• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kota Medan. Alasan memilih Kota Medan adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk tertinggi di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2011 sebesar 2.117.224 jiwa. Sehingga diasumsikan kebutuhan akan bahan-bahan makanan pokok termasuk minyak goreng juga semakin tinggi.

Dan yang menjadi lokasi penelitian adalah pasar tradisional dikarenakan minyak goreng curah hanya dijual di pasar tradisional. Dan pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian berada di tiga kecamatan berbeda di Kota Medan yaitu Pasar Pusat Pasar di Kecamatan Medan Kota, Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat, dan Pasar Sei Sikambing di Kecamatan Medan Helvetia.

Tabel 3. Profil Lokasi Penelitian Pasar Tradisional di Kota Medan Nama Pasar Alamat Pasar Luas (m

2

) Jumlah

Pedagang Lahan Bangunan

Pasar Pusat Pasar Jl. MT. Haryono 41.091 42.600 2.560 Pasar Medan Deli Jl. Mayor 8.500 5.312,5 1.203 Pasar Sikambing Jl. Gatot Subroto 6.166 2.851,4 794

Sumber: Diolah dari data PD Pasar Kota Medan, 2012

Metode Penentuan Sampel

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen dan pedagang minyak goreng curah di Kota Medan namun populasi konsumen dan pedagang minyak goreng curah tidak dapat ditetapkan, oleh karena itu sampel diambil

dengan metode Accidental Sampling, yaitu menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapa saja yang memenuhi kriteria misalnya menanyakan siapa saja yang dijumpai di daerah penelitian untuk meminta pendapat mereka tentang sesuatu, hal ini dikarenakan semua mempunyai kemungkinan untuk menjadi sampel dalam penelitian. Kriterianya adalah konsumen yang sedang membeli minyak goreng curah dan penjual yang menjual minyak goreng curah.

Sampel yang diteliti sebanyak 30 sampel konsumen minyak goreng curah dan 30 sampel pedagang minyak goreng curah. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel karena bagaimanapun bentuk populasinya teori penarikan contoh menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 (Walpole, 1992).

Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dan pedagang responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Ketahanan Pangan, dan dari literatur serta sumber pendukung lainnya.

Metode Analisis Data

Hipotesis 1 untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak goreng curah diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression model), yaitu suatu model dimana variabel tak bebas bergantung pada dua atau lebih variabel bebas. Data yang dibutuhkan adalah harga beli konsumen, pendapatan rata-rata/bulan, dan jumlah tanggungan.

Model matematis dalam regresi linear berganda adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+µ

Keterangan:

Y = Jumlah konsumsi minyak goreng curah (Kg/bln) a = Koefisien intersep

b1,b2,b3 = Koefisien regresi

X1 = Harga beli konsumen (Rp/Kg)

X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln)

X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa)

µ = Kesalahan pengganggu

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan, tidak

berpengaruh terhadap permintaan minyak goreng curah di Kota Medan. H1: Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan,

Hipotesis 2 untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran minyak goreng curah diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression model). Data yang dibutuhkan adalah harga beli pedagang, keuntungan, dan harga barang lain.

Model matematis dalam regresi linear berganda adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+µ

Keterangan:

Y = Jumlah minyak goreng curah yang ditawarkan (Kg/bln) a = Koefisien intersep

b1,b2,b3 = Koefisien regresi

X1 = Harga beli pedagang (Rp/Kg)

X2 = Keuntungan (Rp)

X3 = Harga barang lain (Rp)

µ = Kesalahan pengganggu

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Harga beli pedagang, keuntungan, dan harga barang lain, tidak berpengaruh

terhadap penawaran minyak goreng curah di Kota Medan.

H1: Harga beli pedagang, keuntungan, dan harga barang lain, berpengaruh

Uji Kesesuaian Model

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan. Besarnya koefisien determinasi merupakan besaran yang paling baik digunakan untuk mengukur kesesuaian (goodness of fit) garis regresi. R2 terletak antara 0 dan 1. Jika R2 sama dengan 1, berarti bahwa semakin cocok menjelaskan 100 persen variasi dalam Y. Sebaliknya, jika R2 sama dengan 0, model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam Y. Kecocokan model dikatakan lebih baik jika R2 semakin dekat dengan 1 (Gujarati, 1995).

b. Nilai F hitung

Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit (Firdaus, 2004).

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0: Variabel bebas secara serempak tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap

variabel terikat.

H1: Variabel bebas secara serempak memiliki pengaruh yang nyata terhadap

variabel terikat.

