• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. J enis Penelitian

Untuk memperoleh metode yang tepat dalam penelitian maka tergantung maksud dan tujuan penelitian, Karena penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan terhadap fokus mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan fokus lain maka penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan maksud ingin memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang pemberdayaan komunitas wanita pesisir dalam program pelatihan ketrampilan olahan dan batik mangrove. Secara teoritis, menurut Bagdan dan Taylor (dalam Moleong, 2004:4), penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Prosedur penelitian ini diarahkan pada situasi dan individu secara utuh sebagai obyek penelitian sebagaimana dinyatakan Moleong (2004:4) bahwa pendekatan kualitatif diarahkan pada situasi dan invidu tersebut secara holistic (utuh) dalam hal peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam fokus atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai suatu keutuhan.

Sehingga dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan dan ingin mengetahui dan mendeskripsikan tentang Pemberdayaan Komunitas Wanita Pesisir Yang Tergabung Dalam ”Koperasi Kampung Unggulan Mangrove” di Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

3.2. Fokus Penelitian

Masalah yang akan diteliti pada awalnya masih umum dan samar-samar akan bertambah jelas dan mendapat fokus setelah peneliti berada dalam lapangan. Fokus ini masih mungkin akan mengalami perubahan selama berlangsungnya penelitian itu.

Menurut Moleong (2004:97), fokus penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan batas yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa fokus penelitian pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya.

Dalam penelitian kualitatif digunakan fokus mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan fokus lain. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Pemberdayaan Komunitas Wanita Pesisir Yang Tergabung Dalam ”Koperasi Kampung Unggulan Mangrove” di Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Fokus dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan masalah, dimana masalah penelitian dijadikan acuan dalam menentukan fokus

penelitian. Dalam hal ini fokus penelitian dapat berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah penelitian dilapangan. Dalam penelitian ini yang menjadi perumusan masalah adalah Bagaimana Pemberdayaan Komunitas Wanita Pesisir Yang Tergabung Dalam ”Koperasi Kampung Unggulan Mangrove” di Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Dilihat dari perumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :

1. Simpan Pinjam

a. Simpanan Pokok Anggota

Koperasi Kampung Unggulan Mangrove yang menjelaskan bahwa simpanan pokok adalah simpanan yang harus dibayar oleh setiap anggota sebesar Rp 100.000,- sekali pembayaran untuk seterusnya. Simpanan pokok dapat dibayar secara tunai atau angsuran 2 kali sebulan sejak permohonan menjadi anggota.

Simpanan pokok anggota ini merupakan upaya Koperasi Kampung Unggulan Mangrove untuk menambah modal, karena Koperasi Kampung Unggulan Mangrove sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha Koperasi Kampung Unggulan Mangrove harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan Koperasi Kampung Unggulan Mangrove dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak

luar, seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga.

b. Simpanan Wajib

Simpanan wajib ini diambil dari peminjam, dimana anggota wajib membayar sebesar Rp.1000,- kepada Koperasi Kampung Unggulan Mangrove. Hal tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar Koperasi Kampung Unggulan Mangrove yang menjelaskan bahwa setiap peminjam pada Koperasi Kampung Unggulan Mangrove wajib menyetor simpanan wajib. Besarnya simpanan wajib ditetapkan adalah Rp.1.000,-.

Simpanan wajib ini merupakan upaya Koperasi Kampung Unggulan Mangrove untuk menambah modal karena Koperasi Kampung Unggulan Mangrove sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha Koperasi Kampung Unggulan Mangrove harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan Koperasi Kampung Unggulan Mangrove dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar, seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga.

c. Simpanan Sukarela

Simpanan sukarela ini merupakan tabungan anggota dan masyarakat yang disimpan di Koperasi Kampung Unggulan Mangrove,

dimana anggota dan masyarakat yang menabung di Koperasi Kampung Unggulan Mangrove akan mendapat bunga 1% perbulan. Hal tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar Koperasi Kampung Unggulan Mangrove yang menjelaskan bahwa Koperasi Kampung Unggulan Mangrove menerima simpanan sukarela dari anggota dan masyarakat dengan imbalan bunga / jasa 1% dari saldo terendah dalam bulan yang bersangkutan dan dapat diambil sewaktu – waktu.

Simpanan sukarela ini merupakan upaya Koperasi Kampung Unggulan Mangrove untuk menambah modal. Koperasi Kampung Unggulan Mangrove sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Tidak menutup kemungkinan Koperasi Kampung Unggulan Mangrove dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar, seperti dari Pemerintah atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga.

2. Pelatihan keterampilan

Koperasi kampung unggulan olahan mangrove yang diketuai oleh Lulut Sri Yuliani memberikan pengetahuan untuk membangun usaha tanpa modal dan UKM Mandiri berbasis lingkungan masyarakat di kawasan pesisir untuk membentuk individu menjadi mandiri dan juga memberikan pelatihan kepada anggota untuk mendaur ulang tumbuhan mangrove menjadi keterampilan yang bernilai dan dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat, untuk jadwal pelatihanya dimulai dari hari senin samapai sabtu mulai pukul 08.00-15.00, Sekali binaan kurang lebih 20 anggota dan

dibina 0 – 12 tahun di monitoring dari daerah masing – masing dan tidak lepas dari binaan sampai mandiri. Program yang di gunakan oleh koperasi sitem manajemen 5 jari – jari. Lokasi pelatihanya di gedung asrama binaan seperti contoh, kerajinan batik, sirup, permen, sabun, lilin, pembersih lantai, dll.

3. Pemasaran

Koperasi Kampung Unggula Mangrove memberikan wadah bagi masyarakat yang aktif dalam pelatihan dan memasarkan hasil kerajinan yang diambil dari semua anggota binaan dalam pameran maupun gallery. Koperasi Kampung Unggulan Mangrove bekerjasama dengan Dinas Kementrian Perundistrian dan Perikanan yang mana tidak dijual bebas atau umum. Uang hasil penjualan digunakan untuk membuka usaha baru, gaji karyawan, dan penanaman bakau.

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna memperoleh data yang akurat. Agar memperoleh data yang akurat atau mendekati kebenaran sesuai dengan fokus penelitian, maka peneliti memilih dan menetapkan lokasi penelitian ini di koperasi kampung unggulan mangrove dikelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara “purposive”, yaitu didasarkan pada pertimbangan bahwa, di Kelurahan Kedung Baruk,

Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya terdapat komunitas wanita pesisir yang berfungsi sebagai sarana untuk mengangkat kesejahteraan ekonomi wanita pesisir dengan di modali bekal serta materi pelatihan oleh koperasi kampung unggulan mangrove dalam memberikan ketrampilan batik bagi wanita pesisir yang berdomisili disekitas pantai.

3.4. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah berasal dari informan yang berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun jenis data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua jenis data yaitu.

1. Data Primer

Yaitu data dan informan yang diperoleh secara langsung dari informan atau aktor pada saat dilaksanakan penelitian ini. Dalam hal ini data dan informasi mengenai Pemberdayaan Komunitas Wanita Pesisir Yang Tergabung Dalam ”Koperasi Kampung Unggulan Mangrove” di Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya yang diperoleh dari Ketua Koperasi Kampung Unggulan Mangrove dan peserta pelatihan.

2. Data Sekunder

Yaitu data berupa dokumen-dokumen, laporan-laporan dan arsip-arsip lain yang ada relevansinya dengan penelitian ini yang berada pada Koperasi Kampung Unggulan Mangrove.

Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

1. Informan Kunci (Key Person)

Informan kunci dalam penelitian ini yaitu ibu Lulut Sri Mulyani sebagai Ketua dari UKM Griya Tiara Kusuma sekaligus Ketua daripada Koperasi Unggulan Olahan Mangrove yang dimana pemilihannya secara purposive sampling dan diseleksi melalui teknik snowball sampling yang didasarkan atas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan data yang benar-benar relevan dan kompeten. Sebagai informan awal adalah Dra Lulut Sri Yuliani, MM sebagai ketua Koperasi Kampung Unggulan Mangrove. Sedangkan informan selanjutnya diminta kepada informan awal untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi, maka untuk triangulasi data tersebut informan tersebut ditemukan dengan cara snow ball.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa dimana fenomena yang terjadi atau yang pernah terjadi berkaitan dengan fokus penelitian yaitu dampak pemberdayaan melalui ketrampilan batik mangrove yang diadakan oleh Koperasi Kampung Unggulan Mangrove.

3. Dokumen

Dokumen sebagai sumber daya yang sifatnya melengkapi data utama yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian antara lain meliputi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku mengenai Pemberdayaan

komunitas wanita pesisir, mengenai data monografi Koperasi Kampung Unggulan Mangrove, dan lain sebagainya.

3.5. Pengumpulan Data

Data merupakan bagian terpenting dalam penelitan karena hakekat dari penelitian adalah pencarian data yang nantinya dianalisa dan diinterpretasikan.Dalam penelitian kualitatif, sumber data yang utama adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen. Dalam rangkaian pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tiga proses kegiatan yang dilakukan, yaitu :

1. Proses memasuki lokasi penelitian (Getting In)

Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, baik kelengkapan administratif maupun semua persoalan yang berhubungan dengan setting dan subyek penelitian dan mencari relasi awal. Dalam memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh pendekatan formal dan informal serta menjalin hubungan baik dengan informan (Moleong, 2004:128). Maka dalam tahap ini peneliti memasuki lokasi penelitian guna memperoleh gambaran aktifitasnya dengan membawa surat ijin penelitian Universitas Pembangunan Nasional.

2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian (Getting Along)

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara maupun observasi untuk mencari informasi yang lengkap dan tepat serta menangkap makna intisari dari informasi dan fenomena yang diperoleh tentang Pemberdayaan

Komunitas Wanita Pesisir Yang Tergabung Dalam ”Koperasi Kampung Unggulan Mangrove” di Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

3. Teknik Pengumpulan Data (Logging The Data)

Setelah kedua langkah diatas maka peneliti melakukan pengumpulan data, dimana teknik yang digunakan adalah :

a. Wawancara mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pemberdayaan wanita pesisir yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dengan informan mengenai Pemberdayaan Komunitas Wanita Pesisir Yang Tergabung Dalam ”Koperasi Kampung Unggulan Mangrove” di Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan dengan Pemberdayaan Komunitas Wanita Pesisir Yang Tergabung Dalam ”Koperasi Kampung Unggulan Mangrove” di Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

c. Pengamatan (Observation)

Teknik ini dilakukan untuk mengungkap dan memperoleh deskripsi secara utuh dengan pengamatan langsung dengan masyarakat.

3.6. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1992:16), teknik analisa data kualitatif meliputi tiga alur kegiatan sebagai sesuatu yang terjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun suatu analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dengan menggunakan model interaktif (interactive models of analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992:16). Dalam model ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu data yang dikumpulkan berupa wujud kata- kata bukan rangkaian kata. Dan itu mungkin telah dikumpulkan dengan aneka macam cara (observasi, wawancara, dokumen, pita rekaman). Dan yang biasanya diproses kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan atau alat tulis).

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan atau verifikasi. Data

yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan ditulis dalam uraian yang jelas dan lengkap yang nantinya akan direduksi, dirangkum, dan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan penelitian kemudian dicari tema atau pola (melalui proses penyuntingan, pemberian kode, dan pembuatan tabel).

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang ada secara sederhana, rinci, utuh, dan integrative yang digunakan sebagai pijakan untuk menentukan langkah berikutnya dalam menarik kesimpulan dari data yang ada.

4. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data berlangsung, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan dan hal-hal yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentative namun dengan bertambahnya data melalui verifikasi terus menerus akan memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang bersifat grounded (dasar).

Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk skema sebagai berikut :

Gambar 3.1

Analisis Interaktif Menur ut Miles Dan Huberman

Sumber : Data Analisa Kualitatif Miles dan Huberman (1992,20) Terjemahan dari Tjetjep Rohendi Rohidin.

Berdasarkan gambaran diatas maka menjelaskan bahwa data yang diperoleh dilapangan tidak dibuktikan dengan angka-angka tetapi berisikan uraian sehingga menggambarkan hasil yang sesuai dengan data yang sudah dianalisa kemudian diinterpretasikan.Masalah yang dihadapi diuraikan dengan berpatokan pada teori-teori dan temuan-temuan yang diperoleh pada saat penelitian tersebut, kemudian dicarikan kesimpulan dan pemecahannya.

3.7. Keabsahan Data

Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat kepercayaannya atau kebenarannya dari hasil penelitiannya.Dalam penelitian kualitatif, standar tersebut disebut dengan keabsahan data.Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2004:324).Untuk menetapkan keabsahan data

maka diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria yang digunakan yaitu :

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Pada dasarnya penerapan kriterium derajat kepercayaan menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi untuk melakukan inkuiri (penyelidikan) sedemikian rupa, sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai serta untuk menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris yang bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima.Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya, jika ia ingin membuat penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut. 3. Kebergantungan (Dependability)

Merupakan substitusi istilah rehabilitas dalam penelitian non kualitatif. Yaitu dengan diadakan pengulangan studi dalam suatu kondisi yang sama hasilnya secara esensial sama maka berarti reabilitasnya tinggi. Peneliti sebagai instrument penelitian bisa saja membuat kesalahan karena keterbatasan yang dimiliki atau bisa juga karena keletihan, untuk itu digunakan kriterium ini dimana konsepnya lebih luas daripada

rehabilitas.Hal tersebut disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan segala-galanya, yaitu yang ada pada rehabilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor lainnya yang tersangkut. Hal tersebut akan dibahas dalam konteks pemeriksaan.

4. Kepastian (Conformability)

Kepastian di sini adalah bahwa sesuatu itu obyektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Sesuatu yang obyektif berarti dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan.

4.1. Gambar an Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Koper asi Kampung Unggulan Mangr ove

Latar belakang Koperasi Kampung Unggulan Mangrove dibentuk atas keinginan sendiri serta kemampuan dan SDM berbasis lokal daerah dengan pengembangan potensi tepat guna dan berdayaguna, dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat komunitas wanita pesisir sekitar pada khususnya.Karena usahanya dalam menekuni dunia perikanan khususnya Mangrove menjadikan tempat usahanya sebagai Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dikarenakan ingin berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi dan pengalaman kepada masyarakat lain yang membutuhkan terutama di sekitar usahanya. Upaya peningkatan SDM petani sudah dimulai sebelum Griya Karya Tiara Kusuma dikukuhkan sebagai P2MKP yaitu melakukan penyuluhan kepada petani sekitar tentang teknis budidaya dan pengolahan mangrove menjadi batik, sirup, tempe, tepung dan lain - lain. Selain hal tersebut Griya Karya Tiara Kusuma juga mempunyai komitmen membantu program pemerintah khususnya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan tercapainya harapan pemerintah dibidang perikanan, juga rasa tanggung jawab berbuat kepada masyarakat. Usaha yang dilakukan oleh Griya Karya Tiara Kusuma merupakan usaha yang patut dibanggakan

sebagai sebuah usaha yang membutuhkan inovasi dan kreatifitas tinggi, selain itu menjaga kelestarian lingkungan.Griya Karya Tiara Kusuma telah didirikan dan dipimpin oleh Dra. Lulut Sri Mulyani, MM , dimana Griya Karya Tiara Kusuma tersebut mempunyai visi dan misi yang sama yaitu mendidik wanita pesisir pantai timur Surabaya untuk menjadi mandiri dan tangguh dari segala aspek termasuk memperbaiki perekonomian keluarga, oleh karena itu pimpinan Griya Karya Tiara Kusuma membentuk koperasi produksi, dimana koperasi produksi tersebut merupakan pusat dari pelatihan, riset dan pemasaran juga menyediakan bahan baku dari tumbuhan mangrove serta pusatlah yang mendisign komponen motif-motif batik yang sudah dipakemkan akan dikerjakan oleh anggota pengrajin dari pelatihan tersebut. Anggota bisa mendapatkan pengalaman dalam pembuatan sabun, lilin, kerupuk, rengginang, dll. Yang berbahan asli dari tumbuhan mangrove.

Dalam memberdayakan komunitas wanita pesisir melalui pelatihan ketrampilan olahan mangrove. Koprerasi kampung unggulan mangrove berharap dapat lebih berkerja sama dengan lembaga lain dan terutama dapat menularkan ilmu berbudidaya mangrove dan memanfaatkan mangrove sebagai bahan olahan dan batik kepada masyarakat lain sehingga tujuan dari kampung unggulan olahan mangrove ini berdiri yaitu Mensejahterakan masyarakat sekitar dapat tercapai.

Gambar 4.1

Koperasi Kampung Unggulan Mangr ove

4.1.2. Visi dan Misi Koperasi kampung unggulan

Batik Seru Alami UKM Griya Karya Tiara Kusuma adalah batik mangrove khas Surabaya. Visi dari UKM ini adalah mengurangi kemiskinan dan berkarya dimulai dari teras rumah (Griya Karya Tiara Kusuma) demi mengerakkan ekonomi bangsa.Misi UKM ini adalah : 1. Tanpa mengenal lelah mencurahkan seluruh daya upaya untuk

mensejahterahkan masyarakat pra sejahtera.

2. Rela berkorban dan selalu menyediakan waktu untuk UKM yang dibentuk.

3. Tidak pelit untuk memberikan ilmu pengetahuan dan selalu berinovasi produk unggulan bila berhubungan dengan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

4. Maju terus untuk melakukan eksperimen dan inovasi teknologi tepat guna sederhana untuk masyarakat.

5. Memotivasi masyarakat untuk tidak mudah putus asa dalam membangun usaha.

4.1.3 Per syaratan Calon Anggota Koperasi Kampung Unggulan Mangr ove

1. Cinta Konservasi

2. Perempuan tidak terpaut usia 3. Tidak ada batasan apapun 4.1.4 Deskripsi Kebutuhan Anggota

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengembangkan sikap disiplin dan tanggung jawab diri. 3. Mengembangkan pengendalian diri dan emosi.

4. Mengembangkan penguasaan ilmu dan ketrampilan sesuai dengan kemampuan diri. 4.1.5 Prinsip Pr ogram 1. Perlindungan. 2. Kemanfaatan. 3. Keadilan. 4. Dapat direalisasikan. 5. Fleksibel. 6. Keterpaduan.

4.1.6 Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial

1. Pemenuhan Kebutuhan Bimbingan Minat Ketrampilan

Meliputi kegiatan pembinaan berorientasi pada pengenalan kegiatan wirausaha.

2. Pemenuhan Kebutuhan Minat dan Intelektual

Meliputi kegiatan pembinaan pengembangan potensi diri, intelektual, serta minat dan bakat.

4.1.7 Tujuan Koperasi Kampung Unggulan Mangr ove Tujuan :

- Sebagai produk unggulan Surabaya.

- Mengenalkan olahan tanaman mangrove.

- Mengenalkan tanaman mangrove sebagai tanaman produktif

yang bisa dimanfaatkan semua bagiannya.

- Memberdayakan masyarakat miskin dan mengurangi angka

pengangguran.

- Pelestarian dan penyelamatan lingkungan hidup.

- Sebagai produk khas Surabaya.

4.1.8 Struktur Organisasi Koperasi Kampung Unggulan Mangr ove

Ketua : Dra. Lulut Sri Yuliani, MM.

Wakil Ketua I : Budiono Halim

Wakil Ketua II : Lies Libertyan Bsc. Wakil Ketua III : Ir. Endang Megowati

Sekertaris II : Hurin Ain

Sekretaris III : Siti Mariam

Bendahara I : Feri Roh Adriyan

Bendahara II : Agustina Kuswandani

Bendahara III : Nurjana

Humas : 1. Isroyati , SH

2. Sri Hartatik

Pemasaran : 1. K. Tjahyana R.

2. Budiono Halim

3. PT. Mangrove Interpres

Quality Control : Team 5 Jari-jari

Konsultan Keuangan : 1. F.Y. Budiono Halim 2. Drs. Fantinus Noang 3. K. Tjahyana R.

4.1.9 Anggota Koperasi Kampung Unggulan Mangr ove

Anggota :

- Divisi Tempe Murni & Tempe Mangrove

- Divisi Batik, Bordir & Sulam Mangrove

- Divisi Sabun Mangrove

- Divisi Sirup Instan & Minuman Segar Mangrove

- Divisi Kue Kering Mangrove & Tempe

- Divisi Roti Mangrove

- Divisi Sablon Mangrove

- Divisi Catering & Kuliner Mangrove

- Divisi Pemasaran

- Divisi Penelitian, Pendidikan & Pelatihan

- Divisi Aneka Kripik Mangrove

- Divisi Koperasi.

4.2 Hasil Penelitian

Dokumen terkait