• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh

Capital Adequacy Ratio

(CAR),

Financing to Deposit

Ratio

(FDR), dan

Non Performing Financing

(NPF) Terhadap

Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Disusun oleh:

Faniditya Ramadhan

1110046100106

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

FANIDITYA RAMADHAN. NIM : 1110046100106. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah. Strata Satu, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, dan Non Performing Financing terhadap profitabilitas PT Bank Mega Syariah secara simultan dan parsial. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas dengan Return on Assets

(ROA) sebagai indikatornya. Dan Variabel Independen dalam penelitian ini

adalah CAR, FDR, dan NPF.

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan PT Bank

Mega Syariah periode 2006-2013. Penelitian ini menggunakan analisis regresi

linear berganda untuk menguji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel

independen memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel dependen.

Dan secara parsial FDR memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan

CAR dan NPF memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA

Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, Return on Assets, Z-score.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat bagi Allah S.W.T yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun

khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju terang benderang.

Alhamdulillah penelitian yang bejudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah” telah dapat

diselesaikan oleh penulis. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelasaikan studi strata satu guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Merupakan suatu kehormatan bagi penulis mempersembahkan yang

terbaik kepada orang tua, seluruh keluarga, almamater, dan pihak-pihak yang telah

membantu dan ikut andil dalam peneyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk

penghargaan, penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.Asep Saepuddin Jahar, M.A.,Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat serta

(7)

iii

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Ir. Aries Koentjoro, M.M.,selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktu dan memberikan arahan dan masukan agar skripsi

ini terselesaikan dengan baik.

4. Segenap dosen dan staff Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan

dan bantuannya kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

5. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Affandi dan Ibunda Nining

Wuryantiningsih yang telah banyak memberikan kasih sayang, motivasi,

saran, dan do’a serta dukungan baik secara moril ataupun materil. Serta

untuk adik Fanidita P.N. yang telah memberikan semangat dan do’a

kepada penulis.

6. Keluarga Perbankan Syariah B 2010 yang telah memberikan banyak

motivasi, masukan, dan do’a kepada penulis serta memberikan kenangan

manis selama kurang lebih empat tahun yang tidak akan mungkin

dilupakan.

7. Teman-teman Running Rage, Adystra Bimo, Pramudya Yudis, M.

Ridwan, Rizky Fahzan, Andra Maulana, dan seluruh anggota Running

Rage yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat terdekat yang tak henti-hentinya memberikan bantuan,

(8)

iv

Finnegan, Adhigian, Johanna Marcella, Yusra Nuryazmi, dan Asdrin

Qiranne.

9. Keluarga besar Gerindra Media Center, khususnya Pak Ariseno Ridwan

yang telah memberikan kesempatan berharga untuk bisa menjadi bagian

Gerindra Media Center sehingga memberikan pengalaman yang luar biasa

untuk penulis.

10.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, namun

tidak mengurangi rasa terimakasih penulis.

Semoga Allah S.W.T membalas semua kebaikan dengan pahal yang

berlipat ganda. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha dengan

semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Akan tetapi penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dikarenakan

keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak guna menyempurnakan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah S.W.T melimpahkan rahmat-Nya kepada kita

semua.

Jakarta, 30 Juni 2015

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Identifikasi Masalah ... 7

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II : LANDASAN TEORI ... 12

A. Pengertian Bank ... 12

1. Bank Konvensional ... 12

2. Bank Syariah ... 13

B. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ... 14

1. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ... 15

(10)

vi

C. Fungsi Bank Syariah ... 16

D. Produk Bank Syariah ... 18

E. Capital Adequacy Ratio ... 21

F. Financing to Deposit Ratio ... 23

G. Non Performing Financing ... 25

H. Profitabilitas Bank Syariah ... 27

I. Review Studi Terdahulu ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN ... 31

A. Gambaran Umum Penelitian ... 31

B. Jenis dan Sifat Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel ... 39

D. Jenis dan Sumber Data ... 40

1. Jenis Data ... 40

2. Sumber Data ... 41

E. Metode Pengumpulan Data ... 41

1. Studi Pustaka ... 41

2. Dokumentasi ... 41

F. Operasional Variabel Penelitian ... 41

1. Variabel Dependen ... 42

2. Variabel Independen ... 42

G. Hipotesis Penelitian ... 42

H. Metode Analisis Data ... 43

(11)

vii

A. Hasil Uji Analisis Data Penelitian... 52

1. Analisis Deskriptif ... 52

2. Statistik Deskriptif ... 55

B. Uji Asumsi Klasik ... 57

1. Uji Normalitas ... 57

2. Uji Multikolinieritas ... 59

3. Uji Heterokedastisitas ... 59

4. Uji Autokorelasi ... 60

C. Analisis Linear Berganda ... 61

D. Pengujian Hipotesis ... 63

1. Uji Koefesien Determinasi ... 63

2. Uji Singnifikansi Parsial ... 64

3. Uji Signifikansi Simultan ... 66

E. Pengujian Metode Altman (Z-Score) ... 67

F. Pembahasan ... 68

1. Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah ... 68

2. Pengaruh FDR Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah ... 69

3. Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah ... 70

4. Pengaruh CAR, FDR, dan NPF Secara Simultan Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah ... 70

5. Kondisi Keuangan PT Bank Mega Syariah Diuji Dengan Metode Altman (Z-Score) ... 71

(12)

viii

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Syariah... 2

Tabel 1.2 Perbandingan CAR, FDR, dan NPF Terhadap ROA ... 5

Tabel 2.1 Perbandingan Bunga dan Bagi Hasil ... 14

Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional. ... 15

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian... 42

Tabel 4.1 Data CAR PT Bank Mega Syariah ... 52

Tabel 4.2 Data FDR PT Bank Mega Syariah ... 53

Tabel 4.3 Data NPF PT Bank Mega Syariah ... 54

Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Penelitian ... 55

Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas ... 59

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... 61

Tabel 4.7 Analisis Linear Berganda ... 62

Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi ... 64

Tabel 4.9 Uji Signifikansi Parsial ... 64

Tabel 4.10 Uji Signifikansi Simultan ... 66

Tabel 4.11 Uji Z-Score PT Bank Mega Syariah ... 67

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik P-Plot ... 58

Gambar 4.2 Grafik Histogram... 58

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rasio Keuangan PT Bank Mega Syariah ... 76

