• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga bulan Februari 2015 di seluruh restoran kaki lima pecel lele, kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Lokasi tersebut ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Bojongsari merupakan lokasi strategis, akses transportasi yang cukup lancar dan dapat mewakili seluruh data yang diperlukan. Selain itu, kecamatan Bojongsari merupakan kecamatan dengan produktivitas ikan budidaya

Perilaku pembelian pengusaha restoran kaki lima pecel lele.

Produksi ikan lele masih belum dapat memenuhi kebutuhan pemasok ikan lele untuk dijual kembali.

Persaingan antar pemasok ikan ikan lele untuk mendapatkan perhatian dan memenuhi kebutuhan ikan lele para pengusaha restoran kaki lima pecel lele.

Pelaku Usaha mencoba mengenal perilaku pembelian pengusaha restoran kaki lima pecel lele. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan 1. Lingkungan 2. Organisasi 3. Antar Pribadi 4. Pribadi Proses pengambilan keputusan 1. Pengenalan kebutuhan 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Pembelian 5. Pasca Pembelian Sikap pengusaha terhadap atribut pembelian ikan lele Analisis Faktor Analisis sikap Multi Atribut Fishbein Analisis Deskriptif

Informasi perilaku pengusaha restoran kaki lima pecel lele terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian ikan lele dan atribut-atribut pada ikan lele yang dipertimbangkan oleh pengusaha restoran kaki lima pecel lele.

Rekomendasi bagi pelaku bisnis yang memasarkan produk ikan lele dengan pasar para pengusaha restoran kaki lima pecel lele.

kedua tertinggi di kota Depok sehingga para petani atau pengepul atau pengecer ikan akan cenderung terlebih dahulu menjual ikan lele ke para pengusaha restoran kaki lima pecel lele wilayah kecamatan Bojongsari.

Jenis dan Sumber Data

Data yang diteliti ialah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil observasi secara langsung dan wawancara dengan para pengusaha restoran kaki lima pecel lele sebagai respondennya. Sedangkan data sekunder digunakan sebagai pelengkap dalam penelitian yang bersumber dari berbagai sumber informasi yang berhubungan dengan penelitian.

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan metode non probability sampling dengan mengunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik pemilihan responden secara sengaja dimana pemilihan sample berdasarkan kriteria yang telah dibuat.

Tabel 3.Kriteria pengambilan sample No Kriteria

1 Pengusaha restoran kaki lima pecel lele

2 Fisik bangunan semi permanen atau berbentuk tenda 3 Waktu berdagang antara jam 17.00 s/d 24.00

4 Lokasi berdagang di kecamatan Bojongsari

5 Menempati pada salah satu alternatif (jalan Parung-Ciputat, Jalan raya muhktar, jalan raya pengasinan, jalan raya pondok petir dan jalan raya reni jaya).

Sumber : Data Primer (2015)

Pemilihan jalan tersebut diambil berdasarkan jalan utama dan jalan luar utama. Diketahui berdasarkan survei pada lokasi ditemukan sebanyak 55 restoran kaki lima pecel lele yang masuk dalam kriteria pengambilan data. jumlah ini ditentukan dengan mempertimbangkan telah melewati persyaratan minimal yaitu 30 responden. Responden yang akan dijadikan objek penelitian akan dibagi berdasarkan jalan utama dan jalan luar utama yang masuk wilayah kecamatan Bojongsari. Berikut Jumlah responden berdasarkan survei langsung pada lokasi kecamatan Bojongsari, dapat dilihat pada tabel 4.

18

Tabel 4. Detail lokasi pengambilan sample

Jenis Jalan Jalan Jumlah

Jalan utama Jalan Parung-Ciputat 29

Jalan Raya Mukhtar 9

Jalan luar utama Jalan Pengasinan 5

Jalan Pondok Petir 7

Jalan Reni Jaya 5

Sumber : data primer (2015)

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei dimana pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab dengan responden. Teknik yang dilakukan pada penelitian ini mengunakan wawancara yang dibantu dengan kuisioner. Pertanyaan yang diajukan dalam pengumpulan data bersifat terbuka dan tertutup.

Penyebaran kuisioner dilakukan pada hari kerja (Senin-Jumat) dan hari libur (Sabtu–Minggu). Waktu wawancara dilakukan pada pukul 18.00 – 24.00 WIB. Pemilihan tersebut berdasarkan waktu operasional dari responden yaitu para pengusaha restoran kaki lima pecel lele kecamatan Bojongsari Depok.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas, uji validitas, metode analisis deskriptif, metode analisis faktor. Penelitian ini dalam proses pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.

Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur (kuisioner) dapat mengukur apa yang ingin diukur. Kuisioner yang telah dipersiapkan sangat dimungkinkan memiliki data yang tidak berguna atau memiliki validitas yang rendah. Suatu instrument dalam penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Pada penelitian ini diolah mengunakan SPSS dengan menguji pada 30 responden pengusaha secara acak. Nilai r-tabel untuk faktor yang memengaruhi keputusan pembelian dan atribut pembelian digunakan sebesar 0.361 dengan tingkat kesalahan 5% dan. Hasil uji validitas menyatakan bahwa seluruh variabel sudah valid sebab nilai r hitung > r tabel. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 1.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan istilah yang menunjukan kemampuan suatu alat ukur menghasilkan ukuran yang sama pada pengulangan berikutnya.

Dalam penelitian ini digunakan teknik Cronbach dengan skala angka 0-1, uji Realibilitas mencoba menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala atau keadaan yang sama. Uji realibilitas dilakukan pada 30 responden pengusaha dimana hasil uji tersebut menyatakan bahwa nilai

Alpha Cronbach lebih dari 0.60 hal ini menunjukan bahwa kuesioner dapat memberikan hasil yang sama bila di uji berkali-kali. Hasil uji Ralibilitas dapat dilihat pada lampiran 3.

Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif merupakan suatu metode dalam penelitian dimana dapat digunakan untuk meneliti suatu objek baik itu pemikiran, status, manusia secara individu maupun kelompok. Dalam penelitian ini analisis deskriptif berfungsi untuk melihat pembelian dari latar belakangnya yang selanjutnya akan dimasukan dalam kategori kategori yang ada dalam penelitian. Alat analisis ini akan digunakan untuk menganalisis mengenai keputusan pembelian pengusaha restoran kaki lima pecel lele terkait dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, pembelian dan pasca pembelian.

Data-data mengenai karakteristik pengusaha restoran kaki lima pecel lele dan proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh para pengusaha. Data-data tersebut dikelompokan berdasarkan data yang diberikan oleh para responden. Kemudian data tersebut dianalisis sehingga dihasilkan informasi yang dapat berguna untuk para pemasok ikan lele.

Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui urutan faktor-faktor yang dipertimbangkan atau memengaruhi kosumen serta memiliki hubungan antar variabel-variabel yang di analisis. Dalam analisis faktor mencoba menganalisis interaksi antarvariabel dimana variabel yang diteliti memiliki karakteristik status antar variabel sama, tidak ada variabel independen yang menjadi prediktor bagi variabel independen.

Analisis faktor dipilih dengan mempertimbangkan bahwa analisis faktor dapat menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang diduga keputusan pembelian ikan lele dari para pengusaha restoran kaki lima pecel lele.

Penelitian memasukan tiga belas variabel diantara adalah pemintaan, penawaran, pengambilan keputusan, keamanan pangan, citra, pembayaran, promosi, pelayanan, perputaran, keuntungan, risiko, jarak dan harga.

Proses pengolahan mengunakan bantuan software SPSS 16 yang selanjutnya diuji mengunakan Barlett Test of Sphercity dan pengukuran

measure of Sampling Adequency (MSA). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variabel telah layak dan siap untuk dianalisis dimana nilai indeks tidak boleh dibawah 0.5 dengan signifikasi 0.05. Hasil dari uji ini menyatakan variabel telah layak. Selanjutnya variabel diuji dengan metode

principal Component Analysis dengan nilai indikator tidak boleh dibawah 0.5, hasil uji tersebut menyatakan seluruh variabel telah siap dan layak untuk dijadikan faktor. Terakhir melihat nilai communalities dimana berguna untuk melihat hubungan kuat dengan variabel mula-mula dan nilai

20

faktor rotasi. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang akan masuk kedalam faktor tertentu.

Analisis Fishbein

Analisis Fishbein merupakan alat analisis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan pengetahuan suatu produk yang dimiliki pembelian dan sikap terhadap produk berkenaaan dengan ciri atau atribut. Analisis fishbein digunakan untuk menganalisis sikap pengusaha restoran kaki lima tenda pecel lele terhadap atribut yang ada pada aktivitas pembelian ikan lele.

Analisis Fishbein dalam penelitian ini berguna untuk mengetahui evaluasi dari atribut yang ada pada ikan lele. Hal dilakukan untuk mengetahui evaluasi yang dinilai oleh para pengusaha restoran kaki pecel lele terhadap keputusan pembelian ikan lele. Selanjutnya mencari tahu nilai keyakinan para pengusaha terhadap produk ikan lele dari para pemasok.

Hasil akhir pada analisis Fishbein adalah mengkalikan antara nilai evaluasi dan nilai keyakinan, hasil akhir inilah yang membentuk sikap para pengusaha restoran kaki lima dalam proses keputusan pembelian. Dalam penggolan sikap ditentukan melalui rentang skala yang telah dibuat sebelumnnya. Selanjutnya memberikan rentang skala penilaian terkait dengan skor minimal dan maksimal pada penelitian.

m : Angka tertinggi yang mungkin terjadi n : Angka terendah yang mungkin terjadi b : Jumlah skala penilaian yang dibentuk

Jika angka tertinggi pada skala dalam penelitian ini adalah 5 dan angka terendah adalah 1 dapat disimpulkan besarnya range untuk tingkat kepentingan terhadap atribut adalah

Tabel 5. Rentang skala sikap atribut

Jawaban Responden Skor

Sangat negative 1 - 5.48

Negatif 5.49 – 10.29

Netral 10.30 – 14.78

Positif 14.79 – 19.59

Skala Likert

Pengusaha restoran kaki lima pecel lele akan diminta untuk memberikan penilaian terhadap atribut yang melekat pada produk ikan lele yang dibelinya. Penilaian akan ditentukan pada rentang skala linkert lima angka. Skala linkert dalam penelitian akan dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6. Skala likert dalam penelitian

Jawaban Responden Skor

Sangat suka / Sangat setuju/Sangat penting/Sangat memengaruhi 5

Suka / Setuju / Penting / Memengaruhi 4

Biasa / Netral 3

Tidak suka / Tidak setuju / Tidak penting/ Tidak memengaruhi 2 Sangat tidak suka / Sangat tidak setuju / Sangat tidak penting/ Sangat tidak memengaruhi

1

Definisi Operasional

1. Permintaan adalah keinginan yang didukung oleh daya beli dan akses untuk membeli. Permintaan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti harga barang tersebut, harga barang lain, pendapatan, selera dan akses. Sementara Penawaran adalah jumlah produk yang dapat ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Terdapat beberapa hal yang dapat memengaruhi penawaran seperti harga barang tersebut, harga barng lain, teknologi, harga input, tujuan perusahaan dan akses.

2. Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif, dimana berkaitan dengan fungsi manajemen. Terdapat tiga hal yang memengaruhi pengambilan keputusan diantaranya aktivitas intelegens, aktivitas desain, dan aktivitas memilih.

3. Perputaran modal kerja merupakan rasio yang mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.

4. Konsep diri merupakan semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan memengaruhi hubungan dengan orang lain

5. Peraturan kesehatahatan pemerintah mengenai kesehatan no 28 tahun 2004 menyatakan mengenai pihak yang terlibat harus bertanggung jawab dalam penyelengaraan kegiatan pada rantai pangan yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan dan perundang-undangan.

6. risiko sebagai kemungkinan yang menimbulkan kerugian. Dalam ruang lingkup agribisnis dapat terjadi kejadian risiko seperti berikut: risiko produksi, risiko harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan dan risiko finansial.

22

a. 5 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele mampu menghabiskan olahan ikan lele lebih dari 12 kg setiap minggunya.

b. 4 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele mampu menghabiskan olahan ikan lele lebih dari 9 kg sampai 12 kg setiap minggunya.

c. 3 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele mampu menghabiskan olahan ikan lele lebih dari 6 kg sampai dengan 9 kg setiap minggunya.

d. 2 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele mampu menghabiskan olahan ikan lele lebih dari 3 kg sampai dengan 6 kg setiap minggunya.

e. 1 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele mampu menghabiskan olahan ikan kurang dari 3 kg setiap minggunya.

8. Ketersediaan pemasok ikan terhadap ikan lele.

a. 5 = jika aktivitas pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima pecel lele dapat dipenuhi pemintaan baik ukuran dan jumlah oleh pemasok ikan ikan lele. Jika pemasok ikan ikan lele (baru) dapat menunjukan dengan perencanaan produksi dan stok harian yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pengusaha.

b. 4 = jika aktivitas pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima pecel lele dapat dipenuhi permintaan baik jumlahnya namun ukuran tidak selalu sesuai. Jika pemasok ikan ikan lele stok harian yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pengusaha.

c. 3 = jika aktivitas pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima pecel lele dapat dipenuhi baik oleh pemasok ikan ikan lele namun beberapa waktu tidak dapat dipenuhi. Jika pemasok ikan ikan lele (baru) dapat menunjukan dengan perencanaan produksi

d. 2 = jika aktivitas pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima pecel lele jarang dapat dipenuhi, sehingga membuat pengusaha dapat mencari ke pemasok ikan.

e. 1 = jika aktivitas pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima bebas membeli kapanpun dan dimanapun.

9. Membeli karena keputusan kelompok

a. 5 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele sepenuhnya atas kesepakatan bersama dan seluruh anggota tidak boleh melanggar sama sekali disebabkan sudah ada kontrak atau ikatan kerja sama baik tertulis.

b. 2 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele atas kesepakatan kelompok dan seluruh anggota tidak boleh melanggar disebabkan sudah ada kontrak tidak tertulis.

c. 3 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele dimana terdapat kontrak namun setiap pengusaha boleh mengikuti dan tidak mengikuti kontrak tersebut.

d. 2 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele dimana ia tergabung dalam kelompok namun tidak ada kontrak pembelian ikan lele dari pemasok ikan.

e. 1 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele dimana ia tidak tergabung dengan kelompok manapun sehingga dia bebeas menentukan pilihannya.

10.Membeli karena perputaran cepat untuk dijual kembali

a. 5 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele karena perputaran bisnis penjualan olahan ikan lele termasuk kegiatan perdagangan yang cepat dimana olahan ikan lele selalu habis dari seluruh aktivitas pembelian.

b. 4 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele karena perputaran bisnis penjualan olahan ikan lele termasuk kegiatan perdagangan yang cepat dimana olahan ikan lele masih menyisakan kurang dari 10% dari seluruh aktivitas pembelian.

c. 3 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele karena perputaran bisnis penjualan olahan ikan lele termasuk kegiatan perdagangan yang cepat dimana olahan ikan lele menyisakan 20% sampai dengan 30% dari seluruh aktivitas pembelian.

d. 2 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele karena perputaran bisnis penjualan olahan ikan lele termasuk kegiatan perdagangan yang cepat dimana olahan ikan lele menyisakan 30% sampai dengan 40% dari seluruh aktivitas pembelian.

e. 1 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele karena perputaran bisnis penjualan olahan ikan lele termasuk kegiatan perdagangan yang cepat dimana olahan ikan lele menyisakan 40% sampai dengan 50% dari seluruh aktivitas pembelian.

11.Citra Pemasok ikan

a. Sangat setuju jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele melihat bahwa pemasok ikan tersebut merupakan orang yang memiliki latar belakang yang baik, komitmen, jujur, dan ramah.

b. Setuju jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele melihat bahwa pemasok ikan tersebut merupakan orang yang komitmen, jujur dan ramah.

c. Biasa jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele melihat bahwa pemasok ikan tersebut orang yang komitmen dan jujur.

d. Tidak setuju jika pengusaha restoran kaki lima membeli ikan lele tidak memperdulikan latar belakang dari pemasok ikan lele dan sikap ramah.

24

e. Sangat tidak setuju jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele tidak memperdulikan latar belakang, komitmen, jujur dan ramah.

12.Keamanan Produk

a. Sangat setuju jika pengusaha restoran kaki lima membeli ikan lele sangat perhatian pada proses budidaya ( pakan, benih dan pemeliharaan), panen dan distribusi (menyediakan ikan yang masih hidup).

b. Setuju jika pengusaha restoran kaki lima membeli ikan lele sangat perhatian pada proses budidaya (pakan, benih dan pemeliharaan), panen dan distribusi (menyediakan ikan yang masih segar dalam kondisi mati).

c. Biasa jika pengusaha restoran kaki lima membeli ikan lele sangat perhatian pada proses budidaya, panen dan distribusi bukan hal yang sangat penting namun tetap menjadi hal yang diprioritaskan.

d. Tidak setuju jika pengusaha restoran kaki lima membeli ikan lele tidak mengutamakan masalah proses budidaya, panen dan distribusi.

e. Sangat tidak setuju jika pengusaha restoran kaki lima membeli ikan lele tidak ada pengetahuan atau informasi mengenai masalah proses budidaya, panen dan distribusi. 13.Pembayaran

a. 5 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele karena kemudahan masalah pembayaran, pemasok ikan memberikan sistem pembayaran yang menarik dan dapat ditempo selama minimal satu minggu serta tidak menambahkan jumlah pembayaran

b. 4 = jika pengusaha restoran kaki lima pecel lele membeli ikan lele karena kemudahan masalah pembayaran, pemasok ikan memberikan sistem pembayaran yang menarik dan dapat ditempo selama dua sampai enam hari serta tidak menambahkan jumlah pembayaran.

c. 3 = jika pemasok ikan hanya memberikan sistem pembayaran saat barang diterima pengusaha restoran kaki lima.

d. 2 = jika pemasok ikan memberikan kemudahan pembayaran namun menambahkan jumlah pembayaran yang ditentukan oleh pengusaha restoran kaki lima pecel lele.

e. 1 = jika pemasok ikan memberikan kemudahan pembayaran namun menambahkan jumlah pembayaran yang ditentukan oleh pemasok ikan tersebut.

