• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian didesain sebagai metode survai deskriptif korelasional untuk melihat deskripsi serta menjelaskan hubungan antar peubah secara mendalam dengan unit analisis adalah Gapoktan. Peubah penelitian yang diamati terdiri dari karakteristik Gapoktan (X1), komunikasi Gapoktan (X2), komunikasi penyuluh

pendamping (X3) dan komunikasi penyelia mitra tani (X4) dengan peran

Gapoktan (Y1) dan kemampuan Gapoktan (Y2). Kemudian dilihat peubah X1

dihubungkan dengan X2, peubah X2, X3 dan X4 dihubungkan dengan Y1 dan

peubah Y1 dihubungkan dengan Y2.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengambil lokasi di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja, yang mempertimbangkan adanya keterwakilan tahun di mana program PUAP masuk ke Kecamatan Siak Kecil sejak tahun 2008 sampai 2010 dan bidang usaha Gapoktan meliputi usaha pertanian dan peternakan yang merupakan bidang usaha yang sebagian besar didominasi oleh Gapoktan se-Kabupaten Bengkalis.

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dimulai pada bulan Mei sampai bulan Juli 2011.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil sejak tahun 2008 sampai tahun 2010 yang berjumlah sebanyak delapan Gapoktan seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Populasi Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil

Sumber: BKP-PP Kab. Bengkalis (2008; 2009) dan Kementan (2009; 2010b; 2010c; 2010d) Tahun Desa Nama Gapoktan Jumlah Poktan

(Kelompok)

Petani Penerima (Orang) 2008 1 Sei Siput Sumber Rezeki 9 90

2 Muara Dua Usaha Maju 4 94

3 Lubuk Gaung Jaya Makmur 11 94 4 Sadar Jaya Usaha Bersama II 11 87 5 Bandar Jaya Wana Jaya 8 92

Jumlah N1 43 457

2009 6 Tanjung Damai Sri Tanjung 8 20 7 Tanjung Belit Tanjung Permai 4 40

Jumlah N2 12 60

2010 8 Lubuk Garam Maju Tani 12 26

Jumlah N3 12 26

Penarikan jumlah sampel supaya memunculkan keterwakilan dari data populasi dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

Dimana:

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang bisa ditoleransi (8%)

n = Ukuran sampel

Dari rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 121 orang responden. Kemudian dilakukan teknik penarikan sampel secara proportional stratified random sampling. Secara lengkap jumlah responden tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi sampel responden Gapoktan penerima dana PUAP Kecamatan Siak Kecil

No Gapoktan Sampel Responden (Orang)

1 Sumber Rezeki 20

2 Usaha Maju 21

3 Jaya Makmur 21

4 Usaha Bersama II 19

5 Wana Jaya 21

n1 Jumlah untuk tahun 2008 102

6 Sri Tanjung 4

7 Tanjung Permai 9

n2 Jumlah untuk tahun 2009 13

8 Maju Tani 6

n3 Jumlah untuk tahun 2010 6

Total n 121

Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil berasal dari peubah utama yang diteliti berupa faktor karakteristik Gapoktan, komunikasi Gapoktan, komunikasi penyuluh pendamping, komunikasi PMT dan peran serta kemampuan Gapoktan yang diperoleh langsung lewat responden dengan menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner.

Data sekunder yang dikumpulkan berkaitan dengan keadaan umum, data- data pendukung atau potensi aktual mengenai kondisi geografis ataupun data tentang kondisi suatu Gapoktan, bisa diperoleh dari pihak-pihak atau lembaga terkait seperti Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP-PP) Kabupaten Bengkalis, PPL, PMT, Kantor Kepala Desa atau lembaga lainnya.

Kuesioner memuat atau berisi pertanyaan yang terdiri dari beberapa bagian antara lain:

1) Bagian pembuka mengenai identitas dan data responden meliputi: nomor, nama, poktan, Gapoktan, dusun, desa, tanggal wawancara.

2) Bagian pertama mengenai karakteristik Gapoktan meliputi: norma, tujuan, keeratan, kepemimpinan, partisipasi anggota dan ukuran.

3) Bagian kedua mengenai komunikasi Gapoktan meliput i: interaksi, format komunikasi kelompok dan materi pertemuan.

4) Bagian ketiga mengenai komunikasi penyuluh pendamping meliputi: frekuensi dan intensitas kunjungan, bimbingan teknis yang telah dilakukan.

5) Bagian keempat mengenai komunikasi penyelia mitra tani meliputi: frekuensi dan intensitas kunjungan, bimbingan teknis yang telah dilakukan.

6) Bagian kelima mengenai peran Gapoktan meliputi diskripsi mengenai peran Gapoktan dalam melaksanakan program PUAP terutama dalam menfasilitasi bantuan modal usaha dan perputarannya dan sebagai lembaga ekonomi petani. 7) Bagian keenam mengenai kemampuan Gapoktan meliput i: perencanaan

kegiatan, pengelolaan dana, mentaati perjanjian dan monitoring evaluasi (monev).

Definisi Operasional

Indikator dan parameter dituangkan dalam definisi operasional, kemudian dikembangkan dalam bentuk daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai acuan atau instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner dan wawancara dengan responden.

Peubah-peubah penelitian didefinisikan secara operasional sebagai berikut: X1

X

Karakteristik Gapoktan adalah ciri-ciri yang ada dan melekat pada suatu Gapoktan. Dapat diukur dengan indikator:

1.1 Norma adalah aturan merupakan pedoman yang terdiri dari gambaran

dibuat di dalam suatu Gapoktan, baik secara tertulis maupun tidak. Norma diukur dari adanya aturan, kemudahan, ketaatan atau kepatuhan responden dalam mentaati aturan dan sanksi yang diberikan. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

X1.2

X

Tujuan adalah suatu gambaran tentang hasil yang ingin dicapai bersama. Tujuan dapat diukur dengan kejelasan dan pemahaman responden atas tujuan yang telah ditetapkan Gapoktan. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

1.3

X

Keeratan adalah rasa kebersamaan dan keterikatan responden kepada Gapoktan. Keeratan ini diukur dengan melihat ketertarikan anggota terhadap Gapoktan, kesamaan kepentingan dan perasaan memiliki dalam menjalankan program atau kegiatan. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

1.4

X

Kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin atau pengurus dalam menggerakkan dan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan demi tercapainya tujuan Gapoktan. Kepemimpinan diukur dari penilaian responden terhadap pemimpin atau pengurusnya meliputi kemampuan dalam mengambil keputusan, komunikatif, kemampuan bertindak, kemampuan mempengaruhi dan kemampuan mengatasi konflik. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

1.5 Partisipasi anggota adalah peran aktif anggota dalam setiap kegiatan

yang dilakukan Gapoktan. Dapat diukur dengan kehadiran, keaktifan dan pelaksanaan kewajiban. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

X1.6

X

Ukuran adalah besaran atau jumlah anggota (orang) dalam Gapoktan, atau jumlah Poktan (buah) dalam Gapoktan. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

2

X

Komunikasi Gapoktan adalah komunikasi yang dilakukan oleh sesama anggota dan pengurus Gapoktan yang diukur dengan indikator:

2.1

X

Interaksi adalah kontak atau hubungan yang terjadi antar anggota Gapoktan. interaksi meliputi: frekuensi pertemuan yaitu seberapa sering pertemuan yang dilakukan responden baik secara formal maupun informal dalam tiga bulan terakhir, intensitas pertemuan yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pertemuan formal dan di luar pertemuan Gapoktan (non formal), koordinasi antar anggota dan masing-masing Poktan dalam melakukan kegiatan, kerjasama, dan konflik atau perselisihan yang terjadi. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

2.2

X

Format komunikasi kelompok adalah bentuk-bentuk komunikasi kelompok yang ada di dalam Gapoktan responden yang terdiri dari panel, seminar, simposium dan simposium-forum. Diukur dengan menggunakan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

2.3

X

Materi pertemuan adalah tema-tema yang dibahas di dalam suatu pertemuan Gapoktan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

3

X

Komunikasi penyuluh pendamping adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh petugas penyuluh pendamping PUAP kepada Gapoktan dalam rangka pembinaan dan pendampingan yang dipersepsikan oleh responden, diukur dengan indikator:

3.1 Frekuensi kunjungan adalah seberapa sering kunjungan penyuluhan

binaannya. Frekuensi kunjungan dapat diukur dengan interaksi atau kontak yang telah dilakukan dan seberapa sering pertemuan yang dilakukan penyuluh dengan anggota Gapoktan baik secara formal maupun informal dalam tiga bulan terakhir. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

X3.2

X

Intensitas kunjungan adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kunjungan atau kontak komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh pendamping kepada Gapoktan binaannya. Intensitas kunjungan dapat diukur dengan berapa lama pertemuan yang dilakukan penyuluh pendamping dengan anggota Gapoktan baik secara formal maupun informal. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

3.3

X

Bimbingan teknis adalah pembinaan yang dilakukan penyuluh pendamping dalam mengimplementasikan program PUAP agar lebih efektif dan terarah yang meliputi bimbingan teknis usaha agribisnis, membantu memecahkan permasalahan usaha, pemanfaatan dana BLM- PUAP, pelaporan dan kesesuaian materi. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

4

X

Komunikasi Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah komunikasi yang dilakukan oleh petugas PMT kepada Gapoktan dalam rangka pembinaan dan pendampingan yang dipersepsikan oleh responden, diukur dengan indikator:

4.1 Frekuensi kunjungan adalah seberapa sering kunjungan penyuluhan

atau interaksi yang dilakukan oleh PMT ke Gapoktan binaannya. Frekuensi kunjungan dapat diukur dengan interaksi atau kontak yang telah dilakukan dan seberapa sering pertemuan yang dilakukan PMT dengan anggota Gapoktan baik secara formal maupun informal dalam tiga bulan terakhir. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

X4.2

X

Intensitas kunjungan adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kunjungan atau kontak komunikasi yang dilakukan oleh PMT kepada Gapoktan binaannya. Intensitas kunjungan dapat diukur dengan berapa lama pertemuan yang dilakukan PMT dengan anggota Gapoktan dalam pertemuan baik secara formal maupun informal. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

4.3

Y

Bimbingan teknis adalah pembinaan yang dilakukan oleh PMT kepada Gapoktan penerima bantuan modal dalam pengelolaan dana PUAP yang meliputi bimbingan teknis keuangan, bimbingan dalam pengembangan agribisnis, pelaporan dan kesesuaian materi. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

1

Y

Peran Gapoktan adalah suatu fungsi atau tugas yang diharapkan kepada Gapoktan sebagai lembaga pelaksana penyaluran dana PUAP kepada anggotanya sebagai:

1.1

Y

Fasilitator bantuan modal adalah suatu lembaga yang bertugas dalam memfasilitasi tersalurnya bantuan modal ke anggota. Peran ini diukur dengan telah tersalurnya bantuan dana kepada anggota Gapoktan dan memfasilitasi usahatani secara komersial dan beroreintasi pasar. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

1.2 Lembaga ekonomi petani adalah suatu lembaga ekonomi yang

dimiliki dan dikelola oleh petani yang menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam akses ke permodalan. Dilihat dari ketersediaan modal, simpan pinjam di Gapoktan, kemudahan dalam memperoleh dana tersebut dan bentuk modal yang diberikan. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

Y2

Y

Kemampuan Gapoktan adalah kecakapan atau potensi Gapoktan sebagai lembaga pelaksanaan PUAP.

2.1

Y

Perencanaan kegiatan adalah kemampuan Gapoktan dalam merencanakan kegiatan dan usahatani. Perencanaan kegiatan diukur dengan adanya rencana kegiatan, rencana definitif kebutuhan usahatani atas dasar pertimbangan efisiensi usaha, dan rencana pertemuan rutin baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/kelembagaan terkait. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

2.2

Y

Mengelola dana PUAP adalah kemampuan dalam cara pengelolaan bantuan modal yang telah diberikan dalam rangka pemupukan dan pengembalian modal. Diukur dengan pengelolaan administrasi, pergiliran dan pemupukan modal. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

2.3

Y

Mentaati perjanjian adalah perilaku anggota Gapoktan mentaati perjanjian yang telah dihasilkan dan disepakati bersama dengan Gapoktan. Diukur dengan ketaatan responden dalam pelaksanaan kesepakatan (perjanjian dengan Gapoktan) dan ketaatan responden dalam pengembalian dana bantuan. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

2.4 Monitoring dan evaluasi (monev), monitoring adalah suatu kegiatan

yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk dapat melihat atau menilai apakah suatu proses kegiatan telah dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak, sedangkan evaluasi merupakan upaya penilaian atau hasil sesuatu kegiatan melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi dengan mengikuti prosedur. Dapat diukur dengan pemantauan atau pengawasan yang dilakukan oleh pengurus terhadap jalannya program PUAP, tindakan yang dilakukan pengurus agar proses kegiatan berjalan sesuai dengan

apa yang direncanakan dan mengevaluasi kegiatan bersama dalam pelaksanaan program PUAP baik perencanaan, pengelolaan dan perjanjian. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

Validilitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas Instrumentasi

Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen. Keabsahan kuesioner dapat diperoleh jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi 2008).

Validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik validitas konstruk dimana tiap pernyataan mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan definisi operasional yang telah ditetapkan di dalam penelitian, yang disusun dengan cara: 1) mempertimbangkan teori-teori dan kenyataan yang telah diungkapkan pada berbagai pustaka empiris; 2) menyesuaikan isi pertanyaan dengan kondisi responden; dan 3) memperhatikan masukan para pakar.

Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antar skor masing-masing butir pernyataan dengan skor total pada setiap peubah dengan menggunakan teknik korelasi interaksi silang (product moment Pearson). Berdasarkan hasil uji validitas yang diujikan pada 13 orang responden diperoleh nilai kritis sebesar 0,553 artinya butir pernyataan yang nilainya di bawah nilai kritis adalah tidak valid, kemudian dibuang dan nilai yang tidak terlalu jauh di bawah nilai kritis akan dimodifikasi kembali tata bahasanya agar lebih dipahami oleh responden.

Reliabilitas Instrumentasi

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kereliabilitasan kuesioner dapat diperoleh jika terdapat jawaban seseorang atas pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, dimana ujicoba kuesioner pada responden yang memiliki karakteristik relatif sama dengan calon responden.

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik split half reliability test atau uji reliabilitas belah dua (bantuan SPSS versi 17.0). Berdasarkan hasil analisis nilai koefisien berada pada kisaran antara 0,722 sampai 0,946 sehingga dapat dikatakan instrumen reliabel dan dapat dipergunakan. Koefisien reliabilitas tiap peubah tersaji pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Koefisien uji reliabilitas belah dua pada setiap peubah penelitian Peubah Penelitian Nilai Koefisien Reliabilitas

X1. Karakteristik Gapoktan 0,837

X2. Komunikasi Gapoktan 0,778

X3. Komunikasi penyuluh pendamping 0,724

X4. Komunikasi penyelia mitra tani 0,946

Y1. Peran Gapoktan 0,722

Y2. Kemampuan Gapoktan 0,919

Pengumpulan dan Analisis Data

Instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dijadikan pedoman untuk pengumpulan data dengan teknik wawancara dengan responden penelitian serta metode observasi lapangan. Disamping itu dilakukan teknik wawancara mendalam untuk menjembatani unit analisis tersebut sesuai dengan desain penelitian.

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan seperti dalam bentuk tabel. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik Inferensial menggunakan uji korelasi rank Spearman (bantuan SPSS ver. 17.0).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait