• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Rabak Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Rabak merupakan lokasi yang belum diadakan Primatani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Teknologi Inovasi Pertanian) oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) dimana di Desa Rabak memiliki potensi produksi pisang yang cukup tinggi sebesar 1,7 persen dari total produksi di Kabupaten Bogor namun belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang teknologi peningkatan nilai tambah produksi pisang itu sendiri sehinggga akan dilakukan Primatani pada bulan September 2013 mendatang untuk memberikan nilai tambah terhadap produk pisang tersebut. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2013.

Desa Rabak memiliki potensi untuk pengembangan produksi pisang tetapi desa tersebut tidak melakukan pembudidayaan dengan baik sehingga dalam pemasarannya dihadapkan pada daya tawar yang rendah kepada petani

 Bagaimana keuntungan cabang usahatani pisang lampung

 Bagaimana saluran pemasaran pisang lampung

Analisis Cabang Usahatani :

 Penerimaan Cabang Usahatani

 Biaya Cabang Usahatani

 R/C Rasio Cabang Usahatani

Analisis Saluran Pemasaran :

 Saluran, Lembaga, dan Fungsi

Farmer’s Share dan Marjin

 Rasio Li/Ci Saluran Pemasaran

Potensi cabang usahatani pisang lampung sebagai usaha sampingan petani di Desa Rabak Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor

Metode Penentuan Responden

Responden pada penelitian ini adalah petani dan pedagang yang terlibat dalam pemasaran pisang lampung di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Penentuan responden petani dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa petani yang dijadikan responden memiliki atau mengusahakan tanaman pisang lampung yang merupakan komoditi dominan di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2 yang menunjukkan karakteristik responden petani di Desa Rabak. Responden petani dipilih berdasarkan rekomendasi PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) setempat dan ketua kelompok tani Sari Makmur. Adapun jumlah responden petani yang direkomendasikan pada penelitian ini adalah 30 orang. Penentuan responden pedagang dilakukan dengan metode snowball sampling, yakni dengan mengikuti aliran perdagangan pisang lampung dari petani yang dijadikan responden hingga konsumen akhir. Jumlah responden pedagang dalam pemasaran pisang lampung didaerah penelitian berjumlah 8 orang responden pedagang yang terdiri dari 1 orang pedagang besar, 2 orang pedagang pengecer, dan 5 orang pedagang pengumpul. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 3 yang menunjukkan karakteristik responden pedagang dalam pemasaran pisang lampung di Desa Rabak.

Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara langsung dengan petani dan pedagang. Wawancara dilakukan dengan pengamatan secara langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor atau instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Pertanian Jawa Barat, serta Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Data sekunder juga diperoleh dari internet, literatur, serta penelitian- penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan rujukan yang berhubungan dengan penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan, yaitu mulai dari bulan Mei hingga Juni 2013. Metode yang digunakan selama pengumpulan data, antara lain observasi langsung, wawancara, pengisian kuesioner, serta browsing internet.

Metode Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu dengan melakukan analisis cabang usahatani dan analisis saluran pemasaran. Analisis cabang usahatani dilakukan dengan menganalisis penerimaan cabang usahatani, menganalisis biaya cabang usahatani, serta menganalisis R/C rasio untuk mengetahui efisiensi dari cabang usahatani pisang lampung yang dilakukan.

Analisis saluran pemasaran dilakukan dengan menganalisis saluran pemasaran, menganalisis lembaga pemasaran, menganalisis fungsi pemasaran, serta menganalisis marjin pemasaran untuk mengetahui efisiensi dari saluran pemasaran pisang lampung yang dilakukan.

Analisis Cabang Usahatani Pisang Lampung

Analisis Penerimaan Cabang Usahatani Pisang Lampung

Penerimaan cabang usahatani pisang lampung mencakup penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai cabang usahatani pisang lampung merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk cabang usahatani pisang lampung, sedangkan penerimaan tidak tunai cabang usahatani pisang lampung merupakan penerimaan yang diterima yang dinilai bukan dengan uang dari hasil produk cabang usahatani pisang lampung. Sehingga penerimaan total cabang usahatani pisang lampung merupakan penjumlahan antara penerimaan tunai cabang usahatani pisang lampung dengan penerimaan tidak tunai cabang usahatani pisang lampung. Secara umum, penerimaan cabang usahatani pisang lampung adalah perkalian antara produksi pisang lampung yang diperoleh dengan dua kali proses pemanenan dalam satu musim penanaman dengan harga jual pisang lampung. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

TR = Y. Py

Dimana : TR = Total Penerimaan (Total Revenue) Y = Produksi yang diperoleh

Py = Harga Y

Penerimaan pada analisis usahatani pada umumnya memiliki kesamaan rumus dengan penerimaan cabang usahatani, hanya saja pada analisis penerimaan usahatani, total penerimaan usahatani merupakan total penerimaan dari cabang- cabang usahatani yang diusahakan sehingga penerimaan total usahatani merupakan kumulatif dari seluruh penerimaan cabang usahatani yang dilakukan. Analisis Biaya Cabang Usahatani Pisang Lampung

Biaya cabang usahatani pisang lampung diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost). Biaya tetap umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Contoh biaya tetap adalah pajak, sewa tanah, penyusutan alat pertanian, serta iuran irigasi. Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contoh biaya variabel adalah sarana produksi seperti pupuk, serta tenaga kerja.

