• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah

Perjalanan PT Bank Mega Syariahdiawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 tersebut diakuisisi CT Corpora dahulu bernama Para Group melalui PT Para Global Investindo dan PT Para Rekan Investama pada 2001. Pada 27 Juli 2004,Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian bank umum konvensional menjadi bank umum syariah.

BSMI resmi beroperasi pada 25 Agustus 2004. Hampir tiga tahun kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan perubahan bentuk logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda warna. Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang, bank ini berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah.

Pada 2010, pemegang saham meningkatkan modal dasar dari Rp 400 miliar menjadi Rp 1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari Rp 150,060 miliar menjadi Rp 318,864 miliar. Beragam produk juga terus

32

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta didukung infrastrukur layanan perbankan yang semakin lengkap dan luas, termasuk dukungan 393 jaringan di seluruh Indonesia.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Bank Mega Syariah mulai memasuki pasar perbankan mikro dan gadai agar berperan lebih besar dalam peningkatan perekonomian umat yang mayoritas memang berbisnis di sektor usaha mikro dan kecil.

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi devisa dan terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu juga telah memperluas jangkauan bisnis bank ini. Strategi peluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank umum syariah terbaik di Indonesia.

Selain itu, pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin dari Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). Dengan demikian, bank ini menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS BPIH yang tersambung secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Depag RI. Izin itu tentu menjadi landasan baru bagi Bank Mega Syariah untuk semakin melengkapi kebutuhan perbankan syariah umat Indonesia.26

a. Visi dan Misi PT Bank Mega Syariah

26

33

1) Visi PT Bank Mega Syariah yaitu : “Tumbuh sejahtera bersama bangsa.” 2) Misi PT Bank Mega Syariah yaitu :

a) Bertekad mengembangkan perekonomian syariah melalui sinergi dengan semua pemangku kepentingan.

b) Menebarkan nilai-nilai kebaikan yang islami dan manfaat bersama sebagai wujud komitmen kami dalam berkarya dan beramal.

c) Senantiasa meningkatkan kecakapan diri dan berinovasi mengembangkan produk serta layanan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

b. Bidang Usaha PT Bank Mega Syariah

Secara umum bidang usaha PT Bank Mega Syariah sama dengan bank syariah lainnya. Dimana bidang usahanya mengacu pada Undang-Undang Pokok Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Produk-produk dan jasa-jasa yang dilayani oleh PT Bank Mega Syariah antara lain:

1) Produk Pendanaan a) Giro Utama iB

Giro Utama iB adalah produk simpanan berkonsep wadiah. Produk ini menyimpan dana nasabah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah serta nasabah mendapatkan

34

kemudahan bertransaksi melalui cek dan bilyet giro yang dapat digunakan sebagai alat transaksi pembayaran.

b) Giro Utama Dollar iB

Giro Utama Dollar iB adalah produk simpanan berkonsep wadiah dalam mata uang asing yang dapat digunakan setiap saat. Setoran dan penarikannya dapat menggunakan media yang disediakan bank.

c) Giro Optima iB

Giro Optima iB adalah produk simpanan likuid jangka pendek sampai dengan menengah berkonsep wadiah yang dapat diambil sewaktu-waktu oleh nasabah dengan bonus yang kompetitif dalam bentuk tiering.

d) Fleksi iB

Fleksi iB adalah produk simpanan fleksibel dengan konsep wadiah yang dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi dalam waktu yang lebih leluasa. Tabungan ini memberikan bagi-hasil yang kompetitif kepada nasabah.

e) Tabungan Utama iB

Tabungan Utama iB adalah produk simpanan likuid jangka pendek sampai dengan menengah berkonsep wadiah yang dapat diambil sewaktu-waktu oleh nasabah.

35

Tabungan Utama Dolllar iB adalah produk simpanan berkonsep wadiah dalam mata uang asing yang dapat digunakan setiap saat. Setoran dan penarikannya dapat menggunakan media yang disediakan oleh bank. g) Tabungan Rencana iB

Tabungan Rencana iB adalah produk tabungan perencanaan yang memiliki fleksibilitas tinggi dengan konsep mudharabah muttlaqah.

h) Tabungan Mitra iB

Tabungan Mitra iB adalah produk simpanan likuid jangka pendek sampai dengan menengah berkonsep wadiah yang dapat membantu nasabah untuk melakukan transaksi pembayaraan pembiayaan di Bank Mega Syariah.

i) Tabungan Plus iB

Tabungan Plus iB adalah tabungan investasi berkonsep mudharabah yang dapat digunakan untuk tabungan transaksional.

j) Tabungan Investasya iB

Tabungan Investasya iB Mega Syariah adalah produk tabungan berkonsep mudharabah, yang memberikan nisbah lebih tinggi untuk dana investasi yang lebih besar. k) Tabungan Haji iB

36

Tabungan Haji iB adalah produk tabungan berkonsep mudharabah untuk nasabah yang hendak menjalankan ibadah haji.

l) Deposito Plus iB

Deposito Plus iB adalah produk simpanan berjangka berkonsep mudharabah, yang tidak hanya memberikan nisbah bagi-hasil yang relatif tinggi, tetapi juga dapat dijadikan jaminan untuk kebutuhan pembiayaan nasabah. m) Deposito Dollar iB

Deposito Dollar iB adalah produk simpanan berjangka berkonsep mudharabah dalam mata uang asing (dolar Amerika Serikat).

2) Produk Pembiayaan

a) Pembiayaan Mikro-MP 50

Pembiayaan Mikro-MP 50 adalah produk pembiayaan berkonsep murabahah jual-beli barang sebesar harga pokok ditambah margin berdasarkan persetujuan bank dengan nasabah yang mewajibkan nasabah melunasi utang sesuai dengan akad.

b) Syariah Mega Emas iB

Syariah Mega Emas iB adalah produk pembiayaan menggunakan akad qardh atas transaksi pinjam-meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban mengembalikan

37

pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu dan menyerahkan barang berupa emas sebagai agunan yang diikat dengan akad rahn (gadai) dan dikenai biaya penyimpanan sesuai dengan akad ijarah.

c) Mega Emas Angsuran iB

Mega-Emas Angsuran iB adalah produk pembiayaan berkonsep murabahah yang bertujuan memfasilitasi nasabah yang ingin memiliki emas dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang relatif panjang dan nilai margin yang kompetitif. Produk ini diperuntukkan kepada perorangan.

3) Layanan

a) Cash Management System

Cash management system adalah produk keuangan perusahaan yang memberikan kemudahan pengelolaan transaksi keuangan perbankan melalui jaringan internet dengan sistem kemanan data khusus.

b) E-Payment System

E-payment system merupakan produk yang diperuntukkan kepada nasabah perusahaan, lembaga pendidikan, atau badan hukum lain yang berfungsi untuk memudahkan nasabah dalam pengelolaan penerimaan pembayaran dari pelanggannya.

38

c) Bill Payment

Bill payment adalah layanan pembayaran tagihan yang meliputi layanan pembayaran tagihan pascabayar dan prabayar melalui automatic teller machine (ATM).

d) Mega Syariah CARD

Mega Syariah CARD merupakan fasilitas kartu ATM serbaguna untuk nasabah rekening tabungan Bank Mega Syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai pada seluruh ATM berlogo Mega Syariah ATM, Bank Mega ATM, ATM Bersama, dan ATM Prima, serta dapat digunakan sebagai kartu debit di berbagai merchant.

e) Mega Syariah SAFE DEPOSIT INBOX

Mega Syariah SAFE DEPOSIT BOX adalah fasilitas penyimpanan barang berharga (safe deposit box) dengan berbagai ukuran dan harga hemat.

B. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini menurut tingkat ekplanasinya/tingkat penjelasannya adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri (independen), baik satu

39

variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau hubungan dengan variabel yang lain.27

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.28

Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.29

Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory. Penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lain.30

Analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui pengaruh yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

C. Populasi dan Sampel

27

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND (Bandung:Alfabeta,2010), h. 11. 28 Ibid., h. 29. 29 Ibid., h. 8. 30 Ibid., h. 31.

40

Penentuan data pada penelitian ini melibatkan populasi dan sampel penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.31

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.32

Populasi pada penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bank Mega Syariah, dan sampel pada penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan PT Bank Mega Syariah tahun 2006 sampai dengan tahun 2013.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Guna mendukung penelitian ini, maka jenis data yang digunakan sebagai berikut :

a. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau berupa angka-angka. Dalam hal ini data dari laporan keuangan PT Bank Mega Syariah tahun 2006-2013.

b. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dihitung atau data yang bersifat non angka antara lain, sejarah singkat perusahaan, dan bidang usaha perusahaan.

31

Ibid., h. 117.

32

41

2. Sumber Data

Selain jenis data, dalam penelitian ini juga menggunakan sumber data berupa Data Sekunder yang mana data yang diperoleh berupa dokumen perusahaan, literatur dan artikel yang relevan dengan obyek penelitian, antara buku-buku, referensi, maupun jurnal-jurnal umum. E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahmenggunakan metode pengumpulan data historis ( documentary-historical). Langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Dengan melakukan telaah pustaka, dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan yang diteliti. Sehubungan dengan permasalahan penelitian maka dokumen yang dapat diperoleh adalah laporan keuangan triwulanan periode 2006-2013 dan dokumen-dokumen yang menjelaskan perusahaan yaitu PT Bank Mega Syariah. F. Operasional Variabel Penelitian

42

Untuk lebih jelas dalam penjelasan Operasional Variabel Penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut33 :

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Definisi Skala

1. ROA (Variabel Dependen)

rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank.

Rasio

2. CAR (Variabel Independen)

Rasio perbandingan antara Modal sendiri terhadap total ATMR.

Rasio

3. FDR (Variabel Independen)

Rasio perbandingan total pembiayaan terhadap Total Dana Pihak Ketiga

Rasio

4. NPF (Variabel Independen)

Rasio pembiayaan bermasalah terhadap Total Pembiayaan.

Rasio

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan tujuan penelitian, landasan teori, dan penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Hipotesis 1

Ho = Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan CAR, FDR, danNPF terhadap Profibilitas PT Bank Mega Syariah

Ha = Terdapat pengaruh signifikan secara simultan CAR, FDR, dan NPF terhadap Profibilitas PT Bank Mega Syariah

33

43

Hipotesis 2

Ho1= Tidak terdapat pengaruh signifikan pada CAR terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

Ha¹=Terdapat pengaruh signifikan pada CAR terhadap Profibilitas PT Bank Mega Syariah

Ho² = Tidak terdapat pengaruh signifikan pada FDR terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

Ha²= Terdapat pengaruh signifikan pada FDR terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

Ho³=Tidak terdapat pengaruh signifikan pada NPF terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

Ha³ =Terdapat pengaruh signifikan pada NPF terhadap Profitabilitas PTBank Mega Syariah

H. Metode Analisis Data 1. Analisis Data Penelitian

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menggambarkan keadaan suatu hal atau fenomena secara umum. Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk mempermudah penafsiran atau penjelasan

b. Statistik Deskriptif

Statistik deskripif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

44

sum, range, kurtosis, dan skewness.34 Mean menunjukkan nilai rata-rata. Maksimum dan minimum menunjukkan nilai terbesar dan terkecil. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi pada variabel independen CAR, FDR dan NPF dan juga variabel dependen ROA pada PT Bank Mega Syariah tahun 2006-2013.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan agar penelitian yang akan dilakukan dapat dikatakan cukup baik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.35

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Uji normalitas dapat dilakukan melalui analisis grafik atau dengan analisis statistik utnuk mengetahui tingkat signifikansi data, apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Untuk analisis grafik, dapat dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan ialah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat

34

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19

(Semarang:Universitas Diponegoro, 2011), h. 19.

35

45

disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.36

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel independen berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya masalah multikolinieritas maka dilakukan uji multikolinieritas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.37

Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas antara lain sebagai berikut :

1) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi dengan nilai di atas 0,90 maka hal tersebut menunjukkan terdapat masalah multikoliniearitas.

36

Santoso, 2010. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), h. 213.

37

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19

46

2) Melihat besaran nilai Variance Inflation Factors (VIF) dan Tolerance (TOL). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multikoliniearitas jika nilai TOL ≥ 0,1 atau jika memiliki nila VIF ≤ 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain..

Ada atau tidaknya heteroskesdastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar analisis terhadap grafik scatterplot tersebut adalah38 :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

mengindikasikan tidak adanya heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi

38

47

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Cara untuk

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan Uji Durbin Watson (DW test). Apabila nilai hasil uji Durbin Watson ada di antara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi.39

3. Koefesien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, karena jika nilai R² kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennyaamat terbatas.40

4. Analisis Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah CAR, FDR, dan NPFsedangkan variabel terikatnya adalah Profitabilitas Bank Syariah yang diproksikan dengan ROA.

Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini sebagai berikut:

39

Danang Sunyoto, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis (Yogyakarta:Media Pressindo, 2009), h. 27.

40

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19

48 Y = a + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 Keterangan: Y : ROA A : Konstanta X1 : CAR X2 : FDR X3 : NPF 1-3 : Koefisien Regresi 5. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis (Ha)

Ha diterima : berarti terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

b. Menentukan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5% artinya risikokesalahan mengambil keputusan 5%.

c. Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel

Nilai Uji t dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

√ Dimana : t = Nilai uji t r = Koefisien korelasi r² = Koefisien determinasi

49

n-2 = Derajat kebebasan distribusi

d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel:

a) Jika t hitung>t tabel, variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Jika t hitung< t tabel, variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

e. Menentukan kesimpulan berdasarkan probabilitas a) Prob-sig < α (5%) artinya berpengaruh signifikan b) Prob-sig > α (5%) artinya tidak berpengaruh signifikan 6. Uji Simultan (Uji f)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:

a. Menentukan hipotesis

H4 : β1-3 ≠ 0, Terdapat pengaruh secara simultan antara CAR, FDR, dan NPF terhadap ROA.

b. Menentukan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5% artinya risiko kesalahan mengambil keputusan 5%.

c. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

50

Dimana :

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel R² = Koefisien korelasi yang telah ditentukan

k = Jumlah variabel independen n = Jumlah Anggota Sampel

d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan Fhitung dengan Ftabel:

1) Jika Fhitung> Ftabel, variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika Fhitung< Ftabel, variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

e. Menentukan kesimpulan berdasarkan probabilitas: 1) Prob-sig < α (5%) artinya berpengaruh signifikan. 2) Prob-sig > α (5%) artinya tidak berpengaruh signifikan 7. Analisis Model Z-score

Analisis dengan menggunakan model Z-score ini pertama kali dilakukan oleh Altman yang dipergunakan untuk menganalisis kebangkrutan perusahaan dan digunakan di negara-negara eropa. Model Z-score adalah suatu model prediksi untuk menentukan bangkrut tidaknya suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dengan mengalikan score yang telah ditentukan dengan rasio-rasio keuangan. Model Z-score yang digunakan pada penelitian ini

51

merupakan perkembangan dari Model Z-score sebelumnya dimana dapat diterapkan pada perusahaan non-manufaktur. Kemudian nilai dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan ketentuan yang sudah berlaku yaitu:

a. Bila Z < 1,23 maka termasuk perusahaan bangkrut/ tidak sehat. b. Bila 1,23< Z < 2,99 maka termasuk grey area (kondisi kritis

rawan).

c. Bila Z > 2,99 maka termasuk perusahaan sehat tidak mengalami kebangkrutan

Z-score Altman untuk perusahaan Non-Manufaktur menggunakan formula 4 variabel koefisien saja yaitu41 :

Z = 6,56 (X1) + 3,26 (X2) + 6,72 (X3) + 1,05 (X4) Dimana :

X1 = Working Capital to Total Assets (Modal Kerja/Total Aset) X2 = Retained Earning to Total Assets (Laba Ditahan/Total Aset) X3 = Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets

(Laba Sebelum Dikurangi Biaya Bunga/Total Aset).

X4 = Market Value of Equity to Book Value of Total Debt (Harga Pasar Saham/Nilai Buku Hutang).

41

Ayu Ramadhani dan Niki, “Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan

Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan Altman,” Jurnal Siasat Bisnis, no.1 (April 2009) : h. 15.

52

BAB IV

Dokumen terkait