1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan dari hasil permasalahan diatas, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu data-data dan hasil penelitian diperoleh dengan cara turun langsung ke lapangan sesuai dengan objek yang akan diteliti. Field research merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan makna yang diberikan oleh masyarakat terkait perilaku dan kenyataan disekitarnya. Field research lebih mengutamakan interaksi tatap muka dengan masyarakat dalam lingkungan yang natura.22
Adapun metode yang digunakan yaitu, metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, yaitu berupa kata-kata atau gambar, sehingga tidak terfokuskan pada angka.
Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data-data yang
22Salmon Priaji Martama, “Problematika Penerapan Metode Field Research Untuk Penelitian Arsitektur Vernakular Di Indonesia”, Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 34, Nomor.1, Juli 2006, hlm. 59.
Implementasi Sujud Tilawah Pada Masjid Asmaul Husna Lingkungan Seganteng Karang Monjok.
Implementasi
Hikmah
Jama’ah Masjid;
Imam Shalat
Jama’ah
Ustazd
17
diperoleh dikumpulkan menjadi satu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dan dideskripsikan dengan baik dan benar agar mudah difahami oleh orang lain.23 Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistic dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.24
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pendekatan etnografi. Salah satu jenis pendekatan dalam metode kualitatif adalah adalah pendekatan etnografi. Toni Robertson mengemukakan bahwa, etnografi tidak hanya sekedar metodologi tetapi merupakan sebuah gaya hidup. Metode ini merupakan metode yang sifatnya paling mendalam bila dibandingkan dengan action rsearch, grounded theory, maupun case study. Penelitian ini disebut mendalam karena peneliti akan menghabiskan waktu yang cukup lama dalam mengumpulkan data dengan cara mengamati para partisipan dalam berprilaku, perkataan, maupun perbuatan sehari-hari.25
Pendekatan entografi merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif yang mempelajari tentang kehidupan dalam sebuah masyarakat. Dalam pendekatan etnografi, perspektif masyarakat adalah hal yang penting dalam setting penelitian. Apa yang dilakukan oleh masyarakat tersebut, dan alasan mereka melakukannya adalah hal yang paling utama yang harus ditemukan dalam pendekatan etnografi. Hal inilah yang menjadi alasan penulis menggunakan pendekatan etnografi, karena penulis akan melakukan penelitian alamiah yang melibatkan masyarakat tertentu sebagai objek yang akan diteliti.
23Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta CV 2018), hlm. 9.
24Ismail Nurdin & Sri Hartti, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya:
Media Sahabat Cendekia 2019), hlm. 75.
25Helaludin, Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori dan Praktik, (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2019), hlm. 36-37.
18 2. Kehadiran Peneliti
Untuk menghasilkan data yang valid, maka kehadiran peneliti dalam sebuah penelitian menjadi hal yang sangat penting.
Seperti yang dikatakan oleh Moleong bahwa kehadiran peneliti merupakan alat pengumpul data yang paling utama dalam penelitian kualitatif.26
Karena itu, dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen sekaligus pencari data. Kehadiran peneliti disini, sebagai partisispan penuh yang mana peneliti sendiri merupakan salah satu jama’ah masjid tersebut, sekaligus sebagai pengamat. Data yang akan dikumpulkan yaitu data-data yang berkaitan tentang proses pelaksanaan sujud tilawah, serta hikmah dari pelaksanaannya.
Untuk memperoleh data tersebut, peneliti akan turun langsung ke lapangan (lokasi penelitian) yaitu masjid Asmaul Husna Lingkungan Seganteng Karang Monjok.
3. Lokasi Penelitian
Karena yang menjadi subjeknya adalah imam shalat, jama’ahnya, serta ustadz-ustazd yang bersangkutan, maka peneliti akan mengambil lokasi penelitian di masjid Asmaul Husna Lingkungan Seganteng Karang Monjok.
4. Sumber Data
Dalam setiap penelitian, data yang dibutuhkan adalah data yang bersumber dari subjek penelitian dan mencerminkan objek penelitian, yaitu topik dan judul. Di dalam penelitian sosial, secara garis besar metode atau teknik pengumpulan data yang lazim digunakan antara lain metode kuesioner atau angket, metode wawancara, metode observasi (digunakan untuk mencari data primer) dan metode dokumenter (digunakan untuk mencari data sekunder). Data dikumpulkan dengan metode-metode tersebut maka diperlukan alat bantu yang kita sebut sebagai instrumen penelitian. Adapun sumber data yang diambil sebagai subjek penelitian dinamakan dengan responden.
26Moleong J. Lexy, Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2008), hlm. 125.
19
Setelah menentukan latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan lain sebagainya, langkah selanjutnya adalah menentukan metode pengumpulan data. Data terdiri dari data primer dan data sekunder.27
a. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya.28 Data primer merupakan data atau keterangan yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data primer maka peneliti akan mewawancarai imam shalat, ustadz-ustadz yang bersangkutan, serta jama’ah masjid Asmaul Husna terkait kegiatan sujud tilawah tersebut.
Selain itu, data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, al-Qur’an dan kitab tafsir yang menjadi sumber rujukan untuk menafsirkan QS As-Sajadah ayat 15 tersebut.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen grafis seperti table, catatan, notulen rapat, foto, rekaman, film, video benda-benda, dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer.29 Data sekunder merupakan data atau keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik berupa orang maupun catatan-catatan seperti buku, laporan, arsip-arsip penting, dan majalah yang sifatnya dokumentasi. Dalam hal ini, data sekunder yang peneliti gunakan yaitu buku, jurnal, arsip-arsip penting, dan foto-foto dokumentasi sebagai data pendukung yang digunakan untuk melengkapi hasil penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (bersumber dari data primer). Adapun
27Bagja Waluya, Sosiologi: Melayani Fenomena Sosial di Masyarakat, (Bandung: PT Grafindo Media Pratama 2007), hlm. 79.
28Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:
Literasi Media Publishing 2015), hlm. 28.
29Ibid., hlm. 28.
20
teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah proses dimana peneliti langsung turun ke lapangan untuk merekam, mencatat, dan memahami aktivitas objek yang akan diteliti. Observasi ini dilakukan dengan baik dan terstruktur agar menghasilkan data yang akurat.30 Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan disaring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil maupun benda-benda yang sangat jauh dapat diobservasi dengan jelas.31
Dalam hal ini, peneliti tergolong ke dalam observasi partisipan dimana peneliti terlibat langsung dalam pelaksanaan sujud tilawah tersebut. Peneliti merupakan salah satu jama’ah dan pengajar di masjid Asmaul Husna sehingga tidak dianggap asing, melainkan sudah dikenal oleh sebagian besar jama’ah lainnya. Hal ini tentunya sangat membantu dan memudahkan peneliti dalam melakukan observasi.
b. Wawancara
Secara umum, wawancara biasa dikenal sebagai percakapan antara dua orang atau lebih. Disini, peneliti bisa melakukan wawancara secara langsung, yaitu saling berhadap-hadapan (tatap muka) dengan narasumber dan mengajukan beberapa pertanyaan. Dan bisa juga dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui telepon.
Esterbeg menyatakan bahwa, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide-ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
30Jown W. Creswell, Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2016), hlm. 254.
31 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta CV 2018), hlm. 109.
21
dalam suatu topik tertentu.32 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam, maka teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri, atau setidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
Dengan demikian, peneliti akan mewawancarai beberapa orang diantaranya; imam shalat, jama’ahnya, pemilik atau pendiri masjid Asmaul Husna, serta sebagian ustadz yang terlibat dalam pelaksanaan sujud tilawah tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.33
Dokumentasi merupakan proses pengumpulan data melalui dokumen-dokumen tertentu, seperti tulisan, maupun gambar. Dokumentasi ini dilakukan oleh peneliti untuk melengkapi dan memperkuat hasil penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Ada beberapa teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berkut :
a. Pengumpulan data. Kegiatan utama dalam setiap penelitian adalah mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya.
32 Ibid., hlm. 144.
33 Ibid., hlm. 124.
22
Pengumpulan data bisa dilakukan sampai berhari-hari bahkan berbulan-bulan, sehingga data yang diperoleh akan banyak.
b. Reduksi data. Data mentah yang terkumpul yang jumlahnya sangat banyak perlu direduksi. Reduksi berarti mengurangi data, reduksi dilakukan dengan cara merangkum dan memilih data yang dianggap penting.
c. Penyajian data. Semua data mentah yang telah terkumpul selanjutnya ditampung dan dideskripsikan atau didisplaykan.
Data ini masih berserakan, belum punya bentuk, belum punya arti dan makna. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
d. Penarikan Kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.34
7. Pengecekan Keablasan Data
Pengecekan keablasan data dalam penelitian kualitatif, adalah hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Karena hal itu dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam menilai keakuratan hasil penelitian serta meyakinkan pembaca akan akurasi tersebut. Adapun jenis keablasan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu :
a. Triangulate, yaitu mentriangulasi sumber data informasi yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren.35
b. Member cheking, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Member cheking ini dapat dilakukan dengan membawa laporan akhir atau deskripsi atau
34Ibid., hlm. 134-142
35Jown W. Creswell, Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2016), hlm. 269.
23
tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan tersebut sudah akurat atau belum.36
c. Prolonged time, yaitu memanfaatkan waktu yang relatif lama dilapangan atau lokasi penelitian.37 Dalam hal ini, peneliti akan memahami lebih dalam fenomena yang diteliti agar dapat menyampaikan secara detail mengenai lokasi dan orang-orang yang turut membangun kredibilitas hasil naratif penelitian.
d. Peer debriefing, yaitu melakukan Tanya jawab dengan sesama rekan peneliti. Proses ini mengharuskan peneliti mencari seorang rekan yang dapat diajak untuk berdiskusi mengenai penelitian kualitatif sehingga penelitiannya dapat dirasakan oleh orang lain, selain oleh peneliti sendiri.38
e. Meningkatkan ketekunan, yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara sistematis.39
f. Menggunakan bahan referensi, yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.40
36 Ibid., hlm. 269.
37 Ibid., hlm. 271
38 Ibid., hlm. 271
39 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta CV 2018), hlm. 188.
40 Ibid., hlm. 192.
24
Gambar 2.1. Bagan Alur Penelitian Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Analisis dan Pembahasan
Data Sekunder :
Dokumentasi
Buku
Jurnal
Foto/gambar, dll.
Data Primer :
Observasi
Wawancara
Al-Qur’an
Kitab Tafsir
Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
Pengolahan Data
Selesai Mulai
Kesimpulan
25 I. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini tersusun dengan sistematis, maka penulis menyusunnya menjadi beberapa bab dan diikuti dengan beberapa sub pembahasan. Adapun sistematika pembahasannya sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang meliputi tujuan teoritis dan praktis, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, kerangka berfikir, metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengecekan keablasan data, serta bagian akhir yaitu sistematika pembahasan.
Bab II Profil Lembaga, dalam bab ini peneliti akan memfokuskan pembahasan tentang profil masjid Asmaul Husna seperti, letak geografis, sejarah berdirinya, struktur kepengurusan, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
Bab III Anaslisis dan Hasil Penelitian, pembahasan pada bab ini merupakan analisis dan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian, yaitu kajian seputar living qur’an, sujud tilawah, ayat-ayat sajadah, penafsiran QS As-Sajadah ayat 15, analisis pembahasan mengenai implementasi QS As-Sajadah ayat 15 dalam pelaksanaan sujud tilawah di masjid Asmaul Husna, dan hikmah dari pelaksanaan sujud tilawah pada masjid Asmaul Husna Lingkungan Seganteng Karang Monjok.
Bab IV Penutup, bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian, yaitu penutup yang memuat tentang kesimpulan mengenai permasalahan dan jawaban dari hasil penelitian, serta saran dan masukan.
26