METODELOGI PENELITIAN
B. Metode penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran tentang sesuatu hal yang diteliti apa adanya. Menurut Prasetya Irawan dalam Buku Logika dan Prosedur Penelitian – Pengantar Teori dan Panduan bahwa yang dimaksud
dengan penelitian deskriptif adalah “penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.”62
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pola interaksi dalam pembelajaran, dan menjadi narasumber ialah guru IPS di SMP Dua Mei Ciputat. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menghitung prosentase angka dari hasil keusioner mengenai persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Prasetya Irawan mengatakan “penelitian kuatitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap angka, baik angka yang merupakan representasi dari suatu kuati (kuatitas murni) maupun angka yang merupakan hasil dari konversi dari data kuatitatif (yakni data kuatitatif yang yang dikuantifikasikan).”63
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive dan simple random sampling. Teknik sampling purposive digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pola interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran IPS. Menurut sugiyono dalam buku metode penelitian
mengatakan bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”64
Yaitu yang dijadikan sampelnya ialah guru IPS di SMP Dua Mei Ciputat.
Sedangkan teknik simple random sampling digunakan untuk menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan hasil informasi mengenai persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang diberikan pada siswa. Menurut sugiyono dalam buku metode penelitian mengatakan bahwa
62
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis, (Jakarta : STIA-LAN, 2004), h. 60
63Ibid,
h. 92
64Ibid,
“dikatakan simple atau sederhana karena pengambilan sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.”65
Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan dasar sampel penelitian adalah siswa SMP Dua Mei Ciputat.
Suharsimi Arikunto menegaskan bahwa sekedar ancang-ancang apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan populasi. Selanjutnya jika sumbernya lebih besar atau lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25 % atau lebih.
Dari jumlah 199 siswa di SMP Dua Mei di ambil 20% dari sample sejumlah 40 responden yang terdiri dari kelas VII, VIII, dan IX yang diwakilkan setiap kelasnya sejumlah 6 responden. Alasan penulis memilih taknik random sampling karena semua populasi siswa SMP Dua Mei dianggap memiliki karakteristik yang sama, sehingga siapapun yang menjadi responden dianggap dapat mewakili populasinya. Selain itu, agar mendapat informasi yang tepat dengan menyebar kuesioner tersebut disemua jenjang dan kelas.
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data dan Sumber Data
Populasi adalah obejek penelitian yang menjadi pusat perhatian untuk mengumpulkan data agar dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Menurut sugiyono dalam buku metode penelitian mengatakan bahwa
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”66
Populasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah SMP Dua Mei Ciputat yang terdiri dari guru dan siswa.
Sedangkan yang dimaksud dengan sampel, menurut sugiyono dalam buku metode penelitian mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”67
Sampel adalah sebagian dari
65Ibid,
h. 120
66
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 117
67Ibid,
populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber informasi seperti yang dikatakan oleh sugiyono.
Tabel 3.2
Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber Data Teknik
Pengumpulan Data 1. Pola interaksi dalam
pembelajaran IPS
Guru – Guru IPS di SMP Dua Mei Ciputat
Wawancara dan observasi
2.
Persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran
Siswa-siswi di SMP Dua Mei Ciputat
Kuesioner dan observasi
2. Teknik Pengumpulan Data
Berikut teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Menurut Sugiyono mengatakan bahwa “Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat dan mengamati individu atau kelompok secara langsung.”68 “Dalam melakukan observasi, ada tindakan yang harus dilakukan yaitu mengumpulan data mengenai segala sesuatu yang terjadi. Data yang dikumpulkan mengenai tingkah laku dan tanggapan informan.”69
Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan tidak terlibat secara langsung. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku. Melalui hasil observasi peneliti dapat mendeskripsikan hasil analisis.
68Ibid
, h. 93
69
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 103.