Biaya cabang usahatani pisang lampung juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu biaya tunai cabang usahatani pisang lampung dan biaya tidak tunai cabang usahatani pisang lampung. Biaya tunai cabang usahatani pisang lampung adalah biaya yang langsung dikeluarkan, misalnya upah tenaga kerja. Sedangkan biaya tidak tunai cabang usahatani pisang lampung adalah biaya yang tidak dibayarkan secara langsung, misalnya biaya tenaga kerja keluarga yang ikut serta.

Dalam biaya cabang usahatani pisang lampung juga terdapat biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit cabang usahatani pisang lampung adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak terlihat secara fisik, misalnya berupa uang yang dikeluarkan. Sedangkan biaya implisit cabang usahatani pisang lampung adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak terlihat secara langsung, misalnya penyusutan barang modal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya total cabang usahatani pisang lampung adalah penjumlahan antara total biaya tetap dan total biaya tidak tetap atau total biaya tunai dan biaya tidak tunai. Karena total biaya (Total Cost) adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, maka:

TC = FC + VC

Dimana : TC = Total Cost

FC = Fixed Cost

VC = Variable Cost

Analisis biaya usahatani merupakan total keseluruhan biaya yang dikeluarkan dari seluruh cabang usahatani yang dilakukan, baik itu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Rumus yang digunakan adalah sama dengan analisis cabang usahatani, namun semua biaya yang dikeluarkan adalah untuk semua kegiatan dalam usahatani yang dilakukan.

Analisis Pendapatan Cabang Usahatani Pisang Lampung

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya. Penerimaan ada yang berupa penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Sedangkan biaya juga ada yang berupa biaya tunai dan biaya tidak tunai. Sehingga pendapatan juga ada yang berupa pendapatan tunai dan pendapatan tidak tunai. Pendapatan tunai cabang usahatani pisang lampung merupakan selisih antara penerimaan tunai cabang usahatani pisang lampung dengan biaya tunai cabang usahatani pisang lampung. Sedangkan pendapatan tidak tunai cabang usahatani pisang lampung merupakan selisih antara penerimaan tidak tunai cabang usahatani dengan biaya tidak tunai cabang usahatani pisang lampung.

Analisis R/C Rasio Cabang Usahatani Pisang Lampung

R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan cabang usahatani pisang lampung dan biaya cabang usahatani pisang lampung. Secara matematik, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

a = R / C  R = Py . Y C = FC + VC

a = {(Py . Y) / (FC + VC)} Dimana : R = Penerimaan (Revenue)

C = Biaya

Py = Harga Pisang Lampung Y = Jumlah Pisang Lampung FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

Bila nilai R/C > 1 maka cabang usahatani pisang lampung tersebut menguntungkan, sedangkan bila nilai R/C < 1 maka cabang usahatani pisang lampung tersebut tidak menguntungkan.

Analisis Saluran Pemasaran Pisang Lampung Analisis Saluran Pemasaran Pisang Lampung

Analisis saluran pemasaran pisang lampung berfungsi untuk mengetahui saluran pemasaran yang dilalui oleh komoditi pisang lampung dari petani sampai ke konsumen. Dengan menganalisis saluran pemasaran dapat diketahui berapa banyak jumlah lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran pisang lampung tersebut. Analisis saluran pemasaran juga dapat menunjukkan pola saluran pemasaran yang terjadi berdasarkan keberadaan pelaku pemasaran yang terlibat sehingga membentuk peta saluran pemasaran pisang lampung.

Analisis Lembaga Pemasaran Pisang Lampung

Analisis lembaga pemasaran pisang lampung berfungsi untuk melakukan identifikasi terhadap pelaku-pelaku pasar yang terlibat dalam penyampaian komoditi pisang lampung dari petani sampai kepada konsumen akhir. Lembaga pemasaran dalam hal ini berperan sebagai perantara dalam proses penyampaian suatu komoditi dari produsen hingga ke konsumen yang kemudian terbentuklah saluran pemasaran pisang lampung.

Analisis Fungsi Pemasaran Pisang Lampung

Analisis fungsi pemasaran pisang lampung berfungsi untuk mengevaluasi biaya pemasaran. Manfaat lain dari analisis fungsi pemasaran adalah sebagai bahan perbandingan biaya yang dihasilkan oleh setiap lembaga pemasaran pisang lampung. Analisis fungsi pemasaran dilakukan dengan mengamati fungsi atau kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing petani dan lembaga pemasaran dalam menyalurkan buah pisang lampung dari petani hingga ke konsumen. Setiap fungsi yang dilakukan juga diidentifikasi manfaatnya dalam menciptakan kegunaan (utility). Fungsi pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam proses pemasaran. Fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Analisis fungsi pertukaran dilakukan dengan mengamati proses pertukaran barang yang meliputi fungsi penjualan, fungsi pembelian, serta fungsi pengumpulan. Analisis fungsi fisik dilakukan dengan mengamati perilaku yang melakukan fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan, serta fungsi pengolahan. Analisis fungsi fasilitas dilakukan dengan mengamati pelaku yang melakukan fungsi standarisasi, fungsi keuangan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi intelijen pemasaran. Analisis fungsi pemasaran diperlukan untuk mengetahui peranan dari setiap lembaga, perhitungan biaya, dan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing pelaku serta fasilitas yang dibutuhkan.

Analisis Farmer’s Share Pisang Lampung

Farmer’s share pisang lampung yaitu persentase harga yang diterima petani pisang lampung dibandingkan dengan harga jual pada pedagang pengecer.

Farmer’s share dalam suatu kegiatan pemasaran dapat dijadikan dasar atau tolak ukur efisiensi pemasaran. Semakin tinggi tingkat persentase farmer’s share yang diterima petani maka dikatakan semakin efisien kegiatan pemasaran yang dilakukan dan sebaliknya semakin rendah tingkat persentase farmer’s share yang diterima petani, maka akan semakin rendah pula tingkat efisiensi dari suatu pemasaran. Untuk menghitung farmer’s share digunakan perhitungan dengan rumus:

FS =

HK HP

x 100%

Dimana : FS = Farmer’s Share HP = Harga di Petani

HK = Harga Beli Konsumen Akhir Analisis Marjin Pemasaran Pisang Lampung

Analisis marjin pemasaran pisang lampung dihitung berdasarkan pengurangan harga beli di tingkat konsumen akhir dengan harga jual oleh petani pisang lampung. Marjin total juga dapat dihitung dengan menjumlahkan marjin dari setiap lembaga pemasaran. Secara matematis, marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

Mtot = Pr – Pf =

= n i Mi 1

Dimana : Mtot = marjin total (Rp/kg)

Pr = harga pembelian oleh konsumen akhir (Rp/kg) Pf = harga penjualan oleh petani (Rp/kg)

Mi = marjin pemasaran di tingkat lembaga ke-i (Rp/kg) n = jumlah tingkatan lembaga pemasaran yang terlibat

Marjin pemasaran untuk tiap lembaga pemasaran (Mi) dapat dihitung dengan dua cara, yaitu pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada suatu lembaga pemasaran atau penjumlahan biaya dan keuntungan pemasaran pada lembaga pemasaran tersebut. Secara lebih sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:

Mi = Psi – Pbi = Ci + πi, atau πi = Psi – Pbi – Ci

Dimana : Psi = harga penjualan di tingkat lembaga ke-i (Rp/kg) Pbi = harga pembelian di tingkat lembaga ke-i (Rp/kg)

Ci = biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga ke-i (Rp/kg) πi = keuntungan yang diperoleh lembaga ke-i (Rp/kg)

Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya Pemasaran Pisang Lampung

Berdasarkan nilai marjin pemasaran tersebut dapat diketahui tingkat rasio keuntungan terhadap biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. Rasio ini menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh terhadap biaya pemasaran

yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran. Semakin tinggi nilai rasio semakin besar keuntungan yang diperoleh. Efisiensi pemasaran pisang lampung juga dapat dilihat dari besarnya rasio keuntungan terhadap biaya yang dikeluarkan. Menurut Limbong dan Sitorus (1987) dalam Sumardi (2009), semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka secara teknis (operasional) sistem pemasaran akan semakin efisien. Rasio keuntungan terhadap biaya pada setiap lembaga pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio keuntungan terhadap biaya (π/c) = x100%

c

π

Keterangan : π = Keuntungan lembaga pemasaran c = Biaya pemasaran

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Lampung

Efisiensi pemasaran pisang lampung dapat diukur dengan menggunakan indikator yang mudah dan jelas dalam mengukur efisiensi pemasaran pisang lampung. Indikator-indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan efisiensi pemasaran pisang lampung, yaitu farmer’s share pisang lampung, marjin pemasaran pisang lampung, serta rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran pisang lampung. Ukuran efisiensinya adalah semakin tinggi farmer’s share pisang lampung yang dihasilkan maka akan semakin tinggi efisiensi pemasaran pisang lampung yang dilakukan, semakin meratanya marjin pemasaran pisang lampung antar lembaga pemasaran pisang lampung yang terlibat maka akan semakin efisien pemasaran pisang lampung yang dilakukan, serta semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran pisang lampung antar lembaga pemasaran pisang lampung yang terlibat maka akan semakin seefisien pemasaran pisang lampung yang dilakukan. Efisiensi pemasaran digunakan untuk hasil awal hingga akhir yang sama. Sebagai contohnya, yaitu dalam mengukur efisiensi pemasaran buah pisang merupakan pengukuran efisiensi yang hanya dilakukan pada buah pisang segar mulai dari produsen hingga konsumen akhir. Jika dilakukan mulai dari buah pisang segar yang kemudian diolah maka pengukuran efisiensi pemasaran produk tersebut tidak dapat dilakukan karena efisiensi pemasaran dapat diukur untuk produk awal hingga akhir yang sama.

GAMBARAN UMUM DESA RABAK

Dokumen terkait