• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

3.2. Metode Penelitian

Adapun serangkaian tahapan yang dirangkum di dalam metode penelitian. Tahapan-tahapan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

3.2.1. Observasi awal

Observasi awal merupakan suatu tahap awal untuk mengenal organisme uji. Hal tersebut bertujuan untuk memahami cara dan kebiasaan hidup keong murbei, sehingga tidak diberi batasan waktu dalam melakukan observasi tersebut.

Sebelum penelitian dimulai, observasi awal yang dilakukan adalah memelihara keong murbei dari berbagai kelompok ukuran panjang dengan berbagai variasi makanan. Keong murbei dipelihara sejak berada dalam telur hingga menetas dan dewasa. Variasi makanan yang diberikan adalah daun pepaya (Carica papaya), alokasia (Alocasia sp.), krokot (Althernantera sp.), eceng gondok (Eichhornia crassipes), dan balancing (Dieffenbachia sp.) baik dalam kondisi segar, layu, maupun kering.

Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa setelah menetas, keong murbei memakan daun kering dan layu (detritius), tetapi yang dimakan hanya bagian daun yang lembut. Ketika panjang cangkang mencapai ≥ 1,5 cm, keong murbei mulai memakan daun segar. Secara berurutan, daun yang paling disukai hingga

15

15

tidak disukai adalah daun pepaya, balancing, krokot, alokasia, dan eceng gondok. Secara fisik, daun yang disukai adalah daun yang lebar, lembut, tidak keras, mudah robek, dan bertulang daun rapuh.

Hasil observasi awal juga menunjukkan bahwa keong murbei dengan panjang cangkang 1 - 3 cm bertambah panjang 0,2 - 0,3 cm dalam waktu 4 hingga 5 hari. Gambar 5 mendukung hasil observasi tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, ditetapkan rentang waktu penelitian utama tidak lebih dari 3 hari untuk menghindari besarnya pengaruh pertumbuhan terhadap hasil penelitian.

Gambar 5. Pertumbuhan Pomacea canaliculata (Teo 2004)

3.2.2. Persiapan organisme uji

Organisme uji yang digunakan adalah keong murbei (P. canaliculata) dan gulma air tenggelam (Cabomba caroliniana, Egeria densa, dan Vallisneria spiralis). Individu-individu keong murbei yang akan diuji diambil dari satu populasi yang berasal dari sepetak sawah dengan tujuan untuk memperkecil heterogenitas. Persediaan Cabomba caroliniana, Egeria densa, dan Vallisneria spiralis dapat diperoleh dari pedagang ikan hias atau petani tanaman air.

Dalam satu populasi dapat diperoleh beragam kelompok ukuran. Keong murbei mulai memakan makrofita saat mencapai panjang cangkang ≥1,5 cm lalu mulai dapat dikonsumsi saat mencapai panjang cangkang ≥3,5 cm, sehingga dalam penelitian ini, kelompok ukuran yang dipakai mulai dari kelompok ukuran 1,75 - 1,9 cm; 2,3 - 2,5 cm; 2,75 - 2,85 cm; 3,0 - 3,1 cm; dan 3,5 - 3,6 cm.

16

16

Sedikitnya dikumpulkan tiga ekor keong dalam tiap-tiap kelompok ukuran. Panjang cangkang diukur menggunakan jangka sorong (Gambar 6). Sebelum diuji, keong-keong tersebut terlebih dahulu diadaptasikan selama satu minggu dengan kondisi laboratorium dan diberi makan gulma yang akan diujikan. Hal itu bertujuan agar keong-keong uji terbiasa memakan ketiga gulma tersebut.

Gambar 6. Cara mengukur panjang cangkang (PC) (Teo 2004)

3.2.3. Pengujian dan pengukuran

Alat yang digunakan adalah stoples sebagai media uji, kain kasa, dan karet gelang sebagai penutup stoples. Kemudian gelas plastik, stopwatch, tisu gulung, kardus, alat tulis, termometer, dan timbangan disiapkan. Tisu gulung digunakan sebagai alat pengering yang dibentangkan di atas alas (kardus). Gelas plastik dipakai sebagai wadah penimbangan (media timbang). Stoples yang akan dipakai diberi keterangan dengan spidol agar lebih jelas. Keterangan yang dicantumkan adalah keong uji ke-n, panjang keong, dan jenis gulma. Gelas plastik yang akan dipakai ditimbang terlebih dahulu, lalu nilai hasil penimbangannya dicantumkan menggunakan spidol pada gelas tersebut.

