• Tidak ada hasil yang ditemukan

13.394 45.230 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi

Sebagian besar pendudduk Kota Tebing Tinggi bekerja di sector perdagangan (36,79%) dan jasa-jasa (25,02%), pada sector industri pengolahan (9,23%), dan sector klainnya 24,94%.

Tabel 4. 5

Penduduk Kota Tebing Tinggi Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin 2007

No Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian 1.587 231 1.818 2 Industri Pengolahan 3.521 653 4.174 3 Perdagangan 10.396 6.246 16.642 4 Jasa Kemasyarakatan 5.745 5.570 11.315 5 Lainnya 10.587 694 11.281 Jumlah 31.836 13.394 45.230 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi

d) Tanaman Pangan

Komoditi tanaman bahan makanan yang dihasilkan di Kota Tebing Tinggi meliputi padi sawah, jagung, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Komoditi tanaman bahan makanan yang masih relative banyak di Kota Tebing Tinggi adalah padi sawah dan ubi kayu.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Produksi padi sawah pada 2007 sebanyak 8.496 ton, sementara komoditi ubi kayu mengalami penurunan, pada tahun 2007 ubi kayu di Kota Tebing Tinggi sebanyak 6.525 ton.

Sementara itu komoditi sayur-sayuran yang dipanen di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2007 antara lain tanaman sawi, kacang panjang, cabe, terong, ketimun, kangkung , dan bayam. Dan produksi sayuran pada tahun 2007 mengalami penurunan dari tahun 2006.

e) Perindustrian

Pada umumnya, industri besar/sedang di Kota Tebing Tinggi berstatus perorangan (tujuh unit), dan tujuh unit berstatus PT dan satu unit CV. Lokasi usaha paling banyak di kecamatan Bajenis (enam unit).

Tenaga kerja industri besar/sedang umumnya bekerja pada kelompok industri kimia, minyak bumi, batubara, karet, plastik yaitu sebanyak 1.163 orang. Kelompok industri makanan, dan tembakau menyerap 253 orang, dan kelompok industri barang dari logam, mesin dan peralatan 292 orang. Tenaga kerja yang lain tersebar di kelompok industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit (22 orang), kelompok industri kayu, perabot rumah tangga (32 orang) kelompok industri kertas, penerbit dan kelompok industri pengolahan lainnya (21 orang).

Besarnya nilai out put yang dihasilkan oleh industri-industri tersebut pada tahun 2007 mencapai 1.163,6 milyar rupiah. Sementara biaya input yang dikeluarkan

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

pada tahun 2007 mencapai 997,9 milyar rupiah. Dengan demikian nilai tambah yang dihasilkan pada tahun 2007 mencapai 165,8 milyar rupiah.

4. 1. 2 Gambaran Perekonomian Kota Tebing Tinggi a. Keuangan Daerah

Sejak otonomi daerah , total anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Tebing Tinggi terus mengalami peningkatan. Pada Tahun Anggaran (TA) 2001 APB Kota Tebing Tinggi sebesar 92 milyar rupiah, TA. 2002 menjadi 145 milyar rupiah, TA. 2003 170,9 milyar rupiah, tahun 2004 sebesar 154,78 milyar rupiah, TA. 2005 sebesar156,5 milyar rupiah, TA. 2006 APBD Kota Tebing Tinggi 236,4 milyar rupiah,dan pada tahun 2007 APBD Kota Tebing Tinggi naik sekitar 16,02 persen menjadi 274,29 milyar rupiah.

Sementara itu Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tebing Tinggi pada TA 2007 sebesar15,38 milyar rupiah, naik sekitar 14,87 persen dari TA 2006 yang sebesar 13,39 milyar rupiah. Peranan PAD pada APBD Kota Tebing Tinggi justru mengalami penurunan dari 5,66% pada TA. 2006 menjadi 5,61 persen pada TA. 2007.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4. 6

Persentase Realisasi Penerimaan PAD Terhadap Realisasi APBD Kota Tebing Tinggi 1999/2000-2007

