• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di Desa Lingga Kuamang, Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo, Jambi. Desa Lingga Kuamang dipilih sebagai lokasi penelitian, sebab desa tersebut petani yang melakukan usahatani kelapa sawit mengikuti

Perkebunan kelapa sawit petani KKPA di Kecamatan Pelepat Ilir -Pemberian kredit lahan dari pemerintah dan adanya PT Sari

Aditya Loka menjadikan usaha kelapa sawit memiliki prospek yang baik.

-Adanya Luas lahan yang berbeda pada petani KKPA di KUD Citra Makarti.

-Biaya Input yang semakin tinggi

Pendapatan usahatani kelapa sawit Total Penerimaan Harga TBS Produksi TBS Harga input Input - R/C

- Imbalan modal kepada petani Rekomendasi petani Total Biaya Biaya tetap Tunai Biaya variabel Tidak Tunai

20

program KKPA dengan umur tanam 15 tahun. Penelitian ini berlangsung pada bulan September 2013 sampai Oktober 2013.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi yang akan dijadikan objek penelitian adalah usahatani-usahatani kelapa sawit di Desa Lingga Kuamang, Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo. Informasi tentang petani-petani yang merupakan petani-petani KKPA dengan umur tanam 15 tahun didapatkan dari Ketua KUD Induk Karya Mukti. Sampel diperoleh di KUD Citra Makarti dan menjadi tempat penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling, Jumlah sampel yang didapatkan dari proses pengambilan sampel adalah sebanyak 30 sampel dari 60 sampel yang terdiri dari 16 sampel usahatani kelapa sawit 4 hektar dan 14 sampel usahatani kelapa sawit 2 hektar.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Nazir 2011). Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuisioner kepada petani. Data primer mencakup data cirri luas lahan, tenaga kerja, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam produksi, penerimaan usahatani, karateristik responden. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang lain yang melakukan penelitian dengantujuan yang berbeda dengan peneliti atau dari sumber-sumber yang telah ada (Nazir 2011). Data sekunder didapatkan dari PT. Sari Aditya Loka, KUD Induk dan KUD Citra Makarti, literatur-literatur, buku teks dan instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik Bungo, perpustakaan LSI IPB, perpustakaan Program Sarjana Agribisnis penyelenggara Khusus FEM IPB, bahan pustaka lain yang relevan, serta dari berbagai situs yang mendukung dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Sumber data primer dan data sekunder penelitian

Jenis Data Sumber data Waktu pengambilan

data Primer

 Luas lahan Petani September 2013

 Harga TBS Perusahaan September 2013

 Biaya produksi Petani September 2013

Sekunder

 Data Produksi Perusahaan Oktober 2013

 Peta petani Perusahaan Oktober 2013

 Profil desa BPS Bungo Oktober 2013

 Gambaran umum kelapa sawit Kabupaten Bungo

BPS Bungo Oktober 2013 Sumber: peneliti (2013)

21

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung (observasi) dan wawancara diisi langsung oleh peneliti sesuai dengan hasil wawancara yang diperoleh dari responden. Pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati proses terjadinya beberapa kegiatan usahatani. Penelitian ini juga melakukan wawancara dengan administatur PT. Sari aditya loka, kepala kebun, asisten kebun, ketua KUD Karya Mukti, ketua KUD Citra Makarti, dan anggota petani KKPA.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang sudah diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang usahatani kelapa kelapa sawit KKPA, kegiatan produksi TBS, dilokasi penelitian dan beberapa hal lain yang terkait diuraikan secara deskriptif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis pendapatan, R/C dan ukuran kinerja lainnya usahatani dengan menghitung imbalan kepada modal petani dihitung berdasarkan petani dengan luas lahan 4 hektar dan 2 hektar dengan menggunakan alat bantu Mc. Excell 2007.

Pendapatan Usahatani

Menghitung pendapatan usahatani kelapa sawit tanpa memperhitungkan nilai uang menurut waktu tetapi menggunakan nilai uang yang berlaku. Sehingga dapat dihitung jumlah pengeluaran dan penerimaan dalam suatu periode produksi. Penerimaan petani berasal dari hasil Panen TBS yang dilakukan petani dua kali dalam satu bulan. Biaya usahatani terdapat biaya tunai dan tidak tunai. Biaya tunai terdiri dari pupuk, obat-obatan, upah tenaga kerja luar keluarga dan potongan- potongam ( mobil, muat/jasa timbang, retribusi asuransi, SPSI, Jasa kel, uang jalan, rawat jalan, dan uang pangkas). Biaya tidak tunai terdiri dari penyusutan peralatan, penyusutan tanaman kelapa sawit dan lahan diperhitungkan. Perhitungan pendapatan usahatani kelapa sawit petani luas lahan 4 hektar dan petani luas lahan 2 hektar dapat dilihat pada Tabel 5.

22

Tabel 5 Perhitungan pendapatan usahatani kelapa sawit petani luas lahan 4 hektar dan 2 hektar dalam setahun

Uraian 4 hektar 2 hektar

Arus Penerimaan Produksi TBS = A kg Harga per kg TBS = B kg Total Penerimaan (Ax B)= Rp C Arus Pengeluaran

Biaya Tunai : 1. Biaya tetap

- Pajak Lahan = Rp D

- Lahan dan tanaman kelapa sawit = Rp E 2. Biaya variabel

- Pupuk = Rp F - Saprotan = Rp G

- Tenaga kerja luar keluarga = Rp H - Perawatan lahan dan tanaman = Rp I

Total biaya tunai (D+ E + F + G+H+I) = Rp J Biaya non tunai :

- Penyusutan alat = Rp K Total biaya non tunai = Rp K

Total seluruh pengeluaran (J+K) = Rp L Pendapatan (C – L) = Rp M

R/C rasio (C/L) = N

Semua komponen biaya dan penerimaan dikonversikan ke dalam satu hektar agar dapat dilakukan perbandingan perolehan petani dengan usahatani 4 hektar dan 2 hektar. Kemudian masing-masing usahatani 4 hektar dan 2 hektar dihitung nilai rata -rata setiap biaya dan penerimaan untuk menggambarkan pendapatan secara umum dari kedua usahatani tersebut.

Rasio Penerimaan dan Biaya

R/C dalam usahatani kelapa sawit perlu dilakukan untuk menilai apakah usahatani kelapa sawit efisien terhadap biaya yang dikeluarkan. Dalam analisis R/C usahatani kelapa sawit ini kriteria R/C usahatani kelapa sawit dikatakan layak jika, R/C yang didapat lebih dari satu. Perhitungan R/C dapat dihitung dengan rumus.

iaya produksi total usahatani kelapa sa itPenerimaan T S

Ukuran Penampilan Usahatani

Analisis ini meliputi gambaran usahatani kelapa sawit usahatani KKPA luas lahan 4 hektar dan 2 hektar, pendapatan usahatani kelapa sawit, Ringkasan penerimaan, biaya dan pendapatan pada petani luas lahan 4 hektar dan 2 hektar dapat dilihat pada Tabel 6.

23 Tabel 6 Ukuran keuntungan usahatani kelapa sawit petani KKPA luas lahan 4

hektar dan 2 hektar dalam setahun

Keterangan

A Penerimaan usahatani penjualan TBS Harga x produksi TBS (kg)

B Biaya tetap a. Pajak lahan

b. Penyusutan alat

C Biaya variabel a. Pupuk

b. Pestisida c. Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) d. Perawatan lahan dan tanaman D Total pengeluaran (total farm expenses) B+C

E Pendapatan bersih usahatani (net farm income) A-D

F R/C atas biaya total A/D

G Pinjaman tunai yang diterima usahatani a. Pinjaman dari koperasi

b. Pinjaman dari bank

H Nilai modal pinjaman Hx% bunga

I Penghasilan bersih usahatani (net farm earning) E-H J Imbalan kepada seluruh modal (return to

capital)

E/(H+modal sendiri) K Imbalan kepada modal petani (return to farm

equity capital)

E/modal sendiri L imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return

to family labour)

J/jumlah TK keluarga Pendapatan bersih usahatani (net farm income) diperoleh dengan mengurangkan seluruh penerimaan usahatani (gross farm income) dengan total biaya usahatani. Bila sebagian modal usahatani diperoleh dari utang, maka perlu menghitung penghasilan bersih usahatani (net farm earnings) dengan cara mengurangkan pendapatan usahatani dengan bunga utang usahatani. Bila modal usahatani seluruhnya merupakan modal sendiri maka nilai pendapatan usahatani juga merupakan nilai penghasilan bersih usahatani (Soekartawi 1995). Nilai R/C dihitung berdasarkan biaya total dan biaya tunai usahatani. Ukuran keuntungan usahatani lainnya adalah ukuran imbalan atas modal dan tenaga kerja keluarga. Tenaga kerja dalam penelitian ini adalah tenaga kerja luar keluarga yang merupakan tenaga kerja borongan. modal yang digunakan di penelitian ini adalah total biaya yang digunakan untuk operasional dan aset.

24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait