• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Research). Mendefinisikan objek material yaitu pluralisme agama dalam teologi John Hick, kemudian sebagai objek formal dari teori pluralis John Hick adalah filsafat perennialisme Frithjof Schoun, dan berdampak pada pemahaman pluralitas agama yang salah dengan menyandingkan dengan pluralisme agama, sehingga pemikiran John Hick dan Frithjof Schoun tentang pluralisme agama sebagai pemberi kontribusi gagasan para pluralis agar dapat memperkuat pemikiran pluralis terkait dengan semua agama benar.

2. Sumber Data

Ada beberapa sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder :

Adapun sumber data Primer, adalah buku-buku ataupun arsip yang berkaitan langsung dengan objek material penelitian, dalam hal ini teks Frithjof Schoun dan John Hick Seperti;

1) Hick, John, 1981, God and Univerfitas of faith, St Martin’s press, New York

2) Hick, Jhon. 1989. An Interpretation of Religion Human Responses to the Transcendent, London: Macmillan

3) Schoun, Frithjof, Rene Guénon , 1984, Some Observations, Sophia Perennis, Hillsdall

4) Frithjof Schoun 2007, Spiritual Perspectives and Human Facts, Wisdom Books, Canada

5) Frithjof Schoun 2006, Sufism, Veil and Quintessence, terj, Mark Perry dkk, World Wisdom, Bloomington

6) Frithjof Schoun, 1999, the Transcendent Unity of Religion, Suhail Academy, Lahore

7) Frithjof Schoun, 1987, The Transcendent Unity of Religion, The Theosopichal Publishing House, London

8) Frithjof Schoun, 2010, Frithjof Schoun and the Perennial Philosophy, World Wisdom, Canada.

b. Sumber data Sekunder

Adapun sumber data sekunder, yaitu sumber data yang berupa buku-buku serta kepustakaan yang berkaitan dengan objek material, namun bukan merupakan

karya ataupun keluaran langsung dari objek material namun berkaitan mengenai objek material penelitian ini. Seperti buku

1) Argument pluralisme agama, membangun toleransi berbasis al-Qur’an karangan Abd Maqosith Ghazali, Religious Pluralism Christian and Islamic Philosophy; The Thought of John Hick and Seyyed Hossein Nasr, Curzon Press

2) Thoha 2005 Tren Pluralisme Agama; Tinjauan Kritis, Jakarta. Serta literatur lainnya yang berkaitan dengan pembahasan objek formal maupun objek material.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini, dalam melalui tahapannya yang berawal dari penelitian pustaka dan literatur kemudian, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Penelusuran Pustaka (Literatur, Arsip-arsip, dan Buku-buku)

Dalam hal ini peneliti menelusuri data-data literatur dan arsip-arsip yang berkaitan langsung dengan penelitian (yang dikhususkan pada teks Frithjof Schoun dan Hick). Maupun segala literatur yang berkaitan langsung ataupun juga tidak langsung dikumpulkan dan setelah itu kemudian baru dilakukan penelitian atas Arsip maupun literatur tersebut.

1) Agar peneliti dapat melaksanakan penelitian terutama dalam rangka pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka peneliti mengunakan instrumen yang memadai, dengan sumber data yang berupa kepustakaan kefilsafatan tidak

semuannya mudah untuk didapatkan, pertama dalam pengumpulan data ini adalah pengumpulan data dalam bentuk data verbal simbolik, yang berupa naskah-naskah yang belum dianalisis, peneliti menggunakan alat foto copy, dan sebagainya.

2) Data yang selanjutnya adalah melalui instrumen yang sangat penting dalam penelitian kepustakaan adalah kartu data, kartu data yang lebih efisien dan mudah di dapat, sehingga peneliti bisa mengunakan instrumen ini jika instrumen pertama menyulitkan pengoperasionalan penelitian.

3) Mencatat dan membaca informasi yang terkandung dalam data, sehingga instrumen yang kedua yang sering digunakan oleh peneliti, membaca dengan mencari keterangan-keterangan yang berkaitan dengan data penelitian.

4) Mencatat secara paraphrase, artinya peneliti menangkap keseluruhan inti sari data kemudian mencatatkan pada kartu data “instrumen kedua”, dengan mengunakan kalimat atau kata-kata yang disusun oleh peneliti sendiri.

5) Mencatat data secara quotasi, peneliti mencatat data dari sumber data dengan mengutip secara langsung, tanpa mengubah sepatah katapun dari sumber data, atau dengan lain perkataan tanpa mengubah sepatah katapun dari tokoh yang menulis karya tersebut, menyangkut terminologi-terminologi kunci, sehingga dapat dikembangkan suatu interpretasi yang secara lebih luas.

4. Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian historis faktual mengenai tokoh, objek material merupakan pemikiran Hick mengenai pluralisme agama dalam global teologi, kemudian diselidiki dengan objek formal filsafat perennialisme Schoun sebagai filsafat. Pluralisme agama dalam teologi Hick beserta filsafat perennialisme Schoun sudah menginkorporasikan semua undur metodis dalam pemikirannya, dan penulis hanya mengikuti alur pemikiran kedua tokoh sehingga mendapatkan jawaban baru dalam pemikiran keduanya. Unsur- unsur metodis yang digunakan penulis sebagai berikut;

