• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai Mei 2016 di Desa Puangaja dan Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Profil Kecamatan Sibolangit

Secara umum keadaan topografi daerah Kecamatan Sibolangit yaitu berbukit-bukit dimana diantara bukit ada beberapa sungai besar, yaitu sungai Belawan, sungai Petani, sungai Betimus dan lain-lain yang muaranya ke Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan Namo Rambe. Luas Kecamatan Sibolangit sekitar 179.96 Hadan tinggi dari permukaan laut antara 350 m s/d 700 m, terletak pada 98°53’602”-98°60’797” Bujur Timur dan 32°74’78”-033°99’08”Lintang Selatan. Iklim di Kecamatan ini Pada umumnya berhawa sedang (BPS Deli Serdang, 2015).

Batas-batas Kecamatan Sibolangit :

Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Pancur Batu Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Karo

Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Kutalimbaru

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Namo Rambe, Kecamatan Biru-biru dan Kecamatan STM Hilir

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Desa Puangaja dan Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit

Profil Desa Pemanfaatan Lahan Agroforestri

Kecamatan Sibolangit yang terletak di Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 30 desa dan di ambil 2 desa sebagai tempat untuk penelitian tentang jenis-jenis hasil hutan dan nilai ekonomi masyarakat yang memiliki lahan agroforestri yaitu : Desa Puangaja dan Desa Sibolangit.

a. Desa Puangaja

Desa Puangaja berada di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, dengan luas wilayah 355 Ha terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun I, Dusun II dan Dusun III.Desa Puangaja bisa dicapai dengan menggunakan mobil ataupun kendaraan bermotor. Adapun jarak Desa Puangaja ini ke ibokota kecamatan adalah 9 km. Berdasarkan monografi desa tahun 2014, jumlah penduduk Desa Puangaja adalah sebanyak 340 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 171 jiwa dan perempuan sebanyak 169 jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 104 KK. Sebagian besar penduduk di lokasi penelitian ini bermata pencaharian sebagai petani, dan hanya sebagian kecil saja yang bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Wiraswasta (BPS Deli Serdang, 2015).

Sarana perhubungan di Desa Puangaja masih berupa jalan tanah. Desa Puangaja juga mempunyai sarana ibadah seperti gereja sedangkan sarana tingkat SD, SMP dan SMA, bank, kantor pos, jasa telekomunikasi tersedia di ibukota kecamatan. Desa Puangaja juga sudah dialiri jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) (BPS Deli Serdang, 2015).

Gambar 2. Kantor Kepala Desa Puangaja b. Desa Sibolangit

Desa Sibolangit berada di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, dengan luas wilayah 425 Ha terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun I dan Dusun II.Desa Sibolangit bisa dicapai dengan menggunakan mobil ataupun kendaraan bermotor. Adapun jarak Desa Sibolangit ini ke ibokota kecamatan adalah 5 km. Berdasarkan monografi desa tahun 2014, jumlah penduduk Desa Sibolangit adalah sebanyak 864 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 419 jiwa dan perempuan sebanyak 445 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 253 KK. Sebagian besar penduduk di lokasi penelitian ini bermata pencaharian

sebagai petani, dan hanya sebagian kecil saja yang bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Wiraswasta (BPS Deli Serdang, 2015).

Sarana perhubungan di Desa Sibolangit mempunyai arti penting bagi kelancaran perekonomian masyarakat yaitu berupa jalan desa yang dilapisi aspal.Jalan ini digunakan untuk mengangkut hasil-hasil pertanian penduduk.Desa Sibolangit juga mempunyai sarana ibadah seperti masjid dan gereja.Sedangkan sarana pendidikan yang tersedia berupa 2 unit SD dan 2 unit SMP. Untuk sarana tingkat SMA, bank, kantor pos, jasa telekomunikasi tersedia di ibukota kecamatan. Desa Sibolangit juga sudah dialiri jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) (BPS Deli Serdang, 2015).

Gambar 3. Kantor Kepala Desa Sibolangit

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegitan penelitian adalah Kuesioner untuk mengumpulkan data sekunder maupun data primer, Peta wilayah Kecamatan Sibolangit dan dokumen lain yang berkaitan dengan lokasi studi, Laporan-laporan hasil penelitian terdahulu dan berbagai pustaka penunjang sebagai sumber data sekunder untuk melengkapi pengamatan langsung di lapangan, kamera, alat-alat tulis dan kalkulator.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, digunakan data primer dan data sekunder.Data primer yang dikumpulkan antara lain adalah jenis-jenis hasil pada praktek agroforestri, data sosial ekonomi, frekuensi pengambilan, lama dan waktu pengambilan, biaya pengambilan dan bentuk pengolahan serta pemasaran hasil hutan. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain: kondisi umum lokasi penelitian atau data umum yang ada pada instansi pemerintah desa dan Kecamatan.

Dalam pengambilan sampel di lakukan metodepurposive sampling.Dalam metode purposive sampling sampel yang di ambil adalah secara sengaja terhadap seluruh masyarakat desa yang memanfaatkan hasil agroforestri yang ada di Desa Puangaja dan Desa Sibolangit,Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Menurut Arikunto (2006) apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlahnya lebih besar dari 100 orang maka diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.Berdasarkan angka yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah populasi di Desa Puangaja yaitu 104 KK dan di Desa Sibolangit yaitu 253 KK. Berdasarkan tata cara pengambilan sampel diatas, maka peneliti mengambil hanya sebanyak 10%dari populasi di kedua desa tersebut.Sampel yang diambil untuk Desa Puangaja yaitu 10 orang dan Desa Sibolangit yaitu 25 orang.Sehingga sampel keseluruhan untuk kedua desa yaitu 35 orang sebagai jumlah untuk menyebarkan kuesioner.

Teknik dan Tahapan Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan sebagai berikut: a. Identifikasi jenis-jenis hasil pada praktek agroforestri yang ada di Desa

Puangaja dan Desa Sibolangit,Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.

b. Melakukan observasi dan analisis pengolahan data di lapangan untuk mengetahui sistem praktek agroforestri di Desa Puangaja dan Desa Sibolangit,Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.

c. Wawancara dan diskusi dengan menggunakan kuesioner terhadap para pelaku (aktor utama atau yang mewakili) dan para pihak pemangku kepentingan dalam pengolahan praktek agroforestri di Desa Puangaja dan Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.

d. Keseluruhan data, baik primer maupun sekunder selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data. Data primer yang bersifat kualitatif selanjutnya dianalisis secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian, serta dilakukan analisis para pihak yang terkait dalam pengolahan praktek agroforestri. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif diolah secara tabulasi.

Teknik untuk memperoleh informasi dan data dari responden dilakukan dengan wawancara. Informasi yang di peroleh dari setiap responden meliputi: a. Faktor sosial, ekonomi, dan budaya responden yang meliputi umur, suku,

agama, pekerjaan, pendapatan, mata pencaharian, pendidikan, jumlah tanggungan, usaha pertanian yang dimiliki.

c. Jenis dan jumlah hasil pada praktek agroforestri yang di ambil dari responden adalah frekuensi pengambilan, lama dan waktu pengambilan, serta metode pemasaran hasil hutan yang di peroleh.

Analisis Data

Nilai Ekonomi Agroforestri

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan baik melalui wawancara maupun kuesioner kemudian dianalisis secara kuantitatif. Nilai barang hasil agroforestri untuk setiap jenis per tahun yang di peroleh masyarakat di hitung dengan cara:

1. Harga barang hasil agroforestri yang diperoleh di analisis dengan pendekatan harga pasar, harga relatif dan pendekatan biaya pengadaan. Untuk barang dan jasa hutan yang sudah di kenal pasarnya, penilaian dilakukan dengan denga nilai pasar (nilai yang berlaku di pasar). Untuk hasil agroforestri yang belum di kenal harga pasarnya tetapi dapat di tukarkan atau dibandingkan dengan nilai barang dan jasa yang telah ada pasarnya, maka penilaian di satukan dengan metode relatif. Sedangkan untuk barang dan jasa hasil hutan yang belum di kenal pasarnya dan tidak masuk dalam sistem pertukaran, maka penilaian dilakukan dengan metode biaya pengadaan, yaitu banyaknya biaya yang di keluarkan untuk mendapatkan barang dan jasa hutan tersebut.

2. Menghitung nilai rata-rata jumlah barang yang diambil per respon per jenis, Rata-rata jumlah barang yang diambil =

n

Xi + Xii +….+ Xn Keterangan:

Xi : Jumlah Barang yang di Ambil Responden N : Jumlah Banyak Pengambil per Jenis Barang

Affandi dan Patana, 2002.

3. Menghitung total pengambilan per unit barang per tahun, Tp = RJ x FP x JP

Keterangan:

TP : Total Pengambilan per Tahun RJ : Rata-rata Jumlah yang di Ambil FP : Frekuensi Pengambilan

JP : Jumlah Pengambilan Affandi dan Patana, 2002.

4. Menghitung nilai ekonomi barang hasil agroforestri per jenis barang pertahun,

NH = TP x HH Keterangan:

NH : Nilai Hasil Agroforestri per Jenis TP : Total Pengambilan (unit / tahun)

HH : Harga Hasil Agroforestri pada Saat Panen Affandi dan Patana, 2002.

5. Menghitung persentasi nilai ekonomi dengan cara: % NE = NEi

∑ NE

x 100%

Keterangan:

%NE : Persentasi Nilai Ekonomi

NEi : Nilai Ekonomi Hasil Agroforestri/Jenis

6. Menghitung pendapatan total, pendapatan dari dalam agroforestri dan luar agroforestri.

Pendapatan Total = Penjumlahan antara pendapatan hasil Agroforestri dengan pendapatanluar hasil Agroforestri

Pendapatan dalam Agroforestri = Jumlah nilai ekonomi dari seluruh jenis Pendapatan Luar Agroforestri = Selisih antara pendapatan totaldengan

pendapatan dalam Agroforestri

Hasil perhitungan hasil agroforestri ini menunjukkan total pendapatan hasil agroforestri seluruh jenis per tahun, sehingga dapat di hitung besar nilai kontribusi dari nilai hasil agroforestri ini terhadap pendapatan masyarakat. Menghitung tingkat kontribusi pemanfaatan hasil agroforestri (Affandi dan Patana, 2002).

Kontribusi = Pendapatan Hasil Agroforestri

Pendapatan Total

X 100%

7. Menganalisa data ke dua desa dengan membandingkan jumlah hasil dan nilai ekonomi pada praktek agroforestri yang ada di Desa Puangaja dan Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah Desa Puangaja dan Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

2. Waktu penelitian pada bulan April sampai Mei 2016.

3. Responden yang diambil adalah sebanyak 35 orang, terdiri atas 10 orang warga Desa Puangaja dan 25 orang warga Desa Sibolangit.

4. Responden adalah masyarakat yang memanfaatkan hasil pada praktek agroforestri.

5. Penelitian hanya meneliti tentang jenis-jenis hasil pada praktek agroforestri dan nilai ekonomi masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Sibolangit. 6. Nilai jual hasil agroforestri adalah nilai jual yang diambil pada saat panen

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait