• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian akan dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2014. Penelitian ini dilaksanakan di sungai Batang Gadis: Kecamatan Ulu Pungkut dan Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian USU.

Penelitian ini ditetapkan 3 (tiga) stasiun secara purposive sampling, yaitu pembagian lokasi berdasarkan karakteristik sungai dan informasi tentang habitat ikan Garing, yaitu:

Stasiun 1 : Merupakan aliran Sungai Pungkut, daerah hulu di Kecamatan Ulu Pungkut dengan koordinat 00°30'59,46"LU dan 099°47'10,08"LS serta terdapat lubuk larangan. Karakteristik sungai dengan kedalaman 0 – 0,5 m, kecerahan mencapai dasar dengan substrat berbatu besar.

Stasiun 2 : Merupakan aliran Sungai Lanhatan di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan dengan koordinat 00°39'1,56"LU dan 099°44'32,76"LS. Karakteristik sungai dengan kedalaman 1 – 2 m dengan kecerahan 30 – 50 cm dan substrat batu berpasir.Aktivitas yang ada di daerah tersebut meliputi aktivitas rumah tangga, pemukiman, pertanian dan perkebunan.

Stasiun 3 : Merupakan daerah pertengahan di Desa Muara Siambak Kecamatan Kotanopan dengan koordinat 00°39'22,44"LU dan 099°43'4,08"LS. Karakteristik sungai dengan kedalaman 1 – 1,5 m dengan kecerahan 30 – 40 cm dan substrat lumpur berpasir. Aktivitas yang di daerah tersebut meliputi aktivitas rumah tangga, pemukiman, pertanian, perkebunan, penambangan emas tradisional, penambangan batu dan pasir tradisional.Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jala lempar dengan mata jaring 1 inchi, jaring 1½ inchi, tanggok, plankton net, GPS, pH meter, thermometer, Secchi disk, tali, timbangan digital, kamera digital, cawan petri,

objek glass, botol sampel, botol film, gunting bedah, mikroskop, penggaris, kerta millimeter, alat tulis dan buku identifikasi plankton.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel ikan Garing, sampel air, aquadest, lugol, formalin pekat 40% dan formalin 10%.

Prosedur Penelitian

Pengambilan Sampel Ikan

Pengambilan sampel ikan dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2014 di tiga stasiun yang telah ditentukan dan dicatat koordinatnya. Alat tangkap yang digunakan meliputi jala lempar berukuran panjang 3m dengan mata jaring 1 inchi, jaring insang dengan ukuran mata jaring 1½ inchi berukuran panjang 7 m dan lebar 2 m, selain itu juga digunakan tanggok. Pelaksanaan sampling dilakukan secara bergantian dimulai dari stasiun paling hulu ke hilir (Stasiun 1 dan berakhir di Stasiun 3).Pengambilan sampel dilakukan 3 (tiga) kali dengan interval waktu 2 (minggu) pada setiap stasiun.Pada setiap stasiun digunakan 3 (tiga) kali ulangan dengan interval penangkapan 3 (tiga) jam sekali selama 12 (dua belas) jam untuk mengetahui puncak lambung penuh dan lambung kosong.Sampel ikan yang dibutuhkan minimal 3 ekor pada setiap stasiun.Apabila pembedahan memungkinkan maka ikan yang tertangkap dibedah dan diambil sampel saluran pencernaan kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi formalin 10%.Sedangkan apabila pembedahan tidak dimungkinkan maka sampel ikan yang tertangkap segera disuntik dengan larutan formalin 40%, selanjutnya dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi larutan formalin dengan konsentrasi 10%. Setiap botol sampel diberi label keterangan mengenai nomor stasiun dan tanggal koleksi.

Pengukuran Panjang dan Bobot

Panjang total diukur mulai dari ujung mulut hingga ujung ekor menggunakan penggaris dengan ketelitian 1 mm. Bobot ikan ditimbang dengan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g.

Pembedahan Ikan

Alat yang digunakan dalam pembedahan ikan adalah satu set alat bedah, tubuh ikan dibedah dengan gunting mulai dari bagian anus hingga belakang operculum, kemudian diambil organ alat pencernaan.

Pengukuran Panjang, Bobot dan Volume Isi Lambung

Alat pencernaan yang masih berisi ditimbang bobot dan diukur volume serta panjang saluran pencernaan.Kemudian isinya dikeluarkan, dipisahkan ke cawan petri untuk selanjutnya alat pencernaan yang kosong dihitung volumenya kembali.Kemudian dilakukan pengurangan antara lambung berisi dengan lambung kosong untuk mengetahui volume isi lambung.

Analisis Isi Saluran Pencernaan

Analisis isi saluran pencernaan dilakukan di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian USU dengan menggunakan metode volumetric terhadap setiap sampel ikan.Isi lambung yang sudah didapatkan kemudian di diencerkan dalam 25 ml akuades agar mudah mengidentifikasi jenis makanannya, sampel yang sudah diencerkan diambil dengan pipet tetes, tiap tetes sampel diamati dengan metode sapuan areadi bawah mikroskop dan dianalisis menggunakan mikroskop okuler pembesaran 10x10.Untuk analisis isi lambung ini diambil 3 tetes untuk satu sampel

ikan.Analisis isi saluran pencernaan dilakukan untuk mengetahui komposisi makanan ikan Garing.

