• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat dan Waktu

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah experimental clinical trial. Penelitian ini telah mendapatkanethical clearance dari Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan No: LB.03.04/KS/2749/2007 (Lampiran 1). Populasi penelitian adalah orang-orang yang kegemukan dan mengalami prahipertensi. Kriteria inklusi subjek adalah 1) pada saat penelitian berusia 30-55 tahun, 2) pegawai golongan II keatas, 3) IMT > 25 m/kg2, 4) tekanan darah >120 - ≤ 140 mmHg untuk sistolik dan >80 - ≤ 90 mmHg untuk diastolik, 5) tidak menderita penyakit kronis antara lain diabetes, jantung, atau ginjal, 6) tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan, termasuk obat hipertensi selama 3 bulan terakhir, dan 7) bersedia ikut dalam penelitian sampai selesai. Kriteria eksklusi subjek adalah 1) pada saat penelitian ada rencana untuk pergi keluar kota lebih dari 1 minggu, 2) sedang hamil/meneteki, dan 3) tidak kooperatif.

Penelitian ini terdiri dari empat kelompok perlakuan. Randomisasi untuk mengelompokkan subjek kedalam salah satu kelompok perlakuan dilakukan pada tingkat instansi atau kantor. Kelompok perlakuan terdiri dari 1) konseling (K), 2) multi gizi mikro (MGM), 3) diet DASHI (D), dan 4) diet DASHI dan konseling (DK). Sebagai kelompok kontrol adalah subjek yang mendapatkan konseling karena secara etika tidak dibenarkan tidak memberikan suatu perlakuan pada orang yang diketahui telah mempunyai penyakit.

Penelitian dilaksanakan di Kota Pekanbaru dengan alasan 1) prevalensi hipertensi yang cukup tinggi di propinsi Riau, 2) pola makan penduduk yang kurang sayur dan buah, dan 3) penduduk tidak terlalu mobile, sehingga akan memudahkan dalam distribusi diet dan pelaksanaan penelitian. Penelitian dilakukan pada April 2007 sampai dengan Januari 2008, yang meliputi beberapa tahapan yaitu perizinan, pengurusan ethical cleareance, pelatihan tenaga lapang, screening, pengumpulan data, pelaksanaan intervensi, dan analisis data.

Cara Penentuan Subjek

Jumlah minimal subjek yang ditetapkan untuk penelitian ini menggunakan asumsi α=5% (Z=1,96),power of test=80% (Z=0,84), dan Sd=9 mmHg (Appel et al. 1997), dihitung dengan rumus sebagai berikut:

n  ( 2 x s2 x (Z + Z)2/d2

sehingga diperoleh jumlah subjek minimum sebanyak 16 orang per perlakuan. Dengan asumsi pesertadrop out dari penelitian sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal adalah 18 orang.

Subjek adalah pegawai negeri sipil dari 9 instansi pemerintah yang terdiri dari tujuh dinas tingkat I dan dua dinas tingkat II. Dinas tingkat I terdiri dari Dinas Kehutanan, Dinas Pendidikan, Departemen Agama, Dinas Sosial, Kantor Pelayanan Pajak, Dinas Perikanan dan Kelautan dan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Propinsi Riau. Dinas tingkat II terdiri dari Kantor Sekretariat Walikota dan Bappeda Kota Pekan Baru.

Screeningsubjek dilakukan berdasarkan daftar nama pegawai sesuai dengan kriteria inklusi yang diinginkan yaitu usia 30– 55 tahun dan pegawai golongan II keatas. Pada saat screening dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Hasil screening diperoleh calon subjek yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 1) mempunyai IMT > 25 m/Kg2, 2) tekanan darah >120 - ≤ 140 mmHg untuk sistolik dan >80 - ≤ 90 mmHg untuk diastolik, 3) tidak menderita penyakit kronis (TBC, diabetes atau jantung), dan 4) tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan, termasuk obat hipertensi selama 3 bulan terakhir.

Jumlah subjek yang mengikuti sampai akhir penelitian untuk masing- masing kelompok terdiri dari 20 orang pada kelompok K, 19 orang pada kelompok MGM, 19 orang pada kelompok D, dan 20 orang pada kelompok DK. Terdapat 10 orang subjek yang tidak dapat melanjutkan penelitian dari semua kelompok. Alasan tidak melanjutkan penelitian adalah tidak dapat patuh untuk mengkonsumsi makanan yang diberikan pada kelompok DK dan D, merasa tidak nyaman dengan penelitian, dan merasa tidak ada hasil dari perlakuan pada kelompok K dan MGM.

Bahan Intervensi

Perumusan formulasi diet

Bahan diet dan konseling DASHI dibuat berdasarkan diet DASH yang telah diteliti di Amerika, namun dilakukan modifikasi sesuai dengan pola makan masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat di Riau khususnya. Dalam perumusan diet ini, peneliti bekerjasama dengan ahli dietetik atau ahli gizi dari Puslitbang Gizi dan Makanan, dan Fakultas Ekologi Manusia IPB. Pada Tabel 6 disajikan rincian DASHI dan DASH.

Tabel 6 Diet DASHI dan DASH

Makanan DASHI DASH

Sumber karbohidrat 2– 8 porsi/hari 7– 8 porsi/hari

Sayur 3– 4 porsi/hari 4– 5 porsi/hari

Buah 5– 6 porsi/hari 4– 5 porsihari

Lauk 2– 3 porsi/hari 2 porsi/hari

Berminyak 2– 3 porsi/hari 2– 3 porsi/hari

Kacang-kacangan 4– 5 porsi/minggu 4– 5 porsi /minggu

susu rendah lemak 1 porsi 2 -3 porsi/hari

Makanan yang manis 5 porsi/minggu

Konsumsi garam 3,5 gram per hari 5 gram per hari

Menu dengan siklus lima hari, selanjutnya diuji coba dengan menggunakan bumbu yang sesuai. Semua bahan yang digunakan ditimbang. Jumlah garam yang diberikan untuk sayur atau lauk adalah 0,5 gram (218 mg natrium/porsi/orang). Hasil dari uji coba menu didapatkan menu standar untuk digunakan dalam penelitian ini. Makanan untuk kelompok DK dan D yang disediakan dalam penelitian ini adalah makan siang, selingan sore dan makan malam. Makan pagi disediakan sendiri oleh subjek. Konselor memberikan saran pada subjek tentang jumlah dan jenis makan pagi, selingan pagi atau selingan malam pada kelompok DK.

Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah subjek yang kegemukan dengan IMT > 25,0 kg/m2 sehingga diperlukan penurunan berat badan melalui penurunan jumlah konsumsi energi. Jumlah energi yang dikonsumsi dikurangi secara bertahap yaitu 500 kalori per hari dalam dua minggu pertama, dan selanjutnya dikurangi 800 kalori per hari, dengan kalori terendah adalah 1100 kalori per hari. Penurunan jumlah energi dilakukan sesuai dengan angka

kecukupan gizi, sehingga ada subjek yang mendapat energi per hari 1100, 1300, 1500, 1700 atau 1900 kalori. Perbedaan jumlah energi terdapat pada perbedaan jumlah porsi karbohidrat yang dimakan (Tabel 7). Penurunan jumlah energi 500 kalori per hari akan menurunkan berat badan sekitar 0.5 kg per minggu, sehingga diperkirakan penurunan berat badan dalam 1 bulan pertama adalah sekitar 2 kg, dan penurunan berat badan pada bulan selanjutnya adalah 3.2 kg.

Diet mulai diberikan satu sampai dua hari setelah pengumpulan data dasar. Untuk kelompok D dan DK makanan diantar dua kali ke kantor subjek yaitu sekitar jam 11.00 untuk makan siang dan sekitar jam 15.00 untuk selingan sore dan makan malam. Selingan sore yang berupa jus atau buah diminta untuk dikonsumsi sebelum pulang ke rumah, sedangkan untuk makan malam dibawa pulang ke rumah. Pemberian diet dilakukan 5 hari dalam seminggu selama 8 minggu.

Tabel 7 Jumlah porsi makanan menurut jumlah energi

Porsi makanan Energi (kkal)

1100 1300 1500 1700 1900 Nasi 2,0 3,0 3,5 4,5 5,5 Lauk 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 Sayur 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Buah/Jus 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 Minyak 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Konseling

Kelompok K dan DK mendapatkan konseling tentang diet DASHI, hipertensi, kegemukan, kolesterol, aktivitas fisik dan gaya hidup. Leaflet DASHI, kegemukan, dan kolesterol dirancang oleh peneliti, sedangkan leaflet hipertensi, dan gaya hidup sehat dikeluarkan Pusat Promosi Kesehatan Depkes serta leaflet ukuran rumah tangga dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Depkes (Lampiran 4). Konseling diberikan setiap minggu, dengan jumlah pertemuan sebanyak 7 kali. Jadwal dan materi konseling konseling disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Jadwal dan materi konseling

Ke Jadwal Materi

1 1 hari setelah pengumpulan data dasar

Diet, hipertensi, kegemukan, aktivitas fisik

2 1 minggu setelah konseling 1 Evaluasi diet, hipertensi

3 2 minggu setelah konseling 1 Evaluasi diet, berat badan, kegemukan

4 3 minggu setelah konseling 1 Evaluasi diet, kolesterol

5 4 minggu setelah konseling 1 Evaluasi diet, aktivitas fisik

6 5 minggu setelah konseling 1 Evaluasi diet, gaya hidup

7 6 minggu setelah konseling 1 Perencanaan diet selanjutnya

Multi Gizi Mikro (MGM)

Kandungan vitamin dan mineral disajikan pada Tabel 9. MGM yang diberikan adalah vitamin A, vitamin C, vitamin E, selenium dan zinc. MGM yang diberikan adalah suatu suplemen multi vitamin dan mineral yang sudah beredar di pasaran. MGM dibuka bungkusnya dan dimasukkan ke dalam botol tanpa label perusahaan.

Tabel 9 Kandungan zat gizi kapsul MGM,

Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia dan AKG USA

Zat Gizi

Satuan Kandungan

kapsul MGM

AKG Indonesia AKG USA

Vitamin A IU 1389 2000 900/7001)

Vitamin C mg 150 75 90/751)

Vitamin E mg 13.4 15 15

Selenium mcg 50 30 55

Zinc mg 15 13.4/9.8 11/81)

1) Laki-laki dan perempuan

Cara Kerja

Screening subjek dilakukan di setiap intansi yang terpilih, bertempat di aula/ruang pertemuan atau enumerator berkeliling dari satu ruang ke ruangan yang ada di kantor. Pegawai-pegawai yang ada dikantor diminta mengisi kuesioner riwayat kesehatan, kemudian diukur BB, TB dan tekanan darah. Pengukuran tekanan darah diulang 3 kali dengan selang waktu 5 menit. Pegawai yang mempunyai IMT > 25 Kg/m2, tidak sedang minum obat hipertensi, tidak menderita penyakit diabetes/ ginjal/jantung dan tekanan darah sistolik/diastolik >

120/80 - ≤ 140/90mmHg dimintakan persetujuannya untuk ikut dalam penelitian (informed concent).

Pegawai yang bersedia menjadi subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner sosial ekonomi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, dan kebiasaan serta dilakukan wawancara untuk mengetahui konsumsi makanan. Setelah data dasar selesai dikumpulkan, enumerator meminta subjek untuk melakukan puasa pada malam sebelum dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan darah dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Propinsi Riau. Selain pemeriksaan darah, pada subjek juga dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter yang bertugas di Labkesda. Subjek diminta untuk datang sendiri ke Labkesda dengan dibekali kartu tanda pemeriksaan yang diberikan oleh enumerator. Hasil pemeriksaan darah diperoleh pada hari yang sama.

Subjek yang termasuk dalam kelompok D dan DK mulai diberikan makanan setelah hasil pemeriksaan darah diperoleh yang berkisar antara satu sampai dua hari setelah pengumpulan data dasar. Makanan diantar dua kali ke kantor subjek yaitu sekitar jam 11.00 untuk makan siang dan sekitar jam 15.00 untuk selingan sore dan makan malam. Pada saat mengantarkan makan malam, tempat makanan makan siang diambil, dan pada saat mengantarkan makan siang pada keesokan harinya, tempat makan makan malam diminta kembali. Kuesioner konsumsi makanan (Lampiran 5) diberikan setiap hari pada saat mengantarkan makan siang, subjek diminta untuk mengisi kuesioner tersebut jika subjek mengkonsumsi makanan diluar makanan yang diberikan oleh peneliti. Subjek diberikan daftar ukuran rumah tangga atau contoh sendok untuk memperkirakan berat makanan yang dimakan subjek.

Subjek yang termasuk dalam kelompok DK mendapatkan konseling yang pertama pada hari ketika diet diberikan pertama sekali, sedangkan untuk kelompok K sehari setelah pemeriksaan darah diperoleh. Konseling diberikan di ruangan tempat subjek bekerja, selama 15 – 30 menit. Subjek yang termasuk dalam kelompok MGM mendapatkan MGM sehari setelah pemeriksaan darah dilakukan. MGM diberikan 5 hari dalam seminggu, selama 8 minggu. Subjek diminta untuk meminum MGM di kantor. Formulir kepatuhan untuk mencatat

jumlah tablet yang diminum diberikan kepada subjek setiap 2 minggu sekali bersamaan dengan pemberian MGM.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Peubah yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian meliputi riwayat kesehatan, berat badan, tinggi badan, tekanan darah, lemak darah, elektrolit darah, pemeriksaan kesehatan, karakteristik sosial ekonomi, konsumsi makanan, pengetahuan gizi, kebiasaan, dan aktivitas fisik. Pada Tabel 10 disajikan jenis, jadwal, dan cara pengumpulan data dari masing-masing peubah yang diinginkan.

Tabel 10 Frekuensi, waktu dan cara pengumpulan data dari peubah

No Jenis Data Frekuensi Waktu Cara

1 Riwayat kesehatan 1 kali Screening Wawancara

2 Tinggi badan 1 kali Screening Pengukuran tinggi badan 3 Berat badan 3 kali Setiap bulan Penimbangan berat badan 4 Tekanan darah 5 kali Setiap 2 minggu Pengukuran tekanan darah 5 Pemeriksaan kesehatan 1 kali Screening Pemeriksaan dan wawancara 6 Sosial ekonomi 1 kali Awal Wawancara dan observasi 7 Gula darah 1 kali Screening Analisis laboratorium 8 Lemak darah

(Kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserid)

2 kali Awal-akhir Analisis laboratorium 9 Konsumsi makanan 5 kali Setiap 2 minggu Wawancara

10 Aktivitas fisik 2 kali Awal-akhir Wawancara 11 Pengetahuan gizi 2 kali Awal-akhir Pengisian kuesioner 12 Kebiasaan 2 kali Awal-akhir Pengisian kuesioner

Peubah tersebut dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, wawancara, pengukuran langsung, dan analisis laboratorium. Sosial ekonomi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan kesehatan, dan kebiasaan dikumpulkan dengan kuesioner terstruktur (Lampiran 5). Subjek selalu diberi penjelasan tentang cara pengisian sebelum mengisi kuesioner. Kuesioner yang telah diisi oleh subjek kemudian diverifikasi pada waktu dikumpulkan.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum pemeriksaan darah oleh seorang dokter yang bertugas di Labkesda yang meliputi pemeriksaan fisik, anamnese keluhan dan riwayat penyakit. Hasil analisis laboratorium juga digunakan sebagai pertimbangan apakah subjek akan diikutkan dalam penelitian, jika gula darah puasa subjek tinggi, maka subjek tidak jadi dilibatkan dalam penelitian ini.

Data berat dan tinggi badan dikumpulkan dengan cara standar. Data BB dikumpulkan menggunakan timbangan SECA dengan ketelitian 0,1 kg, tinggi badan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Data tekanan darah dikumpulkan dengan sphygmamometer. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 5 menit, kemudian dihitung rata-rata dari ketiga pengukuran. Sebelum dilakukan pengukuran, subjek diistirahatkan sekitar 30 menit. Selama masa istirahat subjek diminta untuk tidak merokok, makan, dan beraktifitas fisik yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah.

Data konsumsi dikumpulkan dengan cara kombinasi antara pencatatan makanan dan penimbangan. Sebelum makanan diberikan dilakukan penimbangan makanan, jika ada makanan sisa ditimbang kembali dengan cara meminta subjek untuk meletakkan makanan sisa pada tempat makanan yang disediakan. Pada saat enumerator mengantar makanan selanjutnya, makanan sisa beserta tempatnya dibawa pulang dan ditimbang. Subjek diminta untuk mencatat makanan yang dikonsumsi di rumah.

Aktivitas fisik diukur dengan kuesioner terstruktur kepada responden tentang kegiatan olahraga, aktivitas waktu bekerja dan aktivitas waktu luang yang biasa dilakukan responden. Aktivitas fisik terdiri dari indeks waktu bekerja, indeks waktu olahraga dan indeks aktivitas waktu luang (Baecke JAHet.al. 1982).

Pengendalian Mutu Data

Enumerator terdiri dari empat orang dengan latar belakang pendidikan S1 Gizi Masyarakat IPB, FKM UI dan Poltekkes Jurusan Gizi. Dilakukan pelatihan sebelum pengumpulan data pada enumerator, diharapkan dengan pelatihan enumerator dapat memahami uraian tugas, dan mampu melakukan pengumpulan data. Pelatihan meliputi teknik pengukuran, teknik konseling, dan teknik wawancara.

Teknik pengukuran TB, BB dan tekanan darah

Timbangan SECA dikalibrasi dengan batu timbangan 0,5 dan 1 kg. Pengukur TB dikalibrasi dengan menggunakan penggaris. Pelatih untuk pengukuran TB dan BB adalah pegawai Puslitbang Gizi dan Makanan yang telah

terlatih, sedangkan pelatih untuk pengukuran tekanan darah adalah tenaga perawat yang bekerja di Puslitbang Gizi dan Makanan. Pelatihan tentang cara pengukuran TB, BB dan tekanan darah diberikan kepada enumerator dan dilihat presisi dan akurasinya dibandingkan dengan pelatih.

Untuk menentukan presisi dan akurasi, pelatih dan enumerator melakukan pengukuran kepada minimal 10 orang subjek. Pada setiap subjek pelatih dan enumerator melakukan pengukuran dua kali. Hasil yang diperoleh oleh enumerator dibandingkan dengan pelatih. Jika hasil presisi dan akurasi belum sesuai, maka dilakukan pelatihan ulang sampai didapat hasil yang diinginkan. Diperlukan pengukuran pada 4 x 10 orang subjek sehingga diperoleh nilai presisi dan akurasi yang diinginkan dari enumerator.

Teknik konseling

Enumerator dilatih tentang teknik dan materi konseling yang diberikan setiap minggu. Setelah diberi pelatihan, masing-masing enumerator melakukan uji coba konseling kepada sekitar 5 orang subjek. Pada saat pelatihan, pelatih mengamati cara enumerator memberikan konseling. Setelah selesai konseling, enumerator dan pelatih membahas tentang teknik konseling, kelebihan dan kekurangan, serta cara meningkatkan mutu konseling. Enumerator dibekali dengan Daftar tilik konseling per minggu ketika memberikan konseling (Lampiran 6).

Teknik wawancara

Pelatihan tentang teknik wawancara ditekankan pada wawancara dari kuesioner yang digunakan, sehingga tercapai persepsi dan interpretasi yang sama terhadap setiap pertanyaan dalam kuesioner sehingga data dapat diukur dengan benar. Selama penelitian berlangsung dilakukan supervisi oleh peneliti untuk memantau agar pengukuran dilakukan secara benar dan untuk mengatasi jika ditemukan masalah di lapangan.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan diolah dan dianalisis menggunakan software Microsoft Excell 2003 dan SPSS versi 16. Sebelum dilakukan uji statistik lanjut, seluruh peubah disajikan dalam bentuk statistik elementer (rataan, standar deviasi, rentang, dan frekuensi).

Data konsumsi makanan pada awal penelitian diperoleh dari recall konsumsi 2 x 24 jam, sedangkan pada bulan pertama dan kedua diperoleh dari penimbangan dan atau pencatatan makanan selama 5 hari untuk setiap bulannya. Data konsumsi makanan dikonversi kedalam zat gizi yang meliputi energi, protein, lemak, kolesterol, serat, vitamin A, E, C, kalium, natrium, dan zinc. Untuk konversi ke dalam zat gizi menggunakan software Nutrisoft. Angka kecukupan energi dihitung dengan cara 1) BB ideal (BBI) adalah 0,9 (TB– 100), perempuan dengan TB < 150 cm atau laki-laki dengan TB < 160 cm, BBI adalah TB – 100, 2) energi basal untuk laki-laki adalah BBI x 30 Kkal, dan perempuan adalah BBI x 25 Kkal, 3) dilakukan koreksi jika umur > 40 tahun dikurangi 5% dari energi basal, aktivitas ringan ditambah 20% energi basal, aktivitas sedang ditambah 30% energi basal, dan aktivitas berat ditambah 40% energi basal, BB gemuk dikurangi 20% dari energi basal, dan BB lebih dikurangi 10% dari energi basal. Tingkat konsumsi protein, vitamin A, E, C, kalium, natrium, zinc dan serat dihitung dengan membandingkan konsumsi dengan angka kecukupan gizi Indonesia (WNPG, 2004), sedangkan kolesterol berasal dari Amerika (Tabel 11).

Tabel 11 Angka kecukupan gizi untuk laki-laki dan perempuan usia 30– 64 tahun (WNPG, 2004)

Zat gizi Laki-laki Perempuan

Protein (mg) 60 55 Vitamin A (IU) 600 500 Vitamin E (mg) 15 15 Vitamin C (mg) 90 75 Kalium (mg) 4700 4700 Natrium (mg) 1500 1500 Zinc (mg) 0,1441 0,1191 Kolesterol (mg) 300 300 Serat (mg) 252 252 1 per kg BB 2

Pengetahuan gizi terdiri dari 20 pertanyaan. Setiap jawaban yang benar dari pengetahuan gizi diberi skor 5, dan jawaban yang salah diberi skor 0. Total jawaban yang benar adalah nilai dari pengetahuan gizi yang berkisar antara 0 sampai 100. Pengetahuan gizi dikategorikan menjadi 1) rendah yaitu skor < 60, dan 2) sedang/baik yaitu skor≥ 60.

Aktivitas fisik dihitung dengan rumus = indeks waktu bekerja + indeks waktu olahraga + indeks waktu luang, kemudian aktivitas fisik diketegorikan atas 1) aktivitas fisik tidak berat ≤ 7,5 dan 2) aktivitas fisik berat > 7,5. Aktivitas waktu bekerja terdiri dari pertanyaan I.1 – I.8. Jawaban no I.1 dikategorikan menjadi 3, yaitu pekerjaan tingkat ringan, sedang dan berat. Pekerjaan ringan misalnya pengelola toko, guru, dan pekerjaan rumah tangga. Subjek penelitian ini adalah PNS, maka pekerjaan subjek dikategorikan dalam pekerjaan tingkat ringan. Untuk pertanyaan nomor I.2 – I.8 jawaban pertanyaan diberi nilai sesuai dengan skor yang tertera (1-5), kemudian ditambahkan dan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : [I.1 + (6– I.2) + I.3 + I.4 + I.5 + I.6 + I.7 + I.8]/8.

Aktivitas olahraga terdiri dari pertanyaan no I.9 – I.12. Jawaban pertanyaan I.9 untuk skor olahraga dihitung berdasarkan 1) intensitas, 2) waktu dan 3) proporsi. Intensitas olahraga untuk jenis olahraga dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu 1) olahraga tingkat ringan seperti biliar, berlayar, bowling, dan golf diberi nilai 0,76, 2) olahraga tingkat sedang seperti bulutangkis, berenang, tenis, dan sepeda diberi nilai 1,26, dan 3) olahraga tingkat berat seperti tinju, basket, dan bola diberi nilai 1,76. Waktu dikategorikan menjadi 5 bagian yaitu 1) < 1 jam/minggu dengan nilai 0,5; 2) 1-2 jam/minggu dengan nilai 1,5; 3) 2-3 jam/minggu 2,5; 4) 3-4 jam/minggu 3,5; dan 5) > 4 jam/minggu dengan nilai 4,5. Proporsi berdasarkan berapa bulan dalam 1 tahun yang digunakan untuk berolahraga yang dikategorikan 1) < 1 bulan/tahun dengan nilai 0,04; 2) 1-2 bulan/tahun dengan nilai 0,17; 3) 2-3 bulan/tahun dengan nilai 0,42; 4) 3-4 bulan/tahun dengan nilai 0,67; dan 5) > 4 bulan/tahun dengan nilai 0,92. Skor olah raga dihitung dengan rumus: I.9 : ∑ [ intensitas x waktu x proporsi ], untuk yang tidak berolahraga diberi nilai 0. Jawaban pertanyaan no I.10 – I.12 dikategorikan menjadi 5, semua jawaban pertanyaan diberi nilai sesuai skor yang

tertera (1-5). Indeks waktu olah raga dihitung dengan rumus : [I.9 + I.10 + I.11 + I.12]/4.

Aktivitas pada waktu luang dikategorikan menjadi 5 dengan skor 1-5, terdiri dari pertanyaan nomor I.13-I.16. Pertanyaan nomor I.13-I.15 semua jawaban pertanyaan diberi nilai sesuai dengan skor yang tertera, sedangkan untuk pertanyaan nomor I.16 jawaban pertanyaan diberi skor berdasarkan 1) < 5 menit dengan nilai 1; 2) 5-15 menit dengan nilai 2; 3) >15– 30 menit dengan nilai 3; 4) >30 – 45 menit dengan nilai 4; dan 5) >45 menit dengan nilai 5. Kemudian dijumlahkan dan dihitung berdasarkan rumus: Indeks waktu luang = [96-I.13 + I.14 + I.15 + I.16]/4 (Baecke JAHet al. 1982)

Uji statistik untuk mengetahui keragaman data sosial ekonomi dan baseline antar kelompok perlakuan digunakan uji Chi-square dan uji t. Uji Chi- square digunakan untuk menguji kesamaan distribusi peubah non-parametrik (jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, dan kategori pengetahuan gizi) sedangkan uji t digunakan untuk membandingkan perbedaan peubah parametrik (umur, jumlah anak, jumlah anggota keluarga, kepatuhan, tingkat konsumsi energi dan zat gizi, BB, IMT, tekanan darah, lemak darah, elektrolit darah, dan rata-rata pengetahuan gizi) antar kelompok perlakuan.

Uji statistik untuk mengetahui pengaruh perlakuan digunakan uji paired t- test, dan ANOVA. Uji paired t-test digunakan untuk membandingkan antara bulan pertama dengan awal penelitian, dan bulan kedua dengan awal penelitian untuk peubah tingkat konsumsi energi dan zat gizi, BB, IMT, tekanan darah, lemak darah, elektrolit darah, dan pengetahuan gizi pada setiap kelompok perlakuan. ANOVA digunakan untuk menilai pengaruh perlakuan antar kelompok perlakuan untuk peubah tingkat konsumsi energi dan zat gizi, BB, IMT, tekanan darah, lemak darah, elektrolit darah, dan pengetahuan gizi pada bulan pertama, bulan kedua (akhir penelitian), selisih bulan pertama, dan selisih bulan kedua. Sebelum dilakukan uji paired t-test dan ANOVA dilakukan terlebih dahulu uji normalitas terhadap semua peubah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD, jika ditemukan perbedaan yang bermakna pada α <0.05 antar kelompok perlakuan. Uji regresi

linier digunakan untuk mengetahui hubungan antara peubah BB dengan tingkat konsumsi energi, dan peubah tekanan darah dengan BB. Uji logistic digunakan untuk mengetahui besarnya risiko perlakuan terhadap peubah BB, tekanan darah,

Dokumen terkait