• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005). Desain penelitian deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana kualitas hidup pasien TB Paru.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Kota Medan yang beralamat di jalan Sisingamangaraja Kecamatan Medan Kota. Penelitian dilakukan pada bulan April s/d Agustus 2016. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi penelitian di Puskesmas Teladan Kota Medan karena jumlah kasus baru TB paru bulan Desember s/d Mei 2016 cukup banyak sehingga memudahkan untuk pengambilan sampel.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek dalam penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien TB Paru yang menjalani pengobatan di Puskesmas Teladan Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 122.

33

4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel pada penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi yaitu penderita TB paru yang berada di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kota Medan baik laki-laki ataupun perempuan, sudah menderita TB Paru selama satu bulan atau lebih, dapat berbicara dengan baik dan bersedia menjadi responden penelitian dengan memberikan persetujuan menjadi responden dengan menandatangani informed consent.

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara convenient sampling yaitu dengan cara memilih sampel di antara populasi yang sesuai dengan kriteria penelitian sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yan sudah dikenali sebelumnya sesuai dengan criteria inklusi yang ditentukan.

Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus perkiraan besar sampel dengan menggunakan rumus estimasi proporsi, yaitu

n =Z1-a/2 . P(1−P) d

Keterangan:

n : Besar sampel

Z1-a/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (95%= 1,96) P : Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi

d : Derajat penyimpangan terhadap populasi yan diinginkan Pada penelitian ini ditetapkan P sebesar 0,5 (50%), d sebesar 0,01 (1%)

34 n =Z1-a/2 . P(1−P) d n =1,96 . 0,5 (1−0,5) 0,01 n =1,96 .0,5(0,5) 0,01 n =0,49 0,01 n = 49

Hasil perhitungan paling sedikit dibutuhkan 49 pasien TB paru untuk responden penelitian.

4.4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Fkultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dengan izin dari Pimpinan Dinas Kesehatan Kota Medan dan Pimpinan Puskesmas Teladan.

Peneliti ini menggunakan individu atau manusia sebagai subjek dalam penelitian, maka hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik, yaitu hak dihargai privacy-nya, merahasiakan informasi yang diberikan, memperoleh jaminan keamanan dan keselamatan akibat dari informasi yang diberikan, hak menerima imbalan dan kompensasi (Notoatmodjo, 2012). Kemudian responden diminta untuk membaca dan memahami isi lembar persetujuan (informed consent). Apabila responden bersedia maka responden diminta untk menandatangani surat persetujuan yang telah dibaca dan dipahami. Dalam hal ini responden berhak menolak terlibat dalam penelitian ini maupun menarik kesediaanya pada proses

35

pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tapi dengan member kode pada masing-masing lembar saja.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner, pada bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi pasien yang meliputi: umur, jenis kelamin, agama, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, lamanya menderita TB paru dan penghasilan.

Instrument kedua berisi kuesioner untuk mengukur kualitas hidup dengan mengadopsi model instrument World Health Organization Quality of Life-BREF (WHOQOL-BREF, 1996). Kuesioner ini telah diterjemahkan oleh Wulandari (2004) dan dipakai untuk mengukur kualitas hidup pasien stroke oleh Lombu (2015). Kuesioner ini merupakan rangkuman dari World health Organization Quality of Life (WHOQOL)-100 yang terdiri dari 26 pertanyaan. WHOQOL-BREF terdiri dari dua bagian yang berasal dari kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum. Satu bagian terdiri dari 24 pertanyaan yang berasal dari WHOQOL-100. Instrumen ini dibagi menjadi empat domain yaitu pertama, domain fisik yang berisi pertanyaan mengenai nyeri dan ketidaknyamanan, tenaga dan lelah, tidur dan istirahat. Pertanyaan pada domain fisik terdapat pada nomor 3, 4, 10, 15, 17, dan 18. Kedua, domain psikologi yang berisi pertanyaan mengenai perasaan positif, harga diri, gambaran diri dan penampilan, perasaan negatif. Pertanyaan untuk domain ini terdapat pada nomor 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Ketiga, domain hubungan social yang berisi pertanyaan mengenai hubungan perorangan,