Lampiran 2 Data Z-Score ... 77

Lampiran 3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 77

Lampiran 4 Uji Multikolinieritas ... 77

Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas ... 78

Lampiran 6 Uji Autokorelasi ... 78

Lampiran 7 Uji Normalitas ... 79

Lampiran 8 Uji Analisis Linear Berganda ... 79

Lampiran 9 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 79

Lampiran 10 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t) ... 80

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan tidak terlepas dari peran serta

sektor perbankan. Sudah bertahun-tahun ekonomi dunia didominasi oleh

perbankan dengan sistem bunga,akan tetapi masih banyak yang belum bisa

mencapai kemakmuran, bahkan semakin terpuruk dengan sistem bunga.1

Bank syariah pada hakikatnya merupakan lembaga perantara

(intermediary) yaitu lembaga yang mempunyai tugas pokok untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada

masyarakat. Jasa yang ditawarkan oleh bank syariah adalah dalam bentuk

tabungan, giro, dan deposito berjangka yang terdapat ciri khusus, yaitu

pemilik dana menyimpan dan menanamkan dananya di bank syariah tidak

dengan motif untuk mendapatkan bunga.

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah. (UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah). Bank syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari

kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya

mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia

jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan moral dan

1

(17)

2

prinsip syariah islam. Terutama yang berkaitan dengan pelarangan praktik

riba, kegiatan maisir (spekulasi) dan gharar (ketidakjelasan), haram dan zalim.

Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa yang

beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah

menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinikmati oleh

seluruh masyarakat Indonesia yang mana saat ini dengan jumlah jaringan

kantor yang terus bertambah,sebagaimana ditunjukkan tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Syariah

Kelompok Bank 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Bank Umum Syariah 3 4 5 10 11 11 11

Unit Usaha Syariah 23 24 24 23

- Jumlah Kantor BUS dan UUS 1477 1737 2262 2588

BPRS 150 155 158 163

- Jumlah Kantor BPRS 286 364 401 402

Sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia

Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk

mengukur kinerja suatu bank karena profitabilitas merupakan kemampuan

bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan

efisien.2Untuk mengukur profitabilitas bank biasanya menggunakan rasio

profitabilitas, karena rasio profitabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio

aktivitas maupun rasio likuiditas yang terdiri dari Tingkat Balik

2

(18)

3

Modal/Return on Equity (ROE) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas modal untuk menghasilkan keuntungan, dan Tingkat Asset

Keseluruhan/Return on Asset (ROA) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan asset yang ada digunakan untuk

menghasilkan keuntungan.3

Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank

Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur

dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan

masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur profitabilitas

perbankan.Semakin besar ROA suatu bank,semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank

tersebut dari segi penggunaan aset.4

Prediksi terhadap ROA dapat dilakukan dengan melihat rasio

keuangan perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalahRasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio

(CAR), Rasio Pembiayaan Kredit/Financing to deposit ratio (FDR) dan Rasio Pembiayaan Bermasalah/Non Performing Financing (NPF), karena rasio-rasio keuangan tersebut merupakan rasio yang digunakan oleh Bank

Indonesia untuk mengukur tingkat kesehatan bank yang ditinjau dari

fungsi bank sebagai fungsi intermediasi.

Capital Adequacy Ratio (CAR) yang merupakan indikator permodalan dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA didasarkan

3

Eugene Brigham dan Joel F Houston. Manajemen Keuangan II (Jakarta:Salemba Empat, 2001), h. 202.

4

(19)

4

hubungannya dengan tingkat risiko bank. Kecukupan modal berkaitan

dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko

kerugian yang mungkin timbul dari pergerakan aktiva bank yang pada

dasarnya sebagian besar dana berasal dari dana pihak ketiga atau

masyarakat.5

Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank

tersebut untuk menanggung risiko dari setiap pembiayaan atau aktiva

produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan

Bank Indonesia sebesar 8%) maka bank tersebut dapat dikatakan mampu

membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat

memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank tersebut.

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio likuditas bank, dijadikan sebagai variabel yang mempengaruhi ROA karena berkaitan

dengan adanya pertentangan kepentingan (conflict of interest) antara likuiditas dengan profitabilitas.

Bila ingin mempertahankan posisi likuiditas dengan memperbesar

cadangan kas, maka bank tidak akan memakai seluruh dana yang layak

dioperasikan (loanable funds) yang ada karena sebagian dikembalikan lagi dalam bentuk cadangan tunai (cash reserve), ini berarti usaha pencapaian profitabilitas akan berkurang.

Sebaliknya jika bank ingin mempertinggi profitabilitas, maka

dengan cadangan tunai (cash reserve) untuk likuiditas terpakai oleh bisnis

5

(20)

5

bank, sehingga posisi likuiditas akan turun. Jika rasio ini meningkat dalam

batas tertentu maka akan semakin banyak dana yang disalurkan dalam

bentuk pembiayaan, sehingga akan meningkatkan laba bank, dengan

asumsi bank menyalurkan dananya untuk pembiayaan yang efektif.

Dengan meningkatnya laba,ROA juga akan meningkat, karena laba

merupakan komponen yang membentuk ROA.6

Non Performing Financing (NPF) dijadikan variabel yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah karena mencerminkan risiko

pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan

bank syariah semakin buruk. Non Performing Financing (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank. Pengelolaan pembiayaan sangat

diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang

pendapatan terbesar bagi bank syariah.

Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa CAR, FDR, dan

NPF mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Dan

kondisi CAR, FDR, NPF dan ROA pada PT Bank Mega Syariah pada

tahun 2006 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2 Perbandingan CAR, FDR, dan NPF terhadap ROA (%)

6Budi Ponco. “

Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, NPL Terhadap Perubahan Laba,” (Tesis. Universitas Dipenogoro Semarang, 2008), h. 13.

Tahun CAR FDR NPF ROA

2006 8,30 99,54 1,32 3,98

2007 12,91 86,08 1,00 5,36

2008 13,48 79,58 2,08 0,98

2009 10,96 81,39 2,08 2,22

(21)

6

Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mega Syariah, diolah

Berdasarkan informasi pada tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa

CAR, FDR, dan NPF pada PT Bank Mega Syariah mengalami peningkatan

dan penurunan tiap tahunnya. Namun, dalam laporan keuangan tersebut ada

yang perlu dicermati dimana pada prinsipnya NPF adalah rasio yang

menunjukan suatu pembiayaan yang pembayarannya dilakukan terganggu

dan tidak mencukupi kewajiban minimum yang ditetapkan sampai dengan

pembiayaan yang sulit untuk diperoleh atau bahkan tidak dapat ditagih

lagi.Penurunan rasio NPF yang terjadi seharusnya meningkatkan rasio ROA

tetapi pada tahun 2011 rasio ROA yang dihasilkan juga mengalami

penurunan.

