i
“TATACARA PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH PASAL 4 AYAT 2”
( Studi kasus PPh Pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau bangunan
dan jasa konstruksi pada PT.X dan PT.Z)
Oleh :
NI KETUT TIKA PRIYANDINI
NIM : 1306043019
Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Denpasar
ii
Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh prnguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta
di uji pada tanggal :……….
Tim Penguji Tanda Tangan
1. Ketua : ……… ………
2. Sekretaris : ……… ………
Mengetahui,
Ketua Program
Drs. I Komang Ardana, MM
NIP. 19561012 198403 1 003
Dosen Pembimbing,
I Ketut Jati, SE,MSi.,Ak.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Tata Cara Perhitungan,
Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 4 ayat 2”.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam
penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, M.Si, selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Bapak I Ketut Jati,SE.,M.Si.,Ak. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Studi (TAS) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
dan pengarahan sampai dengan selesainya Tugas Akhir Studi ini.
5. Bapak I Made Karya Utama,SE.,M.Com,Ak. selaku Pembimbing Akademik
(PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III
iv
6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Bapak Bapak I Kadek Agus Ardika,SE.,M.Si.,Ak selaku pimpinan Kantor
Konsultan Pajak yang telah mengijinkan penulis melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
8. Seluruh karyawan dan karyawati di Kantor Konsultan Pajak yang telah
banyak membantu penulis saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu karena berbagai
keterbatasan , atas perhatian , semangat, dan motivasi serta segala bantuan
kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir Studi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi
ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena
keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian Tugas Akhir
Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar,3 Mei 2016
v
Judul : Tatacara Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh pasal 4 ayat 2
Nama : Ni Ketut Tika Priyandini
NIM :1306043019
ABSTRAK
Pajak adalah salah satu sumber pendapatan Negara terbesar saat ini. diantaranya adalah Penghasilan dari transaksi Sewa tanah dan/atau bangunan serta jasa konstruksi yang di atur dalam PPh pasal 4 ayat 2 (final). Penelitian ini bertujian untuk Mengetahui tata cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau bangunan serta jasa konstruksi. Dan diatur oleh UU no 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan pasal 4 ayat 2. Yang terdiri dari penghasilan yang didapat dari sewa tanah dan/atau bangunan juga seluruh penghasilan dari Jasa konstruksi dikenakan PPh pasal 4 ayat 2 (final). PPh Pasal 4 ayat 2 yang terutang wajib dibayarkan di Bank-Bank Persepsi atau di kantor pos dengan menggunakan media SSP dan menggunakan system E-Billing menurut PER-26/PJ/2014. Dan untuk pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 bisa dilakukan di kantor Pelayanan Pajak Pratama, tempat wajib pajak tersebut terdaftar. Dan Pelaporan PPh terutang pasal 4 ayat 2 sudah bisa menggunakan media E-Filling menurut PER-03/PJ/2014
vi DAFTAR ISI
JUDUL ...……… i
HALAMAN PENGESAHAN ……… ii
KATA PENGANTAR ……… iv
ABSTRAK ………... v
DAFTAR ISI ……… vii
DAFTAR TABEL ………....... viii
DAFTAR GAMBAR………... ix
DAFTAR LAMPIRAN………. x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1
1.2 Tujuan...……….…... 2
1.3KegunaanPenelitian... 3
1.4Sistematika Penulisan... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak... 6
2.1.2 Fungsi Pajak... 7
2.1.3 Pengelompokan Pajak... 8
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak... 10
2.1.5 Asas Pemungutan Pajak... 10
2.1.6 Pajak Penghasilan menurut UU no 36 Th 2008... 11
2.1.7 Subjek Pajak Penghasilan... 11
2.1.8 Objek Pajak Penghasilan... 13
2.1.9 PPh Final Atas Sewa Tanah dan/atau bangunan... 14
vii
2.1.9.2 Pemotong PPh………. 14
2.1.9.10 PPh atas jasa konstruksi……… 14
BAB III METODE PENELITIAN DAN HIPOTESIS 3.1 Lokasi Penelitian ……… 18
3.2 Obyek Penelitian………. 18
3.3 Identifikasi Variabel……… 18
3.3.1 Pemotong dan Penerima PPh 4 ayat 2 sewa tanah/ dan bangunan 19
3.3.2 Pemotong dan Penerima PPh 4 ayat 2 Jasa Konstruksi…………. 19
3.4 Definis Variabel..………. 20
3.5 Jenis dan Sumber Data……… 22
3.6 Metode Pengumpulan Data………. 22
3.7Teknik Analisis Data..………. 22
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitain... 23
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 33
4.2.1 Tata cara Perhitungan,penyetoran,Pelaporan………. 33
4.2.1.1 Perhitungan Sewa bangunan dan jasa konstruksi………. 34
4.2.1.2 Penyetoran Sewa bangunan……….. 35
4.2.1.3 Pelaporan Sewa bangunan……… 35
4.2.1.4 Penyetoran PPh Jasa konstruksi……… 36
4.2.1.5 Pelaporan PPh Jasa konstruksi……… 37
4.2.1.6 Perbandingan……….. 38
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 42
5.2 Saran... 43
viii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
2.1 Tarif PPh pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi………..………….18
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau bangunan
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan undang-undang dasar 1945 dan
Pancasila yang tidak hanya mengakibatkan keadaan ekonomi dan sosial
menjadi lebih baik, namun juga menimbulkan dorongan dan tuntunan untuk
mengadakan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat.
Pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya merata sehingga membuat
kesenjangan masyarakat Indonesia semakin meningkat.
Banyaknya sumber daya manusia di Indonesia adalah hal yang patut di
syukuri, namun kualitas yang belum memadai membuat Indonesia tertinggal
adapula penyebabnya adalah pembangunan yang tidak merata sehingga
menghambat kualitas sumber daya manusia dan menghambat kesejahteraan
mereka Oleh karena itu wilayah yang belum terjamah oleh pembangunan itu
sendiri memerlukan tangan-tangan yang bersedia membangun dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya pembangunan nasional
diperlukan modal yang besar untuk mewujudkannya, sehingga pembangunan
hanya diprioritaskan pada wilayah wilayah yang memiliki populasi penduduk
2
Dalam mengatasi hal tersebut maka peningkatan pendapatan Negara
sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan Indonesia. Pendapatn
Negara terbesar saat ini didapat dari sektor perpajakan. jadi dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, maka pendapatan
Negara akan meningkat sehingga pembangunan nasional dapat
dioptimalkan.oleh sebab itu kesadaran dalam membayar pajak harus dimiliki
oleh setiap wajib pajak demi meningkatkan kesejahteraan bersama.
Penelitian ini mengambil lokasi di PT X yang melakukan sewa tanah
dan/atau bangunan serta PT Z yang melakukan usaha jasa konstruksi. PT X
adalah perusahaan yang bergerak di bidang Pembuatan kerajinan tangan, yang
melakukan sewa bangunan untuk digunakan sebagai tempat usaha dan PT Z
bergerak dalam usaha jasa konstruksi dimana perusahaan ini menyediakan jasa
untuk pelayanan konsultansi Pengawasan usaha jasa konstruksi. Dari kedua
Transaksi yang dilakukan oleh PT X dan PT Z, maka Penulis menarik
kesimpulan bahwa kedua jenis transaksi tersebut dikenakan PPh pasal 4 ayat 2
(Final). Dan penulis merasa tertarik untuk membahas Tata cara Perhitungan,
Penyetoran, dan Pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau
bangunan serta usaha jasa konstruksi
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
3
Berdasarkan uraian data yang dijabarkan pada latar belakang masalah,
maka sub-sub pokok bahasan yang dapat disimpulkan dalam pembahsan
ini adalah:
1. Bagaimana perhitungan PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau
bangunan dan jasa Konstruksi ?
2. Bagaimana penyetoran PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau
bangunan dan jasa konstruksi ?
3. Bagaimana tata cara pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah
dan/atau bangunan dan jasa konstruksi ?
1.2.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
4. .Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah
dan/atau bangunan dan jasa Konstruksi.
5. Untuk Mengetahui penyetoran PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau
bangunan dan jasa konstruksi.
6. Untuk Mengetahui tata cara pelaporan PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah
dan/atau bangunan dan jasa konstruksi.
1.2.3 Kegunaan Penelitian
Adapun beberapa kegunaan dalam penelitian ini antar lain :
A. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai aplikasi teori yang diperoleh
4
meningkatkan dan menambah wawasan terhadap masalah
perpajakan yang terus berkembang.
B. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan bahan
evaluasi bagi kegiatan perusahaan terutama dalam kewajibannya
sebagai pemotong pajak penghsilan pasal 4 ayat 2 sehingga
mempermudah dan memperlancar hak dan kewajiban
perpajakannya.
1.3 Sistematika Penelitian
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penyajian.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab ini Menguraikan tentang Landasan teori yang relevan dengan
penelitian serta hasil penelitian yang terkait dengan penulisan
penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini Menguraikan Tentang Lokasi Penelitian, Objek penelitian,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik
analisis data yang digunakan dalam laporan penulisan penelitian.
5
Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian
serta pembahasan hasil penelitian tersebut.
Bab V : Simpulan dan Saran
Bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
penelitian serta memuat saran-saran yang dianggap perlu untuk
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran wajib kepada kas Negara, berdasarkan
undang-undang (yang dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum (mardiasmo, revisi 2013). Menurut
undang-undang nomor 36 tahun 2008, pajak adalah konribusi wajib kepada Negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Dari beberapa definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
pajak memiliki unsur-unsur pokok yaitu:
1) Iuran rakyat kepada Negara
2) Berdasarkan undang-undang
3) Dapat dipaksakan.
4) Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi bagi Negara yang secara
langsung dapat ditujuk.
7 2.1.2 Fungsi pajak
Menurut mardiasmo (revisi 2013), ada dua fungsi pajak yaitu:
1) Funsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya (APBN).
2) Fungsi mengatur (regulered) yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
Contohnya :
(1) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
(2) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif.
(3) Tarif pajak untuk ekspor ditetapkan sebanyak 0% untuk
mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.
2.1.3 Pengelompokan pajak
1) Menurut golongannya
(1) Pajak langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak boleh dibebankan atau dilimpahkan kepada wajib
pajak lain. Contoh: pajak penghasilan.
(2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : pajak
8 2) Menurut sifatnya
(1) Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
kepada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib
pajak. Contoh : pajak penghasilan
(2) Pajak objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa
memperhatikan diri wajib pajaknya. Contoh : PPn dan PPnBm
3) Menurut lembaga pemungutannya
(1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat, dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh : pajak
penghasilan , pajak pertambahan nilai dan pajak pertambahan atas
barang mewah, dan bea materai.
(2) Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak daerah terdiri atas :
a. Pajak provinsi, contoh : pajak kendaraan bermotor dan pajak
bahan bakar kendaraan bermotor.
b. Pajak kabupaten/kota , contoh : pajak hotel, pajak restoran, dan
pajak hiburan.
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak
1) Official assestment system
Adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh
9 Ciri-cirinya :
(1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
(2) Wajib pajak bersifat pasif.
(3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
2) Self assesstment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
jumlah Pajak terutangnya.
Ciri-cirinya :
(1) Wewenang untuk menentukan jumlah pajak terutang ada pada
wajib pajak sendiri.
(2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
(3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3) With holding system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus, bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak.
Ciri-cirinya : wewenang menentukan besarnya pajak terutang ada
10 2.1.5 Asas Pemungutan Pajak
1) Asas domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilanwajib pajak
yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal
dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak
dalam negeri.
2) Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.
3) Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara.
2.1.6 Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 berdasarkan undang-undang nomer
36 tahun 2008.
Berdasarkan undang-undang nomer 36 tahun 2008 mengenai pasal
4 ayat 2 yang merupakan PPh final menyebutkan antara lain :
1) Penghasilan berupa bunga deposito dan bunga tabungan lainnya,
Bunga obligasi dan surat utang Negara dan bunga simpanan yang
dibayarkan oleh anggota koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi.
2) Penghasilan berupa hadiah undian.
3) Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
11
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan
yang diterima oleh perusahaan modal ventura.
4) Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah, dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
tanah dan/atau bangunan.
2.1.7 Subjek Pajak
Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang
menjadi subjek pajak adalah :
1) Orang pribadi
2) Warisan yang belum terbagi sebagai kesatuan menggantikan
yang berhak.
3) Badan
4) Bentuk usaha tetap (BUT)
Subjek pajak orang pribadi dalam negeri menjadi wajib pajak
apabila telah menerima atau memperoleh penghasilan yang besarnya
melebihi penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Subjek pajak luar negeri
sekaligus menjadi wajib pajak sehubungan dengan penghasilan yang
diterima bersumber dari penghasilannya di Indonesia atau diperoleh
12 2.1.8 Objek pajak penghasilan
Berdasarkan Undang-undang no. 36 tahun 2008 objek pajak
penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan ekonomis yang
diterima atau diperoleh wajib pajak , baik yang berasal dari Indonesia
maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan
dalam bentuk apapun, termasuk :
1) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh kecuali ditentukan lain dalam undang-undang.
2) hadiah dari undian atau pekerjssn atau kegiatan, dan penghargaan.
3) laba usaha.
4) Keuntungan Penjualan karena pengalihan harta.
5) penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan biaya
dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.
6) bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian hutang.
7) deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
8) royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
9) sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
10) penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
11) keuntungan karena pembebasan hutang.
12) keuntungan selisih kurs mata uang asing.
13 14) premi asuransi.
15) iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
16) tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenai pajak.
17) penghasilan dari usaha berbasis syariah
18) imbalan bunga sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
19) surplus bank Indonesia.
2.1.9 Pajak penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau
bangunan.
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau
badan dari persewaan tanah dan/atau bangunan berupa tanah,rumah,rumah
susun, apartement, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, toko,
rumah toko, gudang dan industri, terutang pajak penghasilan yang bersifat
final.
2.1.9.1 Objek dan tariff
Menurut Peraturan Pemerintah no 5 tahun 2002 Pasal 3 berbunyi :
Besarnya pajak penghasilan yang wajib dipotong atau dibayar sendiri
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 adalah 10% dari jumlah bruto nilai
14
Dari PP tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, Atas penghasilan sewa
tanah dan/atau bangunan dikenakan PPh final sebesar 10% dari jumlah
bruto.
2.1.9.2 Pemotong pph
1) Apabila penyewa adalah badan pemerintah, subjek pajak badan, dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi,
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya dan orang pribadi yang
ditetapkan oleh direktur jenderal pajak maka pajak penghasilan yang
terutang wajib dipotong oleh penyewa dan penyewa wajib memberikan
bukti potong kepada yang menyewakan atau yang menerima
penghasilan.
2) Apabila penyewa adalah orang pribadi atau bukan subjek pajak
penghasilan selain yang tersebut pada butir 1, maka pajak penghasilan
yang terutang wajib dibayar sendiri oleh pihak yang menyewakan.
2.1.10 PPh atas jasa konstruksi
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa
konstruksi diatur dengan peraturan pemerintah no.51 tahun 2008
antara lain:
1) Jasa konstruksi adalah layanan jasa konultasi perencanaan
pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan
15
2) Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan
yang mencakup pekerjaan arsitektural,sipil, mekanikal,
nelektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk
fisik lain.
3) Perencanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi
atau badan yang dinyatakan ahli yang professional dibidang
perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan
dalam bentuk fisik lain.
4) Pelaksanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi
atau badan yang dinyatakan ahli yang professional di bidang
pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkn sutu hasil perencanaan menjadi
bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk didalamnya
pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan fungsi
layanan dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan
pembangunan serta model pembangunan perencanaan dan
pembangunan.
5) Pengawasan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi
atau badan yang dinyatakan ahli dan professional dibidang
16
pekerjaan pengawasan serta awal pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.
6) Penyedia jasa adalah orang pribadi atau badan yang termasuk
bentuk usaha tetap yang kegiatan usahanya menyediakan layanan
jasa konstruksi baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana
[image:26.612.109.479.360.472.2]konstruksi, pengawas konstruksi maupun sub-subnya
Tabel 2.1 jasa konstruksi
Menurut UU no 36 tahun 2008 PPh Pasal 4 ayat 2 dan PP no 79 tahun 2015, kisaran
Tarif atas Usaha jasa Konstruksi adalah :
Tarif PPh berdasarkan kualifikasi usaha
Bentuk pekerjaan Kualifikasi usaha Tariff
Pelaksana konstruksi Kecil
Menengah dan besar
2%
2%
Perencana dan Pengawas Kecil,menengah dan besar 4%