• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian adalah langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Data dan atau informasi yang tepat dan relevan dengan masalah yang dibahas diharapkan dapat menggambarkan kesimpulan yang lebih baik dan bermutu. Dalam BAB III ini akan dikemukakan mengenai proses pengumpulan data tersebut serta rencana pengolahannya.

3. 1. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Tebing Tinggi Sumatera Utara. Penelitian ini mencakup usaha kecil jenis pedagang yang diwakili 4 jenis usaha saja yaitu; Pedagang Ikan Asin, Pedagang Sembako, Pedagang Peralatan Dapur, dan Pedagang Jajanan.

3. 2. Populasi dan Sampel a) Populasi

Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil yang ada di Kota Tebing Tinggi. Jumlah dari populasi ini sendiri adalah tak hingga karena belum ada data konkret yang di keluarkan oleh pihak-pihak yang berwenang mengenai jumlah dari para pelaku usaha kecil tersebut.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

b) Sampel

Mengingat populasi penelitian ini banyak maka untuk efesiensi waktu, biaya dan tenaga akan dilakukan sampling terhadap populasi yang dianggap mewakili populasi secara keseluruhan dalam penelitian. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sample berdasarkan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 usaha kecil yang terdiri dari 4 (empat) jenis usaha kecil dan dari tiap jenis usaha kecil diambil sebanyak 15 sample.

Tabel 3. 1

Distribusi Sample Jenis Pedagang Pedagan Ikan Asin Pedagang Sembako Pedagang Jajanan Pedagang Peralatan Dapur 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 8 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 13 13 13 13 14 14 14 14 15 15 15 15

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

3. 3. Jenis dan Tehnik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer atau data lapangan.

- Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS), penelitian ilmiah sebelumnya dan tulisan-tulisan ilmiah lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

- Data primer diperoleh penulis dengan melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden.

b. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan.

c. Depth Interview, melakukan wawancara atau tanya jawab langsung kepada

para responden.

3. 4. Model Analisis

Permasalahan yang akan dibahas adalah sampai sejauh mana pengaruh faktor modal usaha (K), tenaga kerja (L), dan jam kerja (T) terhadap Penerimaan usaha kecil di kota Tebing Tinggi dengan menggunakan analisis regresi berganda karena variabel dependen dipengaruhi tiga variabel independen. Dalam pengolahan data penelitian ini akan menggunakan program komputer e-views 5.0.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Fungsi matematikanya adalah Fungsi Cobb Douglas sebagai berikut:

Y = K 1 L 2 T 3………. 1)

Kemudian fungsi diatas ditransformasikan ke dalam model ekonometrika dengan persamaan regresi linear berganda dalam bentuk Logaritma sebagai berikut :

logY = + 1log K + 2log L + 3log T + ………. 2)

Dimana :

Y = Penerimaan Usaha Kecil (Rupiah) α = Intercept/Konstanta

K = Modal Usaha (Rupiah) L = Jumlah Tenaga Kerja (Orang) T = Jam Kerja (Jam)

β12,β3 = Koefisien Regresi

µ = Error Terms

3. 5. Test of Goodness of Fit

Untuk menganalisa model tersebut dilakukan pengujian sebagai berikut:

3. 5. 1 Koefisien Determinasi (R²)

Uji ketepatan perkiraan (R²) dilakukan untuk mendeteksi ketepatan paling baik dari garis regresi. Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi R² merupakan besaran nilai non negatif. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan 1 (0 ≤R²≤1). Koefisien determinasi

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sebaliknya nilai koefisien determinasi 1 berarti suatu kecocokan sempurna dari ketepatan pekiraan model.

3. 5. 2 Uji F (Overall Test)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesa yang dipakai sebagai berikut:

• Ho: b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

• Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Cara menentukan kriteria dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel sebagai berikut:

Jika F hitung > dengan F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen begitu pula sebaliknya.

3. 5. 3 Uji t (Partial Test)

Uji statistik t (uji parsial) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan hipotesa sebagai berikut:

• Hipotesis nol atau Ho: bi = 0 artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

• Hipotesis alternatif atau Ha: bi ≠ 0 artinya variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria bila t hitung > t tabel maka menolak Ho dan menerima Ha artinya ada pengaruh antara variabel dependen

terhadap variabel independen dengan derajat keyakinan yang digunakan adalah = 1 %, = 5%, = 10 %, dan begitu pula sebaliknya.

3. 6. Uji Asumsi Klasik 3. 6. 1 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk memastikan µ (error term) tersebar normal. Jika µ

tersebut normal maka koefesien OLS ( OLS) juga tersebar normal dengan demikian

Y juga normal, hal ini disebabkan adanya hubungan linier antara µ, dan Y. Untuk

menguji sebaran µ dapat digunakan uji JB (Jarque Berra). Error term (µ) disebut normal jika nilai JB lebih rendah atau sama dengan nilai kritis tabel chi square (derajat bebas, alpha).

Hipotesis yang dipakai adalah Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai JB lebih besar dari tabel chi square, berarti sebaran error (µ) dan Y tidak normal dan Ho ditolak sedangkan Ha diterima jika nilai JB lebih kecil dari nilai tabel chi square berarti sebaran error (µ) dan Y normal.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

3. 6. 2 Uji Linieritas

Uji linieritas sangat penting, karena uji ini sekaligus dapat melihat apakah spesifikasi model yang kita gunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini kita dapat mengetahui bentuk model empiris dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan kedalam model empiris. Dengan kata lain, dengan menggunakan uji linieritas, specification error atau mis-spesification error. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji linieritas adalah uji Ramsey atau Ramsey

RESET Test (Wahyu Ario Pratomo, 2007 :93).

3. 6. 3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas sering terjadi jika diantara variabel bebas (x) saling berkorelasi sehingga tingkat penelitian pemerkiraan semakin rendah. Di samping itu interval keyakinan kesimpulan yang diambil keliru. Multikolinearitas yang berat dapat mengubah tanda koefisien regresi yang seharusnya bertanda (+) berubah (-) atau sebaliknya. Uji multikolinearitas diperoleh dengan beberapa langkah yaitu

1). Melakukan regresi model lengkap Y = f (X1…Xn) sehingga kita mendapatkan R square;

2). Melakukan regresi X1 terhadap seluruh X lainnya, maka diperoleh nilai Ri square (regresi ini disebut auxiliary regression); dan

3). Membandingkan nilai Ri square dengan R square. Hipotesa yang dapat dipakai adalah Ho diterima apabila Ri square < R square model pertama berarti tidak

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

terjadi multikolinearitas dan Ha diterima apabila Ri square > R square model pertama berarti terjadi masalah multikolinearitas.

3. 6. 4 Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu kondisi dimana sebaran atau variance ( 2) dari error term (µ) tidak konstan sepanjang observasi. Jika harga X makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit.

Untuk menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan Uji White sebagai berikut:

1). Lakukan regresi model yang kita miliki dan kita dapatkan nilai residual untuk (estimasi error);

2). Lakukan regresi auxiliary kita dapatkan nilai R² dari regresi ini kemudian kita hitung X² dengan rumus n x X²;

3). Dibandingkan X² dari regresi diatas dengan nilai chi square dengan derajad bebas 2 dan alpha 1 %.

Jika R² x n lebih besar dari nilai tabel chi square (alpha, df) berarti terjadi heteroskedastisitas jika sebaliknya berarti tidak heteroskedastisitas.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

3. 7. Defenisi Operasional

a. Usaha kecil dalam penelitian ini didefinisikan sesuai dengan UU No 20 Tahun 2008 ; adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

b. Penerimaan adalah total penjualan usaha kecil dalam satu bulan dengan satuan Rupiah (Rp).

c. Modal usaha adalah jumlah modal dalam bentuk uang tunai yang dibutuhkan usaha kecil dalam operasinya dengan satuan Rupiah (Rp).

d. Tenaga kerja adalah jumlah pekerja yang dipekerjakan dalam suatu usaha kecil termasuk pemilik yang terjun langsung dalam usahanya dengan satuan orang

e. Jam kerja adalah lamanya waktu yang digunakan oleh usaha kecil dalam

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

Dokumen terkait