Penelitian ini dilakukan mengikuti kerangka berfikir yang ditunjukkan Gambar 6.
Gambar 6 Kerangka berfikir.
Perumusan Masalah
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap manajemen pelayanan IT pada PT Tridas Widiantara. Dari hasil analisis tersebut dilakukan perumusan masalah yang selama ini terjadi dalam perusahaan. Selain itu juga dilakukan pembatasan masalah sehingga penelitian menjadi fokus dan tidak meluas.
yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek.
UML merupakan standar yang relatif terbuka yang dikontrol oleh Object Management Group (OMG), sebuah konsorsium terbuka yang terdiri dari banyak perusahaan. OMG dibentuk untuk membuat standar yang mendukung interoperabilitas, khususnya interoperabilitas sistem berorientasi objek. OMG mungkin lebih dikenal dengan standar CORBA (Common Object Request Broker Architecture). UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis berorientasi objek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an.
UML terdiri dari tiga belas jenis diagram resmi yang diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu structure diagram dan behaviour diagram.
Structure diagram terdiri atas class diagram, component diagram, composite structure diagram, deployment diagram, object diagram, dan package diagram. Behaviour diagram
terdiri atas activity diagram, use case diagram, state machine diagram, sequence diagram, communication diagram, interaction overview diagram, dan timing diagram. Meskipun telah ditentukan jenis dan klasifikasi masing-masing diagram, para perancang UML tidak memandang diagram sebagai bagian yang sentral. Orang dapat menggunakan elemen- elemen dari satu jenis diagram untuk diagram yang lain (Fowler 2004).
Class Diagram
Mayoritas diagram UML yang sering dijumpai adalah class diagram. Class diagram
tidak hanya digunakan secara luas tetapi juga memiliki banyak konsep pemodelan.
Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis antarobjek. Class diagram juga menunjukkan properti dan operasi sebuah class
dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan objek tersebut. Dalam class diagram
terdapat nama class, atributnya, dan operasinya, serta hubungan antar-class (Fowler 2004).
Use Case Diagram
Use case diagram adalah tabel grafis yang menggambarkan rangkaian use case. Diagram ini menampilkan batasan sistem dan interaksi dengan dunia luar. Use case diagram
menampilkan aktor, use case, dan hubungan antara aktor dengan use case (Fowler 2004).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan mengikuti kerangka berfikir yang ditunjukkan Gambar 6.
Gambar 6 Kerangka berfikir.
Perumusan Masalah
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap manajemen pelayanan IT pada PT Tridas Widiantara. Dari hasil analisis tersebut dilakukan perumusan masalah yang selama ini terjadi dalam perusahaan. Selain itu juga dilakukan pembatasan masalah sehingga penelitian menjadi fokus dan tidak meluas.
Studi Pustaka (Library Research)
Setelah didapatkan rumusan dan batasan masalah, dilakukan studi pustaka untuk mencari solusi yang tepat. Studi pustaka yang dimaksud yaitu landasan teori yang terkait dengan service desk beserta standarisasi ITIL framework yang sebagian besar diperoleh secara online di internet (artikel, forum, majalah, dan sebagainya).
Studi Lapangan
Pada studi lapangan dilakukan pembelajaran dokumen teknis terkait dengan karakteristik sistem yang akan dikembangkan dan observasi terhadap aplikasi service desk
yang telah ada, terutama yang telah berstandarisasi ITIL untuk menambah wawasan. Adapun referensi yang digunakan adalah ServiceCenter(ITIL Compliant) dari Peregrine System, San Diego Amerika; HP OpenView Service Management(ITIL Compliant) dari HP, Amerika; dan Unicenter ServicePlus Service Desk(Partially ITIL Compliant)dari Computer Associate, Amerika, yang merupakan pemimpin di bidang aplikasi service desk dengan client
terbanyak di seluruh dunia.
Penerapan ITIL Framework
Pada tahap ini sistem aplikasi manajemen
service desk dibangun dengan menggunakan metode SDLC seperti yang diperlihatkan pada Gambar 7. Secara garis besar, metode ini meliputi analisis perencanaan dan definisi masalah, spesifikasi kebutuhan, desain sistem, implementasi (pengembangan), pengujian, dan operasionalisasi (penggunaan) (Mcleod 1993).
Gambar 7 System Development Life Cycle
(Mcleod 1993).
Analisis Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis, diagnosis, dan pendefinisian masalah yang
berkaitan dengan persoalan yang dihadapi dalam perancangan aplikasi sistem manajemen
service desk berbasis IBPITIL framework. Kegiatan yang dilakukan:
a Mempelajari pokok permasalahan yang terkait dengan aplikasi program yang dibuat
b Menentukan prioritas penanganan masalah c Mengidentifikasi pengguna
Spesifikasi Kebutuhan Sistem
Pada tahapan ini diadakan studi kelayakan terhadap sistem yang akan dikembangkan dan mengindentifikasikan karakteristik sistem secara lebih terperinci.
Kegiatan yang dilakukan:
a Mempersiapkan data hasil studi pustaka dan studi lapangan
b Mempelajari alur data dan informasi
c Mengembangkan alternatif pemecahan masalah
d Melakukan pemodelan hasil analisis
Perancangan Sistem
Tahapan desain merupakan tahapan perancangan sistem berdasarkan data yang diperoleh dari tahap sebelumnya dan menuangkannya secara tertulis.
Kegiatan yang dilakukan: a Menyusun gambaran sistem
Mendesain format sistem yang akan dikembangkan.
b Merencanakan konfigurasi aplikasi
Memilih konfigurasi aplikasi yang diperlukan dalam pelaksanaan sistem, meliputi perancangan logika program serta perancangan menu dan fitur aplikasi. c Perancangan sistem
Menuangkan gambaran sistem serta rencana konfigurasi aplikasi menjadi sebuah alur program, logika pemrograman, dan diagram perancangan lainnya.
Implementasi Sistem
Pada tahap ini hasil dari desain atau tahap sebelumnya diterjemahkan menjadi suatu kode pemrograman, kemudian dikembangkan menjadi sistem aplikasi manajemen service desk.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan:
a Mempelajari logika pemrograman yang sudah didesain sebelumnya, kemudian diterapkan menjadi suatu sistem sesuai dengan kebutuhan
b Membuat dokumentasi
Pengujian Sistem
Aplikasi yang sudah dibangun pada tahap pengembangan akan diuji pada tahap ini untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dari sistem yang telah dibuat.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan:
a Melakukan pengujian terhadap sistem untuk mencari kelemahan serta kekuatan dari sistem
b Melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil tes yang telah dilakukan sebelumnya untuk mendapatkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan
Operasionalisasi dan Pemeliharaan Sistem
Pada tahap ini dilakukan pengoperasian sistem yang telah dibangun.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan:
a Mengoperasikan sistem pada kondisi proses bisnis sebenarnya, bisa juga melalui simulasi
b Melakukan dokumentasi feedback dari hasil pengoperasian sistem untuk selanjutnya dianalisis untuk dijadikan masukan dalam pengembangan atau perbaikan sistem selanjutnya (O’Leary 2003)