No Tahun Anggaran PAD APBD %

1 1999/2000 2.503.585.690,84 26.817.456.170,57 9,33 2 2000 2.079.515.707,92 33.824.658.657,72 6,15 3 2001 4.541.238.350,57 92.024.624.551,86 4,93 4 2002 5.715.579.032,81 145.009.610.054,65 3,94 5 2003 8.021.782.446,73 170.883.769.266,05 4,69 6 2004 9.701.882.335,76 154.770.588.065,76 6,27 7 2005 9.457.096.411,64 156.450.609.729,61 6,04 8 2006 13.385.945.879,45 236.430.319.716,84 5,66 9 2007 15.376.110.563,56 274.296.235.615,56 5,61

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi b. Pendapatan Regional

Berdasarkan perhitungan PDRB seri tahun dasar 2000, kinerja ekonomi Kota Tebing Tinggi tahun 2007 sebesar 1,61 triliun rupiah (angka sementara). Angka tersebut naik sekitar 13,68% dari tahun sebelumnnya yabg sebesar 1,42 triliun rupiah. Akan tetapi kinerja ini masih dipengaruhi oleh faktor inflasi.

Jika faktor inflasi dihilangkan, kinerja ekonomi riil di Kota Tebing Tinggi tahun 2007 yang diukur dengan besasran PDRB atas dasar harga konstan mencapai 978,41 milyar rupiah.kinerja riil tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2006) yang sebesar 923,321 milyar rupiah.

Pasa tahun 2007, pertumbuha ekonomi Kota Tebing Tinggi mencapai 5,98 %. Pertumbuhan tersebut lebih cepat dibandingkan tahun 2006 lalu yang tumbuh sebesar 5,33 %. Pertumbuhan ekonomi yang cepat terjadi di sektor Lembaga Keuangan, usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan yang mencapai 11,87%.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Tebing Tinggi adalah sektor perdagangan, Hotel dan Restauran diikuti oleh sektor Jasa-jasa. Pada tahun 2007 sektor Perdagangan, hotel dan Restauran memberikan kontribusi sebesar 22,42%, sedangkan sektr Jasa-jasa (termasuk di dalamnya Jasa Pendidikan dan Kesehatan) memberikan kontribusi sebesar 18,98%. Sektor lain yang memberikan kontribusi cukup besar lainnya adalah industri pengolahan yakni sebesar 19,11%. Jika dilihat menurut kelompok sektor ,maka kelompok sektor tersier memberikan kontribusi yang sangat besar pada perekonomian Kota Tebing Tinggi. Tahun 2007 kelompok sektor ini mencapai 69,65%, sedangkan kelompok sektor sekunder hanya 28,51%, dan kelompok sektor primer sebesar 1,84 %. Keadaan ini sesuai dengan kondisi Kota Tebing Tinggi sebagai daerah perkotaan, dimana sektor perdagangan dan jasa menjadi sektor utamanya.

Sementara itu semakin membaiknya kondisi perekonomian di Kota Tebing Tinggi juga ikut menaikkan kesejahteraan wilayahnya. Pada tahun2007 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar 11,55 juta rupiah. Secara riil dengan menghilangkan pengaruh inflasi, PDRB Perkapita atas dasar harga konstan 2000 sebesar 7,02 juta rupiah.

Selanjutnya, berdasarkan perubahan indeks implisit, perubahan harga yang terjadi pada tingkat produsen tahun 2007 di Kota Tebing Tinggi sebesar 7,27%. Angka ini lebih tinggi dari tahun 2006 lalu yang mencapai 7,11%. Secara umu situasi perekonomian Kota Tebing Tinggi pada tahun 2007 sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4. 7

Produk Domestik Regional Bruto Kota Tebing Tinggi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003-2007

(Juta Rupiah) N o Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007*) 1 Pertanian 22.426,43 24.518,37 25.823,22 26.736,34 28.371,67 2 Pertambangan Dan Penggalian 786,5 848,5 947,83 1.093,27 1.213,43 3 Industri 181.674,76 200.813,59 225.691,84 261.475,69 307.707,65 4 Listrik, Gas

