• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Sunggal dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan laut. Lahan ini sebelumnya ditanami dengan komoditi hortikultura dengan pH tanah 5.42, C organik 1.53, N total 0.21, dan rasio C/N 7.29. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai bulan Januari 2020.

Pelaksanaan Penelitian Pengadaan Biji

Masing-masing biotip E. indica berasal dari lokasi yang berbeda. Pada biotip sensitif, biji diambil dari areal Lapangan Bola Politeknik Negeri Medan dimana parakuat dan herbisida lain tidak pernah digunakan untuk mengendalikan gulma. Biji gulma sensitif diambil dengan cara menggunting malai tumbuhan lalu biji dipisahkan dari tangkai malai. Biji gulma sensitif dijemur 1 hari sebelum dikecambahkan. Pada biotip resisten, biji berasal dari stok biji dari areal Kebun Adolina PTPN IV Perbaungan yang sudah diidentifikasi resisten terhadap herbisida. Pada areal tersebut telah disemprot dengan parakuat secara terus menerus dalam ± 30 tahun.

Persiapan Lahan dan Media

Lahan dibersihkan dari gulma dan sampah dengan cara dicangkul. Dibuat plot ukuran 1,2 meter x 1,2 meter sebanyak 4 baris, jarak antar baris 50 cm dan jarak antar plot dalam 1 baris 30 cm. Luas lahan setelah pindah tanam ke lapangan berukuran 11,2 meter x 7,3 meter. Lahan digemburkan dengan menggunakan cangkul dan diberikan pupuk kompos dengan dosis anjuran 10 ton/ha.

14

Media tanam untuk persemaian menggunakan campuran top soil steril dan pasir (1:1) yang terlebih dahulu disterilisasi untuk mencegah adanya pertumbuhan seed bank dari gulma yang tak diinginkan. Tanah hitam disterilisasi menggunakan drum besar yang dimodifikasi menjadi alat sterilisasi top soil pada suhu 1000C selama 3 jam.

Pembuatan jaring penanda biotip resisten-parakuat dan sensitif-parakuat menggunakan plat asbes berukuran 1,2 meter x 1,2 meter yang dipaku sehingga membentuk bujursangkar. Pada plat asbes yang sudah dibentuk bujursangkar, kerangka dipaku sebanyak 13 paku dengan jarak antar paku 10 cm. Dikaitkan kawat dari sisi kanan ke sisi kiri kerangka dan dilakukan ke seluruh paku yang ada di kerangka. Kerangka jaring kawat diletakkan diatas plot penanaman dan dikaitkan dengan bambu agar tidak terjadi kesalahan saat pemberian label warna pada kedua biotip gulma. Pemberian label warna menggunakan lakban, untuk biotip resisten-parakuat diberi dengan lakban warna hitam dan biotip sensitif-parakuat diberi dengan lakban warna cokelat.

Persemaian

Biji kedua biotip tersebut, resisten dan sensitif, disemaikan pada hari yang sama di dalam bak plastik kecambah berukuran 30 cm x 22 cm secara terpisah. Biji masing-masing biotip direndam terlebih dahulu dalam larutan 0.2%

KNO3 selama 30 menit untuk memecahkan dormansi biji gulma, setelah itu disemaikan di bak perkecambahan dan disiram dengan air secukupnya. Biji biotip resisten ditanam dalam bak kecambah plastik berwarna merah dan biji biotip sensitif ditanam dalam bak kecambah plastik berwarna ungu untuk menghindari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

kesalahan persemaian biotip E. indica. Penyemaian dilakukan sampai tumbuhan berdaun 3 atau kurang lebih 2-3 minggu.

Penanaman

E. indica L. Gaertn. yang sudah berdaun 2-3 helai dipindah tanam ke

lapangan sesuai dengan proporsi tumbuhan dengan jumlah yang sama setiap porsinya yaitu 100 tanaman per meter bujursangkar. Adapun penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan proporsi biotip lulangan sebagai berikut:

1. 100% biotip resisten : 0% biotip sensitif 2. 75% biotip resisten : 25% biotip sensitif 3. 50% biotip resisten : 50% biotip sensitif 4. 25% biotip resisten : 75% biotip sensitif 5. 0% biotip resisten : 100% biotip sensitif

Jaring kawat diberi label lakban warna hitam untuk biotip resisten-parakuat dan lakban warna cokelat untuk biotip sensitif-resisten-parakuat pada kawat bagian depan setiap tumbuhan. Pindah tanam bibit gulma dari bak plastik kecambah ke plot dilakukan dengan menanam biotip sensitif-parakuat terlebih dahulu pada tumbuhan pinggir yang diikuti dengan penanaman seluruh biotip sensitif-parakuat sesuai proporsi tumbuhan (lampiran 2 s.d. 6) tiap plot. Kemudian dilanjutkan dengan pindah tanam bibit resisten-parakuat ke plot di dalam kotak jaring kawat yang belum berisi tanaman. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan penanaman. Tumbuhan ditanam di tengah kotak jaring kawat agar jarak antar tanaman 10 cm. Penanaman tumbuhan pinggir bertujuan agar kompetisi merata untuk seluruh tumbuhan. Tumbuhan pertama dihitung dari sebelah kanan

16

ke kiri lalu dilanjutkan dengan alur mengular sampai ke tumbuhan terakhir (dari tumbuhan ke-1 sampai ke-100).

