• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental. Penelitian meliputi pengumpulan relawan, pengukuran kulit relawan, pembuatan sediaan gel ekstrak benalu kopi, evaluasipengujian efektivitas sediaan dalam perawatan kulit dan uji stabilitas fisik sediaan.

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik (Melter Toledo), pH meter, viscometer brookfield, gelas beker, gelas ukur, erlenmeyer, alat ukur daya sebar, rotary evaporator, pipet tetes, spatel, batang pengaduk, lumpang, stamper dan seperangkat Skin analyzer(Aramo SG).

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: etanol , benalu kopi, etanol, Carbomer 940, propilen glikol, metil paraben, propil paraben, aquadest.

3.2 Sukarelawan

Dalam percobaan ini digunakan kulit manusia. Penghimpunan relawan dilakukan di Fakultas Farmasi USU antara lain 15 orang mahasiswi berusia sekitar 20-30 tahun yang telah terlebih dahulu diketahui kondisi awal kulitnya. Kondisi kulit relawan harus memiliki rentang standar yang tidak jauh berbeda.

Adapun parameter pengujiannya adalah kadar air, kelembutan (evenness), ukuran pori (pore), noda (spot), kerutan (wrinkle).

3.3 Tumbuhan

3.3.1 Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang digunakan adalah benalu kopi yang diperoleh dari: Jalan Dolok Sanggul Sigalingging, Kecamatan Parbubulan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

3.3.2 Identifikasi sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Medanense (Meda), Universitas Sumatera Utara.

3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Pengolahan sampel

Benalu kopi segar dibersihkan dari kotoran menggunakan air mengalir ditiriskan, kemudian dikeringkan. Setelah kering, benalu kopi diserbukkan dengan menggunkan blender dan ditimbang hingga diperoleh 900 gram.

3.4.2 Pembuatan ekstrak benalu kopi

Pembuatan ekstrak etanol benalu kopi dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 96%.

Cara pembuatan: Sebanyak 900g serbuk simplisia benalu kopi dimasukkan ke dalambejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian etanol 96%. Ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, diserkai dan

diperas. Ampas dicuci kembali dengan 25 bagian etanol 96%, dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, selanjutnya disaring. Maserat etanol yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator ± 40oC sampai diperoleh ekstrak kental.

3.4.3 Pembuatan sediaan 3.4.3.1 Formulasi basis gel

Sediaan gel dibuat dengan menggunakan basis gel berdasarkan formula menurut Wijayanto (2012), yaitu:

R/ Carbomer 940 2 Metil paraben 0.18 Propil paraben 0.02 Propilen glikol 15

Air suling 100

Setelah dilakukan orientasi basis gel dengan variasi persentasi Carbomer 940 sebesar 0,5%; 1%; 1,5%; 2%, maka ditetapkan bahwa formula basis gel yang akan digunakan adalah formula dengan persentasi Carbomer sebesar 2% karena berdasarkan hasil penentuan viskositas, formula dengan persentasi Carbomer 940 sebesar2% dinilai mempunyai daya alir yang paling diinginkan dalam pembuatan sediaan gel ini, agar pada pemakaiannya sediaan ini dapat tersapu merata dengan mudah dikulit.

Cara pembuatan: air suling sebanyak 20 kali berat Carbomer 940 dipanaskan hingga mendidih, kemudian diangkat dan Carbomer 940 dikembangkan didalamnya selama 15 menit, setelah kembang ditambahkan metil paraben dan

propil paraben yang telah dilarutkan dengan propilen glikol kemudian digerus sampai homogen, lalu ditambahkan sisa air suling yang dibutuhkan.

3.4.3.2 Formulasi sediaan gel

Rancangan formula sediaan gel yang mengandung ekstrak benalu kopi, yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Rancangan formula sediaan gelekstrak benalu kopi

Bahan Formula F0 F1 F2 F3 F4 Ekstrak (g) 0 1 2 3 4 Basis gel ad (g) 100 99 98 97 96 Total sediaan 100 100 100 100 100 Keterangan

F0: Basis gel tanpa ekstrak benalu kopi (blanko) F1: Sediaan gel dengan ektrak benalu kopi 1% F2: Sediaan gel dengan ektrak benalu kopi 2% F3: Sediaan gel dengan ektrak benalu kopi 3% F4: Sediaan gel dengan ektrak benalu kopi 4%

Cara pembuatan:ekstrak benalu kopi ditimbang 1 g, dimasukkan kedalam lumpang, Tambahkan basis gel sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen dan terakhir cukupkan hingga mencapai 100 g sediaan gel. Perlakuan yang sama dilakukan untuk membuat sediaan gel dengan ekstrak benalu kopi 2% dan 3% dan 4%.

3.5 Evaluasi Sediaan

3.5.1 Penentuan fisik sediaan gel

Pemeriksaanmutu fisik sediaan gel ekstrak etanol benalu kopi meliputi stabilitas sediaan, homogenitas, pengukuran viskositas, dan pengukuranpH.

3.5.2 Pemeriksaan stabilitas sediaan

Sebanyak 70 gram dari masing-masing formula sediaan dimasukkan kedalam pot plastik. Selanjutnya dilakukan pengamatan berupa perubahan konsistensi, warna dan aroma pada saat sediaan selesai dibuat serta dalam penyimpanan 12 minggu pada 400C (Ansel, 1989).

3.5.3 Pemeriksaan homogenitas sediaan gel

Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada dua keping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM RI, 1979).

3.5.4 Penentuan pH sediaangel

Penentuan pH sediaan gel ekstrak etanol benalu kopi dilakukan dengan mengunakan pH meter.

Cara kerja:Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar pH netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga tersebut, kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan kertas tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dengan air suling hingga 100 ml,kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut, sampai alat menunjukkan harga pH yang konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan harga pH sediaan (Rawlins, 2003).

3.5.5 Penetuan viskositas sediaan gel

Penentuan viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viscometer

brookfield. Dengan cara menimbang 100gram sediaangel kemudian diatur

3.5.6 Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan

Percobaan ini dilakukan pada 15 orang sukarelawan untuk tiap formula dengan cara mengoleskan sediaan pada kulit lengan bawah bagian dalam sebanyak 2 kali sehari dalam selang waktu 8 jam selama 2 hari berturut-turut (Wasitaatmadja, 1997; Tranggono dan Latifah, 2007).

3.5.7 Pengujian aktivitas anti-aging

Pengujian aktivitas anti-agingmenggunakan sukarelawan 15 orang dan dibagi dalam 5 kelompok, yaitu:

a. kelompok I : 3 orang relawan untuk formula blanko

b. kelompok II : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi gel ekstrak benalu kopi 1%

c. kelompok III : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi gel ekstrak benalu kopi 2%

d. kelompok IV : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi gel ekstrak benalu kopi 3%

e. kelompok V : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi gel ekstrak benalu kopi 4%

Semua kelompok uji diukur kondisi kulit awal yang meliputi: kelembaban (moisture), kehalusan kulit (evennes), pori (pore), noda (spot), keriput (wrinkle) dengan menggunakan alat Skin analyzer. Kemudian dilakukan pengolesan gel hingga merata pada punggung tangan yang telah ditandai, gel dioleskan berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan di atas. Pengolesan dilakukan sebanyak 2 kali sehari setiap hari selama 4 minggu. Perubahan kondisi kulit diukur setiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan alatSkin analyzer.

3.6 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Smirnov) 18. Pertama data dianalisis menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan homogenitas dan normalitasnya. Kemudian dilanjutkan dianalisis menggunakan metode One Way ANAVA untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan.

Dokumen terkait