3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian menggunakan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat melalui pengujian hipotesis (Notoadmodjo, 2005).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang, dengan alasan di Kawasan Pelabuhan Laut Balohan, ISPA merupakan penyakit peringkat pertama dari 10 pola penyakit terbanyak serta terdapat aktivititas produksi aspal Hotmix, dan direncanakan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2011.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi adalah pekerja di pabrik produksi aspal hotmix yang berjumlah 30 orang dan penduduk yang bermukim di kawasan Pelabuhan Balohan Sabang yang berjumlah 290 orang.
3.3.2. Sampel
Adapun besar sampel ditentukan dengan dua cara:
1. Untuk Sampel pekerja diambil dengan menggunakan teknik Total Sampling atau besar sampel 30 orang.
2. Untuk sampel penduduk menggunakan teknik Purposive Sampling dengan kriteria inklusi yaitu; penduduk pria dan wanita yang berusia 18-55 tahun selama masa penelitian, bertempat tinggal dikawasan Pelabuhan Balohan Sabang dan bersedia di wawancarai dengan kuesioner yang telah dibuat. Sementara besaran sampel penduduk menggunakan rumus yang dikutip oleh Notoatmodjo, 2005 dari Taroyamane; ) ( 1 N d2 N n + = 74 36 . 74 ) 1 , 0 ( 290 1 290 2 = = + = n Ket: n = besar sampel N = besar populasi
d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,1)
Dari rumus di atas, maka sampel penduduk dalam penelitian ini berjumlah 74 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden, dengan berpedoman pada kuesioner penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan kegiatan Program P2P Puskesmas Sukajaya Sabang dan Profil Puskesmas Sukajaya 2009.
3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau skor yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel yang ditunjukkan dengan skor item correct correlation pada analisis reliability statistics. Jika skor r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid dan jika skor r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid (Riduwan, 2005). Uji validitas ini dilakukan pada responden yaitu pekerja dan penduduk selain pekerja dan penduduk yang menjadi sampel penelitian, sesuai dengan korelasi Pearson product moment yaitu sebesar 30 sampel terdiri dari 10 orang pekerja dan 20 orang penduduk.
Pertanyaan dinyatakan reliable jika jawaban responden terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu reliabilitas menunjukkan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya sudah sesuai dengan kenyataan maka berapa kali pun diambil akan tetap sama. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach`s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari suatu pengukuran dengan ketentuan jika r alpha > dari r tabel, maka dinyatakan reliable (Sugiono, 2004). Nilai r tabel dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 95%.
Hasil uji validitas untuk pertanyaan variabel dependen yaitu: penyakit ISPA menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan berjumlah 15 pertanyaan, nilai Corrected Item Total terendah 0,653 dan nilai tertinggi 1. Nilai Cronbach Alpha 0,774. Ini berarti nilai r hitung> r tabel (0,361). Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan tentang Syndrome ISPA valid dan reliabel.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Bebas
3.5.1.1. Lingkungan Aktivitas Produksi Aspal Hotmix pada Pekerja di PT.Tamitana yang meliputi:
a. Suhu, yaitu keadaan suhu/temperatur di lingkungan Aktivitas Produksi aspal
hotmix pada PT.Tamitana yang diukur dengan menggunakan thermometer
b. Kelembaban udara yaitu keadaan kelembaban udara di lingkungan Aktivitas Produksi aspal hotmix pada PT.Tamitana yang diukur dengan menggunakan hygrometer.
c. Kadar debu total yaitu partikel-partikel halus yang berterbangan yang berasal dari proses pencampuran bahan serta asap dari proses pembakaran dari aktivitas produksi aspal hotmix pada PT. Tamitana yang diukur dengan menggunakan alat dust monitor.
d. APD yaitu alat yang digunakan sebagai pelindung diri pada proses produksi aspal hotmix oleh pekerja yang berupa masker.
3.5.1.2. Lingkungan Pemukiman Penduduk di Kawasan Pelabuhan Balohan Sabang yang meliputi:
a. Suhu, yaitu keadaan suhu/temperatur di dalam rumah penduduk yang diukur dengan menggunakan thermometer dalam derajat celcius (°C).
b. Kelembaban udara yaitu keadaan kelembaban udara di dalam rumah penduduk yang diukur dengan menggunakan hygrometer.
c. Kadar debu yaitu jumlah partikel-partikel halus yang berterbangan yang diukur didalam rumah penduduk dengan menggunakan alat dust monitor. d. Jarak industri dengan lingkungan pemukiman penduduk yaitu jauh dan dekat
nya antara lingkungan pemukiman penduduk (rumah) dari tempat aktivitas produksi aspal hotmix dalam ukuran kilo meter.
3.5.2. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu syndrome ISPA, syndrome ISPA adalah batuk pilek disertai napas sesak atau napas cepat, yang merupakan hasil obervasi menggunakan kuesioner tentang syndrome ISPA. Adapun syndrome ISPA diukur melalui indikator sakit dan tidak sakit.
3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Variabel Bebas
Pengukuran variabel bebas menggunakan skala ordinal. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur dalam bentuk item pertanyaan (indikator). Indikator dibagi dalam beberapa tingkatan dan diberikan skor/nilai. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. di bawah ini :
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas
No Variabel Parameter Skala
ukur Hasil Ukur 1. Lingkungan Aktivitas
Produksi Aspal Hotmix pada pekerja di PT.Tamitana
- Suhu 1. Memenuhi syarat (18 0C - 30 0 2. Tidak memenuhi syarat ( < 18 C ) 0 C dan > 30 0 Ordinal C ) 1. Baik 2. Tidak Baik
- Kelembaban 1. Memenuhi syarat (65 % - 95 %) 2. Tidak memenuhi syarat( < 65% dan > 95% Ordinal 1. Baik 2. Tidak Baik
Tabel 3.1 (Lanjutan) - Kadar Debu total
pada lingkungan kerja industri 1. Memenuhi syarat (10 mg/m3 2. Tidak memenuhi syarat ) (>10 mg/m3 Ordinal ) 1. Baik 2. Tidak Baik
- APD 1. Memenuhi Syarat jika aman dan nyaman
2. Tidak memenuhi syarat jika tidak aman dan nyaman
Ordinal 1. Baik 2. Tidak Baik
2. Lingkungan
Pemukiman Penduduk
- Suhu dalam rumah 1. Memenuhi syarat (18 0C - 30 0 2. Tidak memenuhi syarat ( < 18 C ) 0 C dan > 30 0 Ordinal C ) . 1. Baik . 2. Tidak Baik - Kelembaban dalam rumah 1. Memenuhi syarat (40 % - 70 %) 2. Tdk memenuhi syarat( < 40%-70%) Ordinal . 1. Baik . 2. Tidak Baik
- Kadar Debu dalam rumah 1. Memenuhi syarat (10 mg/m3 2. Tidak memenuhi syarat (>10 mg/m ) 3 Ordinal ) . 1. Baik . 2. Tidak Baik
- Jarak rumah dengan Industri 1. Memenuhi syarat jika ≥ 2 Km 2. Tdk Memenuhi syarat jika < 2 Km Ordinal . 1. Baik . 2. Tidak Baik 3.6.2. Variabel Terikat
Pengukuran variabel terikat yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur dalam bentuk item pertanyaan (indikator), dibagi dalam
1. Jika responden menjawab kuesioner dengan jawaban ”ya” ≥ 50% dari total 15
pertanyaan, maka responden tersebut mengalami syndrome ISPA (Sakit) dan diberi skor 1
2. Jika responden menjawab kuesioner dengan jawaban ”tidak” ≥ 50% dari total 15
pertanyaan maka responden tersebut tidak mengalami syndrome ISPA (Tidak sakit) dan diberi skor 2
Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut ini :
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat
Variabel Parameter Cara Ukur Skala Ukur Hasil Ukur Syndrome
ISPA
1. Sakit
2. Tidak Sakit Wawancara Ordinal
1. Sakit 2. Tidak Sakit
3.7. Metode Analisis Data 3.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat untuk menggambarkan variabel-variabel penelitian dengan melihat distribusi frekuensi, dan nilai rata-rata.
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen lingkungan aktivitas Produksi aspal hotmix yang meliputi: suhu, kelembaban, kadar debu) dan lingkungan pemukiman penduduk yang meliputi: suhu dalam rumah, kelembaban dalam rumah, kadar debu dalam rumah dan jarak rumah dengan industri) terhadap variabel dependen (syndrome ISPA) melalui tabulasi silang dan kemudian
dilakukan analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %.
3.7.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah untuk melihat pengaruh antara variabel syndrome ISPA dengan seluruh variabel yang diteliti yaitu: suhu, kelembaban, debu, APD serta jarak Industri dengan Lingkungan pemukiman penduduk, sehingga diketahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap syndrome ISPA dengan menggunakan regresi logistik.
BAB 4
HASIL PENELITIAN