• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (Sudjana dan Ibrahim 2007). Pemilihan metode deskriptif korelasional dalam penelitian ini didasarkan dari penelitian yang ingin mengkaji dan melihat proses komunikasi dan kohesivitas komuter serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Data kualitatif dan kuantitatif didapatkan melalui wawancara dengan partisipasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai prilaku komuter yang dapat membentuk identitas sosial komuter melalui proses komunikasi. Selain itu, metode ini juga untuk mengetahui manfaat yang diperoleh anggota kelompok komuter dalam proses komunikasi sesama anggota, maka untuk itu metode kualitatif dan kuantitatif saling mendukung yang dapat digunakan untuk menemukan apakah proses komunikasi komuter memberikan kontribusi terhadap diri dan keluarga.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di gerbong ke

empat atau yang disebut “gerbong setan” Kereta Api Patas Purwakarta-Kota. Gerbong ke empat dipilih karena komunikasi yang dilakukan oleh anggota kelompok komuter tergolong berbeda dari komunikasi kelompok pada gerbong yang lain. Studi penjajagan lokasi penelitian dilakukan pada tanggal 23 Januari 2014. Pengumpulan data dilakukan selama 3 bulan, yakni mulai bulan April sampai dengan Juni 2014.

Populasi dan Sampel penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh anggota komuter pada gerbong ke empat Kereta Api Patas Purwakarta – Kota. Pengambilan sampel kualitatif menggunakan teknik snowball sampling dan data kuantitatif dengan menggunakan accidental sampling. Teknik ini digunakan dalam memilih sampel secara khusus berdasarkan tujuan penelitian (Sukamdinata, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah anggota kelompok sosial gerbong ke empat Kereta Api Patas Purwakarta – Kota berjumlah 86 orang. Jumlah ini diambil berdasarkan pertimbangan biaya dan waktu

Sumber Data Penelitian

Sumber data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer, yang meliputi:

1) Data atau informasi yang diperoleh dari responden yang tergabung dalam kelompok sosial di gerbong ke empat Kereta Api Patas Purwakarta

2) Hasil observasi di lapangan.

2. Data sekunder, yaitu data atau informasi yang diperoleh langsung dari website kereta api.

Insrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang tergabung dalam kelompok sosial di gerbong ke empat Kereta Api Patas Purwakarta – Kota dan juga pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk: (1) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan, (2) memperoleh data dengan validitas dan reliabilitas setinggi mungkin.

Definisi Konseptual

Adapun definisi konseptual yang dapat diuraikan adalah :

1. Komunikasi adalah setiap bentuk komunikasi yang berlangsung antara para komuter baik verbal dan non verbal, dimana pesan-pesan yang dipertukarkan dapat mempengaruhi satu dengan yang lainnya, memperoleh kepuasan antara satu dengan yang lainnya, berinteraksi untuk mencapai tujuan seperti rasa aman dan nyaman selama dalam perjalanan, memiliki ikatan satu sama lain seperti keluarga kedua dan berkomunikasi secara tatap muka.

2. Kohesivitas kelompok komuter adalah tingkat keeratan hubungan antar komuter.

3. Kelompok Sosial Komuter adalah sebuah kelompok yang dilatarbelakangi oleh berbagai macam kategori, dalam hal ini adalah status sebagai pekerja yang menggunakan transportasi kereta api menuju tempat kerja masing- masing (Jakarta). Kelompok komuter ini terbentuk untuk mencapai satu tujuan bersama yang dikomunikasikan melalui interaksi. Kelompok menjadi peneguhan atau memperkuat pemaknaan identitas individu mapun kelompok yang berada didalamnya.

4. Komuter adalah penumpang Kereta Api Patas Purwakarta yang tinggal di luar Purwakarta, Cikampek, Cikarang Tambun, dan Bekasi setiap hari biasanya berangkat Subuh atau pagi untuk bekerja dan pulang pada sore hari.

