari 5 item pertanyaan. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan personal menggunakan data primer yang didapatkan melalui kuesioner. Skala yang digunakan menggunakan semantik diferensial. Semantik diferensial adalah skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban sangat

positif terletak dibagian kanan garis, dan bagian sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.

3.2.3 Pendidika n dan pela tiha n Pengguna

Pendidikan adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk dapat memberikan suatu wahana dan wawasan tentang pengetahuan kerja dan cara mengerjakan pekerjaan sesuai orientasi kemajuan pekerjaan. Akan berbeda karyawan yang memiliki pendidikan yang tinggi dengan karyawan yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Aktualisasinya dapat di lihat bahwa karyawan yang memilih pendidikan, dalam melaksanakan aktivitas kerjanya lebih mudah mengembangkan dan lebih memahami tentang perencanaan kerja, dan metode pelaksanaan pekerjaan hingga keberhasilan menjalankan pekerjaan dengan baik dibandingkan dengan karyawan yang memiliki pendidikan yang rendah cenderung memperlihatkan ketidaktahuan dan kelambatan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan bahkan cenderung terbekalai.

Pendidikan dan pelatihan tidak saja meningkatkan pengetahuan (knowledge) tetapi juga keterampilan (skill) dan sikap (attitude), sehingga dapat meningkatkan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi.

Indikator untuk variabel pendidikan dan pelatihn ini terdiri dari 4 item pertanyaan. Dalam penelitian ini untuk mengukur pendidikan dan pelatihan menggunakan data primer yang didapatkan melalui kuesioner. Skala yang

digunakan menggunakan semantik diferensial. Semantik diferensial adalah skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan bagian sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.

3.2.4 Ukur a n Or ga nisasi

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Penilaian suatu komitmen karyawan dalam suatu organisasi perusahaan, termasuk perusahaan perbankan banyak ditentukan oleh keberhasilan pengembangan karier yang diterapkan karyawan dalam menghasilkan kinerja.

Indikator untuk variabel ukuran organisasi ini terdiri dari 5 item pertanyaan. Dalam penelitian ini untuk mengukur ukuran organisasi menggunakan data primer yang didapatkan melalui kuesioner. Skala yang

digunakan menggunakan semantik diferensial. Semantik diferensial adalah skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan bagian sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.

3.3 Teknik Penentua n Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Surabaya yang menggunakan sistem informasi komputer.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

nonprobability sampling dengan cara purposive sampling, yaitu cara

pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu ( Mustofa, 2000). Adapun karyawan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian. Dengan kriteria hanya karyawan pengguna sistem informasi komputer pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Surabaya wilayah Surabaya Timur.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data bersumber langsung dari responden dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab(Sugiyono,2008; dalam Akmal, 2012).

3.4.2 Sumber Data

Data diperoleh dari responden (sumber langsung) jawaban dari karyawan pengguna sistem informasi komputer pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Di wilayah Surabaya. Dengan sumber langsung tersebut diharapkan dapat benar-benar merepresentasikan keadaan yang sesungguhnya terjadi di tempat pengambilan sampel dalam hal ini mengenai pernyataan yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi.

3.4.3 Metode Pengumpula n Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data

kemampuan personal berpengaruh terhadap kemampuan pengguna sistem informasi komputer , pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi komputer , ukuran organisasi berpengaruh kepada kepuasan pengguna.

Kuesioner penelitian ini disebar kepada karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Surabaya Wilayah Surabaya Timur. Responden akan memberikan jawabannya terhadap pernyataan atau pertanyaan yang diajukan pada kuesioner yang diberikan. Skala yang digunakan menggunakan

skala sikap model likert. Skala sikap di gunakan untuk mengetahui penilaian seseorang terhadap suatu hal. Dalam skala sikap ini, responden menyatakan persetujuannya dan ketidak setujuannya terhadap sejumlah pernyataan dan pertanyaan yang berhubungan dengan obyek yang di teliti. Karakteristik dari faktor-faktor kinerja sistem di berikan penilaian sebagai berikut :

1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju

3.5 Uji Hipotesis

3.5.1 Uji Kualitas Data

Uji kualitas data terdiri dari uji reliabilitas (uji keandalan) dan uji validitas (uji kesahihan). Keduanya dilakukan untuk melihat kelayakan data yang ada sebelum diproses menggunakan alat analisis untuk menguji hipotesis.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan cara untuk mengukur konsistensi jawaban responden di dalam kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode One Shot atau pengukuran sekali saja (Ghozali, 2006; dalam Merdikawati,2012) yang memerlukan alat bantu statistik karena akan dilakukan perbandingan antar pertanyaan. Di dalam SPSS, pengukuran ini dapat dilakukan dengan Cronbach’s Alpha (α). Nilai Crobanch’s Alpha di atas 0,50 menunjukkan reliabilitas suatu variabel atau konstruk (Nunally, 1994; Ghozali, 2006).

3.5.3 Uji Va lidita s

Uji validitas merupakan cara untuk mengukur valid tidaknya item-item kuesioner dalam mewakili variabel. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan menggunakan korelasi bivariate (Pearson Correlation) antara masing-masing skor indikator dengan total skor kontruk (Ghozali, 2006; dalam Sulistiani, 2012). Bila nilai signifikansi <0,05 pada tingkat signifikan 0,05 maka masing-masing indikator pernyataan dinyatakan valid.

3.5.4 Uji Nor malitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi, variable pengganggu memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk menilai apakah variabel pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011; dalam Akmal,2012).

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali2011; dalam Akmal,2012) :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain menggunakan analisis grafik untuk menilai normalitas dapat juga menggunakan analisis statistik. Uji statistik dapat dilakukan dengan cara melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Selain itu dapat juga digunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal

3.6 Uji Asumsi Kla sik

Uji asumsi klasik digunakan sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda. Terdapat beberapa asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian persamaan regresi. Adapun bentuk-bentuk dari uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

3.6.1 Uji Multikolinear itas

Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah antara variabel independen terdapat hubungan satu sama lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada hubungan antara variabel independen satu dengan yang lain. Jika diantara variabel independen memiliki hubungan satu sama lain, maka variabel-variabel tersebut dikatakan tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah varibel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2011; dalam Akmal, 2012). Untuk mendeteksi adanya masalah multikolinearitas adalah dengan menggunakan perhitungan tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF). Nilai

toleranceyang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena keduanya

berhubungan terbalik sebagaimana terlihat dalam rumus berikut : VIF = 1

Tolerance

Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0 dan nilai VIF 0. Jika nilai TOL lebih kecil dari 0,10 berarti terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Indikator adanya multikolinearitas yaitu jika nilai VIF lebih dari 10

3.6.2 Uji Autokor elasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time

series) atau ruang (cross section) (Suliyanto, 2005:64). Dalam penelitian ini

tidak dilakukan uji autokorelasi karena data dari serangkaian pengamatan tidak tersusun dalam rangkain waktu (time series data).

3.6.3 Uji Heter oskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regrensi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas(Ghozali, 2006 : 125 ).

Adanya Heteroskedastisitas berarti adanya varian variabel dalam

model yang tidak sama (konstan). Untuk mendiagnosis adanya

Heteroskedastisitas, salah satunya dengan melakukan pengujian rank

spearman. Jika nilai probabilitasnya > nilai alpha-nya (0,05), maka dapat

dipastikan model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas atau thitung ≤ ttabel pada alpha 0,05. Model regrensi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan kriteria pengujianya adalah :

b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas.

3.7 Teknik Ana lisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, yaitu melihat pengaruh persepsi norma subyektif terhadap pengungkap kecurangan, sikap terhadap pengungkap kecurangan, dan persepsi kontrol perilaku terhadap pengungkap kecurangan pada niat responden untuk mengungkapkan kecurangan. Model regresi yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e ...(1).

Y = Kepuasan pengguna sistem informasi

α = Bilangan konstanta

β 1...β n = Koefisien arah regresi

X1 = Persepsi kemampuan karyawan

X2 = Agar karyawan dapat cepat berkembang dalam keterampilan

(skill) dan sikap (attitude) dalam mengukur kemampuan menggunakan sistem informasi komputer

X3 = Berhubungan dengan keberhasilan sisteem yang

e = Kesalahan pengganggu 3.7.1 Analisis Regr esi

Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara varibel dependen dengan variabel independen. Analisis ini menggunakan tiga pengujian, yaitu ujikoefisien determinasi, uji statistik f, dan uji statistik t. 3.7.2 Koefisien Deter mina si

Koefisien determinasi merupakan ikhtisar yang menyatakan seberapa baik garis regresi sampel mencocokkan data. Koefisien determinasi untuk mengukur proporsi variasi dalam variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh regresi. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, bila R2= 0 berarti tidak ada hubungan antar variabel bebas dengan variabel tidak bebas, sedangkan jika R2=1 berarti suatu hubungan yang sempurna. Untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari 2 maka digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. R2 akan meningkat jika ada tambahan satu variabel independen tanpa memperdulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sehingga banyak peneliti menganjurkan untuk menggunanakan nilai Adjusted R2 ketika mengevaluasi model regresi terbaik. Dalam kenyataannya nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, meskipun yang

dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati, 2003 ( Ghozali,2011, dalam Akmal,2012) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.

3.7.3 Uji F

Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima. Dengan kata lain Ha diterima yaitu semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak, yang berarti semua variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.7.4 Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing

variabel independen secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Kemampuan personal, pendidikan dan pelatihan, dan ukuran organisasi terhadap kepuasan pengguna pada karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara parsial variabel Sebaliknya jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak atau secara parsial variabel kemampuan personal, pendidikan dan pelatihan, dan ukuran organisasi terhadap kepuasan pengguna pada karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

4.1 Deskr ipsi Data Penelitian

4.1.1 Deskr ipsi Objek Penelitian

Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner

secara langsung kepada karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Penyebaran kuesioner dilakukan 5 hari sejak tanggal 27 Agustus

2014 sampai tanggal 2 September 2014.

Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini sebanyak 37 kuesioner

kepada karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Dari 37

kuesioner yang disebar yang kembali sebanyak 37 kuesioner. Jadi jumlah

sample pengamatan pada penelitian ini sebanyak 37 pengamatan. Untuk

mengetahui kualitas data dari kuesioner tersebut dilakukan uji kualitas

data. Hasil uji kualitas data tersebut menunjukkan bahwa 37 data

kuesioner dapat dikatakan berkualitas dan layak untuk diteliti dalam

penelitian ini.

4.1.2 Deskr ipsi Responden

Total 37 kuesioner yang diteliti tersebut terdiri dari 37 responden

karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. responden dapat

Tabel 4.1

Ringkasan Deskripsi Responden

Data Demografis Responden Jenis Kelamin L 9 P 28 Total 37

Sumber : data primer yang diolah, 2014

Data demografi responden di atas menyajikan informasi mengenai

jenis kelamin, dan usia karyawan. Dari karyawan laki-laki dan karyawan

perempuan, dengan responden berusia dibawah tahun dan responden

berusia tahun ke atas.

4.1.3 Distribusi Fr ekuensi J awaban Responden

1. Distribusi Fr ekuensi J awaban Responden pada Variabel

Kemampuan Per sonal (X1)

Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan sangat

berpengaruh kepada kinerja perusahaan,sehingga karyawan dituntut

memiliki kemampuaan sesuai bidang yang di kerjakaannya. Indikator

ini terdiri dari 5 pertanyaan dan frekuensi jawaban responden pada

Tabel 4.2

Data Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kemampuan Personal (X1)

Item Distribusi Skor Persentase (%)

STS TS N S SS STS TS N S SS X1.1 0 0 1 29 7 0 0 2,7 78,3 19,0 X1.2 0 0 3 19 15 0 0 8,1 51,4 40,5 X1.3 0 0 4 18 15 0 0 10,8 48,7 40,5 X1.4 0 0 1 17 19 0 0 2,7 45,9 51,4 X1.5 0 0 2 19 16 0 0 5,4 51,4 43,2

Sumber : Data diolah tahun 2014

Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui bahwa :

1. Untuk pernyataan “Pendapat karyawan tentang ketepatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan” (X1.1) sebagian besar responden mempunyai

tanggapan terhadap data variabel persepsi kemampuan personal yang

sangat tidak setuju sebanyak 0 orang (0%), tidak setuju sebanyak 0

orang (0%), netral sebanyak 1 orang (2,7%), setuju sebanyak 29 orang

(78,3%) dan sangat setuju sebanyak 7 orang (19,0%).

Dari jawaban diatas dapat diinterprestasikan bahwa mayoritas

responden menganggap bahwa ketepatan waktu dalam menyelesaikan

pekerjaan yang diberi kepada setiap karyawan harus sesuai dengan

waktu yang ditetapkan terkait prinsip-prinsip kepuasan penggunan.

2. Untuk pernyataan “ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan” (X1.2)

sebagian besar responden mempunyai tanggapan terhadap data

variabel persepsi kapabilitas personal yang sangat tidak setuju

sebanyak 0 orang (0%), tidak setuju sebanyak 0 orang (0%), netral

Dari jawaban diatas dapat diinterprestasikan bahwa kebanyakan

responden menganggap bahwa ketelitian dalam menjalankan sistem

sangat dituntut untuk sesuai dengan kemampuan agar tidak terjadi

kesalahan.

3. Untuk pernyataan “upaya yang dilakukan dalam mencapai target kerja

yang telah ditentukan” (X1.3) sebagian besar responden mempunyai

tanggapan terhadap data variabel persepsi kemampuan personal yang

sangat tidak setuju sebanyak 0 orang (0%), tidak setuju sebanyak 0

orang (0%), netral sebanyak 4 orang (10,8%), setuju sebanyak 18

orang (48,7%) dan sangat setuju sebanyak 15 orang (40,5%).

Dari jawaban diatas dapat diinterprestasikan bahwa kebanyakan

responden menganggap bahwa dalam mencapai target pekerjaan sangat

penting dalam upaya meningkatkan kepuasan pengguna sistem.

4. Untuk pernyataan “ketangkasan dalam menyelesaikan pekerjaan”

(X1.3) sebagian besar responden mempunyai tanggapan terhadap data

variabel persepsi kemampuan personal yang sangat tidak setuju

sebanyak 0 orang (0%), tidak setuju sebanyak 0 orang (0%), netral

sebanyak 1 orang (2,7%), setuju sebanyak 17 orang (45,9%) dan

sangat setuju sebanyak 19 orang (51,4%).

Dari jawaban diatas dapat diinterprestasikan bahwa kebanyakan

responden menganggap bahwa ketangkasan dalam target pekerjaan

5. Untuk pernyataan “inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan” (X1.3)

sebagian besar responden mempunyai tanggapan terhadap data

variabel persepsi kemampuan personal yang sangat tidak setuju

sebanyak 0 orang (0%), tidak setuju sebanyak 0 orang (0%), netral

sebanyak 2 orang (5,4%), setuju sebanyak 19 orang (51,4%) dan

sangat setuju sebanyak 16 orang (43,2%).

Dari jawaban diatas dapat diinterprestasikan bahwa kebanyakan

responden menganggap bahwa inisiatif dalam menyelesaikan

pekerjaan sangat penting karena merupakaan tanggung jawab

karyawan.

2. Distribusi Fr ekuensi J awaban Responden pada Variabel

Pendidikan dan Pelatihan (X2)

Penilaian karyawan terhadap pendidikan dan pelatihan sangat

berpengaruh terhadap individu karyawa. Indikator ini terdiri dari 4

pertanyaan dan frekuensi jawaban responden pada variabel pendidikan

dan pelatihan adalah:

Tabel 4.3

Data Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X2)

Item Distribusi Skor Persentase (%)

STS TS N S SS STS TS N S SS

X2.1 0 0 2 22 13 0 0 5,4 59,5 35,1

X2.2 0 0 5 16 16 0 0 13,6 43.2 43.2

X2.3 0 0 2 16 19 0 0 5,4 43,2 51,4

X2.4 0 0 2 22 13 0 0 5,4 59,5 35,1

Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui bahwa :

1. Untuk pertanyaan “kesesuaian program pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan cukup menunjang” (X2.1) sebagian besar responden

mempunyai tanggapan terhadap data variabel penddikan dan pelatihan

yang sangat tidak setuju sebanyak 0 orang (0%), tidak setuju sebanyak

0 orang (0%), netral sebanyak 2 orang (5,4%), setuju sebanyak 22

orang (59,5%) dan sangat setuju sebanyak 13 orang (35,1%).

Dari jawaban diatas dapat diinterprestasikan bahwa kebanyakan

responden mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dan

pelatihan dalam perusahaan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh

karyawan..

2. Untuk pertanyaan “Mutu metode pendidikan dan pelatihan yang

ditetapkan perusahaan” (X2.2) sebagian besar responden mempunyai

tanggapan terhadap data variabel pendidikan dan pelatihan yang sangat

tidak setuju sebanyak 0 orang (0%), tidak setuju sebanyak 0 orang

(0%), netral sebanyak 5 orang (13,6%), setuju sebanyak 16 orang

(43,2%) dan sangat setuju sebanyak 16 orang (43,2%).

Dari jawaban diatas dapat diinterprestasikan bahwa kebanyakan

responden harus memiliki mutu pendidikan dan pelatihan untuk

menyelesaikan tugas dari pimpinan perusahaan.

3. Untuk pertanyaan “Manfaat pendidikan dan pelatihan yang telah

terhadap data variabel pendidikan dan pelatihan yang sangat tidak

setuju sebanyak 0 orang (0%), tidak setuju sebanyak 0 orang (0%),

netral sebanyak 2 orang (5,4%), setuju sebanyak 16 orang (43,2%) dan

sangat setuju sebanyak 19 orang (51,4%).

Dari jawaban diatas dapat diinterprestasikan bahwa kebanyakan

responden merasakan apa yang dapat diperoleh dari pendidikan dan

pelatihan karyawan.

4. Untuk pertanyaan “Pengetahuan yang didapat dalam pendidikan dan

pelatihan dalam membantu menyelesaikan tugas sehari-hari” (X2.4)

sebagian besar responden mempunyai tanggapan terhadap data

variabel pendidikan dan pelatihan yang sangat tidak setuju sebanyak 0

Dokumen terkait