• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN

4. Mengidentifikasi karakteristik dan persepsi

peserta program

Peternakan Sapi Terpadu (PESAT) PT. KPC a. Karakteristik peserta magang. b. Persepsi peserta program. Analisis persepsi, Analisis deskriptif melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Metode Analisis Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan secara detail tentang bagaimana model atau konsep dari program Peternakan Sapi Terpadu (PESAT) PT. KPC, menjelaskan bagaimana proses reklamasi lahan bekas tambang yang kemudian dimanfaatkan untuk program PESAT, dan menjelaskan profil program PESAT mulai dari perkandangan, ternak, pakan, pekerja, peserta magang, dan lain-lain. Selain itu digunakan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh dan kepentingan stakeholder di Kutai Timur bagi keberlanjutan program ini pasca PT. KPC melakukan penutupan tambang tahun 2021.

Analisis Biaya Manfaat

Analisis biaya manfaat atau yang biasa disebut Benefit Cost Analysis (BCA) digunakan untuk menilai komponen biaya dan manfaat yang muncul dari program PESAT. Biaya primer dari program ini terbagi atas : biaya investasi dan biaya operasional atau pemeliharaan (operating and maintenance). Manfaat ekonomi dari program PESAT adalah manfaat berupa pemasaran hasil peternakan, penghematan dan peningkatan-peningkatan di dalam program dan manfaat-manfaat lain yang muncul sebagai efek dari adanya program PESAT, seperti ilmu yang didapat peserta magang dari pelatihan yang diberikan, terserapnya tenaga kerja, mendukung program pemerintah untuk swasembada daging, memperpendek saluran pemasaran bagi persediaan sapi di daerah saat momen idul qurban, penerimaan dari pembuatan biogas dan penghematan biaya pakan dikarenakan pakan rumput akan ditanam di lahan luas sekitar area PESAT, yang mana semua manfaat tersebut diusahakan dapat diukur secara kuantitatif dalam satuan moneter.

Ketika biaya dan manfaat telah berhasil diidentifikasi, kesemuanya harus memiliki nilai agar dapat diperoleh perbandingan antar berbagai alternatif atau pilihan. Asumsi dasar yaitu harga mencerminkan nilai atau opportunity cost, atau dapat disesuaikan hingga tercapai asumsi tersebut. Dalam BCA sosial, harga-harga input (dan output) yang tidak mencerminkan nilai sesungguhnya terhadap masyarakat, dapat disesuaikan. Pada proses ini kita dapat menggunakan bayangan (shadow pricing) (Brent 2006).

a) Menghitung Nilai Komponen Biaya

1. Biaya investasi awal (outlays); pembangunan kandang sapi, gedung kantor dan asrama pekerja, fasilitas di PESAT, dan pembelian peralatan.

2. Biaya operasional ; perawatan kandang, listrik, upah tenaga kerja, bakalan, obat-obatan, pakan, biaya pengangkutan dan biaya-biaya lainnya (manajemen program, pelatihan).

Biaya-biaya di atas akan didapatkan dari data sekunder perusahaan mulai tahun nol program dimulai sampai tahun terakhir 2012.

b) Menghitung Nilai Komponen Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari program PESAT ini terdiri dari manfaat langsung atau primer yang merupakan manfaat langsung yang dihasilkan dari program PESAT seperti hasil dari penggemukan sapi dan manfaat tidak langsung atau sekunder, yaitu manfaat yang muncul sebagai efek dari adanya program PESAT. Berikut manfaat-manfaat yang teridentifikasi dari program PESAT PT. KPC :

1. Manfaat produk sapi 2. Manfaat produk susu 3. Manfaat produk sayuran

4. Manfaat produk pupuk kompos padat dan cair 5. Manfaat produk biogas

6. Sebagai tempat wisata pendidikan

7. Sebagai laboratorium lapangan Kampus STIPER Kutim 8. Sebagai tempat/ruang pertemuan

9. Sebagai tempat penginapan tamu perusahaan 10. Sebagai tempat PKL dan penelitian

11. Meningkatkan ilmu pengetahuan para peternak

12. Meningkatkan bargaining atau reputasiperusahaan di mata masyarakat, mitra dan pemerintah

Analisis Kelayakan Program

Setelah komponen-komponen biaya dan manfaat diketahui, maka kita dapat mengetahui kelayakan ekonomi dari program PESAT tersebut dengan menggunakan beberapa metode yakni Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR). Dasar perhitungan metode Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) adalah aliran kas (cash flow)(Hanley and Barbier 2009).

a) Net Present Value

Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode Payback Period. Metode NPV merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays). Oleh karena itu, untuk melakukan perhitungan kelayakan investasi dengan metode NPV diperlukan data aliran kas keluar awal (initial cash outflow), aliran kas masuk bersih di masa yang akan datang (future net cash inflows), dan rate of return minimum yang diinginkan (Hanley and Barbier 2009). Rumus yang digunakan untuk menghitung Net Present Value (NPV) adalah :

= + − = n t r t Ct Bt NPV 0 (1 ) Keterangan :

r = discount rate yang digunakan

Bt = Manfaat pada periode t Ct = Biaya pada periode t

n = periode yang terakhir di mana cash flow diharapkan

Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka Present Value dari proceeds setiap tahunnya harus dihitung terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah Present Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari investasi.

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Net Present Value (NPV) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari nol atau bernilai positif. Sebaliknya, jika NPV suatu investasi lebih kecil dari nol atau bernilai negatif maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak.

Penentuan tingkat diskonto merupakan suatu hal yang sangat penting karena dilaksanakannya suatu proyek sangat tergantung dari tingkat diskonto yang dipilih. Ada beberapa tingkat diskonto dalam masyarakat, misalnya tingkat bunga tabanas, deposito (yang juga bermacam-macam tingkatnya tergantung jenis dan jangka waktunya), pinjaman bank, dan tingkat bunga resmi yang besarnya berbeda-beda.

Dikarenakan pentingnya penentuan tingkat suku bunga dalam analisis, maka dalam menentukan tingkat diskonto ini harus bijak. Dalam menentukan tingkat suku bunga, muncul istilah suku bunga sosial. Tingkat diskonto sosial ini untuk Indonesia dapat merupakan gabungan dari tingkat bunga Bank Indonesia dan pinjaman luar negeri (Overseas Development Program dari Jepang, IMF, dan Bank Dunia) yang umumnya jauh lebih rendah dari tingkat bunga yang berlaku umum (Sugiyono 2001). Pada penelitian ini, tingkat diskonto yang dipakai menggunakan rata-rata suku bunga Bank Indonesia 13 bulan ke belakang sebesar 5.75%, hal ini dikarenakan di Indonesia belum memiliki suku bunga sosial dan program yang diteliti merupakan program sosial dimana perusahaan sudah menyiapkan atau mengalokasikan dana secara khusus.

b) Benefit Cost Ratio

Metode ini merupakan metode yang menghitung perbandingan antara manfaat dengan biaya.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Benefit Cost Ratio (BCR) adalah :

= = + + = n t t n t t r Ct r Bt BCR 0 0 ) 1 ( ) 1 ( Keterangan :

r = discount rate yang digunakan

Bt = Manfaat pada periode t Ct = Biaya pada periode t

n = periode yang terakhir di mana cash flow diharapkan

Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun, maka harus menghitung Present Value dari proceeds setiap tahunnya terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah Present Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari investasi.

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode BCR adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika BCR lebih besar dari satu. Sebaliknya, jika BCR suatu investasi lebih kecil dari satu maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak.

c) Internal Rate of Return

Metode Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu proyek investasi (Hanley and Barbier 2009). Maka pada prinsipnya metode ini digunakan untuk menghitung besarnya rate of return sebenarnya. Pada dasarnya Internal Rate of Return harus dicari dengan cara trial and error.

Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR adalah :

(

2 1

)

1 2 1 r r NPV NPV NPV IRR − − = Keterangan :

r1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif r2 = discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika

Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat keuntungan yang

dikehendaki. Sebaliknya, jika IRR suatu investasi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dikehendaki maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut digunakan program Excel.

Analisis Kepekaan

Analisis kepekaan adalah menghitung ulang NPV ketika nilai-nilai parameter tertentu berubah (Hanley and Barbier 2009). Analisis ini digunakan untuk menilai dampak yang mungkin terjadi karena ketidakpastian dengan mengajukan sejumlah pertanyaan “bagaimana jika”. Sejumlah parameter yang diperlukan pada analisa kepekaan adalah discount rate, jangka waktu perencanaan proyek, perbedaan waktu dalam pelaksanaan proyek, perubahan dalam pengeluaran modal, perubahan dalam harga barang non pasar, dan perubahan dalam manfaat dan biaya.

Analisis Persepsi

Dalam penelitian ini persepsi yang dinilai adalah persepsi para peserta/peternak terhadap program PESAT, khususnya terhadap pelatihan yang diberikan kepada mereka. Persepsi peserta yang akan diteliti adalah persepsi terhadap ketersediaan sarana/fasilitas pelatihan, terhadap program pelatihan, terhadap metode pelatihan, terhadap instruktur pelatihan, terhadap kebutuhan akan pelatihan, terhadap materi pelatihan, terhadap waktu pelatihan, terhadap manfaat pelatihan. Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai jawaban responden dalam kuesioner adalah Skala Likert, yaitu nilai 5 : sangat setuju/sangat puas, 4 : setuju/puas, 3 : ragu-ragu/biasa saja, 2 : tidak setuju/tidak puas, 1 : sangat tidak setuju/sangat tidak puas. Sampel responden yang diambil adalah para peternak yang sedang mengikuti program pemagangan atau yang sudah selesai mengikuti program pemagangan, diambil dari perwakilan dari setiap tahap pemagangan.

Analisis Stakeholder

Analisis stakeholder digunakan untuk menganalisis data mengenai stakeholder. Model analisis stakeholder yang digunakan adalah model yang diperkenalkan oleh Reed et al. (2009). Tahapan dalam melakukan analisis stakeholder adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi stakeholder dan perannya

2. Identifikasi harapan-harapan yang muncul dari para stakeholder terhadap program

3. Keuntungan-keuntungan/manfaat-manfaat apa saja yang mungkin akan diperoleh para stakeholder

4. Membedakan dan mengkategorikan stakeholder berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya

Stakeholder adalah orang-orang, atau kelompok-kelompok, atau lembaga-lembaga yang kemungkinan besar terkena pengaruh dari satu kegiatan program/proyek baik pengaruh itu positif maupun negatif, atau sebaliknya yang mungkin memberikan pengaruh terhadap hasil keluaran program/proyek.

Stakeholder dipetakan ke dalam matriks analisis stakeholder berdasarkan besarnya kepentingan dan pengaruh. Besarnya kepentingan dinilai berdasarkan keterlibatan stakeholder dalam keberhasilan program PESAT, kesesuaian tujuan kerja/program stakeholder terhadap program PESAT, kontribusi masing-masing

stakeholder yang berkaitan dengan program PESAT, manfaat yang diperoleh

stakeholder dari program PESAT, dan kepentingan stakeholder terhadap program PESAT yang berkelanjutan. Besarnya pengaruh dinilai berdasarkan instrumen dan sumber kekuatan (power) yang dimiliki masing-masing stakeholder (Reed et al.

2009). Instrumen kekuatan meliputi kekuatan kondisi (conditioning power), kekuatan kelayakan (condign power), kekuatan kompensasi (compesatory power) dan sumber kekuatan meliputi kekuatan individu (personality power), kekuatan organisasi (organization power). Dalam penelitian ini, besarnya pengaruh dapat dilihat dari peran kekuasaan dan statusnya (politik, sosial & ekonomi) terhadap program PESAT, derajat/level lembaga dalam pembuatan keputusan, hubungan dengan stakeholder lain terkait program PESAT, dukungan SDM terhadap program PESAT, dan dukungan finansial terhadap program PESAT. Penilaian besarnya kepentingan dan pengaruh stakeholder menggunakan skala likert yaitu nilai 5 : sangat kuat, 4 : kuat, 3 : sedang, 2 : lemah, 1 : sangat lemah.

Jumlah nilai yang didapatkan oleh masing-masing stakeholder adalah 25 poin untuk besarnya kepentingan dan 25 poin untuk besarnya pengaruh. Setelah diketahui besarnya nilai kepentingan dan pengaruh, masing-masing stakeholder dipetakan ke dalam matriks kepentingan pengaruh pada gambar 2 dengan menggunakan Software Minitab 16.

Gambar 3.1 Matriks kepentingan-pengaruh (Reed et al. 2009)

Pengaruh

Key Player Subject

Dokumen terkait