• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.4. Metode Penelitian

3.4.1 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang berupa data eksternal dan internal. Data primer pada penelitian ini akan diperoleh melalui kuesioner, melalui wawancara dengan dokter gigi yang menjadi obyek penelitian. Data- data berupa hasil penyebaran kuesioner kepada pasien dokter gigi dan juga dokter gigi, gambaran umum tempat praktek dokter gigi. Data sekunder akan diperoleh dari berbagai literatur, hasil-hasil penelitian dan buku-buku penunjang yang sesuai dengan penelitian, serta melalui penelusuran internet. Data internal diperoleh dari data dan arsip dokter gigi yang berupa tren jumlah kunjungan pasien dalam periode tertentu.

Data yang diperoleh untuk diolah dalam penelitian ini adalah data mengenai realita penerapan Critical Non-Essential (CNE) praktek dokter gigi di Bogor Tengah. Kemudian, data mengenai keinginan konsumen terhadap penerapan Critical Non-Essential (CNE), dan data mengenai jumlah kunjungan pasien di setiap tempat praktek dokter gigi di Bogor Tengah.

3.4.2 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel tempat praktek dokter gigi adalah metode judgement sampling. Dengan cara ini maka semua dokter gigi di Kecamatan Bogor Tengah tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Dokter gigi yang dijadikan sampel adalah dokter gigi dengan kriteria tertentu yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian. Kriteria dokter gigi yang menjadi sampel adalah dokter gigi yang membuka tempat praktek secara mandiri atau terpisah dari apotek, klinik maupun rumah sakit. Sedangkan untuk pengambilan sampel pasien dokter gigi digunakan metode accidental sampling. Cara ini merupakan cara yang tergantung pada situasi dan kondisi pada saat akan dilakukan penelitian. Responden penelitian diambil secara proporsional menurut rata-rata jumlah kunjungan pasien per bulan dari masing-masing dokter gigi sehingga diperoleah jumlah pasien yang akan manjadi responden dari setiap dokter gigi. Dengan cara ini semua populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Jumlah total pasien yang menjadi responden ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan rumus Slovin tersebut, diperoleh 100 responden yang akan dijadikan sampel. Seratus responden tersebut diambil dari masing-masing dokter gigi. Setelah itu, responden dibagi menjadi tiga kelompok yakni responden dari kelompok praktek dokter gigi yang jumlah kunjungannya tergolong ramai, sedang dan sepi.

3.4.3 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalan penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan skala likert. Kuesioner dengan pertanyaan terbuka diberikan kepada dokter gigi dan kuesioner skala likert diberikan kepada pasien dokter gigi.

Sebelum kuesioner disebarkan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas terlebih dahulu

dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil dari uji validitas akan dibandingkan dengan rtabelbernilai 0,361. Kuesioner

yang ditampilkan dalam penelitian ini berupa pernyataan. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden. Terdapat 14 pernyataan pada kuesioner, yang terdiri dari tiga kategori. Dari hasil uji validitas diperoleh bahwa seluruh butir-butir pernyataan pada kuesioner dinyatakan valid karena nilai rhitung > rtabel , dimana nilai rtabelsesuai

dengan tingkat kesalahan 10% adalah 0,361.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha. Dari hasil perhitungan 30 kuesioner yang disebar,

maka diperoleh hasil untuk uji reliabilitas adalah 0,816. Dari hasil uji reliabilitas, nilai Alpha Cronbach’s > 0,6, maka kuesioner dapat diandalkan atau reliabel.

3.4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data pada penelitian analisis penerapan critical non-essential(CNE) dengan menggunakan analisis deskriptif. Harapan dan penilaian konsumen terhadap kondisi fasilitas-fasilitas dalam penerapan Critical Non-Essential (CNE) di tempat praktek dokter gigi dianalisis dengan menggunakan analisis Gap (kesenjangan).

4.1. Gambaran Umum Praktek Dokter Gigi di Kecamatan Bogor Tengah

Bogor Tengah merupakan salah satu kecamatan di Kota Bogor dengan luas 813 Hektar yang didiami oleh lebih kurang 102.203 jiwa. Diantara enam kecamatan yang ada di Kota Bogor, Bogor Tengah merupakan kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk terendah yakni sebesar 1,15 persen. Bogor tengah merupakan kecamatan yang berpotensi sebagai pusat perdagangan dan jasa yang di tunjang oleh perkantoran dan wisata ilmiah. Hal ini menyebabkan Kecamatan Bogor Tengah tercatat sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi yakni sebanyak 12.791 orang per kilo meter persegi.

Bogor Tengah merupakan kecamatan yang sangat berpotensi dibidang jasa terutama jasa kesehatan seperti jasa dokter gigi. Bogor Tengah merupakan kecamatan dengan jumlah tempat praktek dokter gigi terbanyak di Kota Bogor dan tersebar di berbagai kelurahan.

Tabel 2. Distribusi Penyebaran Dokter Gigi per Kelurahan

No Kelurahan Jumlah Tempat Praktek Dokter Gigi 1 Pabaton 8 2 Tegallega 2 3 Sempur 1 4 Babakan Pasar 3 5 Panaragan 2 6 Cibogor 0 7 Babakan 5 8 Paledang 2 9 Ciwaringin 5 10 Gudang 4 11 Kebon Kelapa 1 12 Belong 1

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bogor (2010)

Berdasarkan data pada Tabel 2, terlihat bahwa praktek dokter gigi lebih banyak terkonsentrasi di kelurahan tertentu seperti Pabaton, Ciwaringin dan Babakan. Hal ini mengimplikasikan bahwa penyebaran praktek dokter gigi di Kecamatan Bogor Tengah tidak merata. Praktek dokter gigi yang ada

di Kecamatan Bogor Tengah sebagian besar merupakan tempat praktek mandiri atau independen tanpa kerja sama dengan klinik maupun apotek. Sekitar 75 persen praktek dokter gigi merupakan praktek mandiri dan tempat praktek lainnya merupakan tempat praktek yang disediakan oleh klinik ataupun apotek.

Sebagian besar dokter gigi membuka praktek di tempat khusus atau sewaan yang terpisah dari rumah mereka. Setiap dokter gigi juga menggunakan satu sampai dua tenaga kerja. Biasanya tenaga kerja tersebut dijadikan asisten saat praktek di ruang medis. Selain itu, asisten juga bertugas mengontrol pasien yang antri di ruang tamu dan mengatur semua waiting listpengunjung.

Bidang keilmuan dokter gigi dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup baik terutama sejak berkembangnya ilmu orthodontist. Praktek dokter gigi di Kecamatan Bogor Tengah yang awalnya hanya menangani pasien tambal dan cabut, sekarang mulai berkembang aesthetic dental clinic (praktek untuk keindahan gigi) dan juga ilmu implan gigi titanium. Semakin berkembangnya ilmu kedokteran gigi pelayanan jasa dokter gigi pun semakin meningkat. Dokter gigi punya peluang lebih banyak untuk menarik pasien karena pelayanan jasa (produk jasa) yang mereka tawarkanpun semakin beragam mulai dari cabut, tambal, orto, skeling, implan dan lain-lain sebagainya.

Terhitung lebih dari 80 persen praktek dokter gigi dibuka pada sore sampai malam hari dengan hari praktek setiap hari kerja. Ada beberapa dokter gigi yang menangani pasiennya diluar jam praktek, penanganan yang dilakukan di luar jam praktek biasanya merupakan penanganan pasien orto, baik pemasangan maupun untuk operasi. Jenis penanganan pasien orto merupakan penanganan yang membutuhkan waktu paling lama sehingga kurang memungkinkan untuk dilakukan di dalam jam praktek.

Dokumen terkait