• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan/penjelasan singkat Mengenai PPH pasal 4 ayat

N/A
N/A
nadira kana

Academic year: 2023

Membagikan "Pendahuluan/penjelasan singkat Mengenai PPH pasal 4 ayat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

[PPh Pasal 4 ayat 2]

[KELOMPOK 3]

(2)

Pendahuluan/penjelasan singkat Mengenai PPH pasal 4 ayat (2)

Tarif PPh pasal 4 ayat 2 ini berbeda-beda untuk setiap jenis penghasilan nya.

Misalnya untuk UMKM (Usaha mikro kecil menengah), wiraswasta atau bisnis online dengan omzet usaha kurang dari Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun pajak, maka tarif pajaknya adalah 0,5% dari total omzet (Peredaran bruto) penjualan dalam 1 bulan.

[PPh pasal 4 ayat 2 (Pajak

penghasilanpasal 4 ayat 2) atau disebut juga PPh final adalah pajak yang

dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi atas beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat final.]

[PPh pasal 4 ayat 2 (Pajak

penghasilanpasal 4 ayat 2) atau disebut juga PPh final adalah pajak yang

dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi atas beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat final.]

(3)

Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia (SBI) dipotong pajak penghasilan (PPh) yang bersifat final.

Termasuk bunga yang diterima atau diperoleh deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui Bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.

PPH ATAS BUNGA DISKONTO, TABUNGAN, DAN

DISKONTO SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

(4)

[PPH Final Atas Hadiah Undian]

[Dalam aspek perpajakan, hadiah undian merupakan objek PPH yang bersifat final.

Ketentuan ini ditur dalam pasal 4 ayat (2) huruf b Undang-Undang No.36 Tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan dan Undang-

Undang No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU PPH s.t.d.t.d.UU

HPP).]

[Dalam aspek perpajakan, hadiah undian merupakan objek PPH yang bersifat final.

Ketentuan ini ditur dalam pasal 4 ayat (2) huruf b Undang-Undang No.36 Tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan dan Undang-

Undang No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU PPH s.t.d.t.d.UU

HPP).]

 Dalam PP 132/2000 diatur lebih rinci

mengenai pengaturan terkait dengan tarif,

Dasar Pengenaan Pajak

(DPP), dan pihak yang

melakukan pemotongan

PPH.

(5)

 Penghasilan dari

pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

meliputi penjualan, tukar- menukar, perjanjian

pemindahan hak,

pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau

cara lain yang disepakati adalah merupakan objek PPh yang bersifat final.

[PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak

atas Tanah dan atau Bangunan]

[Pengalihan hak atas tanah atau bangunan (PHTB) merupakan salah satu objek yang dikenakan pajak penghasilan (PPh) secara

final. Secara umum, pph atas PHTB itu dikenakan atas jumlah penghasilan yang

diterima atau diperoleh pihak yang

mengalihkan (penjual) hak atas tanah atau bangunan.]

[Pengalihan hak atas tanah atau bangunan (PHTB) merupakan salah satu objek yang dikenakan pajak penghasilan (PPh) secara

final. Secara umum, pph atas PHTB itu dikenakan atas jumlah penghasilan yang

diterima atau diperoleh pihak yang

mengalihkan (penjual) hak atas tanah atau bangunan.]

(6)

[Jasa konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang berhubungan

dengan suatu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan suatu kegiatan konstruksi

untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain, yang mana pemanfaatan

bangunan tersebut menyangkut

kepentingan dan keselamatan masyarakat pengguna bangunan tersebut. ]

PPh atas penghasilan dari dari Usaha Jasa Konstruksi

(7)

[PPH ATAS TRANSAKSI SAHAM DAN SEKURITAS LAINNYA]

TIDAK semua transaksi di bursa efek akan dikenakan pajak. Hanya transaksi atas penjualan saham dan penghasilan dalam bentuk dividen yang diterima oleh investor yang akan dikenakan pajak. Sementara, transaksi pembelian tidak kena pajak.

Payung hukum pengenaan pajak atas transaksi saham dan sekuritas lainnya tertuang dalam Pasal 4 ayat 2 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (UU PPh).

Lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1994 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun

1997 tentang penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa

efek.

(8)

Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 4 ayat (2)

PEMOTONGAN PENYETORAN PELAPORAN

• Dilakukan oleh pihak yang membayarkan (penerima jasa)

dengan cara

menerbitkan Bukti Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) rangkap tiga

• Penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) dengan

SSP atas nama dan NPWP pemotong pajak

• Penyetoran dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikut

• Penyetoran dilakukan ke bank persepsi dan Kantor Pos

• Paling lambat tanggal 20 bulan berikut

dengan

menggunakan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat(2)

(9)

Customize this Template

THANK YOU

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan atau yang sering disebut dengan PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang diterima atau diperoleh

diantaranya adalah Penghasilan dari transaksi Sewa tanah dan/atau bangunan serta jasa konstruksi yang di atur dalam PPh pasal 4 ayat 2 (final).. Penelitian ini bertujian untuk

Pengenaan PPh Final pengalihan hak atas tanah dan bangunan dan BPHTB bagi para pihak dalam transaksi leasing tanah dan bangunan jika dikaitkan dengan kewajiban

f) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-80/PJ/2009 tentang Pelaksanaan Pajak Penghasilan yang Bersifat Final atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau

• Perusahaan efek, dealer, atau bank atas bunga dan diskonto yang diterima penjual obligasi saat transaksib. Pemotong, Penyetor,

Pasal 26 ayat (2) undang-undang PPh mengatur bahwa atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia, kecuali yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh, yang

PP Nomor 40 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi merupakan objek pajak yang termasuk dalam PPh Pasal 4 Ayat 2 dan

mengajukan permohonan untuk memperoleh Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan berdasarkan Surat