• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit kelapa sawit DxP varietas Langkat (LT-C) sebagai objek pengamatan, pupuk majemuk NPKMg (15:15:6:4) sebagai perlakuan, tanah top soil ultisol sebagai media tanam, kompos TKKS sebagai campuran media tanam. Decis 25 EC dengan konsentrasi 1-2 ml/liter air dan sevin 85 S untuk melindungi tanaman dari serangan hama serta Dithane M-45 80 WP untuk melindungi tanaman dari serangan penyakit.

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan analitik untuk menimbang pupuk majemuk NPKMg (15:15:6:4) serta menimbang bobot basah dan kering bibit. Polibag ukuran 40x45 cm sebagai tempat media tanam, cangkul, gembor, meteran, jangka sorong, handsprayer, kalkulator, knapsack, pacak sampel dan ayakan pasir.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :

M1 : 0% Kompos TKKS (0 kg) + 100% top soil Ultisol (22 kg) M2 : 25% Kompos TKKS (5,5 kg) + 75% top soil Ultisol (16,5 kg) M3 : 50% Kompos TKKS (11 kg) + 50% top soil Ultisol (11 kg) M4 : 75% Kompos TKKS (16,5 kg) + 25% top soil Ultisol (5,5 kg) Faktor II : Pupuk Majemuk NPKMg (P) dengan 4 taraf :

P0 : 0 g (kontrol) P1 : 28,5 g P2 : 57 g P3 : 85,5 g

Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan, yaitu : M1P0 M2P0 M3P0 M4P0 M1P1 M2P1 M3P1 M4P1 M1P2 M2P2 M3P2 M4P2

M1P3 M2P3 M3P3 M4P3 Jumlah blok (ulangan) = 3 blok (ulangan)

Jumlah plot = 48 plot Jumlah tanaman / plot = 4 tanaman Jumlah tanaman sampel / plot = 4 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya = 192 tanaman Jumlah tanaman sampel seluruhnya = 192 tanaman Jarak antar bibit = 90 cm

Ukuran petak = 180 x 156 cm Jarak tanam bibit = 90 x 90 x 90 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut:

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ) jk +∑ijk dimana :

Yijk : Hasil pengamatan dari blok ke-i dengan perlakuan media tanam ke-j dan perlakuan pupuk majemuk NPKMg taraf ke-k

µ : Nilai tengah sebenarnya. ρi : Efek blok ke-i.

αj : Efek perlakuan media tanam taraf ke-j.

βk : Efek perlakuan pupuk majemuk NPKMg taraf ke-k.

(αβ) jk : Efek interaksi perlakuan media tanam taraf ke-j dan perlakuan pupuk

majemuk NPKMg taraf ke-k

∑ijk : Efek galat yang mendapat perlakuan media tanam taraf ke-i dan perlakuan pupuk majemuk NPKMg taraf ke-j dan interaksi perlakuan media tanam dan pupuk majemuk NPKMg taraf ke-k

Jika hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf F tabel 5 %. Parameter yang Diukur

Tinggi Bibit (cm)

Pengukuran tinggi bibit dilakukan dari pangkal batang diatas permukaan tanah sampai ujung daun. Daun tersebut ditegakkan lalu diukur dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan setelah tanaman berumur 2 MSPT di pembibitan utama dengan interval 4 minggu.

Diameter Batang (mm)

Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan sclipper. Pengukuran dilakukan pada dua sisi yang berbeda kemudian dirata-ratakan. Pengukuran diameter batang dilakukan 5 cm diatas permukaan tanah. Pengukuran dilakukan setelah tanaman berumur 2 MSPT di pembibitan utama dengan interval 4 minggu.

Jumlah Daun (helai)

Perhitungan dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang telah membuka sempurna. Perhitungan jumlah daun dilakukan setelah tanaman berumur 2 MSPT di pembibitan utama dengan interval 4 minggu.

Luas Daun (cm2)

Pengukuran luas daun dilakukan pada saat pengamatan pertama dan terakhir dengan mengukur panjang dan lebar daun kemudian dikalikan dengan konstanta. Luas daun dihitung dengan menggunakan rumus :

Luas = p x l x k p = panjang daun (cm)

l = lebar daun (cm)

k = konstanta (0,57 untuk daun lanset dan 0,51 untuk daun bifurcate) Daun Lanset = Daun yang belum membuka sempurna

Bobot Basah Bibit (g)

Pengukuran bobot basah bibit dilakukan pada saat pengamatan pertama dan terakhir. Perhitungan dilakukan dengan cara membersihkan seluruh bibit dari tanah atau kotoran dengan air, kemudian dikering anginkan dan ditimbang dengan timbangan analitik. Pengukuran dilakukan pada sampel destruktif.

Bobot Kering Bibit (g)

Perhitungan bobot kering bibit dilakukan dengan cara mengeringovenkan seluruh bibit yang telah diukur bobot basahnya pada suhu 105oC selama 72 jam atau sampai beratnya konstan, kemudian ditimbang dengan timbangan analitik. Pengukuran dilakukan pada sampel destruktif.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Areal Pembibitan

Persiapan areal pembibitan meliputi pembersihan lahan dari gulma dengan menggunakan cangkul kemudian disemprotkan dengan Roundup Biosorb 486 SL, lalu dibuat parit yang berguna untuk menjaga kondisi areal pembibitan dari genangan air akibat hujan deras. Setelah itu permukaan tanah diratakan sehingga polibag dapat disusun rapi dan tidak miring.

Persiapan Media Tanam

Komposisi media tanam yang digunakan adalah top soil ultisol yang telah dikeringanginkan dan diayak serta kompos TKKS yang sesuai dengan taraf perlakuan yang telah ditetapkan. Semua media tanam diaduk merata antara top soil ultisol dengan kompos TKKS sebelum dimasukkan ke dalam polibag.

Penyediaan Bahan Tanaman (Bibit)

Bahan tanaman (bibit) yang digunakan berasal dari pre nursery hasil persilangan DxP varietas Langkat (LT-C) yang telah berumur 3 bulan atau berdaun 3-4 helai.

Penanaman Bibit Kelapa Sawit

Pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery dapat dilakukan pada saat bibit berumur 3 bulan. Sebelum penanaman dilakukan, tanah dalam polibag besar disiram sampai kapasitas lapang, kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran sama seperti ukuran polibag kecil. Cetakan lubang tanam dapat dibuat dari pipa PVC. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam setelah kantong polibag kecil dibuang. Tanah disekeliling bibit ditekan padat merata, selanjutnya dilakukan penambahan tanah hingga sebatas leher akar.

Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

Pemberian kompos TKKS dilakukan bersamaan dengan pengisian media tanam sesuai dengan taraf setiap perlakuan. Aplikasi kompos TKKS dilakukan dengan mencampur dan meratakan dengan media tanam top soil ultisol.

Pemberian Pupuk Majemuk NPKMg

Pemupukan dilakukan sesuai dengan taraf perlakuan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk majemuk NPKMg (15:15:6:4). Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2 MSPT di pembibitan utama dengan interval 2 minggu dengan cara dibenamkan dalam media tanam dengan jarak 5 cm dari bonggol bibit. Pemberian pupuk perlakuan NPKMg (15:15:6:4) dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Pemberian Pupuk Perlakuan NPKMg (15:15:6:4) Umur (MSPT) Taraf Perlakuan P0 P1 P2 P3 2 0 g 3,56 g 7,12 g 10,68 g 4 0 g 3,56 g 7,12 g 10,68 g 6 0 g 3,56 g 7,12 g 10,68 g 8 0 g 3,56 g 7,12 g 10,68 g 10 0 g 3,56 g 7,12 g 10,68 g 12 0 g 3,56 g 7,12 g 10,68 g 14 0 g 3,56 g 7,12 g 10,68 g 16 0 g 3,56 g 7,12 g 10,68 g Total 0 g 28,5 g 57 g 85,5 g Pemeliharaan Bibit 1. Penyiraman

Penyiraman yang cukup dan efisien sangat penting untuk mendapatkan bibit yang jagur, sehat dan homogen. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, dan penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca.

2. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma pada pembibitan utama terdiri atas dua kegiatan, yaitu membuang gulma dalam polibag serta di areal pembibitan. Pengendalian didalam polibag dilakukan dengan cara mencabut secara manual, sedangkan di areal pembibitan dilakukan dengan cara mencangkul.

3. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan pemberian Decis 25 EC dengan konsentrasi 1-2 ml/liter air dan sevin 85 S untuk melindungi tanaman dari serangan hama serta Dithane M-45 80 WP untuk melindungi tanaman dari serangan penyakit. Penyemprotan disesuaikan dengan kondisi bibit dilapangan.

Dokumen terkait