Bahan yang diperlukan adalah air, keong murbei (Pomacea canaliculata), dan gulma air tenggelam (Cabomba caroliniana, Hydrilla verticilata, dan Egeria densa). Media uji yang digunakan adalah 15 buah stoples. Kemudian 15 stoples tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, sehingga tiap kelompok mendapat lima stoples. Setiap kelompok (lima stoples) menggunakan satu jenis gulma air dan setiap stoples berisi satu ekor keong dari kelompok ukuran panjang yang telah ditentukan sebelumnya. Pada rancangan percobaan ini tidak dilakukan

17

17

pengulangan karena terdapat kesulitan dalam memperoleh sampel dengan panjang cangkang yang homogen.

Tahap awal yang harus dilakukan adalah persiapan air. Sebelum dilakukan pengujian, air terlebih dahulu diisikan ke dalam masing-masing stoples yang telah ditandai. Banyaknya air yang dimasukan kira-kira hingga ketinggian air mencapai 15 cm. Kemudian keong-keong uji dimasukkan ke dalam stoples-stoples yang sudah ditentukan.

Gulma yang dipersiapkan untuk setiap spesies adalah 1,5 - 2 gram dalam satu pot. Cara penimbangan gulma ditunjukkan pada Gambar 7. Mula-mula dua rangkap tisu dibentangkan di atas alas (kardus), kemudian gulma-gulma tersebut ditiriskan dan diletakkan di atasnya lalu diselimuti dengan tisu kembali sebanyak dua rangkap. Penekanan dilakukan untuk membantu proses penyerapan air. Proses penyekaan ini dilakukan selama dua menit.

Gambar 7. Tahapan pengeringan gulma

Gulma-gulma yang telah diseka dimasukkan ke dalam gelas plastik (Gambar 8) kemudian ditimbang. Hasil penimbangan merupakan berat total gelas plastik dan tanaman dimasukan ke dalam setiap stoples. Berat basah mula-mula (w0) adalah selisih antara bobot total dan bobot gelas plastik.

18

18

Gambar 8. Tahapan penimbangan bobot basah gulma

Selanjutnya, tiap-tiap gulma diletakkan di dalam pot dan dimasukkan ke dalam setiap stoples yang telah berisi keong uji. Setiap stoples berisi satu pot kemudian stoples ditutup dengan kain kasa lalu diikat dengan karet gelang (Gambar 9).

Gambar 9. Keong murbei (Pomacea canaliculata) yang tengah diuji

Pengujian dilakukan di ruang semi tertutup. Selama pengujian dilakukan penambahan gulma, yaitu ketika terdapat gulma yang akan habis sebelum masa uji selesai.

Pengukuran suhu dilakukan setiap pagi-siang-malam pada pukul 09.00, 13.00, dan 21.00 WIB dengan tujuan untuk melihat kondisi kestabilan lingkungan. Setelah masa uji usai (tiga hari), dilakukan penimbangan bobot basah sisa-sisa

19

19

gulma yang tidak termakan dan pengukuran panjang cangkang setiap keong uji. Sisa gulma yang ditimbang adalah sisa yang berpotensi untuk tumbuh kembali. Proses penyekaan dan penimbangan sama dengan proses yang telah dilakukan sebelumnya. Upaya pengukuran panjang cangkang digunakan untuk memastikan kelompok ukuran panjang yang dipakai.

Pada hari pertama dilakukan penimbangan bobot basah masing-masing gulma yang dipakai (w0). Pada hari ketiga, bobot basah gulma yang tidak habis termakan keong ditimbang (w3) kembali. Nilai vorasitas selama tiga hari tersebut (wv) diperoleh dari selisih antara w0 dan w3 (wv = w0 – w3). Nilai wv dibagi tiga untuk mendapatkan nilai vorasitas per hari.

Selama ini belum ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor reproduksi, perbedaan jenis kelamin, dan morfologi berpengaruh terhadap tingkat aktivitas Pomacea canaliculata. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini digunakan asumsi bahwa pengaruh ketiga faktor tersebut tidak diperhitungkan.

Dokumen terkait