Dan Air Bersih 6.253,08 7.351,67 8.772,83 9.119,52 9.329,68 5 Bangunan 79.970,28 88.657,93 100.787,00 122.233,23 142.000,17 6 Perdagangan, Hotel Restauran 221.128,90 242.111,44 277.132,45 310.314,80 361.004,33 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 160.722,84 180.773,28 224.140,91 243.025,27 259.167,49 8 Lembaga Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 87.596,51 110.617,68 139.313,59 167.332,08 195.811,48 9 Jasa-Jasa 220.556,72 235.524,90 252.923,73 276.387,06 305.566,00 PDRB 981.116,03 1.091.217,33 1.255.433,39 1.417.741,25 1.610.172 PDRB Per Kapita 7.377.811 8.120.264 9.253.513 10.266.704 11.549.986 Catatan : *) Angka sementara

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4. 8

Produk Domestik Regional Bruto Kota Tebing Tinggi Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003-2007

(Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007*) 1 Pertanian 17.710,31 17.913,84 17.978,27 17640,36 17.393,31 2 Pertambangan Dan Penggalian 729,86 769,77 794,56 830,01 863,66 3 Industri 132.049,6 2 132.801,17 134.364,27 138.796,75 144.815,95 4 Listrik, Gas

Dan Air Bersih 3.571,79 3.776,41 4.074,59 4.227,61 4.244,59 5 Bangunan 62.896,67 67.569,44 70345,20 75.647,89 81.061,95 6 Perdagangan, Hotel Restauran 194.319,6 8 205.203,63 213.927,40 226.907,31 243.491,67 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 132.519,6 5 142.956,46 149.523,15 159.717,18 94.327,02 8 Lembaga Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 62.880,97 70.830,63 77.995,55 84.316,25 223.456,85 9 Jasa-Jasa 188.624,5 6 197.820,08 207.464,52 215.231,94 223.456,85 PDRB 795.663,1 0 839.641,43 876.467,51 923.204,30 978.411,33 PDRB Per Kapita 5.983.239 6.248.169 6.460.242 6.691.874 7.018.280 Catatan : *) Angka sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi c. Perkembangan UKM di Kota Tebing Tinggi

Dibidang Usaha Kecil Menengah dan Koperasi, sasaran program Pemko Tebing tinggi adalah meningkatkan ekonomi daerah yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan, dan dilakukan berupa program penciptaan, pengembangan dan

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi dengan beberapa indikator keberhasilan meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah 5,33%, meningkatnya jumlah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan Koperasi yang memperoleh bantuan alat dan dana bergulir sebesar Rp.2,5 M.

Keberhasilan pemberdayaan UMKM dengan bertambahnya jumlah UMKM dan penyerapan jumlah tenaga kerja,tahun 2007 ada 4.410 unit UMKM dan mengalami pertambahan 4,11 % dan sektor yang paling banyak diminati sektor perdagangan sebanyak 1.882 unit jika dilihat dari aspek ini setidaknya ada 3 orang tenaga kerja yang bisa diserap untuk setiap unitnya UKM dan diperkirakan pertumbuhan penyerapan tanaga kerja 2006-2007 rata-rata 2,36%, sektor perdagangan merupakan terbesar menyerap tanaga kerja 52,44% dari seluruh tenaga kerja UKM.

4. 2. Hasil Penelitian Dan Interpretasi Data 4. 2. 1 Hasil Penelitian

a. Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah para Pedagang Ikan Asin, Pedagang Sembako, Pedagang Peralatan Dapur, dan Pedagang Jajanan.yang ada di kota Tebing Tinggi yang berjumlah 60 orang. Gambaran umum dan karakteristik sampel tersebut dapat dilihat dalam uraian berikut :

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

b. Distribusi Usia Sampel

Dari hasil penelitian diketahui bahwa usia sampel bervariasi antara 20 sampai 60 tahun. Usia sampel didominasi oleh usia 20 sampai 40 tahun, usia yang menyatakan bahwa sebagian besar mereka berada pada potensi fisik yang optimal untuk melakukan pekerjaannya. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 9

Distribusi Sampel berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Jumlah Sampel (orang) %

1. 20 – 30 6 10

2. 31 – 40 13 21,7

3. 41 – 50 22 36,7

4. 51 – 60 19 31,7

Jumlah 60 100

Sumber: Kuisioner(Data Olahan Hasil Penelitian)

