• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 1 Lokasi dan Waktu Penelitian

DAFTAR GAMBAR

3 METODE PENELITIAN 1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan baik di dalam kawasan maupun zona penyangga TNMT yaitu desa di sekitar kawasan. Lokasi penelitian berada dalam wilayah administratif Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (Gambar 4). Penelitian lapangan berlangsung pada bulan Mei-Juni 2010 dan penelitian laboratorium pada bulan Agustus-Desember 2010.

Sumber: hasil overlay peta administratif dan batas kawasan TNMT.

Gambar 4 Lokasi penelitian.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data spasial berupa peta administratif, peta batas kawasan, peta geologi, peta hidrologi, peta rupa bumi, peta tutupan lahan, peta sistem lahan (landsystem), peta Pulau Sumba dan sebaran goa. Alat yang digunakan di lapangan adalah kamera, Global Positioning System (GPS) untuk penetapan titik koordinat dan alat-alat tulis. Pengolahan data dilakukan dengan seperangkat komputer yang dilengkapi paket software Google Earth, ArcGIS 10 dan Global Mapper 11.

13

3.3 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini dikelompokkan kedalam lima parameter seperti terlihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Jenis data yang diambil

No Parameter Variabel Sumber Metode

1 Kondisi umum

a. Letak dan luas b. Sejarah dan status c. Iklim dan curah hujan d. Topografi dan ketinggian e. Aksesibilitas

f. Sosial, ekonomi dan budaya masyarakat a. Kantor pengelola b. Masyarakat c. BPS a. Wawancara b. Studi pustaka c. Pengamatan 2 Pengelolaan taman nasional

a. Visi dan misi taman nasional b. Tujuan pengelolaan

c. Tata cara pengelolaan d. Kriteria hidrologi dalam

penetapan kawasan e. Kriteria penetapan zonasi

Kantor pengelola a. Wawancara b. Studi pustaka 3 Sumberdaya air

a. Posisi mata air

b. Sungai bawah permukaan c. Data curah & hari hujan d. Data DAS Pulau Sumba

a. Lapangan b. Dinas PU c. BPS d. Kantor Pengelola a. Studi literatur b. Pengamatan 4 Data spasial a. Peta rupa bumi

b. Peta Pulau Sumba

c. Peta geologi Pulau Sumba d. Peta hidrologi Pulau Sumba e. Peta adminidtratif

f. Peta landsystem g. Peta batas kawasan h. Peta tutupan lahan i. Sebaran Goa a. Kantor pengelola b. PPLH-IPB c. Himakova- IPB a. Studi pustaka 5 Masyarakat a. Karakteristik b. Kegiatan yang mempengaruhi keberadaan suplai air dari karst

c. Tingkat ketergantungan dan bentuk pemanfaatan

masyarakat terhadap sumber air karst

d. Penilaian masyarakat terhadap kondisi air e. Pengaruh keberadaan

sumberdaya air terhadap kehidupan masyarakat. a. Kantor pengelola b. Masyarakat c. BPS a. Wawancara b. Studi pustaka c. Pengamatan

14

3.4 Tahapan Penelitian

Tahap penelitian dapat dilihat dari diagram alir penelitian (Gambar 5).

3.5 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode: 1. Studi pustaka

Studi pustaka bertujuan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan TNMT. Data diperoleh dari kantor Balai Taman Nasional, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pekerjaan Umum, PPLH-IPB dan laporan lainnya. Data sekunder terbanyak didapatkan dari balai taman nasional, terutama data spasial. Selain itu, beberapa data merupakan hasil penelitian lembaga lain yang bekerjasama dengan taman nasional seperti ASC (Acintyacunyata Speleological Club) dan Burung Indonesia.