Dilakukan pemindahan tanam untuk tumbuhan kontrol (tanpa kompetisi) di lapangan untuk biotip resisten-parakuat dan sensitif-parakuat. Tumbuhan kontrol untuk biotip resisten-parakuat sebanyak 2 tumbuhan per plot dan total 8 tumbuhan, begitu juga untuk tumbuhan kontrol pada biotip sensitif-parakuat.

Jarak antar tanaman pada perlakuan kontrol (tidak ditanam secara berkompetisi) yaitu 60 cm, karena pada jarak tersebut memiliki perebutan nutrisi dan hara yang minimal pada sistem perakaran dan pengambilan cahaya matahari oleh daun.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Namun hal ini disesuaikan dengan kondisi cuaca di lapangan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap hari dengan cara mencabut gulma lain yang tumbuh di lapangan.

Pengamatan Parameter Jumlah Anakan per Rumpun

Data jumlah anakan per rumpun dilakukan dengan cara menghitung jumlah anakan per rumpun. Jumlah anakan yang dihasilkan pada tumbuhan sampel pada biotip resisten dan biotip sensitif dalam masing-masing plot dengan dan tanpa kompetisi dihitung setelah panen. Penghitungan jumlah anakan dilakukan dengan menghitung anakan pada 10 sampel per biotip pada setiap proporsi penanaman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jumlah Anakan Produktif

Pengamatan jumlah anakan produktif dilakukan dengan cara menghitung anakan yang mengeluarkan malai dan bij pada setiap ngamatan jumlah anakan produktif pada tanaman sampel pada biotip resisten dan biotip sensitif dengan dan tanpa kompetisi dilakukan setelah panen. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah anakan yang memiliki malai dari 10 sampel per biotip pada setiap proporsi penanaman.

Waktu Berbunga

Pengamatan waktu berbunga oleh tanaman sampel pada biotip resisten dan biotip sensitif dengan dan tanpa kompetisi diambil pada saat gulma berbunga pertama kali hingga gulma berbunga sampai 75% untuk 10 sampel per biotip pada masing-masing proporsi. Perhitungan hari pada pengamatan waktu berbunga dihitung dari hari setelah pindah tanam.

Jumlah Malai per Rumpun

Pengamatan jumlah malai per rumpun oleh tanaman sampel pada biotip resisten dan biotip sensitif dengan dan tanpa kompetisi dilakukan sesaat sebelum panen. Pengambilan dilakukan dengan cara menghitung jumlah malai yang keluar per rumpun dari 10 sampel per biotip pada setiap proporsi.

Jumlah Biji per Rumpun

Penghitungan jumlah biji per rumpun oleh tanaman sampel pada biotip resisten dan biotip sensitif dengan dan tanpa kompetisi dilakukan setelah panen.

Penghitungan dilakukan dengan cara diambil seluruh malai dari satu tanaman sampel dari masing-masing biotip. Lalu dihitung jumlah biji per malai kemudian

18

jumlah biji seluruh malai dibagi jumlah panjang malai (cm) kemudian dapat dihasilkan jumlah biji/cm. Setelah didapat jumlah biji per cm, dikalikan dengan total jumlah malai per rumpun.

Perhitungan jumlah biji per rumpun sebagai berikut.

Jumlah biji per cm =

Jumlah biji per malai = Total panjang malai x jumlah biji per cm

Jumlah biji per rumpun = Total jumlah malai per rumpun x jumlah biji per malai Bobot Kering

Pengukuran bobot kering dilakukan terhadap masing – masing biotip dari setiap proporsi. Tumbuhan E. indica dipotong tepat pada leher akar pada permukaan tanah dari masing-masing biotip, resisten dan sensitif dimasukkan terpisah ke dalam amplop yang berbeda dari setiap proporsi penanaman. Amplop berisi tumbuhan diovenkan pada temperatur 75ºC selama 2x24 jam (bobot keringnya sudah konstan), lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Selama proses pengeringan, letak amplop 2 hari dirotasi agar kekeringan masing-masing sample dipisahkan secara homogen.

Metode Penelitian

Data hasil penelitian diambil dan diolah sidik ragam (ANOVA) dan ± standard error (SE) dari 10 tumbuhan per petak dari setiap jenis biotip. Hasil sidik ragam diuji lanjut dengan uji BNJ pada taraf α = 5%. Pada karakteristik pertumbuhan dilanjutkan dengan uji t.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dokumen terkait