14.Keuntungan

a. 5 = jika keuntungan yang didapat pengusaha akibat dari kegiatan menjual ikan lele lebih dari 70 persen dari biaya produksi.

b. 4 = jika keuntungan yang didapat pengusaha akibat dari kegiatan menjual ikan lele lebih dari 30 persen sampai 69 persen dari biaya produksi.

c. 3 = jika keuntungan yang didapat pengusaha akibat dari kegiatan menjual ikan lele 1 persen sampai dengan 29 persen dari biaya produksi.

d. 2 = jika kegiatan menjual olahan ikan lele menyebabkan berkurang keuntungan.

e. 1 = jika kegiatan menjual olahan ikan lele menyebabkan kerugian.

15.Risiko

a. Sangat setuju jika kegiatan pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima akan mencegah dan megurangi risiko penjualan.

b. Setuju jika kegiatan pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima akan mencegah dan mengurangi risiko penjualan.

c. Biasa jika kegiatan pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima dirasa tidak berdampak apapun. d. Tidak setuju jika kegiatan pembelian ikan lele yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima justru menambah risiko penjualan.

e. Sangat tidak setuju jika kegiatan pembelian ikan lele yang dilakukan yang dilakukan oleh pengusaha restoran kaki lima justru berdampak pada bertambahnya risiko dan memberikan stimulus risiko baru untuk muncul.

16.Promosi

a. Sangat setuju jika pemasok ikan ikan lele dalam kegiatan penjualnya melakukan kegiatan promosi yang menarik pengusaha restoran kaki lima melalui berbagai cara seperti penawaran langsung, memberikan brosur , memiliki berbagai macam atribut (kartu nama, seragam) dan memberikan bonus b. Setuju jika pemasok ikan ikan lele dalam kegiatan

penjualnya melakukan kegiatan promosi yang menarik pengusaha restoran kaki lima melalui berbagai cara seperti melakukan penawaran secara langsung dan memberikan bonus.

c. Biasa jika pemasok ikan hanya melakukan penawaran diwaktu pertama

d. Tidak setuju jika pemasok ikan tidak pernah menawarkan namun pengusaha restoran kaki lima yang meminta.

e. Sangat tidak setuju jika pemasok ikan tidak pernah pernah melakukan penawaran dan pemasok ikan tidak melakukan penawaran namun ada pihak lain yang terlibat.

17.Kualitas Pelayanan

a. 5 = jika pemasok ikan ikan lele memberikan pelayanan pembersihan ikan, pemberian bumbu dan antar ke lokasi pengusaha serta selalu ada salam, senyum dan sapa

b. 4 = jika pemasok ikan ikan lele memberikan pelayanan antar lokasi pengusaha dan pembersihan ikan serta selalu ada salam, senyum dan sapa

26

c. 3 = jika pemasok ikan hanya mau mengantar ikan ke lokasi pengusaha restoran kaki lima pecel lele dan selalu ada salam, senyum dan sapa

d. 2 = jika pemasok ikan hanya melayani pembelian ditempat dan tidak menerima pembersihan ikan.

e. 1 = jika pemasok ikan hanya melayani pembelian ditempat,pembersihan ikan, pembubuan dan tidak ramah dalam melayani pelanggan.

18.Harga beli

a. 5 = jika ikan lele yang dibeli pengusaha restoran kaki lima memiliki harga yang lebih murah dari pada penawaran pemasok ikan lainnya dengan kualitas yang sama dan stabil. b. 4 = jika ikan lele yang dibeli pengusaha restoran kaki lima

memiliki harga yang lebih murah namun berfluktuasi.

c. 3 = jika ikan lele yang dibeli pengusaha restoran kaki lima memiliki harga yang standar dipasaran atau bersaing.

d. 2 = jika ikan lele yang dibeli memiliki harga yang lebih mahal dari pada para pemasok ikan pesaingnya namun ini bersifat fluktuasi.

e. 1 = setuju jika ikan lele yang dibeli memiliki harga yang

Dokumen terkait