• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode ilmiah adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan (Koentjaraningrat 1980:41). Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu (menurut kamus Webster’s New International dalam Moh. Nazir 1988:13). Jadi, metode penelitian adalah cara kerja yang dipakai untuk menyelidiki fakta atau kenyataan yang ada dalam rangka memahami objek penelitian yang bersangkutan.

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yang mengutamakan kualitas data. Data yang disajikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat dan datanya adalah data sekunder seperti dokumen dan dalam penelitian-penelitian yang menggunakan metode pengamatan terlibat atau participant observation (M. Sitorus 2003:25). Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1.4.1 Studi Kepustakaan

Hal pertama yang penulis lakukan adalah melakukan studi kepustakaan dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek pembahasan. Penulis mencari dan mengumpulkan informasi dan referensi dari skripsi yang ada di Departemen Etnomusikologi. Selain mempelajari bahan-bahan yang diperoleh dari skripsi yang telah ada, penulis juga mempelajari bahan lain seperti buku dan artikel.

Agar kajian penulis ini tidak tumpang tindih dengan penelitian-penelitian terdahulu, khususnya yang dilakukan oleh para penulis dari Departemen

Etnomusikologi, maka perlu dideskripsikan tulisan-tulisan berupa skripsi. Di antaranya adalah sebagai berikut.

(1) Andro Mahardika Hutabarat, 2012. Studi Analisis Melodis Harmonium dan Pola Ritem Tabla Dalam Mengiringi Ibadah Sikh Di Gurdwara Tegh Bahadur Polonia Medan. Skripsi Sarjana Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini sama dengan objek penelitian penulis sama-sama menggunakan data yang berada di Gudwara Tegh Bahadur Polonia. Namun Andro mahardika Hutabarat khusus menganalisis melodi harmonium dan tabla dalam mengiringi ibadah umat Sikh. Penulis sendiri menitikberatkan pada kajian Kirtan, suatu pembacaan dan sekaligus lantunan yang diidentifikasi dalam teks suci umat Sikh.

(2) Semanpreet Kaur. 2012, yang menulis tajuk Kelas Sosial dan Ilmu Sosial pada Interaksi Agama Sikh di Medan. Skripsi Sarjana Departemen Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi yang berbasis ilmu sosial (sosiologi) ini lebih menekankan kepada kelas-kelas sosial dan interaksi umat Sikh yang ada di Medan. Skripsi ini melihat pola-pola sosial yang terjadi di dalam masyarakat Sikh.

(3) Zulkifli Lubis, seorang dosen di Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik USU, . 2005, menulis penelitian yang bertajuk Kajian Awal Tentang Komunitas Tamil dan Punjabi di Kota Medan-Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI Volume 1 Nomor 3. Medan: USU. Zulkifli Lubis menyoroti secara antropologis tentang keberadaan masyarakat dan kebudayaan Tamil dan Punjabi di Kota Medan.

(4) Liat Roy P. Malau, 2004, menulis skripsi yang bertajuk Kajian Musikal dan Tekstual Pembacaan Sutra Amitabha pada Upacara Uposatha

Masyarakat Buddha Mahayana di Vihara Borobudur Medan Sumatera Utara. Medan: USU. Skripsi ini menyoroti ibadah berupa pembacaan Sutra Amitabha dalam upacara upostha masyarakat Budha yang terintegrasi di Vihara Borobudur Medan. Skripsi ini menjadi bahan perbandingan bagi penulis dalam melihat dan menganalisis teks Kirtan.

(5) Rina Simanjuntak, 2011, menulis skripsi yang berjudul Studi Analisis Musikal dan Tekstual Pembacaan Kitab Sri Guru Granth Sahib Ji pada Upacara Pahila Parkas Dihara Masyarakat Sikh di Gurdwara Shree Guru Granth Sahib Darbar Kota Tebing Tinggi. Skripsi Sarjana Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini memfokuskan perhatian pada pembacaan kitab suci umat Sikh dengan lokus penelitian di Tebing Tinggi. Bagaimanapun skripsi ini dengan rinci mengenalisis musik dan teks kitab suci tersebut dalam upacara pahila parkas dihara.

1.4.2 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan adalah semua kegiatan yang dilakukan penulis berkaitan dengan pengumpulan data di lapangan yang terdiri dari observasi, wawancara, dan perekaman. Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara berulang-ulang peristiwa atau kegiatan ibadah yang melibatkan Kirtan dalam masyarakat Sikh khususnya di Gurdwara Tegh Bahadur Polonia Medan. Wawancara mendalam dan terfokus dilakuakan baik kepada infrman pangkal dan terutama adalah informan kunci atau informan pokok. Wawancara diarahkan pendalamannya kepada dua pokok masalah yang dikaji yaitu makna teks dan struktur melodi Kirtan. Perekaman dilakukan dalam dua format, yang pertama adalah format gambar, seperti yang dapat dilihat dalam beberapa gambar dalam skripsi ini. Forman kedua adalah dalam bentuk

video yang berformat avi (audiovisual interchange). hasil rekaman audiovisual ini kemudian diolah dalam bentuk transkripsi secara notasi musik dan kemudian dianalisis menurut kaidah-kaidah yang berlaku di dalam disiplin etnomusikologi.

1.4.2.1Observasi

Pengumpulan data dengan cara observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Metode observasi menggunakan kerja pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit (Burhan Bungin 2007:115).

Observasi yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui langsung detail Kirtan pada masyarakat Sikh di Gurdwara Tegh Bahadur. Selain melakukan pengamatan langsung dalam ibadah masyarakat Sikh, penulis juga menjalin komunikasi dan persahabatan dengan pelaku upacara lainnya yang adalah masyarakat Sikh itu sendiri.

1.4.2.2Wawancara

Wawancara adalah salah satu metode yang dipakai untuk memperoleh data yang tidak didapat melalui observasi.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara (Moh. Nazir 1988: 234).

Lebih lanjut M. Sitorus (2003:32-33) menjelaskan tentang bentuk-bentuk wawancara.

Format pertanyaan yang digunakan pada pedoman wawancara pada dasarnya sama dengan format pertanyaan kuesioner, yaitu berstruktur, tidak berstruktur, atau kombinasi keduanya. Bila ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara berstruktur disebut juga wawancara terpimpin karena pewawancara telah membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Sebaliknya, wawancara tidak berstuktur disebut wawancara bebas karena pewawancaranya bebas menanyakan apa saja. Selain itu dikenal wawancara bebas terpimpin yaitu kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Di sini, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal yang akan ditanyakan.

Metode wawancara yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah wawancara berstruktur, tidak berstruktur, dan kombinasi keduanya. Langkah awal yang penulis lakukan adalah menyiapkan dan menyusun sejumlah pertanyaan yang terperinci sebelum bertemu dengan informan. Kenyataan di lapangan yang dihadapi penulis adalah sering kali pertanyaan-pertanyaan lain juga muncul selain dari pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya akibat dari percakapan yang berkembang dari pertanyaan yang sudah disediakan dan rasa ingin tahu yang tinggi. Dalam wawancara selanjutnya, penulis menggunakan wawancara kombinasi dengan menyiapkan pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang akan ditanyakan.

Dalam penelitian ini penulis menentukan Ibu Raj Bir sebagai informan kunci karena beliau adalah pemusik di Gurdwara Tegh Bahadur dan sebagai informan pangkal penulis menentukan Maninder Singh dan Balwant Singh karena mereka adalah Bhai sementara di Gurdwara Tegh Bahadur. Selain itu penulis juga mewawancarai beberapa jemaat yang hadir.

1.4.2.3Perekaman atau Dokumentasi

Untuk mendokumentasikan data yang berhubungan dengan Kirtan di Gurdwara Tegh Bahadur, penulis menggunakan kamera digital dan handycam sebagai media rekam. Adapun spesifikasi kamera SLR yang digunakan adalah merk

Canon 550d, sedangkan spesifikasi handycam yang digunakan adalah merk Sony Handycam CMOS Carl Zeiss Vario-Sonnar T* dengan menggunakan kaset Sony Mini DVD.

1.4.3 Kerja Laboratorium

Keseluruhan informasi dan bahan yang dikumpulkan dan diperoleh dari studi kepustakaan dan hasil penelitian lapangan kemudian diolah, diseleksi, dan disaring dalam kerja laboratorium untuk dijadikan data sesuai dengan objek penelitian untuk penulisan skripsi. Data yang dipergunakan untuk penulisan skripsi ini adalah data-data yang sesuai dengan kriteria disiplin ilmu etnomusikologi.

Setelah data dikumpulkan, proses selanjutnya adalah menganalisis data. Menurut Burhan Bungin (2007:153), ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis data kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial tersebut. Dengan menggunakan cara analisis ini, hasil penelitian akan diungkapkan secara deskriptif berdasarkan data-data yang diperoleh. Analisis kualitatif yang digunakan oleh penulis, dipakai untuk membahas komponen pendukung Kirtan pada masyarakat Sikh di Gurdwara Tegh Bahadur. Komponen pendukung tersebut adalah pemimpin ibadah, teks nyanyian, alat musik, dan masyarakat Sikh yang ada di Gurdwara Tegh Bahadur Polonia Medan.

Dokumen terkait