• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Tipe atau Jenis Penelitian

Penelitian akan mengkaji pokok-pokok permasalahan sesuai dengan ruang lingkup dan identifikasi masalah sebagaimana yang telah disebut di atas melalui pendekatan yuridis-normatif. Metode penelitian yuridis normatif disebut juga dengan penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang menganalisis baik hukum sebagai law as it written in the book, maupun sebagai law as it decided by judge through judicial process.38

Adapun sifat penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitis. Penelitian yang bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu peraturan hukum.39

2. Pendekatan Penelitian

Di dalam kaitan dengan penelitian normatif, maka dipergunakan beberapa pendekatan keilmuan, yaitu pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach), yaitu :40

a) Pendekatan Perundang-undangan (statute approach)

Populer, Arkola, Surabaya, 1994, hal. 451), dan (Soenaryati Hartono, Panduan Investigasi untuk Ombudsman Indonesia, (Jakarta : Komisi Ombudsman Nasional, 2003, hal. 6).

38

Ronald Dwokrin, dalam Bismar Nasution, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum dan Hasil pada Majalah Akreditasi, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2003, hal. 2.

39

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1986, hal. 6.

40

Ibid, hal.8.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statute

approach). Penelitian ini menggunakan pendekatan tersebut karena menelaah

berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian.41

b) Pendekatan Konseptual (conceptual approach)

Analisa hukum yang dihasilkan oleh suatu penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan, akan menghasilkan suatu penelitian yang akurat. Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan Kedudukan dan Kewenangan Lembaga Ombudsman dalam Ketatanegaraan RI.

Pendekatan ini dilakukan berkenaan dengan konsep hukum yang mengatur perlindungan, kesejahteraan, kebebasan dan ketertiban yang harus diwujudkan oleh para penyelenggara negara, agar mekanisme sistem ketatanegaraan dapat berjalan secara konstitual, serta upaya menegakkan keadilan sosial, ketertiban dan perlindungan hukum terhadap warga negara dapat ditegakkan menurut UUD 1945. 3. Sumber Data Penelitian

Penelitian hukum normatif menitikberatkan pada penelitian kepustakaan dan berdasarkan pada data sekunder. Untuk memperoleh hasil data yang akurat dan signifikan, data dikumpulkan melalui studi pustaka yang dihimpun dan diolah dengan

41

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Edisi Revisi, Malang : Penerbit Bayumedia, 2008, hal. 302.

melakukan pendekatan yuridis normatif.42 Data sekunder merupakan bahan-bahan pustaka yang sudah tersedia dan dikumpulkan berdasarkan kebutuhan dari penelitian ini, mencakup :43

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat, dan terdiri dari : 1) Norma (dasar) atau kaidah dasar, yaitu : Pembukaan UUD 1945 2) Peraturan Dasar :

a) Batang Tubuh UUD 1945 beserta perubahannya; b) Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat 3) Pertaturan perundang-undangan :

a) Undang-undang dan peraturan yang setaraf;

- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemda jo. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah.

- Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia.

- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik - Surat Keputusan Ketua Ombudsman Republik Indonesia Nomor 30 /

ORI –SK / VIII / 2009 tentang Kode Etik Ombudsman Republik Indonesia.

42

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peranan dan Penggunaan Perpustakaan di dalam Penelitian Hukum, Jakarta : Pusat Dokumentasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1979, hal. 3.

43

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1985, hal. 13.

- Peraturan Ombudsman Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2009 tentang Syarat, Tata Cara Pengangkatan, Pemberhentian serta Tugas dan Taggung Jawab Asisten Ombudsman.

- Peraturan Ombudsman Republik Indonesia Nomor 002 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penyelesaian Laporan.

b) Peraturan Pemerintah yang setaraf;

c) Keputusan Presiden dan peraturan yang setaraf;

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Sekretariat Jenderal Ombudsman Republik Indonesia.

d) Keputusan Menteri dan Peraturan yang setaraf; dan e) Peraturan-peraturan Daerah.

4) Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan 5) Yurisprudensi

6) Traktat

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan perundang-undangan, hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.

c. Bahan hukum tertier; bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya adalah kamus, ensiklopedia dan lain-lain.44

44

Ibid, hal. 14.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data studi dokumen, yaitu dilakukan dengan menginventarisir berbagai bahan hukum baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tertier melalui riset kepustakaan (library research). Seluruh bahan dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi kepustakaan dan studi dokumen dari berbagai sumber yang dipandang relevan dengan Kedudukan dan Kewenangan Lembaga Ombudsman dalam Ketatanegaraan RI.

5. Analisis Data

Dengan mengkaji hukum normatif, analisis bahan hukum hakekatnya kegiatan untuk mengadakan sistematika terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan kontruksi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam analisis data, yaitu :

a) Memilih pasal-pasal yang berisi kaidah-kaidah hukum yang mengatur masalah eksistensi, kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan Ombudsman. b) Membuat sistematika dari pasal-pasal tersebut sehingga menghasilkan

klasifikasi tertentu.

c) Bahan hukum yang berupa peraturan perudang-undangan.

Selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap bahan hukum untuk menemukan asas, kaidah, doktrin, ataupun konsep hukum yang lebih umum, yaitu kepastian hukum, keadilan hukum, perlindungan hukum, dan lain-lain.

Analisis dilakukan secara holistik dan integral untuk menemukan hubungan logis antara berbagai konsep hukum yang sudah ditemukan dengan menggunakan kerangka teoritis yang relevan dengan kedudukan dan kewenangan lembaga Ombudsman dalam Ketatanegaraan RI, sehingga pokok permasalan yang ditelaah dalam penelitian ini akan dapat dijawab dengan menggunakan logika ilmiah.

Dokumen terkait