• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga pada tahapan baru menikah hingga keluarga setengah baya dan dikumpulkan hanya pada satu waktu serta tidak berkelanjutan. Pemilihan tempat penelitian

dilakukan secara purposive, yaitu tiga desa di Kecamatan Dramaga, Kabupaten

Bogor. Tepatnya di Desa Babakan, Desa Cikarawang, dan Desa Ciherang. Tempat tersebut dipilih karena termasuk lima wilayah dengan jumlah lansia terbesar di Kabupaten Bogor (BKKBN Kabupaten Bogor 2011). Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni-Juli 2012.

Teknik Penarikan Contoh

Populasi penelitian ini adalah keluarga dengan pasangan lanjut usia. Contoh dibatasi pada orang yang berusia 60 tahun ke atas berdasarkan UU nomor 13 tahun 1998, baik wanita maupun pria. Contoh dipilih secara purposive dengan spesifikasi yaitu lansia awal (60-75 tahun), masih memiliki pasangan bukan duda ataupun janda, dan tidak lagi memiliki tanggungan dalam keluarganya. Tanggungan yang dimaksud adalah tidak lagi memiliki anak yang harus dipenuhi kebutuhan finansialnya. Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dipilih secara purposive sebagai tempat pengambilan contoh. Data jumlah lansia didapatkan dari informasi Badan Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Bogor dan Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor tahun 2011. Setelah itu, responden dipilih sesuai dengan kriteria dengan bantuan kader PKK di desa masing-masing kemudian dimintai kesediaannya menjadi contoh dalam penelitian ini. Contoh dalam penelitian ini sebanyak 34 orang lansia. Rincian contoh yaitu 8 orang dari Desa Babakan, 9 orang dari Desa Ciherang, dan 17 orang dari desa Cikarawang.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Dilihat dari sumbernya, jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini mencakup data primer. Data tersebut bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner

yang relevan dengan variabel yang diteliti. Kuesioner berisi pertanyaan- pertanyaan mengenai: (1) karakteristik contoh, (2) karakteristik keluarga contoh, (3) kepemilikan aset keluarga, (4) manajemen sumberdaya keluarga berdasarkan

tahapan keluarga hingga tahapan keluarga setengah baya (nilai cronbach’s alpha

0,872), dan (5) ketahanan keluarga lansia (nilai cronbach’s alpha 0,637).

Instrumen kuesioner mengenai ketahanan keluarga yang digunakan pada penelitian ini diadopsi dari Sunarti (2008) dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan oleh peneliti. Kuesioner manajemen sumberdaya keluarga dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan konstrak yang diadopsi dari Firdaus

dan Sunarti (2008), Rusydi LN (2010), Lewis et al. (1953), Deacon dan

Firebaugh (1988), Gross dan Crandall (1973), Nickell dan Dorsey (1959), Walker

(1976), dan diktat kuliah Manajemen Sumber daya Keluarga (Guhardja 1992)1.

Tabel 3 Variabel dengan data primer dan kategorinya

Variabel Skala Kategori

Karakteristik contoh

Usia Rasio 60-75 tahun

Jenjang pendidikan Ordinal [1] Tidak Sekolah; [2] Tidak tamat SD; [3] Tamat SD; [4] Tamat SMP; [5] Tamat SMA; [6] Diploma; [7] S1-S3

Lama pendidikan Rasio Bilangan lama pendidikan contoh (tahun) Pendapatan sekarang Rasio Bilangan pendapatan contoh perbulan (rupiah) Sumber pendapatan Nominal [1] Sendiri; [2] Anak; [3] Sendiri dan anak;

[4] Saudara; [5] Pensiunan

Jumlah anak Rasio Bilangan jumlah anak contoh (orang) Lama menikah Rasio Bilangan lama menikah contoh (tahun) Karakteristik keluarga

Usia Rasio Bilangan usia anak contoh, kemudian diolah menjadi rataan jarak usia antar anak

Status perkawinan anak Ordinal [1] Menikah; [2] Belum Menikah; [3] Cerai Jenjang pendidikan

terakhir

Ordinal [1] Tidak sekolah; [2] Tidak tamat SD; [3] Tamat SD; [4] Tamat SMP; [5] Tamat SMA;

[6] Diploma; [7] S1-S3

Lama pendidikan Rasio Bilangan lama pendidikan anak contoh (tahun) Pekerjaan Nominal [1] Tidak bekerja; [2] Buruh; [3] Satpam;

[4] Wiraswasta; [5] PNS; [6] Pegawai swasta; [7] lain-lain

Sumbangan pendapatan untuk lansia

Rasio Besaran uang tunai yang diberikan anak kepada lansia setiap bulan

1

Guhardja S, Puspitawati H, Hartoyo, Martianto DH. 1992. Diktat Manajemen Sumberdaya Keluarga. Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tabel 4 Variabel dalam kuesioner dengan data primer

Variabel Skala Sumber kuesioner Detail kuesioner Manajemen sumberdaya keluarga berdasarkan tahapan keluarga Empat belas pertanyaan  Manajemen sumber daya manusia

Ordinal Konstrak buku utama, Rusydi (2011), serta

Firdaus dan Sunarti (2009)

Tujuh pertanyaan

 Manajemen waktu Ordinal Empat pertanyaan

 Manajemen finansial Ordinal Tiga pertanyaan

Ketahanan keluarga 76 item dari 83

item  Ketahanan fisik Ordinal

Modifikasi dari Sunarti (2008)

24 pertanyaan

 Ketahanan psikologis Ordinal 25 pertanyaan

 Ketahanan sosial Ordinal 27 pertanyaan

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul dari kuesioner diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data ke komputer, cleaning dan analisis data. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program komputer yang sesuai dengan kebutuhan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan rataan, frekuensi untuk mengetahui sebaran, dan analisis statistik inferensia. Data manajemen sumber daya keluarga dan ketahanan keluarga sistem skoring yang konsisten yaitu semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kategorinya. Untuk memeroleh kategori tersebut maka digunakan teknik skoring dengan rumus Slamet (1993):

Interval kelas (IK) = (nilai maksimum-nilai minimum) Jumlah kategori yang diinginkan

Pada saat melakukan pengolahan data variabel manajemen sumber daya keluarga dan ketahanan keluarga diubah ke dalam bentuk rasio dengan cara skoring. Sehingga didapatkan kategorisasi untuk mengkuantitifkan data variabel manajemen sumberdaya keluarga dan ketahanan keluarga. Selanjutnya skor capaian digunakan untuk mengolah data manajemen sumber daya keluarga dan ketahanan keluarga. Skor capaian didapatkan dari hasil perhitungan dengan rumus :

Y = skor yang didapatkan x 100%

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. uji deskriptif digunakan untuk mengolah data karakteristik contoh,

karakteristik keluarga, manajemen sumber daya keluarga dan ketahanan keluarga guna mengetahui sebaran variabel tersebut yang terdapat pada contoh. Karaktersitik keluarga yang digunakan adalah usia contoh, lama pendidikan, lama menikah, jumlah anak, rataan jarak usia antar anak, dan pendapatan perkapita,

2. manajemen sumber daya keluarga diukur dengan menggunakan tiga peubah

yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen waktu, dan manajemen keuangan. Kuesioner dikembangkan berdasarkan konstrak Diktat Manajemen Sumber Daya Keluarga (Guhardja 1992), Walker (1973), Lewis (1953), Deacon dan Firebaugh (1988), Gross dan Crandall (1973), Nickell dan Dorsey (1959), Walker (1976), Firdaus dan Sunarti (2008), dan Rusydi LN (2010). Pemberian skor dilakukan dengan memberikan skor 0 jika tidak melakukan dan 1 jika melakukan. Selanjutnya dijumlahkan masing-masing tahapan keluarga berdasarkan tujuh tahapan perkembangan keluarga yang diambil dari delapan tahapan perkembangan keluarga menurut Duvall (1971) yaitu dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya. Skor masing-masing peubah (manajemen sumber daya manusia, manajemen waktu, dan manajemen keuangan) tersebut dijumlahkan mulai dari tahapan satu sampai tahapan tujuh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif serta dilihat sebarannya dan dikelompokkan berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Hasil tersebut dibuat persentase dengan dibagi oleh nilai maksimum yang seharusnya dicapai perpeubah. Persentase ketiga peubah tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan nilai capaian manajemen sumber daya keluarga kemudian dilihat sebarannya dan dikelompokkan berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi,

3. ketahanan keluarga diukur dengan menggunakan tiga peubah, yaitu

ketahanan fisik, ketahanan psikologis, dan ketahanan sosial pada tahapan keluarga lansia. Kuesioner dikembangkan berdasarkan konstrak diadopsi dari Sunarti (2008) dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan oleh peneliti.

Pemberian skor dilakukan dengan memberikan skor 0 jika tidak melakukan dan 1 jika melakukan. Skor masing-masing komponen ketahanan keluarga dijumlahkan kemudian dibuat menjadi persentase dengan dbagi oleh nilai maksimum yang seharusnya dicapai untuk masing-masing komponen. Nilai tersebut merupakan nilai capaian kemudian dilihat sebarannya dan dikategorikan berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Nilai capaian ketiga peubah tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan nilai capaian ketahanan keluarga kemudian dilihat sebarannya dan dikelompokkan berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi,

4. uji korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel

dan melihat hubungan antara karakteristik keluarga, manajemen sumberdaya manusia, manajemen waktu, dan manajemen keuangan dengan ketahanan keluarga lansia,

5. faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan keluarga lansia diuji dengan

menggunakan uji pengaruh yaitu dengan regresi linier berganda (metode enter) dengan persamaan regresi linier sebagai berikut:

Model umum :Y= Ketahanan keluarga

Kemudian akan dijabarkan dengan model khusus yaitu sebagai berikut: Model 1: Y1= f (X1)

Keterangan: Y1= ketahanan keluarga lansia (skor/Indeks)

X1= manajemen sumber daya keluarga (Skor/indeks)

Model 2: Y2= f (X1+X2+ X3 + X4 + X5 + X6+ X7)

Keterangan: Y2= ketahanan keluarga lansia (skor/Indeks)

X1= manajemen sumber daya keluarga (total skor/indeks)

X2=usia lansia (tahun)

X3= lama menikah (tahun)

X4= lama pendidikan (tahun)

X5= rataan jarak usia antar anak (tahun)

X6= jumlah anak (orang)

Definisi Operasional

Keluarga lansia yang dijadikan contoh adalah keluarga yang orangtuanya merupakan suami-istri lansia. Sesuai dengan UU No. 13 tahun 1998 adalah seseorang yang berusia diatas 60 tahun. Keluarga ini juga diharuskan yang tidak lagi memiliki tanggungan nafkah bagi anaknya. Dengan kata lain, anak-anaknya telah keluar dari rumah dan mampu menghidupi dirinya sendiri.

Contoh adalah responden dari pasangan lansia yang berusia 60-75 tahun dan sudah tidak memiliki tanggungan.

Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya yang hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama selama tahapan keluarga sebelum masuk tahapan lansia.

Rataan jarak usia antar anak adalah jarak kelahiran antar anak masing-masing contoh yang kemudian dibuat rataannya.

Pendapatan perkapita lansia adalah jumlah uang yang diterima oleh keluarga lansia, baik dari pendapatan sendiri maupun dari pemberian anggota keluarga lain pada tahapan keluarga lansia.

Pendidikan adalah jenjang dan lama pendidikan formal yang ditempuh oleh lansia.

Lama menikah adalah waktu lansia dalam membina hubungan suami-istri diukur sejak awal menikah tanpa cerai.

Manajemen sumber daya keluarga adalah manajemen yang dilakukan oleh keluarga melingkupi manajemen sumber daya manusia, manajemen waktu, dan manajemen keuangan dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya.

Manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan dalam mengelola anggota keluarga dengan pembagian tugas dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak serta dan saling mendorong antara suami-istri dan orangtua-anak. pengaturan orang tersebut untuk menjamin semua fungsi berjalan dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya.

Manajemen waktu adalah kegiatan dalam mengelola waktu untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan penyusunan kegiatan anggota keluarga secara efektif dan produktif serta esfisien. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya perencanaan kegiatan, penggunaan alat elektronik untuk mengerjakan pekerjaan domestik, dan pengerjaan pekerjaan rumah secara parallel dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya.

Manajemen keuangan adalah kegiatan dalam merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi keuangan dalam keluarga dengan memerhatikan kebutuhan dan tujuan keluarga. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kontrol pendapatan agar lebih kecil dari pengeluaran, alokasi tabungan keluarga, dan adanya usaha keluarga untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari tahapan keluarga baru menikah hingga keluarga setengah baya.

Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seiring dengan masalah yang dihadapi keluarga pada tahapan keluarga lanjut usia.

Ketahanan fisik adalah kemampuan keluarga memanfaatkan sumberdaya fisik untuk menanggulangi masalah fisik yang dihadapi oleh keluarga dan meraih kesejahteraan fisik keluarga pada tahapan keluarga lanjut usia. Ketahanan psikologis adalah kemampuan keluarga memanfaatkan sumberdaya

non fisik untuk menanggulangi masalah psikologis yang dihadapi oleh masing-masing anggota keluarga dan meraih kesejahteraan psikologis keluarga pada tahapan keluarga lanjut usia.

Ketahanan sosial adalah kemampuan keluarga memanfaatkan sumber daya non fisik untuk menanggulangi masalah sosial yang dihadapi oleh keluarga dan meraih kesejahteraan sosial keluarga pada tahapan keluarga lanjut usia. Tahapan perkembangan keluarga adalah tahapan yang dilalui sebuah keluarga

mulai dari menikah, memiliki bayi, memiliki anak prasekolah, memiliki anak sekolah, memiliki anak remaja, anak keluar dari rumah, keluarga setengah baya, dan keluarga lansia.

Dokumen terkait