BAB III METODE PENELITIAN
3.2 Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik metode Kuantitatif Deskriptif. Penelitian Kuantitatif Deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,2018:56). Penelitian tersebut merupakan jenis penelitian yang memungkinkan dapat menggambarkan suatu keadaan mutlak pada lokasi penelitian tanpa adanya unsur kesengajaan.
26
27
3.2.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang merupakan gabungan anggota kelompok tani Desa Sumbergondo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Jumlah populasi gabungan kelompok tani ini adalah sebanyak 285 petani.
Populsi merupakan wilayah generalisasi yang terjadi diatas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013:117).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yaitu anggota sampel diambil secara acak dari populasi, tanpa memperhatikan tingkatan atau strata dalam populasi dan bersifat homogen. Jumlah sample dihitung menggunakan rumus Slovin dan tingkat ketidak akurasian sebesar 10% yaitu :
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan (error tolerance) dalam memilih anggota sampel yang di tolelir sebesar 10% jadi :
= 74,025
Hasil dari penghitungan sampel menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah responden dan dibulatkan menjadi 74 responden yang didistribusikan ke setiap kelompok tani dengan perhitungan sebagai berikut :
28 3.2.2 Skala Pengukur
Skala yang digunakan sebagai pengukur kajian adopsi adalah skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap,pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2018). Sehingga skala likert dapat digunakan untuk mengukur tingkat adopsi agensi hayati (Trichoderma sp). Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dimana masing-masing variabel diukur dengan skala likert 1-5. Dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Sangat setuju 5
b. Setuju 4
c. Kurang Setuju 3 d. Tidak setuju 2 e. Sangat tidak setuju 1 3.2.3 Jenis Data
Jenis dumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber data secara langsung. Metode yang digunakan untuk menggali data informasi pada penelitian ini adalah dengan wawancara dan juga kuesioner tertutup. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data primer melalui beberapa cara yaitu metode anjangsana dan pertemuan kelompok, yang didukung dengan dokumentasi. Dokumentasi terwujud dalam bentukgambar dan rekaman suara. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara.
29
2. Data Sekunder
Untuk jenis data kedua adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian,dimana data sekunder diperoleh dari faktor eksternal dari penelitian melalui orang lain atau lembaga pemerintah lainnya. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh seperti balai desa dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selain itu didapatkan dari programa, RKTP, profil Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, dan sumber data sekunder yang dimaksud adalah buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai pada kajian ini adalah : 1. Kuesioner/Angket
Kuesioner penelitian terdiri dari beberapa jenis yaitu kuesioner tertutup, kuesioner terbuka, dan campuran. Dalam penelitian ini jenis kuesioner yang akan saya gunakan adalah kuesioner tertutup. Penggunaan kuesioner tertutup diharapkan dapat memudahkan dalam pengolah data, tidak memerlukan waktu yang panjang untuk mengisinya dan memudahkan responden dalam menjawab karena telah disediakan pilihan jawaban.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini sasaran yang diwawancara adalah petani tomat di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menggali permasalahan-permasalahan dalam adopsi agensi hayati (Trichoderma sp) secara langsung terhadap responden.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur yang tidak menggunakan pedoman secara sistematis dan lengkap(Syaqilla et al., 2020:36).
30
3.2.5 Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini ada 2 variabel, antara lain :
1. Variabel Independen
Variabel Independen merupakan sinonim dari variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (X1) Faktor Interl dan (X2) Faktor Eksternal. Pada variabel (X1) Faktor Internal yang digunakan adalah umur,pedidikan formal, pendidikan non formal, dan pengalaman berusaha tani.
Sedangkan pada variabel (X2) Faktor Eksternal yang digunakan yaitu ketersediaan informasi teknologi, ketersediaan sarana produksi, dan kelembagaan pertanian.
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen merupakan sebuah variabel atau obyek yang perubahannya dipengaruhi oleh variabel Independen (bebas). Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat adopsi petani tomat di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen tersaji pada Gambar 3.1.
31
Gambar 3. 1 Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen 3.2.6 Defenisi Operasional
Defenisi operasional variabel merupakan cara mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati agar penelitian dalam melakukan observasi atau pengukuran dapat cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Ridha, 2017:18).
Definisi operasional variabel dalam kajian ini adalah sebagai berikut : a. Faktor Internal
1. Umur adalah usia petani tomat di Desa sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
2. Pendidikan pada penelltian ini yaitu pendidikan formal dan non formal.
Pendidikan formal merupakan pendidikan terakhir yang ditempuh responden sampai dengan saat penelitian yang diukur melalui jenjang pendidikannya. Sedangkan pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
3. Pengalaman usahatani adalah lamanya petani menekuni usahatani sampai saat kajian dilakukan.
Variabel Dependen (Y) Tingkat adopsi
1. Tahap (Kesadaran)
awareness 2.
3.
Tahap Interest (Keinginan) Tahap
(Evaluasi)
(evaluation 4. Tahap Trial (Mencoba) 5. Tahap Adopstion (Adopsi) Variabel Independen (X1)
Faktor Internal
1. Umur
2. Pendidikan Formal
3. Pendidikan Nor Formal
4. Pengalaman Berusaha tani Variabel Independen (X2)
Faktor Eksternal 1.Ketersediaan informasi teknologi 2.Ketersediaan sarana produksi 3.Kelembagan pertanian
32
b. Faktor Eksternal
1. Ketersediaan informasi teknologi yaitu data yang telah diolah menjadi suatu bentuk informasi yang berarti dan berguna bagi manusia.
2. Ketersedian sarana produksi yaitu suatu sarana yang ada hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan, misalnya bibit, pupuk, pengendalian mush tanaman, dan alat-alat pertanian.
3. Kelembagaan petani adalah norma atau kebiasaan yang terstruktu dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang erat dengan penghidupan dari bidang pertanian.
c. Tingkat adopsi petani
1. Tahap awareness (Kesadaran) yaitu kelompok sasaran mulai menyadari tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
2. Tahap Interest (Minat) yatitu pada tahap ini ditandai oleh keinginannya untuk bertanya, ingin mengetahui lebih banyak atau jauh tentang segala sesuatu berkaitan dengan inovai yang ditawarkan.
3. Tahap Evaluation (Evaluasi) yaitu penilaian terhadap baik atau buruk dari manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap melalui aspek teknis, eknomi, dan sosial budaya. Bahkan kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional dan regional.
4. Tahap Trial (Mencoba) yaitu mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaian sebelum menerapkan ke skala yang lebih besar.
5. Tahap Adoption (Adopsi) yaitu menerima atau menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan dan diamatinya sendiri.
33 3.2.7 Teknik Pengujian Instrument
Pengujian instrumen merupakan tahapan yang penting sebelum instrumen tersebut dibagikan kepada responden. Pengujian instrumen digunakan untuk menguji layak tidaknya instrument sehingga instrument dapat dipercaya dalam penerapannya sebagai alat penelitian. Pengujian instrumen dilakukan dengan dua uji sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Sugiyono, 2018:176). Uji Validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson. Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingi diungkap valid. Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid (Sari, et al.,2016:23).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran terhadap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dnegan menggunakan alat pengukur sama (Sugiyono, 2018:176). Uji reabilitas instrumen dilakukan melalui konsistensi internal, hanya melalui uji instruen satu kali, dan data yang diperoleh dianalisis menggunakan Cronbach’s Alpa (α). Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbac’s Alpha ˃ 0.6. Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan program aplikasi SPSS.
34
3.2.8 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan pada saat data yang diperlukan sudah terkumpul.
Untuk mengubah data yang berupa kata menjadi data kuantitatif dapat diperoleh melalui beberapa langkah(Istifadah,2008:50). (1) melakukan pengkodean pada pertanyaan dan pernyataan yang telah diajukan, kemudian memasukkan data ke buku kode atau lembar data (Code Sheet). (2) membuat tabel frekuensi. (3) mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi saat melakukan pengisian kuisioner, pengkodean, atau penyalinan data dari lembar kode ke komputer. Data hasil kuisinoner selanjutnya diolah menggunakan aplikasi pengolah data Mikrosoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Product and servise Solution).
Tahapan selanjutnya yaitu melakukan uji korelasi Rank Spearman. Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui adanya hubungan signifikan antara variabel X terhadap variabel Y. Korelasi Rank Spearman merupakan salah satu penerapan koefisien korelasi dalam metode analisis data statistik non parametrik. Statistk no paramentrik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat digunakan pada kondisi satu atau kedua variabel yang diukur adalah skala ordinal (berbentuk ranking). Rumus uji korelasi Rank Spearman menurut Sugiyono (2002:141) adalah sebagai berikut :
Keterangan :
= Koefisien Korelasi Rank Spearman
= Ranking Data Variabel Xi dan Yi
= Jumlah Responden (sampel penelitian)
35
Kaidah pengambilan keputusan tentang hubungan antar variabel dalam uji korelasi Rank Spearman adalah melalui nilai signifikansi atau probabilitas ( yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel yang diteliti.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan hubungan karakteristik petani dalam adopsi inovasi agensi hayati (Trichoderma sp) terhadap pengendalian penyakit Layu Fusarium. Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 0.05, artinya hasil penelitian mempunyai tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%. Dasar pengambilan keputusan dirumuskan sebagai berikut :
a. Jika angka signifikansi hasil penelitian < 0.05, maka H0 ditolak dan dapat dikatakan hubungan kedua variabel signifikan.
b. Jika angka signifikansi hasil penelitian > 0.05, maka H0 diterima dan dapat dikatakan hubungan kedua variabel tidak signifikan.