5. Identitas adalah kondisi yang melekat pada diri komuter dan kelompok sosial dengan mempromosikan berbagai perilaku kelompok komuter, misalnya, perilaku brutal dansadis, kerjasama dalam menyelesaikan masalah, perubahan sosial, dan status sosial. Penekanan ditempatkan pada kompetisi antar kelompok atas status dan prestis, dan peran motivasi peningkatan diri melalui identitas sosial yang positif . Teori identitas sosial memperlihatkan bahwa individu menggunakan kelompok sosial untuk mempertahankan dan mendukung identitas komuter secara pribadi.

6. Pembentukan identitas komuter tidak terjadi secara instan, seperti identitas komuter “gerbong setan” yang telah terbentuk lebih lebih kurang 20 tahun. Pembentukan identitas ini dibangun melalui interaksi dan perilaku komunikasi individu yang tergabung didalamnya dan kelompok sosial komuter.

Definisi Operasional

Definisi operasional peubah adalah penjelasan pengertian mengenai beberapa peubah yang diukur. Peubah tersebut diukur dengan cara meminta pendapat dan respon dari para responden tentang beberapa hal yang berhubungan dengan peubah tersebut. Peubah yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan definisi operasional sebagai berikut.

Peubah Karakteristik Individu Kelompok Sosial KomuterKereta Api Patas Purwakarta

Karakteristik individu merupakan ciri-ciri yang melekat pada pribadi responden yang ada sejak lahir dan berkembang sesuai perkembangan lingkungan yang meliputi :

1. Umur, yaitu umur responden pada waktu penelitian dilaksanakan yang diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan ke ulang tahun terdekat. Dikategorikan muda, dewasa, tua.

2. Domisili, yaitu wilayah tempat tinggal responden berserta keluarga yang dikategorikan Bekasi dan luar Bekasi

3. Jenis kelamin, yaitu perempuan dan laki-laki

4. Tingkat Pendidikan, yaitu tingkat pembelajaran tertinggi yang pernah dicapai responden, dikategorikan dalam SD atau Madrasah Ibtidaiyah, SMP atau Madrasah Tsanawiyah, SLTA atau Madrasah Aliyah, dan Sarjana.

5. Pekerjaan adalah pencaharian yang dijadikan pokok penghidupan atau sesuatu yangg dilakukan untuk mendapat nafkah oleh responden. Dikategorikan sebagai PNS , pegawai swasta, , pedagang dan buruha.

6. Posisi dalam Pekerjaan, yaitu jabatan yang diperoleh responden di tempat pekerjaan utama pada saat menjadi responden. Dikategorikan karyawan biasa, pemilik dan supervisor

7. Tingkat pendapatan, yaitu penghasilan responden tiap bulan dengan satuan rupiah (dalam satu tahun terakhir). Kategorinya adalah

Akses Informasi Komuter

Akses informasi, yaitu informasi yang diperoleh responden tanpa perantara (langsung) maupun denngan perantara seperti media elektronik dan media cetak.

Indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk parameter. Penilaian dilakukan dengan skala ordinal di mana nilai pertanyaan-pertanyaan mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat setuju dengan skor = 4, Setuju dengan skor = 3, Tidak setuju dengan skor = 2, Sangat tidak setuju dengan skor = 1.

Peubah Proses Komunikasi pada Kelompok Sosial Komuter

Peubah proses komunikasi kelompok pada kelompok sosial komuter meliputi :

1. Isi pesan adalah informasi yang disampaikan oleh anggota komuter yang bersifat informatif, persuasif dan sugesti. Commter menyampaikan isi pesan sesuai dengan kepentingan. Isi pesan mudah dipahami responden. Isi pesan mudah dimengerti dan diterima oleh responden.

2. Peran pelaku komunikasi adalah siapa yang berperan sebagai sumber atau penyampai informasi kepada anggota kelompok komuter.

3. Norma dan sanksi adalah pedoman yang digunakan untuk mengatur pola perilaku dan tata kelakuan yang disepakati bersama oleh anggota kelompok komuter.

Indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk parameter. Penilaian dilakukan dengan skala ordinal di mana nilai-nilai pertanyaan mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat setuju dengan skor = 4, Setuju dengan skor = 3, Tidak setuju dengan skor = 2, Sangat tidak setuju dengan skor = 1.

Peubah Kohesivitas

Peubah kohesivitas pada kelompok gerbong empat meliputi :

1. Perasaan saling memiliki yaitu, kondisi yang ditandai dengan adanya sikap membutuhkan anggota lain baik dalam suka maupun duka.

2. Keterbukaan adalah kondisi yang ditanai dengan adanya sikap mau berbagi peraaan dengan anggota kelompok lainnya.

3. Kebersamaan adalah kondisi yang ditandai dengan adanya sikap senasib dan sepenanggungan.

4. Aktivitas kelompok yaitu kegiatan yang dilakukan oleh anggota kelompok selama dalam gerbong maupun di luar gerbong kereta.

Indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk parameter. Penilaian dilakukan dengan skala ordinal di mana nilai-nilai pertanyaan mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat setuju dengan skor = 4, Setuju dengan skor = 3, Tidak setuju dengan skor = 2, Sangat tidak setuju dengan skor = 1.

Peubah Pembentukkan Identitas Kelompok

Peubah pembentukkan identitas kelompok sosial komutermeliputi :

1. Pelembagaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam kehidupannya komuter. Tindakan-tindakan manumur dalam proses pelembagaan ini kemudian akan dilegitimasikan.

2. Internalisasi yaitu melalui sosialisasi, proses sosialisasi primer dan proses sosialisasi sekunder.

Indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk parameter. Penilaian dilakukan dengan skala ordinal di mana nilai-nilai pertanyaan mempunyai dua kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat setuju dengan skor = 4, Setuju dengan skor = 3, Tidak setuju dengan skor = 2, Sangat tidak setuju dengan skor = 1.

Peubah Manfaat Komunikasi Kelompok dan Pembentukkan Identitas

Peubah manfaat komunikasi kelompok dan pembentukkan identitas adalah manfaat yang diperoleh responden dalam pembentukkan identitas dan proses komunikasi kelompok , di mana setiap responden diharapkan memperoleh manfaat bagi dirinya, dan keluarganya yang dapat dijabarkan sebagai merikut : 1. Diri, adalah manfaat yang diterima oleh individu responden selama

2. Keluarga, yaitu manfaat yang diterima oleh individu di tularkan kepada keluarga masing-masing didesa tempat tinggal mereka.

Indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk parameter. Penilaian dilakukan dengan skala ordinal di mana nilai-nilai pertanyaan mempunyai dua kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat setuju dengan skor = 4, Setuju dengan skor = 3, Tidak setuju dengan skor = 2, Sangat tidak setuju dengan skor = 1.

Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas Instrumentasi

Nawawi dan Hadari (1995) menyatakan bahwa validitas atau tingkat ketepatan adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan datasesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Menurut Rakhmat (2009), bila seorang peneliti mulai mengukur gejala yang ditelitinya, maka reliabilitas dan validitas merupakan syarat ukur karena tanpa keduanya penelitian tidak lagi ilmiah. Sedangkan menurut Muljono (2012) reliabilitas dapat dikatakan suatu hasil pengukuran yang dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terdapat kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Upaya yang dilakukan untuk memperoleh validitas instrumen yang baik dilakukan dengan konsultasi dengan ahli yang menguasai materi pertanyaan yang ditanyakan, konsultasi dengan dengan dosen pembimbing dan pertanyaan diuji coba dengan peserta yang memiliki karakteristik yang sama.