a. Interpretasi

Interpretasi adalah memperantarai pesan yang secara eksplisit dan implisit termuat dalam realitas. Peneliti adalah interpretator yang sekaligus berhadapan dengan komplesitas bahasa, sehingga harus makna atau pesan yang terkandung dalam bahasa yang tidak jelas menjadi semakin jelas. Pada dasarnya interpretasi berarti, bahwa tercapai pemahaman benar mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari. Unsur interpretasi ini merupakan landasan bagi metode hermeneutika. Dalam interpretasi itu termuat hubungan-hubungan atau lingkaran-lingkaran yang beraneka ragam, yang merupakan satuan unsur-unsur metodis (Bekker, 1990: 43). Interpretasi sebagai metode pengungkapan dalam pengertian adalah merupakan suatu proses menunjuk arti, yaitu mengungkapkan, menuturkan, mengatakan sesuatu yang merupakan esensi realitas, dengan demikian peneliti berupaya untuk mengungkapkan objek dalam hal ini teks penelitian sehingga realitas yang terkandung dalam teks penelitian menjadi terkonstatir. Permasalahan

yang muncul adalah berkaitan dengan objektivitas dan kebenaran dari proses interpretasi.

Interpretasi sebagai metode menerangkan, bukan hanya mengatakan dan mengungkapkan, akan tetapi interpretasi berupa untuk menerangkan, dengan mengungkapkan makna teks dalam hubungannya dengan faktor-faktor yang berada di luar teks. Pandangan Hick maupun Schoun dibandingkan kemudian dipahami menurut warna dan keunikan masing-masing, penulis mengungkapkan pemikiran Hick terkait dengan pluralisme agama kemudian bagaimana filsafat perennial Schoun yang menjadi objek formal memahami pluralism agama melalui konsep-konsep perennialisme Schoun.

b. Holistika

Unsur metodis ini berusaha menentuan arti persis bagi beberapa konsep perennialisme dengan objek material nya terkait dengan pluralisme agama dalam teologi John Hick. Kedua visi seluruhnya harus dibandingkan, dengan tidak terlalu cepat disamakan suatu kata atau konsep pada keduanya.

c. Kesinambungan Historis

Latar belakang dan tradisi yang berbeda juga menghasilkan konsepsi berbeda, artinya Hick dan Schoun dalam melihat Pluralisme agama keduanya berbeda. Masing-masing pandangan diteliti kesinambugan historis kedua tokoh. Penulis akan memulai berfikir tentang pemikiran-pemikiran lain, artinya penulis melihat riwayat hidup tokoh, pendidikannya, pengaruhnya dengan berpangkal dari suatu pandangan pribadi maupun umum, yang terkait dengan pluralisme agama.

d. Deskripsi

Pemikiran Hick terkait dengan pluralisme agama diuraikan secara lengkap kemudian mencari korelasi dengan objek formal filsafat perennialisme Schoun dengan konsep-konsep yang ditawarkan tetapi mencari konsep-konsep yang tidak bersinggungan. Sehingga filsafat perennialisme Schoun sebagai objek formal menghasilkan kesamaan dan perbedaan pemikiran pluralisme agama Hick sebagai objek material.

e. Komparasi

Perbandingan dapat dibuat setelah masing-masing pandangan diuraikan secara lengkap. Dibandingkan perumusan masalah, pendekatan, pemakaian istilah, argumentasi, contoh-contoh. Dibedakan antara konsep pluralisme agama Hick dengan filsafat perennialisme Schoun yang tampak dan konkret, dengan mendalam sampai pada dasar-dasar dan asumsi-asumsi yang paling dasariah. Mungkin bahwa perbedaan secara besar maupun persamaan secara dasar.

Dalam penelitian filsafat sendiri komparasi itu dapat diadakan di antara tokoh, atau naskah; dapat diadakan di antara sistem atau konsep. Dalam komparasi tersebut ini sifat-sifat hakiki dalam objek penelitian dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Justru perbandingan itu memaksa untuk dengan tegas menentukan kesamaan dan perbedaan, sehingga hakikat objek dipahami dengan semakin murni (Bakker, 1990: 50). Metode komparatif diterapkan dalam rangka melakukan pembandingan dua pemikiran filsafat atau lebih pembandingan dapat dilakukan di antara pemikiran tokoh filsafat, naskah filsafat, sistem filsafat atau bahkan konsep-konsep filsafat (Bakker, 1990: 51).

Beberapa metode komparatif adalah pertama dengan melakukan deskripsi masing-masing konsep dari Frithjof Schoun Dan John Hick, kedua menunjukkan masing-masing konsep dari Schoun dan Hick yang dimiliki, ketiga dalam memandangi permasalahan dalam hal ini objek material penelitian yaitu pluralisme agama dalam teologi John Hick dengan teori filsafat Perennialisme Frithjof Schoun serta dicari kesamaan dan perbedaan kedua pemikiran tersebut, keempat melalukan evaluasi kritis, yaitu melakukan suatu analisis evaluative terhadap pemikiran pluralisme John Hick dari perspektif Filsafat perennilisme.

f. Bahasa Analogal

Penulis menggunakan bahasa yang khas pada pemahaman pluralisme agama dalam teologi Hick dan filsafat perennialisme Schoun sebagai dasar sudut pandang. Hal ini menimbulkan perbandingan antara jenis bahasa meskipun dalam tujuan sama. Hick memahami pluralisme agama melalui manifestasi Tuhan dalam tradisi agama-agama yang berbeda sedangkan Schoun memahami pluralisme agama terjadi pada esoterik wilayah batin maupun substansial setiap agama yang berbeda dalam wilayah eksoterik. Maka, dengan demikian dapat ditekankan fleksibilitas bahasa yang berbeda pemaknaannya dari kedua tokoh sehingga menghasilkan hasil pemikiran yang sama.

F. Hasil yang Dicapai

Dokumen terkait