Metode merupakan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai dengan proses menyusun laporannya. Penelitian ialah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah dengan mempergunakan pengetahuan yang didapatkan dari sumber-sumber primer yang bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip umum yang sebelumnya belum pernah
ada.36 Metode Penelitian adalah suatu proses, prinsip-prinsip dan tata cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian, yang merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.37
Adapun penelitian ini menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian
Jenis penulisan tesis ini lebih bersifat deskriptif, karena bermaksud menggambarkan secara jelas tentang berbagai hal yang terkait dengan objek yang diteliti, yaitu gambaran secara jelas mengenai penerapan kebijakan peraturan perundang-undangan Tindak Pidana Korupsi dalam pelanggaran tidak dibayarkannya Pajak berupa BPHTB dan PPh oleh Notaris/PPAT.
2. Metode Pendekatan
Ditinjau dari sudut penelitian hukum sendiri, maka pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif memiliki definisi yang sama dengan penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum (librabry based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer
36 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2004), h. 1
37 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 1, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2000, h. 4.
dan sekunder. Sehingga penelitian hukum menurut Johnny Ibrahim ialah suatu prosedur ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuwan hukum dari sisi normatifnya.38 Pendapat ini kemudian dipertegas oleh Sudikno Mertokusumo yang menyatakan bahwa disiplin ilmiah dan cara kerja ilmu hukum normatif adalah pada obyeknya, obyek tersebut adalah hukum yang terutama terdiri atas kumpulan peraturan-peraturan hukum yang bercampur aduk merupakan chaos: tidak terbilang banyaknya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan setiap tahunnya. Dan ilmu hukum (normatif) tidak melihat hukum sebagai suatu chaos atau mass of rules tetapi melihatnya sebagai suatu structured whole of system.39
Penulis memilih penelitian hukum yang normatif, karena menurut penulis sumber penelitian yang digunakan adalah bahan hukum primer, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahwa sesuai dengan pendapat Johnny Ibrahim, berkenaan dengan penelitian yang dilakukan penulis bahwa terhadap penggelapan pajak dalam Tindak Pidana Korupsi Oleh PPAT/Notaris dalam proses peralihan hak atas tanah dan bangunan, sehingga dibutuhkan penalaran dari aspek hukum normatif, yang merupakan ciri khas hukum normatif.40 Jadi berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian hukum normatif
38 Johnny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publising, Malang, 2008, h. 57.
39Ibid.
yang dipilih oleh penulis sudah sesuai dengan obyek kajian atau isu hukum yang diangkat.
3. Jenis Data dan Sumber
Secara umum jenis dan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian hukum terarah pada penelitian sumber data sekunder. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah.
a. Bahan Hukum Primer.
1) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
3) Undang – undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
4) Undang–undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
5) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan.
6) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
7) Undang-undang No.21 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.
8) Undang-undang No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
9) UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang tidak mempunyai kekuatan, dan hanya berfungsi sebagai penjelas dari bahan hukum primer.41 Dalam penulisan skripsi ini, bahan hukum sekunder meliputi:
Buku-buku Ilmiah yang membahas tentang Perpajakan, Tindak Pidana Pajak dan Pelanggaran Pajak.
Buku-buku Ilmiah yang membahas tentang Korupsi.
Karya-karya tulis, artikel-artikel, atau jurnal-jurnal ilmiah lainnya yang membahas tentang pelanggaran pajak khususnya mengenai pelanggaran atau tindak pidana perpajakan sebagai tindak pidana korupsi.
41 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, Metode Penelitian Hukum. Fakultas Hukum: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008, h. 13.
Berita acara pemeriksaan di Polda Jateng berupa penyidikan dugaan tindak pidana korupsi atas pemalsuan bukti setor dan validasi bank persepsi pembayaran pajak BPHTB / SSB dan PPh Final / SSP pada proses peralihan hak atas tanah dan bangunan SHM 295 / Kalibanteng Kulon, Kota Semarang tahun 2010 di Bank BTN Cab. Semarang dan Bank BPD Jateng Cabang Semarang. Untuk kepentingan penulisan ini maka nama-nama tidak disebutkan dan diganti dengan sebutan “Pelaku”, “Penjual”, “Pembeli I”, Pembeli II”, “Pemalsu”,
“Karyawan Pelaku I”, “Karyawan Pelaku II”.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum ini merupakan bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang bersumber dari kamus dan ensiklopedi.42
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data diusahakan sebanyak mungkin yaitu data diperoleh atau dikumpulkan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan penulisan ini. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
42Ibid, h. 13.
Studi Kepustakaan, yaitu dengan mencari, menginventarisasi, mencatat, dan mempelajari data primer dengan didukung oleh data sekunder.
Pengumpulan data dengan cara mengambil beberapa keterangan dari literatur dan dokumentasi ataupun peraturan perundang-undangan lainnya yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yang dibahas, dan diharapkan dapat memberikan solusi dari suatu permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
5. Metode Analisa Data
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang akan memberikan gambaran atau lukisan secara sistemati tentang penggelapan BPHTB dan PPh oleh Notaris/PPAT dikaitkan dengan Tindak Pidana Korupsi, maka analisis yang digunakan adalah metode normatif kualitatif. Analisis data melalui metode kualitatif adalah suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, dengan menginventarisasi peraturan perundang-undangan, doktrin, dan yurisprudensi yang kemudian akan dikaitkan dengan data yang telah diperoleh dari objek yang diteliti sebagai satu kesatuan yang utuh, sehingga pada tahap akhir dapat ditemukan hukum di dalam kenyataannya.