• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat, dan Waktu penelitian

Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study, yaitu pengamatan dalam waktu yang bersamaan. Pemilihan tempat dan contoh tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Desa Babakan dan Komplek Perumahan Dosen IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor pada ibu-ibu yang menjadi peserta Pelatihan Pemberdayaan Wanita Pra dan Usia Lanjut. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2011 hingga Mei 2011.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah wanita lansia peserta Pelatihan Pemberdayaan Wanita Pra dan Usia Lanjut. Penentuan populasi yang akan dijadikan contoh dalam penelitian atas dasar pertimbangan: (1) Kemudahan akses pengambilan data; (2) Keadaan sosial ekonomi yang bervariasi; (3) Peserta program sudah pernah mendapat pelatihan dan pembinaan sehingga dapat lebih mudah berkomunikasi dengan baik. Peserta program seluruhnya berjumlah 65 orang. Jumlah peserta yang diambil sebagai contoh penelitian adalah 31 orang setelah dikenai kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu sebanyak 18 contoh yang berada di Desa babakan, dan 13 contoh yang berada di Perumahan Dosen IPB. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah contoh berusia ≥ 55 tahun berdasarkan kriteria lanjut usia Departemen Kesehatan (1991), bugar, dapat diukur tinggi badan dan berat badannya, serta bersedia dan dapat diwawancarai. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah bungkuk dan mengalami gangguan pendengaran.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer meliputi karakteristik individu, keadaan sosial ekonomi, pola konsumsi makan, status gizi, tingkat stres serta status kesehatan. Data sekunder mengenai profil program pemberdayaan lansia dan nama peserta. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan teknik wawancara langsung dan pengukuran.

Tabel 2. Variabel, jenis, dan cara pengumpulan data

No Jenis Data Cara Pengumpulan

1. Karakteristik Individu: (nama, status pernikahan)

- Wawancara

2. Keadaan sosial ekonomi:

(usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, besar keluarga)

- Wawancara

3. Status gizi:

(berat badan, tinggi badan, IMT)

- Penimbangan

menggunakan Timbangan injak dengan ketelitian 0.5 kg dan kapasitas

maksimum 120 kg - Microtoise dengan ketelitian 0.1 mm 4. Pola konsumsi makan

(frekuensi konsumsi, tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, vitamin C)

- Wawancara

- Food Frequencies

Questionnaires

- Recall 1x24 jam

5. Tingkat stres - Wawancara

6. Status kesehatan:

(keluhan penyakit infeksi, non infeksi, dan tempat berobat)

- Wawancara

Pengolahan dan Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh terlebih dahulu dilakukan editing, entry, dan coding untuk mengecek konsistensi informas. . Data yang telah diverifikasi kemudian dimasukkan ke dalam komputer menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dianalisis secara deskriptif dan korelasi menggunakan SPSS version 16.0 for Windows.

Hubungan antara variabel dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji korelasi Spearman dan Pearson. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan dianalisis menggunakan uji Regresi Linear. Jenis dan kategori data yang diolah disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 3. Jenis dan Kategori Variabel Pengolahan Data

Variabel Kategori Variabel

Usia* 55-64tahun

≥65 tahun

Status Pernikahan Menikah

Cerai hidup Cerai mati

Pendidikan Tidak tamat SD/Tidak sekolah

SD SMP SMA

Perguruan Tinggi

Pekerjaan Tidak Bekerja

Bekerja

Pendapatan/bulan <Rp 500.000/bulan

Rp 500.000 - Rp 1.000.000/bulan Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000/bulan IRT

Besar Keluarga** Kecil (≤4 orang)

Sedang (5-7 orang) Besar (>7 orang) Tingkat Kecukupan Energi dan

Protein***

Defisit (<90%)

Normal (90%-119%) Lebih (≥120%) Tingkat Kecukupan Vitamin A dan

Vitamin C****

Kurang (<77%) Cukup (≥77%)

Status Gizi**** IMT<18.5 (underweight) IMT 18.5-22.9 (normal) IMT 23.0-27.5 (overweight) IMT >27.5 (obesitas)

Tingkat Stres****** Rendah

Sedang Tinggi

Keterangan : * Kategori berdasarkan Depkes (1991) **

Kategori berdasarkan BPS (2001) ***

Kategori berdasarkan Depkes (1996) ****

Kategori berdasarkan Gibson (2005) *****

Kategori berdasarkan WHO (2005) ******

Kategori berdasarkan NSC (2004)

Data keadaan sosial ekonomi (usia, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan besar keluarga), konsumsi makan, tingkat stres, dan data riwayat kesehatan lansia didapat melalui hasil wawancara. Contoh dibagi menurut status ekonomi rendah dan tinggi berdasarkan pendapatan yang diterimanya. Menurut Sukandar (2007), salah satu ukuran status ekonomi adalah tingkat pendapatan total yang dimiliki oleh individu atau keluarga. Contoh yang berstatus ekonomi rendah berada pada contoh yang pendapatannya dibawah hasil perhitungan sedangkan contoh yang berstatus ekonomi tinggi berada pada contoh yang pendapatannya diatas hasil perhitungan.

Angka standar status ekonomi = � ��� � � � � −� ��� � � � �

2

Pola konsumsi makan terdiri dari jenis, jumlah, dan frekuensi konsumsi contoh selama seminggu serta tingkat konsumsi/kecukupan energi dan protein. Frekuensi makan diukur menggunakan metode Food Frequencies Questionnaires (FFQ) sedangkan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein contoh dihitung melalui perbandingan konsumsi energi dan protein yang didapat melalui Recall 1x24 jam dengan Angka Kecukupan Energi dan Protein menurut WKNPG (2004)

Perhitungan TKE berdasarkan AKE pada WKNPG VIII untuk orang dewasa. AKE untuk wanita berusia 50-64 tahun adalah 1750 kkal dan untuk wanita berusia 65 keatas adalah 1600 kkal. TKP dihitung berdasarkan AKP WKNPG VIII. AKP wanita berusia 50-64 tahun dan 65 tahun keatas adalah 50 gram per hari. Kategori tingkat konsumsi atau tingkat kecukupan energi dan protein didapatkan dari klasifikasi tingkat kecukupan energi dan protein menurut Departemen Kesehatan (1996). TKA dan TKC juga dihitung berdasarkan kecukupan vitamin A dan vitamin C dalam WKNPG VIII, yaitu 500 RE untuk vitamin A dan 75 mg utk vitamin C. Kategori tingkat kecukupan vitamin A dan vitamin C didapatkan dari klasifikasi tingkat kecukupan vitamin menurut Gibson (2005). Data jumlah makanan yang dikonsumsi responden dikonversikan dari Ukuran Rumah Tangga ke dalam ukuran berat dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan sehingga diperoleh konsumsinya sendiri (Supariasa et al. 2001). Secara umum rumus untuk menghitung kandungan energi, protein, vitamin A, dan vitamin C yang dikonsumsi adalah sebagai berikut:

Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)} Keterangan :

Kgij = Kandungan zat gizi dalam bahan makanan-j yang dikonsumsi (g) Bj = Berat bahan makanan-j yang dikonsumsi (g)

Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan-j BDDj = Persen bahan makanan-j yang dapat dimakan (% BDD)

Untuk menentukan tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A dan vitamin C digunakan rumus:

TKj = (K/AKj) x 100% Keterangan :

TKj = Tingkat kecukupan zat gizi K = Konsumsi zat gizi

AKj = Angka kecukupan zat gizi (WKNPG 2004)

Status gizi lansia ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (m2). Kemudian IMT diklasifikasikan berdasarkan kategori WHO (2005).

Tingkat stres diukur menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari National Safety Council (2004) dan dilakukan dengan wawancara langsung kepada contoh. Kuesioner tersebut berisi 17 pertanyaan mengenai gejala atau keluhan kesehatan yang dirasakan dan dari keluhan tersebut dapat diukur tingkat stresnya. Pertanyaan yang diajukan mengenai kekerapan terhadap keluhan yang dirasakannya yaitu dengan jawaban tidak pernah atau jarang sekali bernilai 1, kadang mempunyai nilai 2, sering memiliki nilai 3, dan selalu memiliki nilai 4. Skor minimum adalah 17 dan skor maksimum adalah 68. Skor 17-23 menunjukkan tingkat stres yang rendah, skor 24-45 menunjukkan adanya tingkat stres yang sedang, dan skor 46-68 menunjukkan tingkat stres yang tinggi.

Status kesehatan yang diukur adalah riwayat kesehatan mengenai keluhan penyakit infeksi dan non infeksi dalam sebulan terakhir, dan tempat berobat contoh saat sakit yang dilakukan dengan wawancara. Untuk analisis statistik, yang dihitung adalah skor atau banyaknya penyakit non infeksi yang diderita oleh contoh. Hal tersebut terkait dengan penyakit non infeksi dan biasanya bersifat kronis, yang diderita oleh seseorang dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga adanya penyakit non infeksi tersebut dapat menunjukkan status kesehatannya (Smet 1990 diacu dalam Sarafino 1994). Skor atau banyaknya penyakit non infeksi dihitung dari skor 0 yaitu tidak menderita penyakit non infeksi sama sekali hingga maksimum 4 penyakit yaitu menderita 4 jenis penyakit non infeksi.

Definisi Operasional

Orang Lanjut Usia adalah orang yang berusia 55 tahun keatas, bugar, tidak bungkuk, dapat diukur tinggi dan berat badannya, serta tidak mengalami gangguan pendengaran.

Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang dijalani contoh yang diukur lamanya pendidikan atau jenjang pendidikan.

Tingkat Pendapatan adalah jumlah pendapatan contoh yang didapatkan per bulan dari pekerjaan utama, pekerjaan tambahan, ataupun pemberian dari orang lain dalam satuan rupiah.

Berat badan adalah massa tubuh dalam satuan kilogram yang ditimbang menggunakan timbangan injak detecto ketelitian 0,1 kg.

Tinggi badan adalah pengukuran tinggi badan contoh dalam posisi berdiri tegak sempurna menempel ke dinding dan menghadap ke depan diukur dengan menggunakan microtoise ketelitian 0,1 cm.

Pola Konsumsi Makan adalah susunan jenis dan frekuensi konsumsi makan yang dapat dilihat dari kebiasaan mengkonsumsi jenis-jenis pangan meliputi makanan pokok, pangan hewani, pangan nabati, sayur, buah, dan air putih dengan menggunakan Food Frequencies Questionnaries (FFQ), serta tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, dan vitamin C contoh yang dihitung melalui perbandingan konsumsi yang didapat melalui Recall 1x24 jam dengan Angka Kecukupan zat gizi menurut WKNPG (2004)

Tingkat Kecukupan Energi dan Protein adalah perbandingan antar konsumsi energi dan protein dengan Angka Kecukupan Energi dan Protein menurut WKNPG (2004).

Tingkat Kecukupan Vitamin A dan Vitamin C adalah perbandingan antar konsumsi vitamin A dan vitamin C dengan Angka Kecukupan vitamin A dan vitamin C menurut WKNPG (2004).

Status Gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang atau kelompok orang yang diakibatkan konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat-zat gizi pada makanan pada masa lampau yang ditentukan berdasarkan IMT (kg/m2) yang mengacu pada WHO (2005).

Tingkat Stres adalah keadaan stres yang dialami oleh seseorang yang diukur melalui keluhan kesehatan yang dirasakan akibat adanya stres dan diukur menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari National Safety Council (2004).

Status Kesehatan adalah situasi kesehatan yang dialami contoh yang diukur dari keluhan penyakit infeksi dan non infeksi yang diukur dalam sebulan terakhir serta tempat berobat contoh saat sakit.

Dokumen terkait