2. Wawancara

Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara mendalam merupakan wawancara antara pewawancara dengan narasumber yang dilakukan secara berulang-ulang yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai perspektif narasumber terhadap kondisi kehidupannya, pengalaman dan situasi yang dihadapi (Taylor dan Bogdan 1998, diacu dalam Rahayu 2008). Penggunaan in-depth interview bertujuan untuk melihat pemahaman narasumber terhadap wilayah karst, terkait manfaat hidrologi dan perlindungannya. Selain itu, alasan penggunaan in-depth interview agar dapat mengetahui peran taman nasional yang dirasakan masyarakat, karena hal tersebut tidak dapat diamati secara langsung.

Narasumber yang dipilih adalah pengelola kawasan dan masyarakat di sekitar kawasan. Pengelola kawasan yang diwawancarai adalah kepala balai taman nasional, karena mengetahui kondisi kawasan secara menyeluruh. Sedangkan dari masyarakat, narasumber yang dipilih adalah satu tokoh kunci (key person) pada setiap desa. Narasumber yang digolongkan sebagai tokoh kunci adalah orang yang memiliki informasi tentang daerah tersebut melebihi masyarakat pada umumnya. Pada penelitian ini, masyarakat yang digolongkan tokoh kunci adalah kepala desa, tokoh adat dan pemuka agama.

16

Wawancara terhadap masyarakat dilakukan dengan memilih desa yang menjadi bagian taman nasional atau berbatasan langsung dengan kawasan. Dari 22 desa, wawancara hanya dilakukan pada 17 desa. Desa yang tidak diwawancara adalah Desa Baliloku, Kangeli, Tanamodu, Kambatawundut dan Watumbelar. Pada Desa Desa Baliloku, Kangeli dan Tanamodu, tokoh kunci desa tersebut tidak dapat ditemui pada saat penelitian. Sedangkan, Desa Kambatawundut dan Watumbelar telah memiliki data yang dapat digunakan untuk penelitian ini.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara. Panduan wawancara adalah sebuah daftar pertanyaan atau isu yang harus dieksplorasi oleh peneliti terhadap narasumber selama proses wawancara berlangsung (Patton 2002, diacu dalam Rahayu 2008). Jenis panduan wawancara yang digunakan adalah panduan wawancara semi terstruktur (semi-structured interview guide). Menurut Minichiello et.al (1996), diacu dalam Rahayu (2008) jenis panduan wawancara yang dapat digunakan dalam in-depth interview adalah pedoman wawancara tidak terstuktur (Unstructured interview guide) dan semi terstruktur (semi-structured interview guide). Panduan wawancara hanya hanya menampilkan pokok bahasan tanpa menentukan urutan dan bentuk pertanyaan. Panduan tersebut cocok digunakan untuk wawancara dengan in-depth interview karena akan mempermudah dalam mendapatkan informasi dari narasumber.

3. Pengecekan lapang (Groundcheck)

Pengecekan lapang dilakukan dengan meninjau lokasi, pengambilan gambar dan pengambilan titik GPS. Lokasi yang ditinjau merupakan wilayah yang menunjukkan ciri kawasan karst. Ciri kawasan karst yang diamati adalah goa dan sumber air. Peninjauan bertujuan untuk melihat kondisi lapangan secara langsung.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu: analisis spasial, kebutuhan air dan deskriptif.

3.6.1 Analisis Spasial

Analisis spasial bertujuan untuk menghasilkan peta karst dan peta karst prioritas yang dapat menjadi sumber informasi bagi pengelolaan taman nasional. Peta karst disusun agar dapat diketahui luasan karst yang menjadi bagian wilayah

17

taman nasional. Sedangkan peta karst prioritas menyajikan kawasan karst yang memiliki nilai penting terutama air bagi masyarakat di sekitar kawasan taman nasional. Karst prioritas merupakan karst yang diutamakan sebagai daerah yang akan dilindungi. Peta karst prioritas disusun berbentuk wilayah karst yang dibagi kedalam zonasi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan penyusunan zonasi TNMT secara keseluruhan.

Pengolahan data dilakukan dengan analisis dan manipulasi data spasial. Proses analisis data dilakukan adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait