• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Penelitian

Dasar penelitian yang dilakukan, adalah model pembangunan pertanian Prima Tani sebagai salah satu model pendukung kebijakan pembangunan pertanian dan pedesaan yang telah diimplementasikan pada berbagai wilayah agro ekosistem di seluruh provinsi di Indonesia. Model ini sekaligus menjadi salahsatu program percepatan pembangunan pertanian nasional, dalam upaya menjembatani kesenjangan hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dilakukan Badan Litbang Pertanian kepada pengguna. Proses inisiasi hingga implementasi program pembangunan pertanian model Prima Tani, dilakukan Badan Litbang Pertanian dan kemudian melalui kebijakan politik Kementerian Pertanian, model ini telah dijadikan program nasional untuk pengembangan program-program pembangunan sektor pertanian dan pedesaan lainnya. Model Prima Tani dalam kegiatan penelitian ini, dimaknai sebagai produk kebijakan pembangunan pertanian nasional, karena dalam perumusan hingga pelaksanaannya telah melalui proses legislasi dan penetapan anggaran yang dilakukan di DPR.

Di tingkat pengguna, implementasi model Prima Tani dilaksanakan melalui koordinasi BPTP yang berkedudukan di tingkat provinsi, dimana lokasi Prima Tani diintroduksikan dalam skala terbatas. Model Prima Tani selain diimplementasikan untuk menjawab kebutuhan inovasi teknologi pertanian kepada masyarakat sebagai pengguna, konsep ini juga diintroduksikan kepada Pemerintah Daerah untuk pengembangan lebih lanjut, melalui proses transformasi untuk kemudian menjadi replikasi model di lokasi lain di wilayahnya. Proses transformasi model Prima Tani kepada Pemerintah Daerah diharapkan dapat direspon oleh para pemangku kepentingan dan penentu kebijakan serta pimpinan daerah, menjadi program pembangunan pembangunan daerah yang dilegislasi dengan keputusan politik pembangunan daerah melalui Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah maupun Peraturan Gubernur/Bupati setempat yang kemudian menjadi kebijakan daerah, untuk menguatkan program pembangunan sektor pertanian daerah pada saat diimplementasikan.

Dalam konteks penelitian yang dilakukan, kebijakan yang ditetapkan oleh Pemda dipandang sebagai sebuah produk politik dari proses komunikasi politik para penentu kebijakan yang terkait didalamnya. Selain proses tersebut, proses pengambilan keputusan untuk mentransformasi model Prima Tani ke dalam program pembangunan daerah menjadi sebuah kebijakan, dimaknai merupakan keputusan politik yang dieksplorasi menjadi bagian penelitian yang dilakukan. Kasus transformasi model Prima Tani menjadi program pembangunan pertanian Simantri yang dilakukan antara BPTP dengan Pemda Provinsi Bali telah dikuatkan dengan komitmen politik melalui nota kesepahaman (MoU) antara Badan Litbang Pertanian dengan Pemda Bali No.075/12/KB/D.PEM/2009 dan No.680/HM.240/I.10/09 pada tanggal 28 Oktober 2009, kemudian ditindaklanjuti dengan Pergub Bali No.29 Tahun 2010 tentang keberlanjutan Program Simantri melalui kesepakatan bersama dan kerjasama pelaksanaan kegiatan Sistim Pertanian Terintegrasi (Simantri) di Provinsi Bali antara Gubernur Bali dengan

para Bupati/Walikota se Bali. Beberapa dokumen yang terkait dengan proses penetapan kebijakan program Simantri disampaikan pada Tabel Lampiran 2.

Berdasarkan beberapa keputusan dan produk politik dalam kebijakan tersebut, maka disain penelitian dilakukan dengan menelusuri informasi tentang berbagai dokumen politik yang terkait dengan transformasi model Prima Tani menjadi program Simantri, termasuk para partisipan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan hingga menjadi kebijakan program pembangunan pertanian daerah. Selanjutnya analisis komunikasi politik dalam pengambilan keputusan, dilakukan pada simpul- simpul yang diperkirakan terjadinya proses komunikasi politik baik dalam kaitan perumusan model Prima Tani menjadi program Simantri, serta penetapan Simantri sebagai kebijakan pembangunan sektor pertanian daerah. Proses tersebut, seperti disampaikan pada Gambar 4.

Analisis proses komunikasi politik dalam proses pengambilan keputusan, kegiatan penelitian diarahkan kepada partisipan sebagai aktor dan peranannya dalam komunikasi dan pengambilan keputusan, arena komunikasi serta materi yang dikomunikasikan, berdasarkan setiap tahapan simpul proses yang dilakukan. Simpul-simpul proses sebagai tahapan dimaksud adalah : Simpul pertama, proses komunikasi politik antara aktor-aktor terlibat secara institusi, diantaranya BPTP dengan dengan Gubernur terpilih sebagai pimpinan daerah baru; kedua, Gubernur dengan para kepala SKPD pertanian di Pemerintahan Provinsi Bali, pada proses perumusan konsep dan pengambilan keputusan model Prima Tani dalam konsep pertanian integrasi dan kemudian menjadi Simantri; ketiga, proses komunikasi politik antara aktor yang meliputi para pemangku kepentingan dan penentu kebijakan di tingkat Pemprov Bali, tentang bagaimana model Prima Tani yang kemudian menjadi program Simantri, ditetapkan dalam perencanaan program strategis pembangunan pertanian di Provinsi Bali; keempat, proses komunikasi politik antara Gubernur (eksekutif) dengan DPRD (legislatif) Provinsi Bali, masing-masing sebagai aktor dalam kaitan proses pengambilan keputusan program Simantri menjadi kebijakan pembangunan sektor pertanian di Provinsi Bali; kelima, proses komunikasi politik dalam implementasi kebijakan program Simantri di tingkat Provinsi, Kabupaten serta dalam proses implementasi kebijakan program Simantri dari tingkat gabungan kelompok tani (Gapoktan), kelompok tani (masyarakat) sebagai penerima program tersebut.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi penelitian, meliputi informasi dan pembahasan yang terkait dengan model Prima Tani sebagai sumber inovasi dan kebijakan program pembangunan pertanian nasional; program dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi terkait dengan penetapan program Simantri di Provinsi Bali, termasuk didalamnya peran partisipan dalam setiap proses kegiatan.

Sistematika penelitian dan penafsiran hasil penelitian mengikuti tahapan proses, sebagai desain penelitian dan metode analisis simpul proses tentang komunikasi politik dalam pengambilan keputusan pada program Simantri, termasuk beberapa konsep yang digunakan, interaksi antar aktor serta beberapa isu sebagai temuan lapang selama kegiatan penelitian dilaksanakan.

Pendekatan Konsep

Beberapa konsep komunikasi politik telah dikemukakan para ahli, berdasarkan pada berbagai perspektif situasional dan pokok bahasan, seperti dilakukan oleh; Almond (1960); Almond dan Powel (1966); Easton (1965); Fagen (1966); Mueller (1973); Galnoor (1980); Dan Nimmo (1989) ; Rush and Althoff (2003); yang kemudian diadaptasi oleh para penulis, seperti Aly (2009); Romli (2009); Prakosa (2008); Nasution (1990); Iqbal (2005); Harun dan Sumarno (2006); Ibrahim (2009); Sumarno (2000); Abdulah (2009); Mas’oed dan Andrew (1990); serta Ardial (2009). Pada intinya merupakan proses interaksi antara unsur pemerintah dan masyarakat sebagai aktor dalam proses pembuatan kebijakan program pembangunan pertanian daerah yang melibatkan institusi politik sebagai aktor dalam kebijakan dan sistem pemerintahan.

Pendekatan konsep dasar dalam penelitian ini mengacu pada politik dan makna kata politik yang dikemukakan oleh Budiardjo (1977), tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan kedudukan yang dipegang oleh para pejabat pemerintah. Titik perhatian adalah pejabat pemerintah, yaitu sekelompok orang yang memegang kekuasaan untuk mengatur masyarakat secara keseluruhan. Politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum, terutama menyangkut kegiatan pemerintah. Keputusan (decision) adalah membuat pilihan diantara beberapa alternatif. Sedangkan pengambilan keputusan (decision making) menunjuk pada proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai.

Pengambilan keputusan sebagai konsep pokok politik, menyangkut keputusan-keputusan yang diambil secara kolektif dan mengikat seluruh masyarakat. Hasil dari suatu proses mengambil keputusan, akhirnya ditetapkan sebagai kebijakan pemerintah (Mitchell 1969). Pada prinsipnya fihak yang membuat kebijakan, mempunyai kekuasaan untuk melaksanakannya (Deutch 1970). Kekuasaan dimaksud adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi tingkah orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku. Dengan demikian konsep-konsep pokok dalam ilmu politik, meliputi; negara (state); kekuasaan (power); pengambilan keputusan (decision making); kebijakan (policy, beleid) serta pembagian (distribution) dan alokasi (alocation) (Budiardjo 1979).

Berdasarkan pendekatan di atas, pembahasan komunikasi politik diarahkan pada proses interaksi pemerintah yang dilakukan oleh pimpinan daerah dan aparat/birokrat sebagai aktor politik yang berkaitan dengan kekuasaan dan kewenangan dalam pembuatan keputusan maupun kebijakan hingga pelaksanaanya. Fokus materi pengambilan keputusan ditujukan pada aparat pemerintah yang menjadi partisipan dalam model Prima Tani dan program Simantri di Provinsi Bali. Struktur pembahasan tentang komunikasi politik dan pengambilan keputusan, dilakukan melalui kerangka analisis proses berdasarkan simpul-simpul sebagai tahapan pengambilan keputusan dan komunikasi politik.

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan merupakan studi kasus pada proses pengambilan keputusan model Prima Tani menjadi program Simantri

serta proses penetapan program Simantri menjadi kebijakan pembangunan pertanian daerah di Provinsi Bali.

Penelitian kualitatif dimaknai merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum dan menafsirkan makna data. Laporan akhir dari penelitian kualitatif memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel dan harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (Creswell 2007 dan 2012).

Creswell (2003), menyebutkan ada enam asumsi dalam penelitian kualitatif, (1) lebih menekankan pada proses, bukan pada hasil dan produk, (2) tertarik pada makna, (3) peneliti merupakan instrumen pokok untuk pengumpulan dan analisis data, (4) peneliti terlibat kerja lapangan, (5) bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar dan (6) bersifat induktif dimana peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesa dan teori serta rincian.

Tahapan Penelitian

Mekanisme penelitian dilakukan dengan membagi tahapan kegiatan penelitan ; (1) melakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi materi dan kesesuaian situasi serta fakta di lapangan. Mengidentifikasi proses, dan menggali informasi tentang aktor kunci dan perannya dalam kaitan perumusan masalah dan tujuan penelitian serta melakukan uji kuesioner; (2) melakukan wawancara secara berjenjang terhadap partisipan sebagai aktor kunci dan pelaku utama dalam proses transformasi model Prima Tani kepada Gubernur, proses perumusan konsep pertanian integrasi menjadi Simantri, penetapan menjadi program daerah, penetapan menjadi kebijakan program serta implemntasi kebijakan di tingkat provinsi, kabupaten dan gapoktan/poktan; (3) melakukan pendalaman materi hasil validasi informasi dari berbagai aktor dan partisipan, sekaligus melakukan konfirmasi data dan informasi pada aktor-aktor terkait pada setiap simpul proses, sebagai tahapan penelitian; (4) melakukan verifikasi dan kelengkapan beberapa data dan informasi yang masih kurang, kepada beberapa partisipan, terutama kepada para pimpinan SKPD pertanian terkait; (5) penulisan hasil penelitian dan pembahasan.

Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Data dan informasi diperoleh berdasarkan hasil penelusuran informasi, dokumen kegiatan dan publikasi dari berbagai sumber serta hasil wawancara. Proses wawancara kepada partisipan dilakukan dengan mengikuti aliran informasi secara berjenjang melalui metode snowballing. Wawancara dilakukan terhadap 40 orang partisipan, sebagai pelaku utama yang terkait dengan perumusan konsep, dan pelaksana pada proses transformasi model Prima Tani dan perumusan kebijakan program Simantri. Partisipan terdiri atas para Pimpinan, Kepala

Bagian, penanggungjawab serta pelaksana di lingkup pemerintahan Provinsi Bali; SKPD lingkup pertanian (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan dan Dinas Perikanan), Bappeda, Sekretariat Daerah, Tim Ahli, BPTP, dan DPRD di tingkat Provinsi. Partisipan terkait di tingkat Kabupaten, Gapoktan atau Kelompok Tani serta beberapa partisipan yang terkait dengan perumusan konsep awal Prima Tani di tingkat Pusat. (Tabel 1)

Metode Analisis

Analisis data dan informasi serta penafsiran hasil penelitian, dilakukan secara deskriptif dengan model pendekatan analisis proses yang digunakan Laswell (1956), serta melalui simpul proses yang dikembangkan dari model pengambilan keputusan untuk studi kebijakan oleh Dunn (1981); Siagian (1974), serta Simon dalam Syamsi (2007) sebagai dasar penyusunan program pembangunan sektor pertanian daerah di Provinsi Bali. Pada penelitian ini, masing-masing simpul proses yang dilakukan, dimaknai sebagai proses komunikasi dan pengambilan keputusan. Sistematika dan deskripsi penafsiran tentang pengambilan keputusan pada tahapan simpul-simpul proses tersebut, meliputi : (1) proses transformasi kebijakan model Prima Tani; (2) proses perumusan konsep pertanian integrasi; (3) proses penetapan Sistem Pertanian Integrasi (Simantri) dalam perencanaan program daerah; (4) proses penetapan program menjadi kebijakan daerah; serta (5) proses implementasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Provinsi Bali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan unit analisis program dan kebijakan pembangunan pertanian model Prima Tani dan program Simantri yang dilaksanakan di Provinsi Bali. Lokasi kegiatan penelitian yang terkait dengan materi program dan kebijakan pembangunan pertanian daerah di tingkat Pemprov Bali, dilakukan di lingkungan Pemerintah Provinsi, meliputi: Kantor Gubernur, Sekretariat Daerah dan di masing-masing SKPD pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan serta beberapa SKPD lain terkait. Sementara untuk kegiatan lapangan, terkait implementasi kebijakan di tingkat Gapoktan dan Poktan Simantri, dilakukan di 10 lokasi Simantri percontohan (tahun 2009), meliputi 7 kabupaten di wilayah Provinsi Bali; Kabupaten Jembrana, Tabanan, Buleleng, Bangli, Gianyar, Karangasem dan Badung. Kegiatan penelitian yang terkait dengan materi implementasi kebijakan Simantri yang ditransformasikan dari tingkat provinsi ke tingkat pemerintahan daerah kabupaten, dilakukan di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali, berdasarkan rekomendasi yang diberikan Ketua Program Simantri (LS), serta lokasi percontohan Simantri di tingkat Kabupaten. Kegiatan dan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak Februari 2014 hingga Desember 2014.

Gambar 4. Kerangka pendekatan penelitian Badan Litbang Pertanian Program Pembangunan Pertanian Model Prima Tani BPTP Provinsi Bali Pemerintah Provinsi Bali Perencanaan Program Pembangunan Pertanian Daerah Masyarakat, Akademisi, LSM, Pemangku Kepentingan Lainnya Pengusulan Program Pembangunan Daerah Gubernur Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Bali DPRD Provinsi Kelompok Ahli, Litbangda Provinsi Bappeda, Dinas Petanian dan SKPD Provinsi Kebijakan Program Pembangunan Pertanian Daerah Provinsi Implementasi Di Kabupaten/Kota Implementasi di Gapoktan Implementasi di Koptan 1 C B 5 2 3 4 A Otonomi Daerah

Tabel 1. Matrik kegiatan penelitian bedasarkan tahapan penelitian, metode pengumpulan data dan informasi, partisipan, jenis data dan informasi, lokasi penelitian serta proses penafsiran hasilpenelitian

Tahapan Kegiatan Metode Pengumpulan

Data dan Informasi Data dan Informasi Partisipan atau Responden Lokasi Penelitian Penafsiran Hasil Penelitian

Simpul atau Kasus I Penelusuran Dokumen; Wawancara

Data Primer, Sekunder; Dokumen MoU; Informasi Proses Transformasi

Koordinator dan Tim PrimaTani dan Simantri ; BPTP Provinsi Bali; Pemda Provinsi (Sekretaris Daerah; Bappeda; Dinas Pertanian)

BPTP dan Pemda Provinsi

Proses Komunikasi Politik; Proses Transformasi dan Proses Pengambilan Keputusan

Simpul atau Kasus II Penelusuran Dokumen; Wawancara

Data Primer, Sekunder; Dokumen Perencanaan Program Pembangunan; Informasi Proses Perencanaan Program Simantri

Bappeda; Dinas Pertanian; SKPD lain;Masyarakat; Akademisi; LSM; Pemangku Kepentingan lain; Media

Pemda Provinsi

Proses Komunikasi : proses penyusunan rencana program pembangunan daerah dan Simantri menjadi program strategis pembangunan daerah

Simpul atau Kasus III Penelusuran Dokumen; Wawancara

Data Primer, Sekunder; Dokumen usulan program pembangunan Simantri ; Dokumen Politik Kebijakan

Pemda Provinsi (Bappeda, Dinas Pertanian); DPRD Provinsi (Komisi Bidang Pertanian)

Pemda Provinsi dan DPRD Provinsi

Proses Komunikasi dalam Perumusan Program Simantri dan Proses Pengambilan Keputusan menjadi Kebijakan Program Pembangunan Daerah

Simpul atau Kasus IV Penelusuran Dokumen; Wawancara

Data Primer, Sekunder; Dokemen Politik (Pergub); Informasi Proses Transformasi dari Pemprop ke Pemkab

Pemda Provinsi; Dinas Pertanian Provinsi; Bappeda Provinsi; Pemda Kabupaten

Pemda Provinsi (Bappeda, Dinas Pertanian); Pemda Kabupaten

Proses Komunikasi dalam Transformasi Program Simantri dari Pemprop kepada Pemkab dan Proses Pengambilan Keputusan menjadi Program Pemkab

Simpul atau Kasus V Penelusuran Dokumen; Wawancara

Data Primer, Sekunder ; Dokumen Perencanaan Program Pembangunan Daerah; Dokumen Politik Kebijakan Program Simantri di Kabupaten; Informasi Proses penyusunan program dan perumusan kebijakan

Pemerintah Kabupaten (Bappeda, Dinas Pertanian, SKPD lain); DPRD Kabupaten Pemerintah Kabupaten (Bappeda, Dinas Pertanian, SKPD lain); DPRD Kabupaten

Proses Komunikasi Politik dalam kaitan penyusunan program, usulan program dan perumusan kebijakan menjadi dokumen politik kebijakan pembangunan pertanian daerah Kabupaten

Simpul atau Kasus VI Penelusuran Dokumen; Wawancara ; FGD

Data Primer, Sekunder; Dokumen Program Simantri; Informasi Proses Pelaksanaan Program di Tingkat Masyarakat

Pemkab (Bappeda, Dinas Pertanian), Pemerintahan Kecamatan dan Desa; Kelompok Tani (Gapoktan) serta Petani

Pemkab (Bappeda, Dinas Pertanian), Kecamatan, Desa Gapoktan/poktan

Proses Komunikasi Politik dalam Implementasi Kebijakan Program Simantri dari Pemkab kepada

Masyarakat melalui Kelompok Tani atau Gapoktan

Keterangan : Pedoman melaksanakan penelitian ini tidak selamanya sesuai dengan jadwal waktu dan tahapan rencana, mengingat sebagian besar partisipan merupakan para pejabat dan pimpinan institusi SKPD dan lembaga di Sekretariat Pemerintah Provinsi, sehingga secara protokoler proses menggali informasi, menyesuaikan dengan jadwal dan kesepakat waktu yang disediakan partisipan.

Dokumen terkait