• Tidak ada hasil yang ditemukan

Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lokasi Muara Angke Penjaringan Jakarta Utara. Pemilihan lokasi penelitian diambil secara ‘purposive’ dengan pertimbangan bahwa Muara Angke merupakan sentral pengolahan ikan asin di Kota Jakarta.

Populasi penelitian adalah wanita pengolah ika n asin yang tinggal dan berusaha di pesisir Muara Angke Jakarta yang berjumlah 196 orang. Unit analisisnya adalah wanita/isteri pengolah ikan asin. Sampel diambil dari populasi penelitian ditentukan sebanyak 50 orang atau sebanyak 25 % dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Acak Sederhama (Simple Random

Sampling).

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah penelitian yang bersifat deskritif korelasional yaitu suatu rancangan penelitian untuk menentukan tingkat hubungan antar peubah berbeda dalam suatu populasi. Melalui penelitian, dapat dikaji seberapa besar hubungan yang disebabkan oleh satu peubah dengan keragaan yang disebabkan oleh peubah lain.

Penelitian terdiri dari dua peubah bebas (independen) yaitu X1 adalah faktor internal pengolah ikan asin dan X2 adalah faktor eksternal wanita pengolah ikan asin. Peubah tidak bebasnya (dependen) adalah Y1 adalah keterampilan wanita pengolah ikan asin dan Y2 yaitu produktivitas usaha pengolahan ikan asin.

Data dan Instrumentasi

Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri atas dua jenis yaitu data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan cara : (1) menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, (2) wawancara dengan menggunakan kuesioner dilakukan tanya jawab secara langsung kepada responden terpilih untuk memperoleh data primer, (3) pengumpulan data sekunder dilakukan melalui kajian- kajian pustaka yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini, dan (4) melakukan observasi yaitu berupa pengamatan langsung di lapangan.

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan peubah penelitian menurut Ancok (Singarimbun dan Effendi, 1989:122), sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya jika data yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah data yang tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur. Oleh karena itu agar data yang dipakai untuk menguji hipotesis harus valid (sahih) dan reliabel.

Uji valitiditas (kesahihan) menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1989:124). Alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut mampu mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur (S. Hadi, 1986). Alat ukur dikatakan jitu dan tepat apabila alat ukur tersebut dapat digunakan secara tepat dan jitu mengenai sasaran.

Reliabilitas (keterandalan) menyangkut ketepatan alat ukur. Alat ukur dikatakan reliabilitas bila alat ukur tersebut diuji cobakan terhadap sekelompok subjek akan tetap hasilnya, walaupun dalam waktu yang berbeda, dan dikenakan pada subjek yang sama karakteristiknya juga sama hasilnya. Setiap alat ukur

seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.

Reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan metode ulang, artinya dilakukan dua kali dengan responden yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan pada sampel sebanyak 10 % atau enam orang. Hasil pengukuran pertama dan pengukuran kedua diuji dengan teknik korelasi product

moment, dengan rumus sebagai berikut:

N (ÓXY) (ÓXÓY) r = --- (NÓX2 – (ÓX)2) (NÓY2 – (ÓY)2) Keterangan: r = koefisien korelasi N = banyaknya kasus X = peubah bebas Y = peubah tergantung

Kuesioner yang terandalkan (reliabel) menunjukkan korelasi yang nyata,

yaitu apabila angka korelasi melebihi angka kritik dalam Tabel R pada taraf nyata 0,05 dan 0,01, maka pengukuran pertama dan pengukuran kedua konsisten.

Uji reliabilitas yang telah dilakukan, diolah menggunakan bantuan software

SPSS. Jumlah sampel (n) 10% dari jumlah responden yaitu 5 orang. Hasil uji korelasi antar pertanyaan dalam suatu peubah pada instrumen penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Korelasi Antar Pertanyaan Dalam Suatu Variabel

Variabel Utama Koefisien Korelasi

Karakteristik Internal 1. Umur

2. Pendidikan

3. Jumlah tanggungan keluarga 4. Pengalaman usaha

5. Motivasi

6. Kesediaan menerima informasi

- - - - 0,925** 0,892* Faktor Eksternal 1. Materi penyuluhan 2. Ketersediaan pasar

3. Tenaga kerja (curahan wa ktu)

0,975** 0,900* 0,889* Keterampilan

1. Mendapatkan bahan baku 2. Melakukan pengolahan ikan asin 3. Melakukan pengeringan

4. Melakukan pengemasan

5. Melakukan administrasi pembukuan 6. Mencari informasi pasar

0,973** 0,894* 0,918* 0.913* 0,918* 0,973** Produktivitas Usaha 1. Volume 2. Keuntungan 0.892* 0,889*

Keterangan : ** menunjukkan taraf sangat nyata pada 0,01 * menunjukkan taraf nyata pada 0,05

Definisi operasional menurut M. Nazir (1999) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana peubah atau konstrak tersebut diukur. Definisi dari peubah-peubah tersebut adalah sebagai berikut:

Karakteristik Internal Wanita Pengolah Ikan Asin

Wanita pengolah ikan asin adalah perempuan atau istri pengolah ikan asin yang bertempat tinggal dan berusaha dalam pengolahan ikan asin di pesisir Muara Angke Pluit Penjaringan Jakarta Utara. Faktor internal (karakteristik wanita pengolah ikan asin), peubah-peubah yang diukur yaitu:

(1) Umur adalah lamanya hidup responden yang dihitung sejak tahun dilahirkan sampai dengan saat wawancara dilakukan, diukur dalam data skala rasio yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd) , dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(2) Pendidikan adalah lamanya (tahun) sekolah formal yang pernah diikuti responden sampai dengan saat wawancara dilakukan., termasuk dalam data skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd) , dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(3) Jumlah Anggota Keluarga adalah banyaknya jiwa/orang yang (masih) menjadi tanggungan keluarga, termasuk dalam data skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd) , dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(4) Pengalaman usaha dalam pengolahan ikan asin adalah lamanya (tahun) responden mulai melaksanakan kegiatan usaha pengolahan ikan asin sampai dengan saat wawancara dilakukan, termasuk dalam data skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd) , dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(5) Motivasimerupakan kekuatan-kekuatan atau dorongan dalam dan dari luar diri responden, yaitu dorongan untuk: menambah pendapatan, menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dorongan dari luar di antaranya

dorongan dari: saudara, tetangga, teman, petugas penyuluh,diri wanita pengolah ikan asin untuk melakukan kegiatan pengolahan ikan asin, termasuk dalam data skala rasio yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(6) Kesediaan menerima informasi merupakan tingkat kemampuan responden dalam mendapatkan informasi yang diperlukan berkaitan dengan usaha pengolahan ikan asin, termasuk dalam skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd) , dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

Faktor eksternal

(1) Materi penyuluhan merupakan pokok bahasan pembinaan/penyuluhan dari lembaga terkait terhadap kegiatan produksi para wanita pengolah ikan asin, termasuk dalam skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd) , dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(2) Ketersediaan pasar yaitu potensi pasar ikan asin yang masih dapat dipenuhi, termasuk skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(3) Tenaga kerja )curahan waktu) yaitu jumlah jam yang digunakan untuk mengelola usaha pengolahan ikan asin oleh wanita pengolah ikan asin, termasuk skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

Keterampilan Wanita Pengolah Ikan Asin

Keterampilan wanita pengolah ikan asin merupakan tingkat keterampilan responden pada saat penelitian dilakukan yakni terampil dalam hal mendapatkan bahan baku ikan, melakukan pengolahan ikan asin, melakukan pengeringan, melakukan pengemasan, melakukan administrasi pembukuan, dan mencari informasi pasar.

(1) Terampil dalam mendapatka n bahan baku ikan merupakan kecekatan responden dalam mendapatkan bahan baku yang baik, termasuk dalam skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd) , dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(2) Terampil dalam melakukan pengolahan ikan asin merupakan kecekatan responden dalam hal penyiangan (pembelahan, pembuangan isi perut, insang), pencucian dan penggaraman, termasuk dalam skala ordinal yang dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(3) Terampil dalam melakukan pengeringan merupakan kecekatan responden dalam melakukan pengeringan mencakup alat yang digunakan, tingkat pengeringan, dan proses pengeringan, termasuk dalam skala ordinal dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(4) Terampil dalam melakukan pengemasan merupakan kecekatan responden dalam mengemas ikan asin baik dalam penyimpanan, maupun dalam mengemas produk yang akan dijual, termasuk dalam skala ordinal dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(5) Terampil dalam melakukan administrasi pembukuan merupakan kecekatan responden dalam melakukan administrasi pembukuan keuangan usaha pengolahan ikan asin, termasuk dalam skala ordinal dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(6) Terampil dalam mencari informasi pasar merupakan kecekatan responden dalam mencari informasi pasar yang lain selain yang telah dilakukan selama ini, termasuk dalam skala ordinal dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd). Produktivitas Usaha Pengolahan ikan asin

Produktivitas usaha dalam pengolahan ikan asin adalah hasil yang diperoleh responden dalam usaha pengolahan ikan asin, terdiri atas:

(1) Volume produksi merupakan jumlah hasil (kilogram) yang diperoleh responden dalam usaha pe ngolahan ikan, termasuk dalam skala ordinal dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

(2) Keuntungan merupakan besarnya laba (rupiah) yang diperoleh responden dalam mengelola usaha pengolahan ikan asin asin, termasuk dalam skala ordinal dibagi atas tiga kategori yaitu : (1) Rendah X < (X – sd), (2) Sedang (X-sd) <X<(X+ sd), dan (3) Tinggi X>(X+ sd).

Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2005. Pengambilan data primer di lapangan dibantu oleh 3 orang enumerator. Sebelum pengambilan data primer terlebih dahulu dilakukan pertemuan

dengan enumerator, untuk memberikan penjelasan tentang tujuan dilakukan penelitian, sampai dengan cara pengisian kuesioner, agar tidak terjadi kesalah- pahaman terhadap berbagai pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik non-parametrik (korelasi Rank Spearman).

Analisis Data

Keeratan hubungan antara peubah (hubungan antara peubah bebas dengan peubah tidak bebas) digunakan uji korelasi peringkat Spearman (Siegel, 1997). Nilai- nilai pengamatan dari kedua peubah X dan Y apabila berperingkat (dalam bentuk skala ordinal) dan peringkat-peringkat itu disubstitusikan ke dalam rumus koefisien korelasi (rs), maka akan diperoleh koefisien korelasi non parametrik yang dihitung dengan koefisien korelasi peringkat Spearman. Uji korelasi Spearman dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rs

= korelasi Spearman n = banyaknya pasangan data

di = jumlah selisih antara peringkat bagi

xi

dan

yi

Pengujian signifikansi

r

s pada taraf nyata tertentu adalah dengan

membandingkan nilai Zhitung dengan nilai Ztabel yang ada pada tabel nilai krit is Z

(Walpole, 1995) dengan rumus sebagai berikut: n

6Ódi2

i = 1

r

s = 1 - ---

Dengan interpretasi sebagai berikut:

• Jika Zhitung < Z0.05, maka korelasi tidak nyata • Jika Z0.05 < Zhitung < Z0.01, maka korelasi nyata • Jika Zhitung > Z0.01,maka korelasi sangat nyata

Dokumen terkait