• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 KERANGKA PEMIKIRAN

4 METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai sikap dan preferensi konsumen buah jeruk lokal dan jeruk impor dilakukan di kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan tujuan pemasaran buah-buahan baik dari hasil daerah sendiri maupun dari luar daerah diutamakan untuk mengisi pasar-pasar ritel maupun tradisional di kota Bandar Lampung.

Penelitian dilakukan di enam lokasi terdiri atas pasar modern dan pasar tradisional di kota Bandar Lampung dengan pertimbangan pasar modern dan pasar tradisional merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh konsumen dengan berbagai pertimbangan dan cara pembelian. Lokasi sampel yang diambil ditentukan secara sengaja di Hypermart Central Plaza, Giant Antasari, dan Chandra Superstore untuk ritel modern. Sedangkan pasar tradisional terdiri dari Pasar Tugu, Pasar Way Halim, dan Pasar Tugu. Waktu penelitian data primer dilakukan bulan Agustus 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Adapun rinciannya dapat dilihat di tabel berikut.

Tabel 4 Jenis dan sumber data

Jenis data Sumber data

Primer Kuisioner oleh responden

Wawancara langsung

Sekunder Kementrian Pertanian

Kementrian Perdagangan Studi pustaka dan literature Badan Pusat Statistik BPTP Lampung Balitjestro Dinas Pertanian Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Metode survei adalah metode pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab dengan responden (Simamora 2005). Metode survei adalah prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan 24 digunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi (Nazir 2005).

Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik wawancara. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan berdasarkan panduan kuesioner. Jenis pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan berstruktur. Menurut Nazir (2005) pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja atau kepada satu jawaban saja. Penyebaran kuesioner ini dilakukan setiap hari kerja (Senin - Jumat) dan hari libur (Sabtu dan Minggu).

Kuisioner terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan untuk menganalisis karakteristik konsumen dalam pengambilan keputusan melakukan pembelian buah jeruk. Bagian kedua berisi pertanyaan yang berkaitan untuk menganalisis sikap responden terhadap buah jeruk. Bagian ketiga berisi tentang analisis preferensi konsumen buah jeruk. Kuisioner terstruktur sebagian besar berisi topik pertanyaan menyangkut perilaku yang pada dasarnya merupakan variabel kualitatif.

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan awal yaitu pertanyaan mengenai persyaratan yang harus dimiliki konsumen untuk dapat menjadi responden dalam penelitian ini. Jika konsumen telah memenuhi syarat maka dilanjutkan ke pertanyaan selanjutnya yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Pengisian kuesioner bagian ketiga dilakukan dengan cara responden dihadapkan pada seluruh kartu stimuli (Lampiran) lalu diminta untuk mengevaluasi kartu-kartu stimuli tersebut dengan cara mengurutkannya (ranking) dimulai dari stimuli yang paling disukai sampai pada stimuli yang paling tidak disukai. Metode penilaian ini diharapkan dapat lebih memudahkan responden dalam mengevaluasi setiap kartu stimuli. Data yang selanjutnya digunakan sebagai evaluasi kartu stimuli adalah data ranking.

Metode Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah sampel tanpa peluang (non-probability sampling), yaitu dengan teknik convinient sampling, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti ketika mendatangi lokasi pengambilan sampel. Sampel penelitian berjumlah 180 orang. Green and Srinavasan (1978) menyarankan sampel minimum 100 orang untuk analisis konjoin. Sukandarrumidi (2006) dalam bukunya juga menganggap jumlah sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum. Dari total responden 180 orang yang akan diambil pada penelitian ini, dibagi ke dalam pasar tradisional yaitu Pasar Koga, Pasar Way Halim dan Pasar Tugu selanjutnya di ritel modern yaitu Hypermart Central Plaza, Giant Antasari dan Chandra Superstore. Setiap lokasi masing-masing diambil 30 responden.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif. Analisis kuantitatif untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan pada sikap konsumen menggunakan analisis multiatribut Fishbein

sedangkan untuk mengetahui preferensi konsumen dalam membeli produk buah jeruk dalam penelitian ini untuk digunakan Conjoint analysis.

Pengolahan data dilakukan menggunakan alat bantu yaitu software

komputer yang terdiri atas Microsoft Excel 2007, SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18 for Windows. Penjelasan lebih rinci mengenai metode yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode dalam meneliti status kelompok, manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 2005). Analisis deskriptif dipilih karena analisis ini mampu mendeskripsikan dan menggambarkan karakteristik konsumen serta proses keputusan pembelian saat penelitian dilaksanakan. Data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara kemudian ditabulasikan dalam kerangka tabel yang selanjutnya dianalisis dengan pendekatan konsep perilaku konsumen serta garis besar pengolahan data secara deskriptif dilakukan melalui program Excel.

Analisis Konjoin

Alat analisis lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konjoin. Analisis ini digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah jeruk lokal dan jeruk impor. Hasil yang diperoleh dari analisis ini adalah urutan formulasi preferensi yang diinginkan responden beserta taraf yang dianggap penting.

Analisis konjoin sudah relatif lama dikenal dan diaplikasikan dalam berbagai riset sejak tahun 1971. Suatu studi menunjukkan bahwa alat analisis ini diaplikasikan tidak kurang dari 400 riset perusahaan-perusahaan di dunia setiap tahunnya selama dekade 1980-an. Alat analisis ini banyak diterima karena luasnya ruang lingkup aplikasi, khususnya untuk menyeleksi fitur atau atribut dalam pengembangan produk dan jasa (Malhotra 1998 dalam Firdaus et al. 2011).

Analisis konjoin adalah teknik multivariat yang dikembangkan secara khusus untuk mengetahui bagaimana perkembangan preferensi konsumen terhadap beberapa macam barang seperti produk, jasa atau ide. Analisis ini tergolong metode tidak langsung (indirect method), kesimpulan diambil berdasarkan respons subjek terhadap perubahan sejumlah atribut (Simamora 2005).

Analisis konjoin merupakan suatu teknik analisis yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan relatif berdasarkan persepsi pelanggan yang dibawa oleh suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari 26 atribut-atribut produk terkait. Untuk menentukan strategi pemasaran, analisis konjoin ini tepat dan baik. Bahkan pada tataran yang lebih tinggi bisa dipakai untuk segmentasi pasar berdasarkan preferensi konsumen terhadap atribut produk yang dipilihnya. Filosofi dari teknik analisis ini ialah setiap stimulus apa saja yang bisa berupa produk, merek atau barang yang dijual dipasar akan dievaluasi oleh

konsumen sebagai suatu kumpulan atribut-atribut tertentu. Oleh karena itu, teknik ini sangat bermanfaat dalam pemasaran untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap suatu produk yang diluncurkan di pasar.

Beberapa karakteristik masalah yang dapat dibantu dengan analisis konjoin adalah:

1. Terdapat beberapa alternatif produk. Setiap produk dicirikan oleh beberapa atribut. Setiap atribut memiliki dua atau lebih tingkatan (level).

2. Arah preferensi konsumen terhadap atribut dapat diidentifikasi, seperti wisatawan yang menginginkan suasana yang lebih tenang, perjalanan yang lebih cepat dan harga yang lebih murah.

3. Belum tersedia kombinasi atribut yang paling ideal

Simamora (2005) menjelaskan analisis konjoin tergolong metode tidak langsung (indirect method). Kesimpulan diambil berdasarkan respons subjek terhadap perubahan sejumlah atribut. Karena itu, perlu dipastikan terlebih dahulu apa saja atribut suatu produk atau merek. Tujuan dari analisis konjoin adalah untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang nantinya. Terdapat tiga tahapan utama di dalam analisis konjoin, yaitu:

1. Perancangan stimuli

Tahapan perancangan stimuli diawali dengan penggalian atribut apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih produk. Penggalian atribut ini dapat dilakukan dengan diskusi dengan manajemen dan pihak-pihak yang terkait, explorasi data sekunder, penelitian terdahulu, dan survei pendahuluan.

Setelah didapatkan daftar atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk, selanjutnya ditetapkan atribut apa saja yang nantinya akan dikaji lebih mendalam. Selain itu, ditentukan juga taraf-taraf atribut terpilih. Berikutnya, dilakukan penyusunan profil produk atau produk hipotetik. Produk hipotetik merupakan kombinasi dari taraf-taraf atribut terpilih.

2. Pengukuran Preferensi Konsumen

Skala pengukuran yang digunakan akan menentukan alat analisis yang dipakai dalam tahapan berikutnya. Sebagai contoh, bila pengukuran tingkat preferensi konsumen ini dilakukan dalam bentuk pengurutan kesukaan terhadap produk hipotetik (ranking), maka alat analisis data preferensi dilakukan dengan regresi monotonik. Bila pengukuran tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian skor kesukaan pada masing-masing produk hipotetik (rating), maka analisis dilakukan dengan regresi ordinary least square (OLS).

3. Analisis data preferensi konsumen

Sebagaimana dikemukakan pada tahapan kedua, alat analisis yang digunakan pada tahapan ini tergantung dari cara pengukuran preferensi. Untuk data preferensi berupa ranking, data terlebih dahulu ditransformasi dengan menggunakan transformasi monotonik, kemudian baru diterapkan teknik regresi OLS pada data hasil transformasi tersebut. Untuk data preferensi berupa rating, teknik regresi OLS dapat langsung diterapkan pada data preferensi. Untuk data choice, alat analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Secara umum model dasar analisis konjoin dapat dituliskan dalam bentuk :

U(X) = ∑

...(1)

dimana:

U(X) = utilitas total

ßij = nilai kegunaan dari atribut ke-i taraf ke-j k = taraf ke-j dari atribut ke-i,

m = jumlah atribut dan Xij adalah variabel dummy atribut ke-i taraf ke-j Output yang akan dihasilkan analisis konjoin berupa data urutan atribut dan taraf yang dinilai penting menurut konsumen. Nilai yang dihasilkan berdasarkan analisis konjoin tentang kepuasan dan kepentingan taraf dari setiap atribut akan menunjukkan nilai positif dan negatif, arti dari nilai positif yang paling besar adalah taraf tersebut merupakan taraf yang paling disukai dan nilai negatif yang besar adalah taraf yang paling tidak disukai. Jadi, semakin besar nilai kepuasan dan kepentingan taraf yang dihasilkan berarti konsumen semakin menyukai taraf tersebut, sedangkan semakin kecil nilai kepuasan dan kepentingan taraf yang dihasilkan berarti konsumen tidak menyukai taraf tersebut. Hasil terakhir yang dapat disimpulkan dari hasil tersebut adalah kombinasi produk yang paling disukai oleh konsumen yaitu dengan melihat nilai tertinggi dari taraf pada setiap atribut.

Tabel 5 Atribut dan taraf atribut jeruk

Atribut Taraf Harga 1. 20 000-25 000 Rp/kg 2. 25 001-30 000 Rp/kg 3. 30 001-35000 Rp/kg Warna 1. Hijau 2. Hijau kekuningan 3. Kuning oranye Asal 1. Lokal 2. Impor

Rasa 1. Manis (sweet)

2. Manis-asam (sweet-sour)

3. Asam

Ukuran 1. Besar

2. Sedang

3. Kecil

Kandungan air 1. Sedikit air

2. Banyak air

Kandungan biji 1. Tidak ada

2. Ada

Analisis Multiatribut Fishbein

Langkah pertama yang dilakukan dalam menghitung sikap adalah menentukan atribut objek. Atribut yang digunakan dalam analisis ini berjumlah

dua belas atribut yaitu atribut harga, rasa, kemudahan memperoleh, kandungan air, warna kulit, ukuran, kebersihan kulit, kondisi kesegaran, derajat kematangan, tekstur daging buah, ada tidaknya biji, dan promosi penjualan. Atribut yang digunakan untuk komponen (bi) harus sama dengan atribut yang digunakan untuk komponen (ei). Langkah kedua adalah menentukan pengukuran terhadap komponen kepercayaan (bi) dan komponen evaluasi (ei). Komponen (bi) menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa objek memiliki atribut yang diberikan. Indikator skala ukuran kuantitatif untuk tingkat kepentingan menurut persepsi konsumen dan kinerja secara nyata dinyatakan dalam skala likert. Skala likert merupakan skala pengukuran ordinal. Hasil pengukurannya hanya dapat dibuat peringkat tanpa diketahui besar selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan lain. Kekuatan kepercayaan biasanya diukur pada skala likert dengan 5 (lima) angka dimulai dari sangat baik (5), baik (4), biasa saja (3), buruk (2), dan sangat buruk (1).

Alasan pemilihan model Multiatribut Fishbein adalah karena model ini mampu memberikan informasi tentang persepsi konsumen terhadap produk yang sudah ada, lebih sederhana dalam penggunaan data maupun proses analisisnya. Model sikap Multiatribut Fishbein memeriksa hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk tersebut untuk membentuk sikap yang menyeluruh terhadap produk. Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh. Intensitas, dukungan dan kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Secara matematis rumus model Multiatribut Fishbein dapat dituliskan sebagai berikut :

Ao = ∑

... (2)

dimana:

Ao = Sikap keseluruhan konsumen terhadap objek (jeruk lokal/jeruk impor) bi = Kekuatan dan kepercayaan bahwa jeruk lokal dan jeruk impor memiliki

ciri-ciri

ei = Evaluasi konsumen terhadap atribut-i n = Jumlah atribut yang dimiliki

i = Atribut atau ciri

Langkah pertama yang dilakukan dalam menghitung sikap adalah menentukan atribut objek. Atribut yang digunakan dalam analisis ini berjumlah dua belas atribut yaitu atribut harga, rasa, kemudahan memperoleh, kandungan air, warna kulit, ukuran, kebersihan kulit, kondisi kesegaran, derajat kematangan, tekstur daging buah, ada tidaknya biji, dan promosi penjualan. Atribut yang digunakan untuk komponen (bi) harus sama dengan atribut yang digunakan untuk komponen (ei).

Langkah kedua adalah menentukan pengukuran terhadap komponen kepercayaan (bi) dan komponen evaluasi (ei). Komponen (bi) menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa objek memiliki atribut yang diberikan. Indikator skala ukuran kuantitatif untuk tingkat kepentingan menurut persepsi konsumen dan kinerja secara nyata dinyatakan dalam skala likert yang merupakan skala pengukuran ordinal. Hasil pengukurannya dapat dibuat peringkat tanpa diketahui besar selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan lain. Kekuatan kepercayaan biasanya diukur pada skala likert dengan 5 (lima) angka dimulai dari sangat baik (5), baik (4), biasa saja (3), buruk (2), dan sangat buruk (1).

Sangat baik ___:___:___:___:___:___ Sangat buruk 5 4 3 2 1

Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Adapun komponen (ei) yaitu menggambarkan evaluasi (tingkat kepentingan) konsumen terhadap atribut buah jeruk secara menyeluruh. Evaluasi (tingkat kepentingan) ini dilakukan pada skala likert 5 (lima) angka, dimana hal tersebut menunjukkan nilai sangat penting (5), penting (4), biasa saja (3), tidak penting (2) dan sangat tidak penting (1).

Sangat penting ___:___:___:___:___:___ Sangat tidak penting 5 4 3 2 1

Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata nilai (ei) dan (bi) setiap atribut. Kemudian, setiap skor kepercayaan (bi) harus dikalikan dengan skor evaluasi (ei) yang sesuai atributnya. Seluruh hasil perkalian harus dijumlahkan sehingga dari hasil tabulasi dapat diketahui sikap konsumen (Ao) terhadap produk dengan membandingkannya menggunakan skala interval dengan rumus sebagai berikut.

Skala Interval = m−n b Keterangan :

m = Skor tertinggi yang mungkin terjadi n = Skor terendah yang mungkin terjadi

b = Jumlah skala penilaian yang terbentuk

Maka besarnya range untuk tingkat kepercayaan dan tingkat evaluasi (kepentingan) adalah :

5−1 = 0.8 5

Nilai kepentingan (ei) dan nilai kinerja (bi) responden terhadap atribut buah jeruk dikategorikan pada rentang skala interval yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kategori tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaan

Tingkat Kepentingan Nilai Tingkat Kepercayaan Nilai Sangat Tidak Penting 1.0 ≤ ei≤ 1.8 Sangat Buruk 1.0 ≤ bi≤ 1.8 Tidak Penting 1.8 < ei≤ 2.6 Buruk 1.8 < bi≤ 2.6 Biasa 2.6 < ei≤ 3.4 Biasa 2.6 < bi≤ 3.4 Penting 3.4 < ei≤ 4.2 Baik 3.4 < bi≤ 4.2 Sangat Penting 4.2 < ei≤ 5.0 Sangat Baik 4.2 < bi≤ 5.0

Hasil penilaian sikap responden terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor (ei.bi) secara keseluruhan terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor akan diinterpretasikan ke dalam lima kategori, yaitu sangat positif, positif, netral, negatif dan sangat negatif. Besarnya range untuk kategori sikap yaitu:

[(5x5)−(1x1)] = 4.8 5

Penilaian sikap responden terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor (ei.bi) responden secara keseluruhan dikategorikan pada rentang skala interval yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Kategori nilai sikap terhadap atribut secara keseluruhan

Nilai Sikap Atribut Nilai

Sangat Negatif 1.0 ≤ Ao ≤ 5.8 Negatif 5.8 < Ao ≤ 10.6 Netral 10.6 < Ao ≤ 15.4 Positif 15.4 < Ao ≤ 20.2 Sangat Positif 20.2 < Ao ≤ 25.0 Pengujian Atribut

Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, peneliti melakukan pengujian atribut-atribut buah jeruk atau pre-tes. Uji validitas dan uji reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 responden, di luar jumlah responden yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu 100 responden (Rangkuti 2006). Hal ini bertujuan agar kuesioner yang akan disebar kepada responden memiliki nilai valid dan reliable

yang baik. Atribut-atribut yang diuji ke 30 responden awal kemudian akan diolah dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Jika nilai validitas dan reliabilitasnya tinggi, maka kuesioner tersebut layak untuk dijadikan sebagai alat pengambilan sampel. Terdapat dua syarat penting yang belaku pada sebuah angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk valid dan reliabel. Atribut-atribut buah jeruk yang akan diuji dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas kepada responden dalam penelitian ini berasal dari jurnal penelitian, buku, dan artikel yang terkait dengan penelitian.

Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Umar 2005). Uji validitas adalah suatu uji untuk mengukur ketepatan atau kecermatan. Instrumen dikatakan valid jika secara tepat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows. Validitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistics. Menilai valid atau tidaknya suatu atribut dapat dilihat dari nilai

Corrected Item-Total Correlation. Suatu atribut dikatakan valid jika nilai

Corrected Item-Total Correlation > 0.3 dan dikatakan tidak valid jika < 0.3 (Nugroho 2005).

Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah suatu angka-angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala yang sama secara berulang kali atau lebih (Umar 2005). Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kenyataannya, dalam arti beberapa kali pun penelitian diulang dengan instrumen tersebut, akan tetap diperoleh kesimpulan yang sama.

Pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach, yaitu metode perhitungan reliabilitas yang dikembangkan oleh Cronbach. Uji reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17,0. Reliabilitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel yang berjudul Reliability Coefficients. Koefisien

Alpha Cronbach merupakan koefisien reliabilitas yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi internal consistency.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen buah jeruk lokal dan jeruk impor yang melakukan pembelian di lokasi penelitian dan bersedia untuk mengisi kuesioner.

2. Karakteristik responden adalah ciri seseorang yang akan mempengaruhi proses keputusan pembelian buah jeruk yang terdiri dari jenis kelamin, umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, dan jumlah anggota keluarga.

3. Jenis kelamin adalah jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan

4. Usia responden adalah responden yang berusia lebih dari 17 tahun.

5. Pendidikan adalah tingkat pendidikan yang pernah diikuti responden yang terdiri dari SD, SMP, SMA dan sederajat, Diploma, S-1, S-2/S-3.

6. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan utama responden yang terdiri dari pelajar atau mahasiswa, wiraswasta, pegawai negeri, pegawai swasta, ibu rumah tangga, dan lainnya.

7. Pendapatan adalah jumlah nominal yang dihasilkan oleh responden dalam rupiah per bulan.

8. Frekuensi pembelian buah jeruk adalah jumlah kali responden membeli buah jeruk dalam satuan waktu yang ditentukan.

9. Jeruk impor adalah jenis buah jeruk impor yang dibeli dan dikonsumsi oleh responden selama penelitian dilakukan, yaitu Jeruk Mandarin Ponkam, Jeruk santang, dan Jeruk Kino Pakistan.

10. Jeruk lokal adalah jenis buah jeruk kupas pertanaman lokal yang dibeli dan dikonsumsi oleh responden selama penelitian dilakukan, yaitu Jeruk Medan, Jeruk BW, dan Jeruk Pontianak.

11. Atribut buah jeruk adalah komponen yang dimiliki oleh buah jeruk yang akan membentuk ciri-ciri, fungsi, dan manfaat.

12. Harga adalah nilai jual yang ditawarkan pasar kepada konsumen.

13. Rasa adalah rasa buah jeruk yang terdiri dari rasa asam, asam manis, manis sedikit asam, dan asam menurut pandangan konsumen.

14. Kandungan air adalah banyaknya air yang terkandung dalam buah jeruk menurut pandangan konsumen.

15. Warna kulit adalah penampilan fisik kulit buah jeruk yang dilihat dari kecerahan warnanya.

16. Kebersihan kulit adalah penampilan fisik buah jeruk yang dilihat dari kebersihannya atau ada tidaknya bercak.

17. Tekstur daging buah adalah ukuran lembut atau kasarnya daging buah jeruk apabila dikonsumsi.

18. Derajat kematangan adalah batas dimana buah jeruk mulai dapat dikonsumsi. 19. Pasar modern adalah pasar atau toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket atau hypermarket.

20. Kandungan biji adalah banyaknya biji yang terdapat dalam buah jeruk menurut pandangan konsumen.

21. Sikap adalah suatu penilaian yang diberikan oleh responden terhadap buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor yang terbentuk dari komponen keyakinan dan komponen evaluasi.

22. Preferensi adalah kesukaan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai konsumen dari suatu produk.

23. Tingkat kepentingan terhadap buah jeruk menggambarkan seberapa penting suatu atribut yang harus dimiliki oleh buah jeruk secara menyeluruh bagi konsumen.

24. Tingkat kepercayaan menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor memiliki atribut yang diberikan.

Dokumen terkait