36

dukungan sosial, aktivitas seksual, pertanyaannya terdapat pada nomor 20, 21, dan 22. Keempat, domain lingkungan yang beirisi pertanyaan mengenai keamanan fisik dan keamanan, lingkungan rumah, sumber penghasilan, kesehatan dan perhatian sosial: ketersediaan dan kualitas, kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan, partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang, lingkungan fisik, dan transportasi. Pertanyaan untuk domain lingkungan terdapat pada nomor 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25. Pertanyaan unutuk kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum terdapat pada nomor 1 dan 2. Instrument ini juga terdiri dari pertanyaan negatif yang terdapat pada nomor 3, 4, dan 26. Nilai dari domain menunjukkan persepsi individu pada kualitas hidup di masing-masing domain. Nilai dari domain siskala dalam arah yang positif dimana semakin tinggi nilai berarti kualitas hidup semakin baik.

Penilaian pada instrument ini dilakukan dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari lima kategori respon dengan jawaban setiap pertanyaan dinilai 1 sampai dengan 5. Dengan nilai 1 sebagai nilai terendah dan nilai 5 sebagai nilai tertinggi.

Berdasarkan rumus statistik untuk mencari panjang kelas (p = rentang/ banyak kelas), dimana p merupakan panjang kelas yaitu selisih anyara nilai tertinggi dan nilai terendah yaitu 200. Kualitas hidup dikategorikan menjadi dua kelas yaitu kualitas hidup baik dan kualitas hidup buruk maka didapatlah panjang kelas sepanjang 200. Nilai terendah yang didapat adalah 0 yang merupakan batas bawah interval pertama dan nilai tertinggi adalah 400 sebagai batas atas interval

37

kedua, sehingga kualitas hidup pasien tuberkulosis paru dapat dikategorikan menjadi dua interval kualitas hidup, yaitu skor 0-200 dikategorian kualitas hidup buruk dan skor 201-400 dikategorikan kualitas hidup baik.

4.6. Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini peneliti tidak lagi melakukan uji validitas karena instrument yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup diadopsi dari model instrument World health Organization Quality of Life-BREF (1996) yang telah diterjemahkan oleh Wulandari (2004) dan telah dipakai oleh Lombu (2015). Hasil uji konsistensi internal menunjukkan nilai Cronbach Alpha yang tertinggi adalah 0,7808 dan yang terendah adalah 0,6138.

4.7. Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas konsistensi internal dengan menggunakan uji formula cronbach alpha dengan nilai harus 0,70-0,95 agar dianggap reliabel sehingga kuesioner ini layak digunakan (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan pada 30 orang penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kota Medan.

38

Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach Alpha 0,871 yang artinya kuesioner penelitian reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Responden uji reliabilitas tidak diikutsertakan sebagai responden sampel penelitian.

4.8. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut, mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ke Dinas Kesehatan Kota. Setelah mendapat surat balasan dari Dinas Kesehatan Kota Medan peneliti meneruskan surat tersebut ke Puskesmas Teladan. Setelah mendapat izin dari pimpinan Puskesmas peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian dengan cara terlebih dahulu menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner. Kemudian peneliti menanyakan apakah calon responden bersedia atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitian. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent (Syarat Persetujuan) menjadi responden kemudian menjelaskan dan membantu responden dalam pengisian kuesioner, responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti kemudian mencatat jawaban responden sampai selesai dan data dikumpulkan untuk dianalisa.

4.9. Analisa Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka peneliti melakukan pengolahan data yang terdiri dari dari 3 langkah, yaitu:

39

1. Editing yaitu memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi.

2. Coding yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah penulisan. Coding data dilakukan dengan menggunakan tehnologi komputer.

3. Tabulating yaitu menentukan persentase jawaban dari setiap responden, mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan keputusan.

Pengolahan data dilakukan dengan teknik komputerisasi untuk analisis data deskriptif yaitu analisis distribusi frekuensi. Data yang diolah selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase untuk mendeskripsikan data demografi dan kualitas hidup penderita Tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kota Medan.

40

Dokumen terkait