Pengambilan Sampel Plankton

Pengambilan sampel plankton dimaksudkan untuk mengetahui jenis plankton yang hidup pada perairan tersebut. Pengambilan sampel dilakukan pada setiap stasiun dengan 1 (satu) kali ulangan dengan menggunakan plankton net. Sampel plankton diambil dengan memasang plankton net no. 25 ± 5 menit di badan sungai. Air yang tersaring dalam bucket dimasukkan ke dalam botol sampel kemudian diberi lugol 3 – 5 tetes dan diberi label stasiun sampel.

Pengamatan Sampel Plankton

Pengamatan dan identifikasi sampel plankton dilakukan di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian USU dengan menggunakan sedweight rafter counting (SRC) untuk menghitung jumlah individu per satuan volume.Sampel plankton yang diperoleh diambil dengan pipet tetes, tiap tetes sampel diamati dengan metode sapuan areadi bawah mikroskop dan dianalisis menggunakan mikroskop okuler pembesaran 10x10.Identifikasi plankton dilakukan 3 kali untuk setiap sampel pada masing-masing stasiun.Identifikasi plankton menggunakan buku identifikasi Mizuno (1979), Needham dan Needham (1962) dan Edmondson (1963).

Pengukuran Faktor Fisika Kimia Perairan

Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan pada setiap stasiun penelitian.Metode pengukuran masing-masing parameter disajikan pada Tabel 2 dan bagan kerja metode winkler disajikan pada Lampiran 1.

Tabel 2. Metode Pengukuran Kualitas Perairan

Parameter Unit Metode Keterangan

Fisika

Suhu 0C Pemuaian Insitu

Kedalaman m Tongkat berskala Insitu

Kecerahan Arus m m/s Penetrasi cahaya Bola duga Insitu Insitu Kimia pH - pH indikator Insitu DO mg/l Winkler Insitu Metode Pengukuran Indeks of Preponderance

Analisis kebiasaan makan yang digunakan yaitu Index of Prepoderance yang merupakan gabungan dari metode frekuensi kejadian dan metode volumetrik (Natarajan dan Jhingran, 1961 diacuEffendie, 1979), dengan rumus sebagai berikut :

�� = Vi x Oi

∑(Vi x Oi) � 100% Keterangan :

IP = Indeks of Preponderance

Vi = Persentase volume satu macam makanan

Oi = Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan

Organisme yang ditemukan dalam saluran pencernaan diidentifikasikan berdasarkan kriteria persentase makanan (Nikolsky, 1963) sebagai berikut:

IP > 40% = Makanan Utama IP < 4 % = Makanan Tambahan IP 4- 40 % = Makanan Pelengkap

Kelimpahan Plankton

Kelimpahan plankton didefinisikan sebagai jumlah individu plankton per satuan volume air yang umumnya dinyatakan dalam individu per meter kubik (ind/m3) atau sel per meter kubik (sel/m3).Kelimpahan plankton dinyatakan dalam satuan sel/m3, dihitung berdasarkan rumus APHA (2005) diacu Nurfadillah, dkk. (2012) sebagai berikut:

� = ��� ��� � 1 Keterangan:

N = Kelimpahan plankton (ind/m3) n = Jumlah plankton yang tercacah (ind) a = Luas gelas penutup (mm2)

A = Luas satu lapangan pandang (mm2) v = Volume air terkonsentrasi (ml)

vc = Volume air dibawah gelas penutup (ml) V = Volume air yang disaring (l)

Indeks Keanekaragaman Plankton

Analisis ini digunakan untuk mengetahui keragaman jenis biota perairan.Jika keragamannya tinggi, berarti komunitas plankton di perairan makin beragam dan tidak didominasi oleh satu atau dua jenis individu plankton. Persamaan yang digunakan untuk menghitung Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Nurfadillah, dkk., 2012) menggunakan rumus:

H = − � ��ln��

�=1

�� = �� � Keterangan :

H' = Indeks Keanekaragaman Shannon – Wiener ni = Jumlah Individu Jenis ke-i

N = Jumlah Total Individu S = Jumlah genera

Analisis Data Deskriptif

Data lapangan yang didapatkan meliputi faktor fisika dan kimia perairan, kelimpahan plankton di perairan, jenis makanan pada lambung ikan dan komposisi makanan ikan dianalisis secara deskriptif.Analisis deskriptif merupakan suatu bentuk analisis kajian ilmiah yang menggambarkan dan menjelaskan objek penelitian serta keterkaitan variabel yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan narasi maupun angka.Analisis data yang didapatkan kemudian dikaji secara komparatif dengan penelitian dan kajian yang berhubungan dan seragam untuk mendapatkan validasi hasil penelitian.

Dokumen terkait