METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lainnya (Sugiyono, 2005 : 11). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh NPWP dan SSP PPh Pasal 25 sebagai variabel independen terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Medan Petisah sebagai variabel dependen.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya“(Sugiyono, 2005 : 72). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah pada periode tahun 2005-2009.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2007 : 74). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling, dengan jumlah 60 sampling yang dibagi-bagi menurut wilayah cakupan KPP Pratama Medan Petisah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dimana arsip data yang diteliti adalah sepanjang kurun waktu 2005 sampai dengan 2009. Arsip data ini meliputi keterangan
mengenai jumlah penerimaan PPh per bulan, jumlah NPWP per bulan dan jumlah SSP PPh Pasal 25.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain. Data sekunder yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah jumlah NPWP per bulan, SSP PPh Pasal 25 yang dilaporkan, jumlah penerimaan PPh pada wajib pajak orang pribadi per bulan serta data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
Selain data tersebut di atas, juga dilakukan studi literature sebagai data pendukung penelitian ini yang diperoleh dari buku-buku.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder dan studi kepustakaan.
a. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari peraturan–peraturan perpajakan dan laporan-laporan yang berkaitan dengan perpajakan. Arsip data ini meliputi keterangan mengenai jumlah penerimaan PPh per bulan, jumlah NPWP per bulan dan jumlah SSP PPh Pasal 25 sepanjang kurun waktu 2005 sampai 2009.
b. Studi kepustakaan dalam hal ini adalah dengan membaca dan mempelajari lebih mendalam berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Tujuan dari studi ini adalah dengan membandingkan kenyataan di lapangan dengan teori yang ada.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel NPWP dan SSP PPh Pasal 25. Sedangkan variabel terikatnya adalah Penerimaan Pajak Penghasilan.
Tabel VII.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
Independen 1. NPWP
2. SSP PPh Pasal 25
Nomor Pokok Wajib Pajak
adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya.
SSP PPh Pasal 25 merupakan salah satu wujud nyata dari sistem
self assessment yaitu
sarana bagi Wajib Pajak untuk menghitung dan melaporkan sendiri kewajiban PPh-nya.
Besarnya jumlah NPWP
terdaftar yang menyetorkan pajaknya
dapat dilihat dari Laporan Penerimaan Pajak pada bagian PDI
Besarnya jumlah SSP PPh Pasal 25 yang menyetorkan pajaknya dapat dilihat dari Laporan Penerimaan Pajak pada bagian PDI
Rasio
Dependen Penerimaan Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada Subek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak.
Besarnya jumlah penerimaan pajak penghasilan dapat dilihat
dari Laporan Penerimaan Pajak pada
bagian PDI
Rasio
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS. Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi : 1. Uji normalitas
Menurut Ghozali (2005 : 110), “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu analisis grafik dan analisis statistik.
a. Analisis grafik.
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
b. Analisis statistik.
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), Jika tingkat signifikansinya > 0,05, maka data itu terdistibusi normal dan dapat dilakukan model regresi berganda.
Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari :
1) Nilai Sig. Ata signifikan atau probabilitas < 0,05,maka distribusi data adalah tidak normal,
2) Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk yang normal dengan beberapa cara melalui :
a. Melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau Logaritma Natural(Ln).
b. Menambah jumlah data.
c. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam menguji heteroskedastisitas, penulis menggunakan uji glejser dan memperhatikan hasil output SPSS. Jika variabel independen signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima (tidak ada heteroskedastisitas).
3. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumya (Ghozali, 2005). Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW).
Secara umum keputusan ada atau tidaknya autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut :
b) Bila nilai D-W di antara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi, c) Bila nilai D-W di atas +2, maka ada autokorelasi negatif.
4. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Untuk mendeteksinya dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. Pada pengujian ini regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari 5 serta nilai Tolerance lebih dari 0,1.
Cara untuk mengatasi jika terjadi multikolinearitas, yaitu :
a) Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi,
b) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling data) c) Menambah data penelitian
G. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis (Ha) metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda, karena menyangkut dua buah variabel independen dan satu buah variabel dependen.
Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + е
Dimana ;
Y = Penerimaan Pajak Penghasilan a = konstanta
X1 = NPWP
X2 = SSP PPh Pasal 25
b1 = Koefisien Regresi NPWP
b2 = Koefisien Regresi SSP PPh Pasal 25
e = Variabel pengganggu (error)
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test, F-test, dan Koefisien Determinasi (R2).
1. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian dilakukan menggunakan uji t dengan tingkat pengujian pada α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n – k). Bentuk pengujiannya adalah: Ho : b1 , b2 = 0, artinya NPWP dan SSP PPh 25 secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan,
Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya NPWP dan SSP PPh 25 secara parsial mempunyai
Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ha diterima jika t hitung > t tabel
2. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian simultan ini menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,05.
Ho : b1 , b2 = 0, artinya NPWP dan SSP PPh 25 secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan,
Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya NPWP dan SSP PPh 25 secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan,
Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika F hitung < F tabel
Ha diterima jika F hitung > F tabel
3. Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi
naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol s.d satu ( 0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin mendekati 1, menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
H. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, dengan lokasi Jalan Asrama No.7A Kec.Medan Helvetia, Medan.