Faktor penting lain untuk mengukur kinerja suatu perusaahaan

adalah dengan menganalisis kebangkrutan suatu perusahaan tersebut. Hal itu

dilakukan agar dapat memperoleh peringatan awal kebangkrutan yang mana

semakin awal diketahui tanda-tandanya maka akan sangat baik untuk pihak

manajemen agar bisa segera melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja

perusahaan agar terhindar dari kebangkrutan.7

Penggunaan model Altman (Z-score) banyak digunakan oleh para praktisi dalam memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Selain metode

ini juga terdapat metode lain, yaitu The Zmijewski Model dan The Springate

7Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. “

Analisis Laporan Keuangan”. (UPP STIM

YKPN Yogyakarta, 2007), h. 20.

2011 12,03 83,08 3,03 1,58

2012 13,51 88,88 2,67 3,81

(22)

7

Model. The Altman Model (Z-score) ini menggunakan metode Mulitiple Discriminant Analysis dengan empat rasio keuangan yaitu Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes to Total Assets, dan Market Value of Equity to Book Value.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Hadi dan Atika

Anggraeni yang berjudul “Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik

(Perbandingan Antara The Zmijewski Model, The Altman Model, dan The Springate Model),” didapatkan kesimpulan The Altman Model merupakan prediktor terbaikdiantaralainnya.8 Oleh karena itu, peneliti tertarik

menggunakan model Altman (Z-score) ini sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan PT Bank Mega Syariah.

Berdasarkan fenomena di atas, maka perlu dikaji lebih lanjut dengan menggunakan periode pengamatan yang lebih terkini. Penelitian ini

bertujuan untuk membuktikan apakah CAR, FDR, dan NPF berpengaruh

secara parsial terhadap profitabilitas bank syariah, dan untuk membuktikan

apakah CAR, FDR, dan NPF berpengaruh secara simultan dan parsial

terhadap profitabilitas bank syariah dan sekaligus memprediksi

kebangkrutan suatu perusahaan tersebut. Sehingga penelitian ini mengambil

judul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit

Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah”

8Syamsul Hadi dan Atika Anggraeni. “Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik

(Perbandingan Antara The Zmijewski Model, The Altman Model, dan The Springate Model)”

(23)

8

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan

sebagai berikut:

1. Masalah pertama adanya kesenjangan teori dengan fakta (fenomena gap) yang menggambarkan bahwa pengaruh dari variabel CAR, FDR, dan NPF bervariasi terhadap ROA yang menggambarkan

perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan teori.

2. Masalah kedua adanya perbedaan hasil penelitain (research gap)

yang oleh peneliti sebelumnya yaitu sebagai berikut:

a. Penelitian Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochmanika(2012),

menunjukkan bahwa NPF secara parsial berpengaruh positif

terhadap ROA, sedangkan penelitian M.Sabir,dkk. (2012),

Saiful Bachri dkk. (2012) dan Edhi Satriyo,dkk. (2013)

menunjukkan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap ROA.

b. Penelitian Dhian Dayinta Pratiwi (2011) dan Muh.Sabir,dkk.

(2012) menunjukkan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap

ROA, sedangkan penelitian Rahim,dkk. (2008) menunjukkan

bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROA.

c. Penelitian Dhian Dayinta Pratiwi (2011) menunjukkan bahwa

CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA,

penelitiaan Sabir, dkk. (2012) dan Edhi,dkk. (2013)

(24)

9

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah penelitian (research problem) yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian

(research question) sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh CAR, FDR, dan NPF secara parsial terhadap

profitabilitas PT Bank Mega Syariah ?

2. Bagaimana pengaruh CAR, FDR, dan NPF secara simultan

terhadap profitabilitas PT Bank Mega Syariah ?

3. Bagaimana profitabilitas PT Bank Mega Syariah diuji

menggunakan prediksi kebangkrutan model Altman (Z-score) ? D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untukmenganalisis pengaruh CAR, FDR, dan NPF secara parsial

terhadap profitabilitas PT Bank Mega Syariah.

2. Untuk menganalisis pengaruh CAR, FDR, dan NPF secara

simultan terhadap profitabilitas PT BankMega Syariah.

3. Untuk menganalisis profitabilitas PT Bank Mega Syariah yang

diuji menggunakan prediksi kebangkrutan model Altman ( Z-score).

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

(25)

10

1. Bagi penulis, dapat meningkatkan dan memperdalam pengetahuan

serta pemahaman penulis yang didapatkan di bangku kuliah

sehingga dapat mengiterpretasikan teori ke dalam kasus-kasus

nyata yang ada.

2. Bagi bank, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja

keuangan bank yang berkaitan dengan peningkatan profitabilitas

dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

untuk mendeteksi sejak dini ancaman kebangkrutan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai bahan informasi

dan bahan pengembangan penelitian selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun secara berurutan

yaitu: Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Tinjauan Pustaka, Bab 3 Metode Penelitian,

Bab 4 Hasil dan Pembahasan , dan Bab 5 Penutup. Untuk masing-masing isi

dari setiap bagian adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi mengenai landasan teori penunjang penelitian, penelitian terdahulu

yang sejenis, dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

(26)

11

Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan meliputi definisi

konsep dan operasionalisasi variabel, jenis data dan skala pengukurannya,

model penelitian, teknik sampling, teknik pengumpulan data, teknik analisis

dan uji hipotesis.

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan inti dari penelitian, hasil analisis data dan pembahasan.

Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan

menggunakan alat analisis yang telah disiapkan.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan bagian penting yang berisi tentang kesimpulan dari

analisis data dan pembahasan. Selain itu juga berisi saran-saran yang

(27)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup masyarakat (UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Pasal 1 angka 2).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang

perbankan, bank berdasarkan sistem operasionalnya dibedakan atas dua

jenis, antara lain:

1. Bank Konvensional

Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan

kegiatan usahanya secara konvensional yang terdiri atas Bank

Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.