Kriteria pengujian:

Jika sig F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

c. Nilai t hitung

Analisis untuk menguji signifikan nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan metode OLS adalah statistik uji t (t test). Taraf signifikan (α) yang digunakan dalam ilmu sosial 0,05 sudah cukup memadai (Firdaus, 2004).

Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial atau secara individual terhadap variabel tergantungnya. Pada penelitian ini untuk menguji hipotesis dengan uji t digunakan nilai signifikasi t.

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0: Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel

terikat.

H1: Variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujian:

Jika sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika sig. t ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Uji Asumsi Klasik

Untuk memenuhi prinsip BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) dimana untuk memperoleh model regresi yang terbaik ada beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi, namun pada penelitian ini hanya asumsi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan normalitas yang diuji. Sedangkan untuk autokorelasi tidak diuji sebab asumsi ini sering terjadi pada penelitian yang menggunakan data time series. Hal ini dikemukakan Supranto (2005) bahwa otokorelasi merupakan

korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu. Sehingga pada penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan yaitu:

a. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terjadi hubungan linear sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebas yang menjelaskan dari model regresi. Konsekuensi dari multikolinearitas yaitu jika ada kolinearitas sempurna diantara variabel bebas maka koefisien regresinya tidak tertentu dan kesalahan standarnya tak terhingga. Jika kolinearitasnya tingkat tinggi tetapi tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin dan hasilnya koefisien tidak dapat ditaksir dengan tepat (Gujarati, 1995).

Uji multikorelasi bertujuan untuk mengetahui adanya masalah multikolerasi (gejala multikolinearitas) atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel independen (variabel bebas) lebih dari satu.

Menurut Firdaus (2004), ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2. Menganalisis korelasi diantara variabel bebas. Jika diantara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar dari 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF (variance-inflating factor). Jika VIF < 10, tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.

b. Heterokedastisitas

Salah satu asumsi yang penting dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan (disturbance) atau residual yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah homoskedatik. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Gujarati, 1995). Pengambilan keputusannya adalah:

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (begelombang, melebur kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu (e) berdistribusi normal atau tidak. Dimana pada variabel pengganggu tidak mempunyai nilai yang diharapkan (rata-rata) nol, tidak berkorelasi dan mempunyai varians yang konstan (Gujarati, 1995).

Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu

caranya adalah dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke kanan (Helmi dan Muslich, 2011).

Menurut Gujarati (1995), data yang normal juga dapat dilihat dari plot probabilitas normal. Melalui plot ini masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan dan distribusi normal, maka nilai-nilai data (titik-titik dalam grafik) akan terletak disekitar garis diagonal. Selanjutnya untuk meyakinkan interpretasi dari grafik maka dilakukan uji statistik non- parametrik Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai sig. > α = 5% maka residual berdistribusi normal.

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat Definisi dan Batasan Operasional :

Definisi

1. Minyak goreng curah adalah minyak goreng yang dijual hanya di pasar tradisional tanpa menggunakan kemasan yang bermerk (non branded).

2. Permintaan minyak goreng curah adalah jumlah minyak goreng curah yang dibeli konsumen dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

3. Harga beli konsumen adalah harga yang diterima konsumen dalam membeli minyak goreng curah.

4. Pendapatan konsumen adalah pendapatan keluarga rata-rata per bulan.

5. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.

6. Penawaran minyak goreng curah adalah banyaknya jumlah minyak goreng curah yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada waktu tertentu. 7. Harga jual pedagang adalah harga jual minyak goreng curah yang sudah

ditetapkan oleh pedagang.

8. Harga beli pedagang adalah harga yang dibayarkan pedagang minyak goreng curah kepada pemasok (supplier) minyak goreng curah.

9. Keuntungan adalah laba bersih yang diperoleh pedagang minyak goreng curah dari berjualan minyak goreng curah.

10.Harga barang lain adalah harga barang pengganti (substitusi) yaitu harga minyak goreng kemasan bermerek.

Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :

1. Daerah penelitian adalah Pasar Pusat Pasar di Kecamatan Medan Kota, Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat, dan Pasar Sei Sikambing di Kecamatan Medan Helvetia di Kota Medan.

2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2013.

3. Harga minyak goreng kemasan bermerk yang digunakan adalah minyak goreng bermerek Bimoli ukuran 1 liter.

4. Responden yang akan dijadikan sampel adalah :

a. Konsumen yang membeli minyak goreng curah secara eceran di pasar tradisional yang telah ditentukan menjadi tempat penelitian.

b. Pedagang yang menjual minyak goreng curah secara eceran di pasar tradisional yang telah ditentukan menjadi tempat penelitian.

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

Dokumen terkait