• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi suatu obyek yang alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci. Selain itu, metode kualitatif juga berusaha untuk

memahami tingkah laku manusia yang tidak cukup hanya dengan surface

behavior semata, tetapi juga melihat perspektif dalam diri manusia untuk mempunyai gambaran yang utuh tentang manusia dan dunianya (Mulyana, 2001:32). Realitas dilihat sebagai sesuatu yang kompleks, antara satu sama lain berhubungan sehingga merupakan satu kesatuanyang bulat dan bersifat holistik.

Penelitian ini menggunakan pendekatan semiologi Roland Barthes. Barthes adalah salah satu tokoh semiotik komunikasi yang menganut aliran semiologi komunikasi strukturalisme Ferdiand de Saussure. Semiologi strukturalis Saussure lebih menekankan pada linguistik. Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya (Meleong, 2002:3).

Barthes bersama dengan Levi-Strauss adalah tokoh awal yang mencetuskan paham struktural dan yang meneliti sistem tanda dalam budaya (Putranto, 2005:117). Sastra adalah salah satu bentuk budaya yang ada dalam masyarakat yang dapat diteliti. Selain itu Barthes juga berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu ( Sobur, 2004:63 ). Bahasa merupakan suatu sistem tanda yang memuat penanda. Sistem kedua terbangun dengan menjadikan penanda dan petanda tingkat pertama sebagai petanda baru yang kemudian memiliki penanda baru sendiri dalam suatu sistem tanda baru pada taraf yang lebih tinggi. Sistem tanda pertama kadang disebut dengan istilah denotasi atau sistem retoris atau mitologi ( Kurniawan, 2001:115 ).

Untuk memberikan ruang atensi yang lebih lapang bagi diseminasi makna dan pruralitas teks, Barthes mencoba memilah-milah penanda-penanda pada wacana naratif ke dalam serangkaian fragmen ringkas dan beruntun yang disebutnya sebagai leksia, yaitu unit pembacaan ( unit of reading ) dengan panjang pendek bervariasi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi semiologi untuk menggambarkan representasi perjuangan hidup yang dialami Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar.

Perjuangan hidup yang terdapat dalam novel “Surat kecil Untuk Tuhan” adalah sebuah perjuangan seorang gadis remaja yang bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke untuk melawan penyakit kanker jaringan lunak yang di deritanya. Keke berjuang agar ia tetap dapat mempertahankan hidupnya. Tidak hanya Keke yang berjuang, tetapi orang-orang disekitarnya. Terutama ayah Keke yang berjuang tiada henti untuk mencari dan mendapatkan pengobatan terbaik dan dapat menyembuhkan Keke. Keke dan ayahnya tidak berhenti untuk berusaha dan menyerah, tetapi mereka justru lebih bersemangat untuk memperjuangkan hidupnya.

Mitos adalah kepercayaan atau keyakinan pada jaman dahulu dan masih dianggap atau dipercaya oleh masyarakat sampai saat ini. Sistem mitos pada novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” adalah bahwa orang-orang yang akan meninggal memiliki tanda-tanda atau keanehan dalam tingkah laku. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra, terdapat tanda-tanda orang yang akan meninggal, yaitu :

1. Tanda 100 Hari Sebelum Hari Mati

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka-mereka yang dikehendaki-Nya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini tergantung pada mereka, sadar atau tidak. Tanda ini akan terjadi biasanya sesudah waktu Ashar. Seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan menggigil. Contoh : Seperti sapi yang baru disembelih, jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati seakan-akan daging itu bergetar. Bagi mereka yang

sadar dan berdetik di hati mungkin ini adalah tanda kematian, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan dunia tanpa memikirkan kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa ada manfaat. Bagi yang sadar akan tanda ini, maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan ditinggalkan sesudah mati.

2. Tanda 40 Hari Sebelum Hari Mati

Tanda ini juga berlaku sesudah waktu Ashar. Bagian pusat tubuh kita akan berdenyut-denyut. Pada saat ini, daun yang bertuliskan nama kita akan gugur dari pohon yang letaknya di atas Arasy Allah SWT. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai mempersiapkan segala sesuatunya atas kita, diantaranya ia akan mulai mengikuti kita sepanjang hari. Akan tiba saatnya malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas. Jika ini terjadi, mereka yang terpilih akan merasakan seakan-akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya hanya seseorang tapi kemampuannya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabut.

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan penyakit atau sakit, di mana orang sakit yang jarang mau makan tiba-tiba berselera makan.

4. Tanda 3 Hari Sebelum Hari Mati

Pada waktu ini akan terasa denyutan di bagian tengah dahi kita. Jika tanda ini bisa dirasakan, maka berpuasalah kita supaya perut kita tidak mengandung banyak najis dan ini akan memudahkan orang yang akan memandikan kita. Saat ini, bola mata kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit, bagian hidungnya akan perlahan-lahan jatuh, ini dapat dilihat jika kita melihatnya dari samping. Telinganya akan layu, di bagian ujung-ujungnya akan berangsur-angsur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terjulur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar di tegakkan.

5. Tanda 1 Hari Sebelum Hari Mati

Akan datang setelah waktu Ashar. Kita akan merasakan satu denyutan di bagian belakang, yaitu di bagian ubun-ubun, yang menandakan kita tidak akan sempat menemui waktu Ashar hari berikutnya.

6. Tanda Akhir

Kita akan merasakan satu keadaan sejuk di bagian pusat dan hanya akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bagian tenggorokan. Pada waktu ini hendaklah kita terus mengucap kalimat Syahadat dan berdiam diri menantikan

kedatangan malaikat maut. Sebaiknya bila sudah merasa tanda yang akhir sekali, mengucap dalam diam dan jangan lagi bercakap-cakap.

Dokumen terkait