Tabel 3.3 Pendoman Observasi
No Aspek yang diamati Objek yang diamati
1. Pelaksanaan Pola interaksi satu arah
Guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar IPS
2. Pelaksanaan pola interaksi dua arah
Guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar IPS
3. Pelaksanaan pola interaksi dua arah
Guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar IPS
b. Wawancara
Menurut Sugiyono mengatakan bahwa “Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.”70
Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi mengemukakan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.”71
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara terbuka dan terstruktur terhadap narasumber. Yang dimaksud dengan wawancara terbuka adalah para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa yang dimaksud wawancara. Sedangkan wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
70Ibid,
h. 194
71
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 127
Pokok pertanyaan yang akan diajukan kepada guru IPS di SMP Dua Mei Ciputat ialah mengenai pola interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Dua Mei Ciputat. Pola tersebut terbagi dalam tiga bentuk, mengenai pola interaksi satu arah, pola interaksi dua arah dan pola interaksi tiga arah atau multi arah. Berikut ini merupakan pendoman wawancara untuk narasumber guru IPS, sebagai berikut;
Tabel 3.4
Pendoman Wawancara
No. Pertanyaan Wawancara Sumber Data
1 Menurut bapak/ibu, dalam kegiatan belajar mengajar metode apa saja yang bapak/ibu gunakan?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 2 Mengapa dalam kegiatan belajar mengajar bapak/ibu
menggunakan metode tersebut?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 3 Menurut bapak/ibu kelebihan dan kekurangan metode
ceramah apa saja?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 4 Menurut bapak/ibu kelebihan dan kekurangan metode
Tanya jawab apa saja?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 5 Menurut bapak/ ibu kelebihan dan kekurangan metode
diskusi apa saja?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 6 Metode apa yang paling sering bapak/ibu gunakan
untuk mengajar?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 7 Mengapa bapak/ibu sering menggunakan metode
tersebut?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 8 Apa saja yang menjadi pertimbangan bapak/ibu dalam
menentukan metode-metode untuk mengajar?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 9 Apakah ada keterkaitan atau pengaruh antara metode
yang satu dengan yang lainnya? Kenapa?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 10 Dalam mengajar apakah ada perbedaan pada saat Guru IPS SMP
mengajar materi Geografi dan Sosiologi? Dua Mei Ciputat 11 Apakah ada kesulitan bapak/ ibu hadapi pada saat
mengajarakan materi Geografi dan Sosiologi?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 12 Bagaimana bapak/ibu dalam mengatasi kesulitan pada
saat mengajar pada materi Geografi dan Sosiologi?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 13 Apakah bapak/ibu pernah mengalami kendala pada
saat mengajar ketika menggunakan salah satu metode?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 14 Kendala apa saja yang sering bapak/ibu hadapi pada
saat mengajar?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 15 Bagaimana solusi bapak/ibu terhadapa
kendala-kendala yang sering bapak/ibu hadapi?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 16 Pola interaksi dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu satu
arah, dua arah dan tiga arah atau banyak arah. Adakah pola yang efektif dalam pembelajaran?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat
17 Mengapa pola tersebut efektif dalam kegiatan pembelajaran?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 18 Pola interaksi mana yang paling efektif dalam
pembelajaran sehingga siswa memiliki ketertarikan dan semangat belajar IPS?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat
19 Tahun berapa bapak/ibu sudah mulai mengajar di SMP Dua Mei Ciputat?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat 20 Mata pelajaran apa saja yang bapak/ibu ajarkan di
SMP Dua Mei Ciputat?
Guru IPS SMP Dua Mei Ciputat
c. Kuesioner
Menurut Sugiyono mengatakan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengunpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.”72
72
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 199.
Pokok pertanyaan yang akan diajukan pada kuesioner tersebut kepada siswa di SMP Dua Mei Ciputat ialah mengenai pola interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis kuesioner kombinasi tertutup dan terbuka. Melaui penyebaran kuesioner peneliti melakukan pengumpulan data yang selengkap-lengkapnya. Berikut ini merupakan instrument angket.
Tabel 3.5 Pendoman Kuesioner Variabel
Sub Variabel Indikator Jumlah
Pola Interaksi Guru dan siswa Pola interaksi satu arah
1. Guru sebagai pemberi aksi 2. Siswa sebagai penerima aksi
2 2
Pola interaksi dua arah
1. Guru sebagai pemberi dan penerima aksi
2. Siswa dapat berperan sebagai pemberi dan penerima aksi
2
2
d.
DokumentasiDokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dalam penelitian ini dokumen adalah setiap bahan tertulis yang disimpan dan dirawat sedemikian rupa sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan mudah mencari dan memanfaatkannya.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun prosedur atau langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan pengumpulan data dan tahap pengumpulan data. Dalam tahap persiapan pengumpulan data dilakukan melalui prosedur administrasi yang telah ditetapkan berupa pembuatan surat pengantar penelitian dari lembaga peneliti (Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta) dan pengurusan izin penelitian kepada pihak sekolah yang dijadikan tempat penelitian, yaitu SMP Dua Mei Ciputat. Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah, peneliti beraksi untuk memulai penelitian di SMP Dua Mei Ciputat dengan mempersiapkan instrument dan pendoman penelitian.
Adapun untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode pengumpulan data untuk memperoleh fakta, data dan informasi yang akurat mengenai persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial di SMP Dua Mei Ciputat, diantaranya ialah penelitian lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara langsung mendatangi langsung objek penelitian.
Dalam penelitian ini proses pengambilan dan pengumpulan atau data diperoleh setelah sebelumnya mendapatkan izin dari pihak sekolah untuk mengadakan penelitian. Untuk memperoleh data yang sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya, peneliti juga menggunakan observasi, wawancara dan kuesioner serta dokumentasi dalam proses pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan data observasi, peneliti melakukan pengamatan di semua Jenjang. Karena sampel penelitian yang akan dilakukan juga untuk melakukan pengumpulan data kuesioner.
Langkah pertama ialah meminta ijin kepada guru untuk dapat melakukan observasi. Waktu pengamatan bersamaan dengan waktu ketika guru IPS mengajar di kelas. Peneliti melakukan beberapa kali observasi, sebab di SMP Dua Mei Ciputat terdapat dua guru IPS yang mengemban perbedaan dalam mengajar mata pelajaran. Guru IPS terdapat dua guru yang mengemban tanggung jawab yang berbeda, yang satu memiliki tanggung jawab mengajar materi sejarah dan ekonomi, dan yang satunya lagi mengajar materi sosiologi dan geografi. Langkah selanjutnya dalam melakukan observasi ialah terjun langsung atau mengamati saat guru IPS mengajar.
Sebagai langkah selanjutnya, peneliti akan memilih sampel untuk dijadikan narasumber untuk wawancara, yaitu guru-guru IPS di SMP Dua Mei Ciputat. Data ini diambil berdasarkan teknik yang digunakan, yaitu purposive sampling. Yaitu yang menjadi sampel adalah guru-guru yang mengajar pada
pelajaran IPS. Setelah mendapatkan narasumber yang yang sudah direncakan sebelumnya. Maka langkah selanjutnya, peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian serta meminta kesediaan dan partisipasi narasumber untuk dijadikan objek penelitian. Setelah mendapat kesedian dari narasumber, peneliti langsung melakukan wawancara yang sudah disiapkan oleh peneliti. Lalu diajukan kepada narasumber beberapa pertanyaan tentang pola interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran.
Setelah kedua teknik dalam pengumpulan data terlaksana, selanjutnya melalui kuesioner yang disebarkan kepada siswa SMP Dua Mei Ciputat. Responden yang dipilih oleh peneliti adalah semua siswa kelas VII sampai kelas IX. Sebab seperti yang sudah dijelaskan simple random sampling, bahwa seluruh sample dalam populasi hampir memiliki kesamaan yang dapat diwakilkan. Oleh karena itu, peneliti mengambil 40 sampel dari setiap kelas diambil sampel sejumlah enam sampai tujuh responden, yang terdiri dari 6 kelas dari kelas VII sampai kelas IX. Jadi, jumlah siswa secara keseluruhan berjumlah 199 siswa. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pola interaksi dalam pembelajaran.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data maka peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu:
1. “Teknik pemeriksaan derajat kepercayaan (crebebelity). Teknik ini dapat dilakukan dengan jalan:
a. Keikutsertaan peneliti sebagai instrumen (alat) tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti, sehingga memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
b. Ketekunan pengamatan, yaitu dimaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur serta situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memutuskan diri pada hal-hal tersebut secara
rinci. Dengan demikian maka perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, sedangkan ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. c. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding. Teknik yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan terhadap sumber-sumber lainya.
d. Kecukupan refrensial yakni kecukupan bahan yang tercatat dan terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji dan menilai sewaktu-waktu diadakan analisis dan interpretasi data.”73
2. Teknik pemeriksaan keteralihan (transferability) dengan cara uraian rinci.
“Teknik ini meneliti agar laporan hasil fokus penelitian dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan kontek tempat penelitian diadakan. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh para pembaca agar mereka dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh.”74
3. Teknik pemeriksaan ketergantungan (dependability) dengan cara auditing ketergantungan.
“Teknik ini tidak dapat dilaksanakan bila tidak dilengkapi dengan catatan pelaksanaan keseluruhan hasil dan proses penelitian. Pencatatan itu diklasifikasikan dari data mentah sehingga formasi tentang pengembangan instrument sebelum auditing dilakukan agar dapat mendapatkan persetujuan antara auditor dan audit terlebih dahulu.”75