Tabel 1 Nilai uji reliabilitas instrumen penelitian

Peubah Nilai

koefisien reliabilitas

Keterangan

Akses Informasi .720 Valid

Isi Pesan .589 Valid

Peran dalam Komunikasi .533 Valid

Pengetahuan dan Ketaatan terhadap Norma .519 Valid

Perasaan Saling Memiliki .487 Valid

Keterbukaan .676 Valid

Kebersamaan dalam Gerbong .589 Valid

Kebersamaan di luar Gerbong .490 Valid

Pelembagaan .471 Valid

Internalisasi .576 Valid

Manfaat bagi Diri .480 Valid

Manfaat bagi Keluarga .540 Valid

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS 21 pada tabel 1 terdapat hasil Corrected Item –Total Correlation dari seluruh variabel bernilai antara 0,471 hingga 0, 758. Jika dibandingkan dengan r-Tabel (n = 20, α = 5 %) sebesar 0,468, maka r-hitung > r-tabel. Dengan demikian seluruh variabel bernilai valid.

Untuk mencapai reliabilitas alat ukur yang maksimal maka akan dilakukan penyempuraan instrumen melalui pengujian terhadap 20 responden dengan menggunakan rumus Cronbach Apha (Riduan 2004) sebagai berikut :

Dimana:

r11 = Nilai realibilitas k = Jumlah item

∑ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item St = Varian total

Tabel 2 Nilai uji koefisien Cronbach Alpha

Untuk melihat apakah instrumen yang digunakan reliabel atau tidak, maka niai r yang diperoleh dikonfirmasikan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 0,5. Jika nilai r terhitung lebih besar dari t tabel, maka instrumen yang digunakan menyatakan reliabel, jika sebaliknya tidak reliabel. Uji coba kuesioner dilakukan pada 20 responden anggota kelompok sosial pada gerbong lain di Kereta Api Patas Purwakarta Kota.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 21 terhadap seluruh instrumen yaitu 20 responden mendapatkan angka 0,901 seperti yang tersaji pada Tabel 1. Artinya alat ukur yang digunakan untuk mengambil data di lapangan reliabel atau konsisten. Kuesioner yang diberikan pada 20 responden berisikan semua pertanyaan yang diharapkan dapat menggali informasi dari responden sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah mengadakan uji validitas terhadap masing- masing pertanyaan dalam kuesioner, hasilnya adalah valid.

P engujian reliabilitas dengan menggunakan uji Cronbach Alpha untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak, yakni dengan skala 0 sampai dengan 1. Interpretasi reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut : 1. Nilai alpha Cronbach 0,00 – 0,20 = kurang reliabel/diabaikan 2. Nilai alpha Cronbach 0,21 – 0,40 = agak reliabel

3. Nilai alpha Cronbach 0,41 – 0,60 = cukup reliabel 4. Nilai alpha Cronbach 0,61 – 0,80 = reliabel

5. Nilai alpha Cronbach 0,81 – 1,00 = sangat reliabel (Arikunto 2005)

Cronbach's Alpha N of Items

.753 12

r11 = ( k ) (1-∑ Si)

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh nilai Cronbach Alpha s e b e s a r 0,753 yang nilainya lebih besar dari 0,60. Ini berarti bahwa semua variabel yang digunakan pada kuesioner reliabel.

Analisis Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21 kemudian dianalisis sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian serta untuk menguji hipotesis penelitian. Teknik pengolahan data digunakan analisis kuantitatif dan untuk mendukung serta mempertajam analisis kuantitatif dilengkapi dengan informasi berdasarkan data kualitatif. Analisis data pada pendekatan penelitian kuantitatif menggunakan:

1. Analisis korelasi rank Spearman

Analisis korelasi dalam penelitian ini menggunakan analisis uji korelasi rank Spearman (rs). Korelasi rank Spearman digunakan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan peubah bebas dengan peubah terikat. Rumus koefisien korelasi rank Spearman dirumuskan sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto 2011):

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi rank Spearman d = Perbedaan antara pasangan jenjang n = Jumlah peserta bedah rumah 2. Analisis korelasi Chi Square

Analisis korelasi Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang berskala nominal (Riduwan dan Sunarto 2011):

Keterangan :

X2 = Nilai chi-kuadrat K = Jumlah sel atau kelas oi = Frekueansi amatan ei = Frekuensi harapan

4

GAMBARAN UMUM KERETA API PATAS

Dokumen terkait