• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis Tindakan

C. Metode Penelitian

Sesuai dengan topik pada penelitian ini yaitu, mengenai Pembelajaran Pupuh sekar ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kepekaan Laras Pada Siswa Kelas X Di SMA N 8 Cirebon, peneliti akan menggunakan penelitian Action Research (penelitian Tindakan) dalam paradigma kualitatif. Alwasilah (2011:100) mengatakan, kekuatan paradigma kualitatif terletak pada induktive dan grounded, yang memang tidak sejalan dengan pendekatan atau desain terstruktur. Peneliti kualitatif befokus pada fenomena tertentu yang tidak memiliki generalizability dan comparalibity, tetapi memiliki internal validity dan contextual understanding. Pengertian tentang penelitian kualitatif lainnya diungkapkan oleh Bodgan dan Taylor dalam Moleong (2011:4-5), bahwa penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Kemudian Denzin dan Lincoln yang dikutip oleh Moleong, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari beberapa definisi yang disampaikan tersebut Moleong menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah

71

Eli Yulianti, 2014

Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Dari definisi metode penelitian kualitatif di atas,maka pendekatan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan (Action Research) yang merupakan salah satu model penelitian kualitatif. Menurut Sukmadinata (2011:140), penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematika yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri, dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan. Ada empat aspek pokok dalam penelitian tindakan oleh Kemmis dkk, Burns, (dalam Madya, 2011: 59) yaitu observasi, penyusunan rencana, tindakan, dan refleksi.

a. Observasi dan pemantauan

Observasi di sini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan semua gejala indikator proses dari hasil yang dicapai dalam pembelajaran, perubahan yang terjadi, baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana ataupun efek sampingnya. Pemantauan merupakan bagian dari evaluasi, tetapi lebih ditekankan pada; (1) seberapa jauh pelaksanaan intervensi sesuai dengan rencana yang telah tersusun sebelumnya; (2) seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Dengan pemantauan diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kesalahan dalam rancangan tindakan dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan modifikasi rancangan tindakan. Kegiatan observasi dan pemantuan dapat diteruskan menjadi evaluasi dalam arti yang lebih luas. Dalam evaluasi yang lebih luas ini peneliti mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi secara lebih seksama sehingga dapat diandalkan untuk membuat keputusan terhadap tindakan, antara lain keputusan tentang diteruskan tanpa perubahan, diteruskan dengan modifikasi,

Eli Yulianti, 2014

Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diganti dengan tindakan lain, atau dihentikan sama sekali. (3) Evaluasi yang baik adalah evaluasi yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan terhadap kesesuaian (kontingensi, konsistensi) antara aspek-aspek konteks, input, proses, dan produk. Evaluasi dimaksudkan juga untuk mengkaji kesepadanan (kongruensi) antara rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan. Evaluasi memerlukan pendekatan yang tepat, misalnya bagian mana yang dievaluasi secara kuantitatif dan bagian mana secara kualitatif. Efektifitas, efisiensi, dan pemerataan biasanya menuntut indikator yang dapat didekati secara kuantitatif, sedangkan kecukupan memerlukan pendekatan subyektif kualitatif. Indikator pencapaian hasil atau dampak yang ditimbulkan oleh intervensi tindakan biasanya dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan indikator proses atau mekanisme terjadinya perubahan diukur secara induktif kualitatif. (4) Sifat kepentingan yang memerlukan layanan informasi ikut menentukan sasaran, cara, dan waktu pelaksanaan evaluasi, akan tetapi tidak boleh ikut menentukan hasil evaluasi. Misalnya pemantauan implementasi, diharapkan dapat memberi informasi tentang seberapa jauh suatu rencana tindakan dapat diteruskan atau dimodifikasi, harus dilakukan secara lengkap sejak awal proses implementasi tersebut.

b. Plan/Penyusunan Rencana

Setelah didapat data yang cukup dan memadai dari hasil observasi, selanjutnya peneliti menyusun Plan (Rencana) untuk mengatasi berbagai persoalan dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang didapat dari langkah observasi sebelumnya. Rencana adalah tindakan yang tersusun, dengan kata lain di dalam rencana harus terdapat kemungkinan untuk ditindak lanjuti. Rencana harus mengenal tindakan yang terkadang tidak dapat diprediksi dan beresiko. Rencana umum harus cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan dampak yang tidak terlihat juga hambatan yang tidak dikenal.

73

Eli Yulianti, 2014

Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Act/tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang cermat dan terkendali. Tindakan yang diambil berdasarkan dari langkah perencanaan sebelumnya, dengan kata lain, tindakan tersebut dipandu oleh perencanaan dan harus mengacu pada rencana dan rasionalitasnya. Penerapan pembelajaran pupuh sekar ageung raehan yang dijadikan materi untuk meningkatkan kepekaan laras dilakukan pada saat ini, dengan demikian ketika langkah mengambil tindakan berlangsung, pada saat itu pula peneliti melakukan pengamatan.

d. Refleksi

Reflect (Refleksi) bisa diidentifikasikan sebagai tindakan mengeksplorasi perbuatan yang sudah dan sedang dilakukan secara kritis, alasan keputusannya, dan dampak-dampaknya. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya intervensi tindakan. Refleksi juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan peneliti dalam penelitian tindakan. Dengan refleksi ini para subyek sasaran yang terlibat dalam penelitian tindakan, mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kritisnya.

Dokumen terkait