• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan Desember 2010 sampai Maret 2011 bertempat di Laboratorium Lingkungan Departemen BDP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Uji osmolaritas di lakukan di Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Uji glukosa darah di Lab.Kesehatan Ikan Departemen BDP, uji proksimat ikan dan pakan dilakukan di Lab. Nutrisi Ikan Departemen BDP dan Analisa Kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen BDP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Alat dan Bahan Penelitian Wadah Percobaan

Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium kaca dengan ukuran (50 x 35 x 30 cm) sebanyak 12 unit, volume air masing-masing wadah adalah 30 liter yang dilengkapi dengan pompa sirkulasi, filter, shelter, heater dan penutup akuarium berupa plastik hitam (agar kondisi akuarium bernuansa malam hari sehingga dapat merangsang ikan untuk makan pada siang hari). Untuk menjaga agar oksigen tetap layak untuk kehidupan ikan, akuarium dilengkapi dengan pompa sirkulasi dan busa filter dan agar suhu tetap konstan 30oC - 31oC digunakan heater water system.

Media Percobaan

Media percobaan yang digunakan berupa campuran air tawar dan air laut. Air tawar diperoleh dari air sumur yang telah diendapkan selama 7 hari dan dilakukan penyaringan, air laut diperoleh dari pantai Ancol, Jakarta Utara. Sebelum digunakan, air media disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan klorin sebanyak 19 ppm selama 24 jam. Kemudian dinetralkan dengan

menambahkan thiosulpat dengan dosis yang sama. Untuk Mendapatkan media percobaan sesuai dengan perlakuan yang diterapkan, dilakukan pengenceran air laut dengan air tawar (Lampiran 1).

Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan Baung (Hemibagrus nemurus) dengan bobot awal rata-rata 2,5 ± 0,05 gr/ekor. Benih diperoleh dari Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Sempur melalui Instalasi Riset Lingkungan dan Toksisitas Cibalagung Bogor.

Pakan

Selama percobaan ikan diberi pakan komersial berbentuk crumble dengan kadar protein 41,48 %, Lemak 9,07 %, Serat Kasar 3,17 %, Abu 11,31 % dan BETN 34,97 % (hasil proksimat dalam % berat kering).

Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilakukan di labolatorium, terdiri atas percobaan pendahuluan yang bertujuan untuk mendapatkan kisaran salinitas, dari percobaan pendahuluan didapatkan benih ikan baung mampu hidup pada kisaran 0 ppt -10 ppt. Kisaran salinitas pada percobaan pendahuluan digunakan pada percobaan utama dengan range 2 ppt. Percobaan utama bertujuan untuk mengkaji osmolaritas media yang optimal pada respon fisiologis, sintasan benih dan pertumbuhan ikan baung.

Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah tingkat osmolaritas berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, sebagai berikut :

A = 0,001 Osmol/kg H2O H2O setara dengan B = 0,087 Osmol/kg H2O H Salinitas 0 ppt 2O setara dengan C = 0,166 Osmol/kg H2O H Salinitas 3 ppt 2O setara dengan D = 0,241 Osmol/kg H2O H Salinitas 6 ppt 2O setara dengan Salinitas 9 ppt

Prosedur Percobaan Pemeliharan Ikan uji

Benih ikan baung diadaptasikan terlebih dahulu di lingkungan Laboratorium, dengan cara benih umur 20 hari dipelihara di dalam akuarium kaca berukuran (100x60x60cm) yang dilengkapi dengan aerasi, shelter, heater dan diberi pakan secara at satiation dengan frekuensi 4 kali sehari. Ikan diadaptasikan selama 7 hari. Selanjutnya ikan di aklimasikan terhadap media salinitas dengan menaikkan salinitas media secara bertahap 1 ppt setiap hari sampai pada tingkat salinitas yang diterapkan dalam perlakuan.

Ikan baung yang telah diaklimasikan tersebut kemudian dipindahkan secara bersamaan dan secara acak (random) ke dalam wadah percobaan sesuai dengan tingkat salinitas yang diterapkan (Steel dan Torrie 1991). Kepadatan ikan 1 ekor per liter air, setelah sebelumya dilakukan penimbangan ikan tiap wadah percobaan (W0

Selama percobaan ikan diberi pakan secara at satiation dengan frekuensi 5 kali sehari yaitu : pukul 06:00, 09:00, 12:00 dan 15:00,18:00 (Nurhayati 2007; Saputra 2007).

). Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01g. Begitu juga dengan panjang ikan dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris.

Sampling Ikan

Untuk mengetahui pertumbuhan dilakukan pengukuran bobot dan panjang benih setiap 10 hari. Pengukuran bobot menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram dan pengukuran panjang ikan menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm. Jumlah pakan yang diberikan selama percobaan dicatat untuk perhitungan jumlah pakan yang dikonsumsi dan efisiensi pemanfaatan pakan. Derajat kelangsungan hidup diketahui dengan menghitung jumlah ikan yang mati setiap harinya.

Untuk menjaga kondisi media budidaya agar tetap baik selama percobaan, media percobaan menggunakan sistem sirkulasi dengan menggunakan pompa

celup yang dilengkapi dengan filter, dan penyiponan terhadap kotoran ikan dan sisa pakan setiap hari sekali. Penambahan air media sebagai pengganti air yang terbuang ketika dilakukan penyiponan, dilakukan sesuai kebutuhan dengan air pengganti yang telah disesuaikan dengan perlakuan dan dipersiapkan sebelumnya.

Adapun parameter yang diukur, metode dan alat yang digunakan selama penelitian dapat di lihat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Metode dan Alat pengukuran Parameter Pengamatan

No Parameter

Pengamatan

Metode Alat

1 Osmolaritas cairan tubuh dan air media (mOsm/lH2 Anggoro 1992 O) Osmometer automatic Roebling 2 Tingkat konsumsi Oksigen (mgO2 Tertutup /g ikan/jam) Respirometer 3 Glukosa darah (mg/100ml) Wedemeyer dan Yosutake 1977 Spektrofotometer 4 Kadar Protein Takeuchi 1988 Semi mikro Kjedahl 5 Kadar Energi Takeuchi 1988 Semi mikro Kjedahl 6 Laju Bobot harian Hauisman 191976 Timbangan digital 7 Efisiensi Pakan (%) Takeuchi 1988 Timbangan digital 8 Sintasan (%) Ricker 1977

9 Salinitas (ppt) Handrefractometer

10 pH pH meter

11 NH3 (mg/l) Titrasi Spektrofotometer

12 Suhu (O C) Thermometer dan

Heater

13 Kesadahan (mg/l) Titrasi Spektrofotometer 14 Alkalinitas (mg/l) Titrasi Spektrofotometer

Gradien Osmotik

Pengukuran gradien osmotik ikan baung dengan mengukur cairan osmolaritas darah dan air media, kemudian dilakukan pengukuran menggunakan alat Osmometer Automatic Roebling Type 13. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

Tingkat Konsumsi Oksigen

Pengukuran tingkat konsumsi oksigen pada ikan baung dilakukan pada kondisi dipuasakan (kondisi basal) pada akhir percobaan. Prosedur pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 6.

Glukosa Darah

Parameter lain yang diukur adalah glukosa darah yang dapat menggambarkan tingkatan stres pada ikan baung yang dipelihara pada berbagai tingkat osmolaritas media sebagai petunjuk akan kondisi fisiologis sehingga diketahui pertumbuhannya. Prosedur lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.

Retensi Protein

Untuk mengetahui retensi protein pada ikan baung, dilakukan analisa proksimat protein pada pakan dan tubuh ikan. Berdasarkan hasil proksimat dilakukan pengukuran protein pada tubuh ikan yang diukur pada awal dan akhir percobaan dengan mengikuti metode Takeuchi (1988). Prosedur pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 9, Lampiran 13,Lampiran 14 dan Lampiran 15.

Retensi Energi

Untuk mengetahui retensi energi pada ikan baung, dilakukan dengan pendekatan metode tidak langsung, yaitu dengan menggunakan data hasil proksimat pada pakan dan ikan, yang diukur pada awal dan akhir percobaan baik itu Protein, Karbohidrat dan Lemak (Takeuchi 1988). Berdasarkan data tersebut dikonfersikan ke dalam satuan energi kkal, 1 kj = 4,184 kkal. Prosedur pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 9, Lampiran 13, Lampiran 14 dan Lampiran 16.

Laju Pertumbuhan Bobot Harian

Data laju pertumbuhan bobot harian ikan uji dapat diperoleh dengan cara melakukan perhitungan berdasarkan data hasil pengukuran bobot ikan uji melalui sampling yang dilakukan setiap 10 hari sekali selama percobaan.

Efisiensi Pemanfaatan Pakan

Efisiensi pemanfaatan pakan, dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan berdasarkan data hasil pengukuran pertumbuhan, ikan yang mati selama penelitian dan jumlah pakan yang diberikan selama percobaan.

Sintasan

Sintasan (survival rate) ikan baung merupakan jumlah ikan yang masih bertahan hidup hingga akhir pemeliharaan. Data sintasan dapat diperoleh berdasarkan perhitungan data jumlah ikan yang mati selama pemeliharaan.

Parameter yang Diukur Gradien Osmotik

Perhitungan gradien osmotik atau Tingkat Kerja Osmotik dihitung berdasakan Formula yang digunakan Anggoro (1992).Yaitu :

TKO = [ Osmolaritas darah/daging benih ikan (mOsm/L H2O) – Osmolaritas media (mOsm/L H2O) ]

Tingkat Konsumsi Oksigen

Tingkat konsumsi Oksigen dihitung dengan rumus sebagai berikut :

OC = Vx (DOto – DOn W x T

Keterangan :

OC = Tingkat Konsumsi Oksigen (mg O2 V = Volume air dalam wadah (L)

/g/jam) DOto

DO

= Konsentrasi Oksigen terlarut pada awal pengamatan (mg/l)

tn

W = Bobot ikan uji (g)

= Konsentrasi Oksigen terlarut pada waktu ke-n (mg/l)

T = Periode pengamatan (jam)

Glukosa Darah

Kadar glukosa darah benih ikan baung dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Wedemeyer dan Yasutake (1977) sebagai berikut :

Kadar glukosa darah (Wedemeyer dan Yasutake 1977) AbsSp

[GD] = X [GSt]

AbsSt

Keterangan :

[GD] = Konsentrasi glukosa darah (mg/ml) AbsSp = Absorbansi sampel

AbsSt = Absorbansi standar

[GSt] = Konsentrasi glukosa standar (mg/ml)

Retensi Protein

Retensi protein dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Takeuchi (1988) sebagai berikut :

∑ Protein tubuh akhir (g) – ∑ Protein tubuh awal (g)

RP = x 100 Total Protein yang dikonsumsi (g)

Retensi Energi

Retensi Energi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Takeuchi (1988) sebagai berikut :

Energi dalam tubuh akhir (kcal) – Energi dalam tubuh awal (kcal)

RE = x 100

Total energi pakan yang dikonsumsi (kcal)

Laju Pertumbuhan Bobot Harian Ikan Baung

Laju pertumbuhan bobot rerata harian ikan uji dianalisa menggunakan rumus berdasarkan Huismann (1976) :

Laju Pertumbuhan Bobot rerata harian

t Wt

α = - 1 x 100 Wo

Keterangan

α = Laju pertumbuhan bobot rerata harian individu ( %) t = Waktu/periode pengamatan (hari)

Wt = Bobot rata-rata benih pada waktu ke-t (g) W0 = Bobot rata-rata benih pada waktu ke-0 (g)

Efisiensi Pemanfaatan Pakan

Efisiensi pemanfaatan pakan dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Takeuchi (1988) sebagai berikut :

(Bt + Bd) - Bo

EPP = x 100

Keterangan :

EP = Efisiensi pemanfaatan pakan (%)

Bt = Biomassa mutlak ikan pada akhir percobaan (g) Bd = Biomassa mutlak ikan yang mati selama percobaan (g) Bo = Biomassa mutlak ikan pada awal percobaan (g)

F = Jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan selama percobaan (g)

Sintasan

Sintasan (Survival Rate) ikan Baung (Hemibagrus nemurus) ditentukan berdasarkan data jumlah ikan yang mati selama pemeliharaan, kemudian dihitung berdasarkan persamaan rumus : Ricker (1979).

Nt

SR = x 100 No

Keterangan :

SR = Survival Rate (tingkat kelangsungan hidup) (%) Nt = Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

Kualitas Fisika Kimia Air

Analisa Fisika Kimia Air Meliputi : pH, Oksigen terlarut ,Ammonia, Alkalinitas, Kesadahan dengan waktu pengukuran satu minggu satu kali selama pemeliharaan.

Analisa Data

Data gradien osmotik, tingkat konsumsi oksigen, glukosa darah, retensi protein, retensi energi, kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan dianalisa dengan menggunakan analisis ragam menggunakan MINITAB versi 15, dan untuk melihat pengaruh antar perlakuan dilakukan uji Tukey.

Analisa model regresi polynomial orthogonal dilakukan untuk melihat respon dari gradien osmotik, tingkat konsumsi oksigen, glukosa darah, retensi protein, retensi energi, laju pertumbuhan, efisiensi pemanfaatan pakan terhadap

osmolaritas media. Data kualitas air yang meliputi parameter fisika dan kimia air dianalisa secara deskriptif.

Dokumen terkait