Adapun prinsip konvensional yang digunakan bank konvensional

menggunakan dua metode, yaitu9 :

a. Menetapkan bunga sebagai harga modal, baik untuk produk

simpanan seperti tabungan, deposito berjangka, maupun

produk pinjaman (kredit).

9

(28)

13

b. Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan

atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal tertentu

yang disebut fee based. 2. Bank Syariah

Di dalam UU No 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah, Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan Prinsip Syariah yang terdiri atas Bank

Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam

khasanah internasional bank syariah sering disebut juga dengan

Islamic Banking.

Islamic Banking adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran Islam, berfungsi sebagai

badan usaha yang menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat,

atau sebagai perantara keuangan. Prinsip Islam yang dimaksud

adalah perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank, pihak lain

untuk penyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha.10

B. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Dari segi kelembagaan dan kegiatan usaha yang membedakan

antara bank konvensional dan bank syariah adalah cara dan proses

melakukan usahanya, yaitu bank konvensional melakukan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip hukum secara konvensional yang

pendapatannya berdasarkan sistem bunga (interest), sedangkan bank

10

(29)

14

syariah melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah tidak

mengenal bunga yang pada dasarnya berdasarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing).

Perbedaan antara bunga dan bagi hasil adalah sebagai berikut11 :

Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

Penetapan bunga dibuat pada waktu

perjanjian dengan asumsi harus selalu

untung

Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi

hasil dibuat pada waktu akad dengan

berpedoman pada kemungkinan untung

rugi

Besarnya presentase berdasarkan pada

jumlah uang (modal) yang dipinjamkan

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

pada jumlah keuntungan (pendapatan)

yang diperoleh

Pembayaran bunga tetap seperti yang

dijanjikan tanpa pertimbangan apakah

proyek yang dijalankan oleh pihak

nasabah untung atau rugi

Bagi hasil tergantung pada keuntungan

proyek yang dijalankan. Bila usaha

merugi, kerugian akan ditanggung

bersama oleh kedua belah pihak

Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat sekalipun jumlah

keuntungan berlipat

Jumlah pembagian laba meningkat

sesuai dengan peningkatan jumlah

pendapatan

Masih banyak perbedaan pendapat

tentang bunga oleh semua agama,

termasuk Islam

Tidak ada yang meragukan keabsahan

bagi hasil.

Adapun perbedaan yang mendasar antara bank syariah dan

bankkonvensional adalah sebagai berikut12 :

11

Safii Antonio, Muhammad, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta:Gema Insani, 2001), h. 61.

12

(30)

15

Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Kriteria Bank Syariah Bank Konvensional

Fungsi dan

kegiatan Bank

Intermediary unit, Manajer Investasi, Investor, Sosial, Jasa

Keuangan

Intermediary unit, Jasa keuangan

Mekanisme dan

Objek usaha

Tidak ada spekulasi (Maisir), ketidakjelasan (Gharar), dan Riba.

Adanya spekulasi (Maisir),

1. Bebas nilai (berdasarkan

prinsip materialistis)

2. Uang sebagai komoditi yang

dipertahankan

3. Bunga sebagai instumen

imbalan terhadap pemilik

uang yang ditetapkan

dimuka.

Hubungan

dengan nasabah

Kemitraan Pinjam meminjam

Dasar Hukum 1. Alquran dan sunnah rasul

2. Pendapat empat mazhab

(Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam, Imam Hanafi dan Imam

Hambali)

3. Fatwa Dewan Syariah Nasional.

4. Undang-undang No. 21 Tahun

2008 tentang Perbankan

(31)

16

Risiko usaha 1. Dihadapi bersama antara bank

dengan nasabah dengan prinsip

keadilan dan kejujuran

2. Tidakmengenal kemungkinan

terjadinya tingkat suku bunga

lebih rendah daripada tingkat

suku bunga tabungan (Negative

daripada tingkat suku bunga

tabungan (NegativeSpread) antara pendapatan bunga dan

beban bunga

Sistem

pengawasan

Adanya dewan pengawas syariah

untuk memastikan operasional bank

tidak menyimpang dari syariah

disamping tuntutan moralitas

pengelola bank dan nasabah sesuai

dengan akhlakul karimah

Aspek moralitas seringkali

terlanggar karena tidak adanya

nilai-nilai religius operasional.

C. Fungsi Bank Syariah

Secara garis besar fungsi dari bank syariah antara lain adalah sebagai

berikut13:

1. Manajer Investasi

Salah satu fungsi bank yang utama adalah sebagai manajer

investasi, dimana bank syariah merupakan manajer investasi dari

pemilik dana yang dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan (bagi

hasil) yang diterima sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian,

dan profesionalisme dari bank syariah. Penyaluran dana yang

13

(32)

17

dilakukan oleh bank syariah diharapkan mendapatkan hasil yang

mempunyai implikasi langsung kepada pemilik dana.

2. Investor

Bank syariah menginvestasikan dana dengan jenis investasi yang

sesuai dengan syariah. Investasi tersebut berdasarkan prinsip bagi hasil

(Mudharabah dan Musyarakah), berdasarkan prinsip jual beli (Murabahah, Salam, dan Istishna), berdasarkan prinsip sewa-menyewa (Ijarah), dan berdasarkan prinsip pinjaman (Qardh).

3. Jasa Keuangan

Bank syariah menjalankan fungsi sebagai pemberi jasa keuangan,

yaitu memberi jasa kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, jasa untuk memperoleh imbalan atas dasar sewa, dan sebagainya

denganprinsip syariah.

4. Fungsi Sosial

Konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank Islam

memberikan pelayanan sosial apakah melalui danapinjaman (Qardh) atau zakat, dana sumbangan, dan memberikan kontribusi bagi

kesejahteraan sosial sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya bank syariah harus

menghindari beberapa hal, yaitu14:

1. Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :

14

Muhammad, Bank Syariah Problem dan Proses Perkembangan di Indonesia

(33)

18

a. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka

secara pasti keberhasilan suatu usaha.

b. Menghindari penggunaan sistem persentase untuk pembebanan

biaya terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap

simpanan.

c. Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan

barang ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya.

d. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka

tambahan atas hutang yang bukan atas prakarsa yang

mempunyai hutang secara sukarela.

2. Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan.

Dengan mengacu pada Al-Quran Surat Al Baqarah ayat 275 dan

An Nisa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syariah harus

dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau

transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dengan

barang.