Keterangan : Usia sample antara 20 – 60 tahun dan yang paling banyak umur 41-50 tahun dengan persentase 36,7 %

c. Distribusi Pendidikan Sampel

Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa distribusi pendidikan sampel bervariasi mulai dari lulusan sekolah dasar (SD) sampai lulusan sarjana (S1). Dan dari hasil yang didapat di lapangan, distribusi pendidikan sampel didominasi oleh lulusan sekolah menengah pertama (SMP) seperti terlihat dalam tabel di bawah.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4. 10

Distribusi Sampel berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Sampel (orang) %

1. SD 18 30 2. SMP 22 36,7 3. SMA/STM 17 28,3 4. D3 1 1,7 5. S1 2 3,7 Jumlah 60 100

Sumber: Kuisioner(Data Olahan Hasil Penelitian)

Keterangan : Tingkat pendidikan sample yang mendominasi adalah SMP dan SMA/ STM dengan persentase 65 %.

d. Jumlah Tanggungan

Dari data yang berhasil dikumpulkan ini diketahui bahwa hampir seluruh sampel masih memiliki tanggungan seperti terlihat dalam tabel di bawah.

Tabel 4. 11

Distribusi Sampel berdasarkan Jumlah Tanggungan No. Jumlah Tanggungan

(orang) Jumlah Sampel (orang) %

1. Tidak Ada 3 5

2. Dibawah 2 15 25

3. 2 - 4 31 51,7

4. 5 - 7 11 18,3

Jumlah 60 100

Sumber: Kuisioner(Data Olahan Hasil Penelitian)

Keterangan : Hampir setiap sampel masih memiliki tanggungan.

e. Distribusi Modal Usaha Sampel

Dari data yang berhasil dikumpulkan ini diketahui distribusi modal usaha sampel. Distribusi modal usaha yang dimaksud di sini adalah distribusi modal usaha

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

yang diperlukan setiap sampel untuk menjalankan usahanya dalam kurun waktu satu bulan seperti terdapat dalam tabel.

Tabel 4. 12

Distribusi Sampel Berdasarkan Modal Usaha No Pedagan Ikan Asin Pedagang Sembako Pedagang Jajanan Pedagang Peralatan Dapur 1 50000000 60000000 50000000 50000000 2 50000000 70000000 50000000 50000000 3 50000000 70000000 50000000 60000000 4 50000000 70000000 50000000 60000000 5 50000000 70000000 50000000 65000000 6 50000000 75000000 50000000 60000000 7 60000000 80000000 60000000 65000000 8 60000000 80000000 65000000 60000000 9 65000000 80000000 65000000 70000000 10 65000000 85000000 60000000 70000000 11 70000000 85000000 60000000 75000000 12 70000000 90000000 60000000 70000000 13 75000000 100000000 70000000 80000000 14 80000000 100000000 70000000 80000000 15 80000000 120000000 75000000 90000000

Sumber: Kuisioner(Data Olahan Hasil Penelitian)

f. Distribusi Penjualan Sampel

Dari data yang berhasil dikumpulkan ini diketahui distribusi penjualan sampel dalam kurun waktu satu bulan seperti terdapat dalam tabel.

Tabel 4. 13

Distribusi Sampel Berdasarkan Distribusi Penjualan No Pedagan Ikan Asin Pedagang Sembako Pedagang Jajanan Pedagang Peralatan Dapur 1 90000000 90000000 75000000 75000000 2 90000000 90000000 60000000 90000000 3 90000000 105000000 75000000 90000000 4 105000000 105000000 60000000 75000000

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009 5 105000000 120000000 90000000 90000000 6 120000000 105000000 75000000 75000000 7 105000000 105000000 75000000 90000000 8 90000000 120000000 90000000 75000000 9 120000000 105000000 90000000 90000000 10 105000000 90000000 105000000 105000000 11 120000000 120000000 90000000 90000000 12 120000000 150000000 120000000 90000000 13 150000000 150000000 120000000 105000000 14 135000000 180000000 105000000 120000000 15 150000000 180000000 120000000 150000000

Sumber: Kuisioner(Data Olahan Hasil Penelitian)

4. 2. 2 Interpretasi Data

Sesuai dengan prosedur penelitian yang telah di bahas dalam BAB III, maka pada BAB IV ini berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dengan menggunakan program komputer Eviews 5.1 diperolah hasil dari penelitian ini sebagai berikut:

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2,527009 2,003372 1,261378 0,2124 LK 0,521457 0,099417 5,245154 0,0000 LL 0,316543 0,105032 3,013770 0,0039 LT 1,044353 0,270026 3,867603 0,0003 R-squared 0,726814 Adjusted R-squared 0,712179 F-statistic 49,66278 Durbin-Watson stat 1,148953 Prob(F-statistic) 0,000000

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program eviews 5.1 diperoleh estimasi sebgai berikut:

LY = 2,527009468 + 0,52145696*LK + 0,3165426716*LL + 1,04435276*LT+ µ

Dari hasil estimasi di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yakni modal usaha, tenaga kerja, dan waktu kerja adalah sebagai berikut:

a. Modal Usaha

Modal Usaha mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan Usaha Kecil dan besarnya koefisien adalah 0,52145696, artinya jika Modal Usaha meningkat sebesar 1 % maka akan meningkatkan penerimaan Usaha Kecil sebesar 0,52145696,

Ceteris paribus.

b. Tenaga Kerja

Tenaga Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan Usaha Kecil dan besarnya koefisien adalah 0,3165426716, artinya jika Tenaga Kerja meningkat sebesar 1 % maka akan meningkatkan penerimaan Usaha Kecil sebesar 0,3165426716, Ceteris paribus.

c. Jam Kerja

Jam Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan Usaha Kecil dan besarnya koefisien adalah 1,04435276, artinya jika Jam Kerja meningkat sebesar 1 % maka akan meningkatkan penerimaan Usaha Kecil sebesar 1,04435276, Ceteris

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

4. 3. Test of Goodness of Fit

4. 3. 1 Analisis Koefisien Determinasi ( R2 )

Koefisien determinasi ( R2 ) dari model diatas adalah 0,73 atau 73%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen seperti K (Modal Usaha), L (Jumlah Tenaga Kerja), T (Jam Kerja) dapat memberikan pengaruh terhadap variabel dependen Y (penerimaan Usaha Kecil ) sebesar 73% sedangkan sisanya yaitu sebesar 27% dijelaskan oleh variabel lain µ (error term) yang tidak dimasukkan kedalam model estimasi.

4. 3. 2 Uji F-statistik

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (K (Modal Usaha), L (Jumlah Tenaga Kerja), T (Jam Kerja)) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y (penerimaan Usaha Kecil )).

Hipotesis : Ho : b1 = b2 = b3 = 0 Ha : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Kriteria : Ho diterima apabila F-hitung < F-tabel Ha diterima apabila F-hitung > F-tabel

(

R

)

n k k R F − − = / 1 1 / 2 2 * a. α = 1% b. V1 = 4-1 = 3 c. V2 = 60-4 =56

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009 d. F-hitung = 49,66278 e. F-tabel = 4,21 Ho diterima Ha diterima 4,21 49,66278

Gambar 4. 1 : Uji F-statistik

Keterangan : Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat ditentukan bahwa F-hitung lebih besar dari F-tabel (49,66278 > 4,21). Artinya bahwa variabel K (Modal Usaha), L (Jumlah Tenaga Kerja), T (Jam Kerja) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel Y (penerimaan Usaha Kecil ) pada tingkat kepercayaan 99%.

4. 3. 3 Uji t-statistik

- Ho : b = 0 ; Ha : b ≠ 0 - df = n-k-1 = 60-3-1 = 56

- Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

Variabel K (Modal Usaha)

Hipotesis : Ho : b = 0 Ha : b ≠ 0

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Kriteria : Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel

)

1

(

1

*

b

Se

b

t =

t* = 5,245154 t-tabel = 2,326 α = 1% Ha diterima Ha diterima Ho diterima -2,326 2,326 5,245154 t

Gambar 4. 2: Uji t-Statistik pada variabel K (Modal Usaha)

Keterangan : Berdasarkan hasil perhitungan diatas, menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel (5,245154 < 2,326). Dengan demikian diterima Hipotesis alternatif (Ha), artinya variabel K (Modal Usaha) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (penerimaan Usaha Kecil ) pada tingkat kepercayaan 99%.

Variabel L (Jumlah Tenaga Kerja)

Hipotesis : Ho : b = 0 Ha : b ≠ 0

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Kriteria : Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel

)

1

(

1

*

b

Se

b

t =

t* = 3,013770 t-tabel = 2,326 α = 1% Ha diterima Ha diterima Ho diterima -2,326 2,326 3,013770 t

Gambar 4. 3 : Uji t-Statistik pada variabel L (Jumlah Tenaga Kerja)

Keterangan : Berdasarkan hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel (3,013770 > 2,326). Dengan demikian diterima Hipotesis alternatif (Ha), artinya variabel L (Jumlah Tenaga Kerja) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel Y (penerimaan Usaha Kecil ) pada tingkat kepercayaan 99%.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Variabel T (Jam Kerja)

Hipotesis : Ho : b = 0 Ha : b ≠ 0

Kriteria : Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel

)

1

(

1

*

b

Se

b

t =

t* = 3,867603 t-tabel = 2,326 α = 1% Ha diterima Ha diterima Ho diterima -1.761 1.761 3,867603 t

Gambar 4. 4: Uji t-Statistik pada variabel T (Jam Kerja)

Keterangan : Berdasarkan hasil perhitungan diatas, menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel (3,867603 > 2,326). Dengan demikian diterima Hipotesis alternatif (Ha), artinya variabel T (Jam Kerja) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (penerimaan Usaha Kecil ) pada tingkat kepercayaan 99%.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009 0 2 4 6 8 10 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 Series: Residuals Sample 1 60 Observations 60 Mean -3.34E-15 Median 0.013189 Maximum 0.210842 Minimum -0.301131 Std. Dev. 0.129624 Skewness -0.492180 Kurtosis 2.881704 Jarque-Bera 2.457398 Probability 0.292673 4. 4. Uji Asumsi Klasik

4. 4. 1 Normalitas

Uji ini dilakukan untuk memastikan µ (error term) tersebar normal. Jika µ tersebut normal maka koefesien OLS ( OLS) juga tersebar normal dengan demikian Y juga normal, hal ini disebabkan adanya hubungan linier antara µ, dan Y. Untuk menguji sebaran µ dapat digunakan uji JB (Jarque Berra).

Gambar 4. 5 : Uji Normalitas

Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan Jarque Berra ini kita harus melihat angka Probability. Apabila angka

probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

probabilty (0.292673) > 0,05. dengan kata lain data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.

4. 4. 2 Uji Linieritas

Uji linieritas sangat penting, karena uji ini sekaligus dapat melihat apakah spesifikasi model yang kita gunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini kita dapat mengetahui bentuk model empiris dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan kedalam model empiris. Dengan kata lain, dengan menggunakan uji linieritas, specification error atau mis-spesification error. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji linieritas adalah uji Ramsey atau Ramsey

RESET Test (Wahyu Ario Pratomo, 2007 :93). Ramsey RESET Test:

F-statistic 0.747647 Probability 0.390978 Log likelihood ratio 0.810122 Probability 0.368084

Test Equation:

Dependent Variable: LY Method: Least Squares Date: 03/12/09 Time: 14:59 Sample: 1 60

Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -70.69930 84.71119 -0.834592 0.4076 LK 6.222442 6.594032 0.943647 0.3495 LL 3.759020 3.982671 0.943844 0.3494 LT 12.36887 13.09978 0.944204 0.3492 FITTED^2 -0.294588 0.340695 -0.864666 0.3910 R-squared 0.730478 Mean dependent var 18.42931 Adjusted R-squared 0.710876 S.D. dependent var 0.248003 S.E. of regression 0.133352 Akaike info criterion -1.111997 Sum squared resid 0.978049 Schwarz criterion -0.937468 Log likelihood 38.35990 F-statistic 37.26615 Durbin-Watson stat 1.146464 Prob(F-statistic) 0.000000

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Hasil pengujian dengan RAMSEY test diperoleh nilai F-statistik yang cukup besar yakni 0.747647 dan diikuti dengan probabilitas yang besar pula 0.390978. Dari sini kita menyimpulkan bahwa model persamaan di atas adalah linear.

4. 4. 3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas sering terjadi jika diantara variabel bebas (x) saling berkorelasi sehingga tingkat penelitian pemerkiraan semakin rendah. Di samping itu interval keyakinan kesimpulan yang diambil keliru. Multikolinearitas yang berat dapat mengubah tanda koefisien regresi yang seharusnya bertanda (+) berubah (-) atau sebaliknya. Uji multikolinearitas diperoleh dengan beberapa langkah yaitu

1). Melakukan regresi model lengkap Y = f (X1…Xn) sehingga kita mendapatkan R square;

2). Melakukan regresi X1 terhadap seluruh X lainnya, maka diperoleh nilai Ri square (regresi ini disebut auxiliary regression); dan

3). Membandingkan nilai Ri square dengan R square. Hipotesa yang dapat dipakai adalah Ho diterima apabila Ri square < R square model pertama berarti tidak terjadi multikolinearitas dan Ha diterima apabila Ri square > R square model pertama berarti terjadi masalah multikolinearitas.

- Model analisis

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

Hasilnya

LY = 2,527009468 + 0,52145696 LK + 0,3165426716 LL + 1,04435276 LT+ µ R-squared = 0.726814 ; F-statistic = 49.66278

Pengujian di antara masing – masing variabel dependen sebagai berikut: log K = + 2log L + 3log T + ……… 1)

R-squared = 0.439542 ; F-statistic = 22.35127

log L = + 1log K + 3log T + ……… 2) R-squared = 0.421692 ; F-statistic = 20.78169

log T = + 1log K + 2log L + ……… 3) R-squared = 0.138743 ; F-statistic = 4.591185

Dari hasil regresi diantara variabel dependen terlihat bahwa koefisien determinasinya masih lebih kecil dari koefisien determinasi dari hasil regresi antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen, yaitu sebesar 0,73%. Hal ini berarti bahwa diantara variabel independen tidak terdapat multikolinearitas.

4. 4. 4 Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu kondisi dimana sebaran atau variance ( 2) dari error term (µ) tidak konstan sepanjang observasi. Jika harga X makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit.

Untuk menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan Uji White sebagai berikut:

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.373192 Probability 0.225430

Obs*R-squared 11.89126 Probability 0.219509

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares

Date: 03/12/09 Time: 14:17 Sample: 1 60

Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -66.12355 39.76967 -1.662663 0.1026 LK 1.970615 3.462954 0.569056 0.5719 LK^2 -0.053507 0.080262 -0.666652 0.5081 LK*LL 0.163365 0.182101 0.897114 0.3740 LK*LT -0.062682 0.295593 -0.212056 0.8329 LL -4.168541 3.552006 -1.173574 0.2461 LL^2 -0.056518 0.108424 -0.521270 0.6045 LL*LT 0.249357 0.276207 0.902788 0.3710 LT 18.18022 8.967166 2.027421 0.0480 LT^2 -1.518975 0.797888 -1.903744 0.0627

R-squared 0.198188 Mean dependent var 0.016522

Adjusted R-squared 0.053861 S.D. dependent var 0.022856

S.E. of regression 0.022232 Akaike info criterion -4.623569

Sum squared resid 0.024713 Schwarz criterion -4.274512

Log likelihood 148.7071 F-statistic 1.373192

Durbin-Watson stat 1.771907 Prob(F-statistic) 0.225430

Dari hasil diatas yang harus diperhatikan Obs*R-squared dan juga nilai

Probability-nya. Apabila nilai Probability lebih rendah dari 0,05 berarti terdapat

heterokedastisitas pada hasil estimasi. Sebaliknya, apabila nilai Probability-nya lebih tinggi dari 0,05, maka hasil estimasi tidak terkena heterokedastisitas. Dan dari pengamatan yang dilakukan terhadap hasil estimasi di atas tidak ditemukan adanya heterokedastisitas.

Erizal Sitinjak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Usaha Kecil Di Kota Tebing Tinggi, 2009. USU Repository © 2009

BAB V

Dokumen terkait