D. Produk Bank Syariah

Produk - produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah terbagi

tiga bagian, yaitu produk penyaluran dana (Financing), produk penghimpun dana (Funding), dan produk jasa (Service).15

1. Penghimpunan Dana (Funding)

15

(34)

19

Pada dasarnya, dilihat dari sumbernya, dana bank syariah terdiri

atas:

a. Modal

Modal adalah dana yang diserahkan oleh para

pemilik (owner). Dana modal dapat digunakan untuk pembelian gedung, tanah, perlengkapan, dan sebagainya

yang secara tidak langsung menghasilkan (fixed asset/non earning asset). Selain itu, modal juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan menjadi

pembiayaan. Mekanisme penyertaan modal pemegang

saham dalam perbankan syariah dapat dilakukan melalui

musyarakah fi sahm asy-syarikah atau atau equity participation pada saham perseroan bank.

b. Titipan (Wadi’ah)

Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah

dalam memobilisasi dana adalah dengan menggunakan

prinsip titipan. Akad yang sesuai dengan prinsip ini ialah

al-wadi’ah. Dalam prinsip ini, bank menerima titipan dari nasabah dan bertanggung jawab penuh atas titipan tersebut.

Nasabah sebagai penitip berhak untuk mengambil setiap

saat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(35)

20

Akad yang sesuai dengan prinsip investasi adalah

mudharabah yang mempunyai tujuan kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana

(mudharib), dalam hal ini adalah bank. Pemilik dana sebagai deposan di bank syariah berperan sebagai investor

murni yang menanggung aspek sharing risk dan return dari bank.

2. Penyaluran Dana (Financing)

Produk penyaluran dana di bank syariah dapat

dikembangkan dengan tiga model, yaitu:

a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki

barang dilakukan dengan prinsip jual beli. Prinsip jual beli

dikembangkan dalam bentuk pembiayaan murabahah, salam, dan istishna’.

b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan

jasa dilakukan dengan prinsip sewa (Ijarah). Transaksi

ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya yang

berupa jasa.

c. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha

kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus

(36)

21

yangdioperasionalkan dengan pola-pola musyarakah dan

mudharabah.

3. Jasa Layanan Perbankan, yang dioperasionalkan dengan pola

pemindahan hutang (Hiwalah), gadai (Rahn), pinjaman (Qardh),

pemberian kuasa/perwalian (Wakalah), dan jaminan (Kafalah). E. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio adalah modal berbanding aktiva atau rasio kecukupan modal minimum. Modal

merupakan aspek penting bagi suatu unit bisnis bank. Hal itu dikarenakan

beroperasi atau tidaknya dan dipercaya atau tidaknya suatu bank salah

satunya dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modal. Dalam kaitannya

dengan fungsi dari modal bank, Brenton C. Leavitt menekankan ada 4 hal,

yaitu16 :

1. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat

bank likuidasi.

2. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga

kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi.

3. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang

diperlukan untuk menawarkan pelayanan bank.

4. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva

yang tidak tepat.

16

Muhammad, Bank Syariah Problem dan Proses Perkembangan di Indonesia

(37)

22

Kecukupan modal berkaitan dengan penyediaan modal sendiri

yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari

pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya sebagian besar dana berasal

dari dana pihak ketiga atau masyarakat. Tingginya rasio modal dapat

melindungi deposan, dan memberikan dampak meningkatnya kepercayaan

masyarakat kepada bank, yang pada akhirnya dapat meningkatkan ROA.

Pembentukan dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai

penghasil keuntungan harus memperhatikan kepentingan pihak-pihak

ketiga sebagai pemasok modal bank. Dengan demikian bank

harusmenyediakan modal minimum yang cukup untuk menjamin

kepentingan pihak ketiga.17

CAR dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank dan

total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Pengertian modal

disini meliputi modal inti dan modal pelengkap. Komponen modal inti

bank terdiri atas modal disetor, cadangan umum, laba tahun lalu dan laba

tahun berjalan.18 Perhitungan CAR dapat dirumuskan sebagai berikut19:

CAR =

Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank (Jakarta : Bumi Aksara,

2000), h. 162.

18

Moh. Ramli Faud dan M. Rustan D.M, Akuntansi Perbankan (Petunjuk Praktis Operasional Bank) (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2005), h. 37.

19

(38)

23

tambahan modal. Cadangan tambahan modal terdiri dari agio (disagio),

modal sumbangan, cadangan umum modal, cadangan tujuan modal, laba

(rugi) tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, laba (rugi) tahun

berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak (50%), selisih lebih

(kurang) penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri, dana

setoran modal dan penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang

tersedia untuk dijual.

Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva

tetap, cadangan umum PPAP (maksimal 1,25% dari ATMR), modal

pinjaman, pinjaman subordinasi (maksimal 50% dari modal inti) dan

peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual

setinggi-tingginya sebesar 45%.20

F. Financing To Deposit Ratio (FDR)

Rasio Pembiayaan/Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang

diterima oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan

bank membayar kembali penarikan dana yang dilakukan pihak ketiga

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Artinya seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat

mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaandeposan

20

(39)

24

yang ingin menarik kembali uangnya yang digunakan oleh bank untuk

memberikan kredit.21

Secara regulasi, dilihat dari surat edaran Nomor 10/40/DPM

tanggal 17 November 2008 perihal perubahan atas surat edaran Nomor

10/16/DPM tanggal 31 Maret 2008 perihal Tata Cara Penerbitan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah Melalui Lelang Besarnya, menetapkan Bank

Umum syariah yang dapat mengikuti lelang SBIS jika memiliki FDR >

80%.

Selain itu, menurut Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia

(Asbisindo), idealnya bank syariah memiliki FDR 80% - 90%. Batas

toleransi FDR perbankan syariah sekitar 90%, hal ini dimaksudkan agar

likuiditas bank syariah tetap terjaga. FDR perbankan syariah yang tinggi

(diatas 100%) akan menjadi ancaman serius bagi likuiditas bank syariah

itu sendiri. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/27/DPM

1 Desember 2011, rumus untuk menghitung FDR sebagai berikut:

FDR =

Keterangan:

FDR = Financing to Deposit Ratio

TP = Total Pembiayaan

TDPK = Total Dana Pihak Ketiga

21

(40)

25

Total pembiayaan adalah keseluruhan pembiayaan (kredit) yang

diberikan kepada pihak ketiga, tidak termasuk pembiayaan (kredit) kepada

bank lain. Total penghimpunan dana masyarakat adalah total dana yang

berhasil dikumpulkan oleh bank dari masyarakat yang berupa tabungan,

giro dan deposito (tidak termasuk giro dan deposito antar bank)

G. Non Performing Financing (NPF)

Rasio Pembiayaan Bermasalah/Non Performing Financingadalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan

aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank.22

Dalam laporan keuangan NPF terbagi menjadi dua yaitu NPF

Gross dan NPF Nett. NPF Gross ialah pembiayaan bermasalah sebelum

dikurangi dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva bersangkutan (PPA)

sedangkan NPF Nett ialah pembiayaan bermasalah yang telah dikurangi

oleh PPA yang sudah dibentuk atau ditetapkan.

Pembiayaan dalam hal ini adalah pembiayaan yang diberikan

kepada pihak ketiga dan tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain

yang dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca per posisi tidak

disetahunkan.Sedangkanpembiayaan bermasalah adalah pembiayaan

dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet yang dihitung

berdasarkan nilai tercatat dalam neraca per posisi tidak disetahunkan.

22

(41)

26

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31

Maret 2010 Rasio NPF dihitung dengan rumus sebagai berikut:

NPF = x 100

Keterangan:

NPF = Non Performing Financing

PMB = Pembiayaan bermasalah (KL, D, M )

TPM = Total Pembiayaan

Pembiayaan bermasalah tersebut, dari segi produktivitasnya

(performance-nya), yaitu dalam kiatannya dengan kemampuan menghasilkan laba bagi bank sudah berkurang atau menurun dan mungkin

sudah tidak ada lagi. Bahkan dari sisi bank, sudah tentu mengurangi

pendapatan dan memperbesar biaya pencadangan, yaitu Penyisihan

Penghapusan Aktiva (PPA). Sedangkan dari sisi nasional, mengurangi

kontribusinya terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Pembentukan cadangan umum PPA untuk Aktiva Produktifyang

digolongkan lancar. Pembentukan cadangan khusus PPA ditetapkan paling

rendah sebesar:

a. 5% (lima persen) dari Aktiva Produktif yang digolongkan

Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan;

b. 15% (lima belas persen) dari Aktiva Produktif dan Aktiva Non

Produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi

(42)

27

c. 50% (lima puluh persen) dari Aktiva Produktif dan Aktiva Non

Produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi nilai

agunan;atau

d. 100% (seratus persen) dari Aktiva Produktif dan Aktiva Non

Produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai

agunan.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP

tanggal 31 Maret tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum, semakin tinggi nilai NPF (di atas 5%) maka bank tersebut tidak

sehat. Jadi apabila nilai NPF masih di bawah 5%, maka bank masih

dianggap sehat.

H. Profitabilitas Bank Syariah

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu dengan toal aktiva atau modal yang

dimilikinya. Tingkat Asset Keseluruhan/Return on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang penting bagi bank karena digunakan

untuk mengukur efektivitas perusahaan untuk menghasilkan laba dengan

memanfaatkan total aktivanya.23

Penggunaan ROA pada penelitian ini karena dapat dilihat dari

bagaimana kemampuan bank dalam memperoleh laba dengan asset yang

dimilikinya. Rasio ROAakan menunjukan baik tidaknya pengelolaan

23

(43)

28

kredit/pembiayaan yang dilakukan oleh bank, dilihat dari laba yang

diperoleh pada akhir periode.

Bank Indonesia menilai kondisi profitabilitas perbankan di

Indonesia didasarkan pada dua indikator yaitu ROA atau tingkat

pengembalian asset dan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO). Suatu bank dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi

sehat apabila:

1. Rasio tingkat pengembalian atau ROA mencapai

sekurang-kurangnya 1,2%.

2. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional tidak

melebihi 93,5%.

ROA adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)

secara keseluruhan. ROA sangat penting, karena rasio ini mengutamakan

nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset produktif yang

dananya sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK).

Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank

tersebut dari segi penggunaan aset. Berdasarkan Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan prinsip Syariah,

rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah sebagai berikut24 :

24

(44)

29

ROA = x 100

Keterangan :

ROA =Return on Asset

LSP =Laba Sebelum Pajak

TA = Total Aset

Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan. Semakin tinggi return semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga semakin besar.25

I. Review Studi Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh CAR, FDR dan NPF terhadap

profitabilitas bank syariah telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian Rahim, dkk (2008), dalam jurnal yang berjudul Analisa

Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah menunjukkan bahwa pada Bank

Umum Syariah CAR berpengaruh positif terhadap ROA, BOPO

dan NPF berpengaruh negatif terhadap ROA dan FDR tidak

berpengaruh terhadap ROA.

2. Penelitian Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochmanika (2012),

dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,

Pembiayaan Bagi hasil dan Rasio Non Performing

25

(45)

30

Financingterhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia, menunjukan bahwa NPF secara parsial berpengaruh

positif terhadap ROA.

3. Penelitian Muh.Sabir,dkk. (2012) dalam jurnal yang berjudul

Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank

Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia (2012),

menunjukkan bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA, CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA.

4. Penelitian Dhian Dayinta Pratiwi (2012), dalam jurnal yang

berjudul Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap Return on Asset (ROA) Bank Umum Syariah, menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, FDR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, dan NPF

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah objek

dan sampel penelitian yaitu CAR, FDR, NPF dan ROA pada PT Bank

Mega Syariah. Perbedaan dalam hal periode waktu dan data yang

digunakan. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan triwulan,

(46)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah

Perjalanan PT Bank Mega Syariahdiawali dari sebuah bank umum

konvensional bernama PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum

yang didirikan pada 14 Juli 1990 tersebut diakuisisi CT Corpora dahulu

bernama Para Group melalui PT Para Global Investindo dan PT Para

Rekan Investama pada 2001. Pada 27 Juli 2004,Bank Indonesia

mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi PT Bank Syariah Mega

Indonesia (BSMI). Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah

perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian bank umum

konvensional menjadi bank umum syariah.

BSMI resmi beroperasi pada 25 Agustus 2004. Hampir tiga tahun

kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan

perubahan bentuk logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional

yang menjadi sister company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi

berbeda warna. Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang, bank ini

berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah.

Pada 2010, pemegang saham meningkatkan modal dasar dari Rp

400 miliar menjadi Rp 1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari Rp

(47)

32

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta didukung

infrastrukur layanan perbankan yang semakin lengkap dan luas, termasuk

dukungan 393 jaringan di seluruh Indonesia.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Bank Mega

Syariah mulai memasuki pasar perbankan mikro dan gadai agar berperan

lebih besar dalam peningkatan perekonomian umat yang mayoritas

memang berbisnis di sektor usaha mikro dan kecil.

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank

devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi devisa

dan terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu juga telah

memperluas jangkauan bisnis bank ini. Strategi peluasan pasar dan status

bank devisa itu akhirnya semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah

sebagai salah satu bank umum syariah terbaik di Indonesia.

Selain itu, pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin

dari Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai bank

penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). Dengan

demikian, bank ini menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS BPIH

yang tersambung secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji

Terpadu (Siskohat) Depag RI. Izin itu tentu menjadi landasan baru bagi

Bank Mega Syariah untuk semakin melengkapi kebutuhan perbankan

syariah umat Indonesia.26

a. Visi dan Misi PT Bank Mega Syariah

26

(48)

33

1) Visi PT Bank Mega Syariah yaitu :

“Tumbuh sejahtera bersama bangsa.”

2) Misi PT Bank Mega Syariah yaitu :

a) Bertekad mengembangkan perekonomian syariah melalui

sinergi dengan semua pemangku kepentingan.

b) Menebarkan nilai-nilai kebaikan yang islami dan manfaat

bersama sebagai wujud komitmen kami dalam berkarya dan

beramal.

c) Senantiasa meningkatkan kecakapan diri dan berinovasi

mengembangkan produk serta layanan terbaik yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat

b. Bidang Usaha PT Bank Mega Syariah

Secara umum bidang usaha PT Bank Mega Syariah sama

dengan bank syariah lainnya. Dimana bidang usahanya mengacu

pada Undang-Undang Pokok Nomor 21 Tahun 2008 Tentang

Perbankan Syariah. Produk-produk dan jasa-jasa yang dilayani

oleh PT Bank Mega Syariah antara lain:

1) Produk Pendanaan

a) Giro Utama iB

Giro Utama iB adalah produk simpanan berkonsep

wadiah. Produk ini menyimpan dana nasabah sesuai dengan

(49)

34

kemudahan bertransaksi melalui cek dan bilyet giro yang

dapat digunakan sebagai alat transaksi pembayaran.

b) Giro Utama Dollar iB

Giro Utama Dollar iB adalah produk simpanan

berkonsep wadiah dalam mata uang asing yang dapat

digunakan setiap saat. Setoran dan penarikannya dapat

menggunakan media yang disediakan bank.

c) Giro Optima iB

Giro Optima iB adalah produk simpanan likuid

jangka pendek sampai dengan menengah berkonsep wadiah

yang dapat diambil sewaktu-waktu oleh nasabah dengan

bonus yang kompetitif dalam bentuk tiering.

d) Fleksi iB

Fleksi iB adalah produk simpanan fleksibel dengan

konsep wadiah yang dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi

dalam waktu yang lebih leluasa. Tabungan ini memberikan

bagi-hasil yang kompetitif kepada nasabah.

e) Tabungan Utama iB

Tabungan Utama iB adalah produk simpanan likuid

jangka pendek sampai dengan menengah berkonsep wadiah

yang dapat diambil sewaktu-waktu oleh nasabah.

(50)

35

Tabungan Utama Dolllar iB adalah produk

simpanan berkonsep wadiah dalam mata uang asing yang

dapat digunakan setiap saat. Setoran dan penarikannya

dapat menggunakan media yang disediakan oleh bank.

g) Tabungan Rencana iB

Tabungan Rencana iB adalah produk tabungan

perencanaan yang memiliki fleksibilitas tinggi dengan

konsep mudharabah muttlaqah.

h) Tabungan Mitra iB

Tabungan Mitra iB adalah produk simpanan likuid

jangka pendek sampai dengan menengah berkonsep wadiah

yang dapat membantu nasabah untuk melakukan transaksi

pembayaraan pembiayaan di Bank Mega Syariah.

i) Tabungan Plus iB

Tabungan Plus iB adalah tabungan investasi

berkonsep mudharabah yang dapat digunakan untuk

tabungan transaksional.

j) Tabungan Investasya iB

Tabungan Investasya iB Mega Syariah adalah

produk tabungan berkonsep mudharabah, yang memberikan

nisbah lebih tinggi untuk dana investasi yang lebih besar.

(51)

36

Tabungan Haji iB adalah produk tabungan

berkonsep mudharabah untuk nasabah yang hendak

menjalankan ibadah haji.

l) Deposito Plus iB

Deposito Plus iB adalah produk simpanan berjangka

berkonsep mudharabah, yang tidak hanya memberikan

nisbah bagi-hasil yang relatif tinggi, tetapi juga dapat

dijadikan jaminan untuk kebutuhan pembiayaan nasabah.

m) Deposito Dollar iB

Deposito Dollar iB adalah produk simpanan

berjangka berkonsep mudharabah dalam mata uang asing

(dolar Amerika Serikat).

2) Produk Pembiayaan

a) Pembiayaan Mikro-MP 50

Pembiayaan Mikro-MP 50 adalah produk

pembiayaan berkonsep murabahah jual-beli barang sebesar harga pokok ditambah margin berdasarkan persetujuan

bank dengan nasabah yang mewajibkan nasabah melunasi

utang sesuai dengan akad.

b) Syariah Mega Emas iB

Syariah Mega Emas iB adalah produk pembiayaan

(52)

37

pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka

waktu tertentu dan menyerahkan barang berupa emas

sebagai agunan yang diikat dengan akad rahn (gadai) dan dikenai biaya penyimpanan sesuai dengan akad ijarah.

c) Mega Emas Angsuran iB

Mega-Emas Angsuran iB adalah produk

pembiayaan berkonsep murabahah yang bertujuan memfasilitasi nasabah yang ingin memiliki emas dengan

cara mengangsur dalam jangka waktu yang relatif panjang

dan nilai margin yang kompetitif. Produk ini diperuntukkan

kepada perorangan.

3) Layanan

a) Cash Management System

Cash management system adalah produk keuangan perusahaan yang memberikan kemudahan pengelolaan

transaksi keuangan perbankan melalui jaringan internet

dengan sistem kemanan data khusus.

b) E-Payment System

E-payment system merupakan produk yang

diperuntukkan kepada nasabah perusahaan, lembaga

pendidikan, atau badan hukum lain yang berfungsi untuk

memudahkan nasabah dalam pengelolaan penerimaan

(53)

38

c) Bill Payment

Bill payment adalah layanan pembayaran tagihan

yang meliputi layanan pembayaran tagihan pascabayar dan

prabayar melalui automatic teller machine (ATM).

d) Mega Syariah CARD

Mega Syariah CARD merupakan fasilitas kartu

ATM serbaguna untuk nasabah rekening tabungan Bank

Mega Syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai

pada seluruh ATM berlogo Mega Syariah ATM, Bank

Mega ATM, ATM Bersama, dan ATM Prima, serta dapat

digunakan sebagai kartu debit di berbagai merchant.

e) Mega Syariah SAFE DEPOSIT INBOX

Mega Syariah SAFE DEPOSIT BOX adalah

fasilitas penyimpanan barang berharga (safe deposit box)

dengan berbagai ukuran dan harga hemat.

B. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini menurut tingkat ekplanasinya/tingkat penjelasannya

adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bermaksud menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan

variabel yang lain, sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang

(54)

39

variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau hubungan dengan

variabel yang lain.27

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum atau generalisasi.28

Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,

analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.29

Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory. Penelitian

explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan

yang lain.30

Analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan

metode penelitian ini akan diketahui pengaruh yang signifikan antara variabel

yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas

gambaran mengenai objek yang diteliti.

C. Populasi dan Sampel

27

(55)

40

Penentuan data pada penelitian ini melibatkan populasi dan sampel

penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.31

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah non probability sampling, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.32

Populasi pada penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bank Mega

Syariah, dan sampel pada penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan PT

Bank Mega Syariah tahun 2006 sampai dengan tahun 2013.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Guna mendukung penelitian ini, maka jenis data yang digunakan sebagai

berikut :

a. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau berupa

angka-angka. Dalam hal ini data dari laporan keuangan PT Bank Mega

Syariah tahun 2006-2013.

b. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dihitung atau data yang

bersifat non angka antara lain, sejarah singkat perusahaan, dan

bidang usaha perusahaan.

31

Ibid., h. 117.

32

(56)

41

2. Sumber Data

Selain jenis data, dalam penelitian ini juga menggunakan sumber

data berupa Data Sekunder yang mana data yang diperoleh berupa

dokumen perusahaan, literatur dan artikel yang relevan dengan obyek

penelitian, antara buku-buku, referensi, maupun jurnal-jurnal umum.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalahmenggunakan metode pengumpulan data historis ( documentary-historical). Langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Dengan melakukan telaah pustaka, dan mengkaji berbagai literatur

pustaka seperti jurnal dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah

penelitian

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen

yang terdapat pada perusahaan yang diteliti. Sehubungan dengan

permasalahan penelitian maka dokumen yang dapat diperoleh adalah

laporan keuangan triwulanan periode 2006-2013 dan

dokumen-dokumen yang menjelaskan perusahaan yaitu PT Bank Mega Syariah.

(57)

42

Untuk lebih jelas dalam penjelasan Operasional Variabel Penelitian

dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut33 :

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Definisi Skala

1. ROA (Variabel

Dependen)

rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank.

Rasio

2. CAR (Variabel

Independen)

Rasio perbandingan antara Modal sendiri terhadap total ATMR.

Rasio

3. FDR (Variabel

Independen)

Rasio perbandingan total pembiayaan terhadap Total Dana Pihak Ketiga

Rasio

4. NPF (Variabel

Independen)

Rasio pembiayaan bermasalah terhadap Total Pembiayaan.

Rasio

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah yang masih bersifat

praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan tujuan

penelitian, landasan teori, dan penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

Hipotesis 1

Ho = Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan CAR, FDR,

danNPF terhadap Profibilitas PT Bank Mega Syariah

Ha = Terdapat pengaruh signifikan secara simultan CAR, FDR, dan NPF

terhadap Profibilitas PT Bank Mega Syariah

33

(58)

43

Hipotesis 2

Ho1= Tidak terdapat pengaruh signifikan pada CAR terhadap Profitabilitas

PT Bank Mega Syariah

Ha¹=Terdapat pengaruh signifikan pada CAR terhadap Profibilitas PT

Bank Mega Syariah

Ho² = Tidak terdapat pengaruh signifikan pada FDR terhadap Profitabilitas

PT Bank Mega Syariah

Ha²= Terdapat pengaruh signifikan pada FDR terhadap Profitabilitas PT

Bank Mega Syariah

Ho³=Tidak terdapat pengaruh signifikan pada NPF terhadap Profitabilitas

PT Bank Mega Syariah

Ha³ =Terdapat pengaruh signifikan pada NPF terhadap Profitabilitas

PTBank Mega Syariah

H. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Penelitian

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang digunakan

untuk menggambarkan keadaan suatu hal atau fenomena secara umum.

Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk mempermudah penafsiran

atau penjelasan

b. Statistik Deskriptif

Statistik deskripif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

Gambar

Gambar 4.3 Scatterplot...........................................................................................
Tabel 1.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Syariah
Tabel 1.2  Perbandingan  CAR, FDR, dan NPF terhadap ROA (%)
Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Timely, yaitu tujuan dan target tepat waktu, artinya dalam perencanaan memperhitungkan ketepatan waktu atau Time bound, artinya sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan

Sedangkan, peritel berusaha untuk mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian suatu barang atau jasa yang ditawarkan agar dapat mencapai loyalitas terhadap konsumen

batas margin yang harus dijaga, misalnya 30%, sampai tiba saatnya investor harus menambah margin karena harga saham yg dibelinya dengan margin terus turun  biasanya mekanisme ini

Dengan fenomena yang ditemukan oleh peneliti pada siswa di SMPN 13, dan melihat persahabatan memiliki peran penting pada perkembangan remaja serta pengaruh

Dari nilai percepatan tanah maksimum dan intensitas Kota Padang yang diperoleh dapat dibandingkan dampak akibat gempa yang berasal dari wilayah interplate dan intraplate

a) Kinerja operasional segenap Unit Layanan dalam memberikan jasa pelayanan BNI kepada nasabah. b) Penyediaan informasi dan pelayanan transaksi giro, tabungan, deposito

For a good design, everything has to fi t in the end: just as here Jo- seph’s grave and garden had to lie near the place of the skull. Fathoming the hearts of all

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor